Tak akan menyangka kalo mobil yang ia harapkan adalah mobil pribadi tapi ternyata malah mobil sayur
Naura memilih motor saja ketimbang mobil . Memang nya ia mau pindahan harus memakai mobil seperti itu
" Neng Naura bisa bawa motor ? " Tanya Bi Wati
Naura dengan yakin bisa membawanya. Naik sepeda aja dia bisa. Di hadapan langsung oleh Bi Wati , Akang dan juga Vadel, Naura menaiki motor dan sangat yakin ia memegang stir motor
Begitu ia coba gas . Motor itu segera turun dan semakin ia turun langsung terkejut malah tambah kencang
Sementara Bi wati dan Vadel langsung gerak cepat berlari menolong anak dari majikan nya itu
Hancur sudah tanaman milik bunda nya dengan naura . Wanita cantik yang sudah rapi siap untuk pergi . Malah jatuh dan kecampur tanah
Vadel bingung sendiri . Dirinya bagaimana bisa membantu Naura ? Bahkan untuk bersentuhan rasanya tidak boleh ia lakukan
Kemudian naura menarik pergelangan Vadel tiba tiba . Wanita itu bangun sendiri . Kaki nya pun sakit karena ketiban motor
" Kamu gak bisa bawa motor ? " Perkataan itu keluar dari mulut Vadel
Apakah sehabis ini ia langsung di pecat karena berani bicara seperti itu kepada majikan nya ?
" Ya . Aku gak bisa bawa motor . Ayah melarang membawa kendaraan kecuali sepedah " ucap nya jujur
Memang kenyataan nya seperti itu . Simple saja . Walaupun dirinya bar bar . Tapi ayah nya tidak mau kedua anak kembar nya itu mengendarai kendaraan sendiri
Ia takut anaknya kenapa kenapa dan lebih aman kalo memang di antar
" Ganti baju dulu Neng . Ada yang sakit kah ? "
Naura menggeleng kepalanya sakit nya tidak sebanding dengan rasa malu nya yang di lihat oleh ketiga orang di depan nya
" siapa yang mau antar aku ? Vadel . Kamu antar aku ya "
" sa.. saya ! " Tanya nya
Naura menganggukan kepalanya. Kemudian di belakang itu Bi Wati juga menganggukan kepalanya. Kan memang tugas Vadel menjaga Neng Naura
" baik ... saya antar " ucap nya
Naura masuk kedalam rumah ia menganti pakaian baru . Setelah pakaian rapi dan bersih . Ia di berikan helm . Jantung Vadel dag dig dug ketik Naura menarik pinggang nya lalu di peluk perut
" Ayo jalan " ajak nya
Vadel masih diam ia melihat perut nya sedang di peluk oleh seorang wanita
" Neng .. eh mbak naura ... jangan seperti ini . Pegang pundak ku saja " ucap nya
Naura memegang pundak Vadel . Kemudian motor itu mulai berjalan pelan pelan keluar dari area vila
Jalanan juga tidak terlalu bagus . Banyak batu krikil yang membuat Vadel harus hati hati
" Kamu tahu jalan sini ? " Tanya Naura
Vadel menggeleng kepalanya . Tapi ia akan ikuti mobil depan yang plat nomor nya B . Sudah pasti mobil itu mau ke jakarta
Naura buru buru mengambil ponselnya dia melihat alamat sekolah paket yang akan ia daftarkan
" Vadel ... ini pegang hp ku . Kamu bisa baca maps kan ? "
" Bisa mbak . Eh Neng naura "
Naura menggela nafas. Kenapa Vadel seperti orang ketakutan seperti itu sih
" Panggil aja Naura . Gausah pake Neng atau mbak "
" Jangan gitu mbak . Saya gak bisa . Bagaimana pun saya bekerja di tempat mbak . Saya bawahan nya bi wati "
Naura menganggukan kepalanya
" Nyaman nya kamu manggil aku apa . Bebas lah . Jangan manggil Neng. Aku gak suka ! "
" kak naura ? " Tanya Vadel melihat pantulan kaca spion
" Kayanya kita umurnya gak jauh beda deh"
Vadel juga tahu . Sebelum ia memutuskan menjaga Naura . Ia bertanya latar naura dari tanggal lahir sampai kesukaan nya . Ia sangat hapal
Buat menjaga jaga suatu saat terjadi apa apa . Ia sudah pelajari itu
" Iya . Tapi tetap aja tidak sopan kalo saya memanggil nama "
" Terserah kamu . Enaknya manggil apa " ucap Naura
Sebenarnya Naura kepengen mulai sekarang menghargai orang yang umur nya di atasnya . Ia akan belajar tentang hal itu . Cuma ia bingung . Vadel kerja dengan dirinya di vila
Otomatis panggilan apa yang cocok untuk Vadel ? Mas ? A vadel ? Atau kak ? Vadel aja memanggilnya sangat sopan
Memang Naura akui . Vadel berbeda dengan cowok cowok lain yang ia kenal . Tampak Vadel ini sangat misterius . Bahkan yang lebih Naura acungkan jempol
Vadel rajin ibadah dan tidak lupa membaca alquran . Saat Naura memegang pinggang nya . Vadel memajukan duduk nya menjaga jarak
Detik itu juga Naura berusaha supaya tidak jatuh
" Nih cowok gitu banget sih di pegang pegang engak mau " batin nya
Hampir 10 menit tiba di sekolah paket . Naura masuk ke sekolah tersebut untuk mendaftarkan
" Vadel ... tunggu sebentar ya , jangan kemana mana " ucap Naura
Vadel menganggukan kepalanya . Sementara Vadel sedang melaporkan kepada Pak Fadi mengenai Naura mendaftarkan sekolah
Hampir satu jam Vadel menunggu . Jam juga waktunya makan siang . Vadel tidak bisa menunggu lagi . Sarapan tadi ia lewatkan karena malu saat ke dapur ada Naura
Perut nya sakit dan tubuh nya juga lemas . Mungkin kalo orang yang melihat nya . Wajah Vadel sangat pucat
Jam pukul 2 siang . Melihat lihat apakah lama di dalam sana . Saat ia berdiri . Pintu pun terbuka
" Vadel ... aku udah selesai . Ayo kita pulang "
Vadel gelagapan . Pulang ? Ia tidak bisa pulang dalam keadaan perut kosong apalagi membutuhkan 10 menit menuju vila
" Vadel ... kamu kenapa ? Kamu sakit ? Wajah kamu ... "
Vadel hanya diam . Ia kembali duduk tangan dan kaki nya tiba tiba keringat dingin . Saat Naura memegang wajahnya. Vadel buru buru memundurkan jaraknya
" Ayo mbak . Kita pulang "
Belum sempat berdiri dan melangkah . Vadel langsung pingsan
Naura bener bener terkejut . Untung saja masih di sekitar sekolah nya . Ia memanggil orang di dalam sana untuk membantunya
" Vadel ... bangun vadel ... gimana ini ! " gumam nya
beberapa menit kemudian Vadel bangun . ia langsung di berikan teh hangat dan juga roti . salah satu orang tadi mencoba menepuk perut Vadel yang tidak ada isi nya
Naura jadi tahu penyebab Vadel pingsan karena apa, Menunggu Vadel menghabiskan roti dan juga teh nya . beberapa jam kemudian mereka pulang saat azan Ashar di jalanan
" Vadel ... kita makan dulu yuk . kepengen makan itu deh "
" Yang mana mbak ? " Tanya Vadel
Tak jauh dari gang sebelum Vila banyak kuliner enak dan juga mahal pastinya menurut Vadel . ia mencari cari restoran yang di tunjuk oleh majikan nya itu
" Restoran warna merah " jawab nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments