Bab 14. Ada Apa Dengan Reyza?

Pukul 00.00 di rumah Ninda terdengar suara aneh yang cukup berisik. Karena suara itu, Ninda jadi terbangun dari tidurnya. Sambil mengusap-usap matanya, perempuan seumuran dengan Ratu itu duduk di kasur. Ia mengambil ponselnya di nakas, hingga tak sengaja ia belum membaca informasi dari grupnya.

⟵ Ratu

[Informasi guys, kalau ada suara aneh malem-malem kayak suara orang berantem, jangan diladenin atau dilihat, ya. Karena itu diduga motif dari masalah dua perempuan hilang diculik.]

Dengan tangan gemetaran, Ninda berusaha untuk tidak menatap jendela kaca tempat suara aneh itu terdengar amat jelas.

Dalam benak Ninda sudah berniat ingin menghubungi Ratu tentang kondisi dirinya saat ini. Namun, melihat jam yang bukan waktu biasa atau sudah cukup larut itu, akhirnya ia mengurungkan niatnya.

Sembari meremang, Ninda merasa cukup penasaran dengan apa yang terjadi di luar rumahnya.

Ninda nekat membuka gorden jendela kamarnya pelan-pelan, tetapi suara itu justru hilang.

"Kok suaranya hilang? Perasaan tadi suaranya deket banget,"

Saking penasarannya seorang Ninda, ia sampai nekat keluar rumah demi mencari suara itu.

Srek srek srekk ...

Langkah kaki Ninda sudah sampai di teras depan, kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Hingga ketika matanya mengarah ke jendela kamarnya dari luar, ia melihat Reyza tergeletak di rerumputan.

"Ya Allah, Reyza! Rey! Astaghfirullah ... Lo kenapa, Rey?"

Ninda berlari mendekati posisi Reyza yang tak sadarkan diri.

"Aduh, Rey ... Lo kenapa? Gue harus telpon Ratu nih," nada Ninda tampak sangat khawatir.

Akibat suara berisik Ninda, kedua orang tuanya jadi terbangun pada pukul 1 malam hari. Mereka menemukan Ninda yang matanya sudah berkaca-kaca memangku kepala Reyza.

"Astaghfirullah, Ninda! Kamu ngapain di situ, Sayang? terus itu siapa?" tanya Ibunda Ninda histeris.

Ninda sontak menoleh dengan wajah yang kusut. "Ini Bun, Ninda juga gak tahu kenapa Reyza temen aku bisa babak belur begini." jawab Ninda tersengal-sengal.

Sang ayah bernama Niko langsung menghampiri untuk memberikan pertolongan pertama.

"Bagaimana ceritanya dia bisa seperti ini, Sayang?" Pertanyaan Niko mendapat gelengan oleh putrinya.

"Gak tau, Yah. Ninda tuh cuma kebangun jam 12 karena kayak ada suara aneh orang berantem dekat jendela kamar Ninda. Pas aku cek lewat jendela, suara itu hilang dan aku coba keluar sampai lihat Reyza udah gak sadarkan diri di sini."

Nadya sebagai ibunda Ninda seketika menarik putrinya ke dalam rumah.

"Biar ayah yang bawa teman kamu aja, kamu masuk duluan sama Bunda, ya." tutur Niko.

...ΩΩΩ...

Sudah sepuluh kali Ninda menelpon Ratu tak diangkat terus. Kini ia masih kebingungan sembari tangannya mengusap dahi Reyza yang sedikit berdarah.

Karena saking paniknya, Ninda terpaksa menelpon Intan yang rumah lebih dekat dengannya. Dalam hatinya pun begitu berharap temannya dapat hadir untuk meminta pertolongan.

Setelah satu menit mengobrol dengan Intan yang dapat dihubungi, Ninda diperintah untuk membuat minum teh hangat.

"Biar aku hubungi Rizky dulu, biasanya di jam segini dia masih mengerjakan pekerjaan kantornya di rumah. Siapa tahu terhubung," ujar Niko berniat menelpon ayahnya Reyza.

Nadya mengangguk. "Iya, Mas. Kasihan Reyza, kok bisa dia sampai lecet begini. Perasaan semalaman di rumah kita gak ada apa-apa 'kan," sahutnya prihatin menatap keadaan Reyza saat ini.

"Iya, waalaikumsalam, ada apa ya, Mas Niko? Mas Rizky baru pulang dari kantor jam segini, dia lagi makan. Ada hal apa, Mas?" Suara ibunya Reyza yang mengangkat telepon.

"Ah, ini, Mbak, saya mau minta tolong beritahu pada Mas Rizky boleh tidak, ya? Karena ini cukup penting, Mbak." kata Niko seraya menatap istrinya.

"Oh, baik. Memangnya ada apa, ya? Kok tumben sepertinya sangat serius pembahasannya?" tanya Risa yang merasa tidak seperti biasanya.

"Mau mengabarkan aja, Mbak. Kalau Reyza ditemukan di depan halaman rumah saya tepatnya di depan jendela kamar Ninda. Dalam keadaan babak belur, Mbak." tutur Niko dengan berat hati.

Begitu Risa mendengar nama putranya, ia langsung terkejut khawatir.

"Astaghfirullah, anak saya kenapa, Mas? Ya Allah, Reyza ... Kenapa kamu, Nak ..."

Niko menatap keadaan Reyza yang masih tak sadarkan diri.

"Saya juga kurang tahu, Mbak. Reyza saat ini masih tidak sadarkan diri."

"Ya sudah terima kasih kalau begitu, Mas. Saya mau beritahu Mas Rizky dulu. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Episodes
1 Bab 1. Masuk sekolah
2 Bab 2. Jasad dalam lemari
3 Bab 3. Melayat ke rumah duka
4 Bab 4. Misteri Sherin selesai
5 Bab 5. Mencari anaknya Tante Mia
6 Bab 6. Bertemu Panca
7 Bab 7. Bertemu Panca di sekolah
8 Bab 8. Jatuh ke jurang
9 Bab 9. Permintaan pulang
10 Bab 10. Menyesal
11 Bab 11. Takut Kehilangan
12 Bab 12. Awal mula
13 Bab 13. Bahagia
14 Bab 14. Ada Apa Dengan Reyza?
15 Bab 15. Ternyata
16 Bab 16. Pelaku?
17 Bab 17. Itu Siapa?
18 Bab 18. Kemarahan Reyza
19 Bab 19. Kaki Siapa itu?
20 Bab 20. Pancasakti
21 Bab 21. Muncul hal-hal aneh
22 Bab 22. Ada yang aneh
23 Bab 23. Ada perjanjian?
24 Bab 24. Desa Pepeling
25 Bab 25. Kesalahan Ratu
26 Bab 26. Kampung Pamannya Bisma
27 Bab 27. Kampung Sewujiwo
28 Bab 28. Hutan Desa Sewujiwo
29 Bab 29. TEROR BERDATANGAN
30 Bab 30. Teror Berantai
31 Bab 31. Ada Yang Ingin Masuk
32 Bab 32. Masa Yang Kelam
33 Bab 33. Pulang
34 Bab 34. Mencari Kebenaran
35 Bab 35. Penelusuran
36 Bab 36. Gangguan
37 Bab 37. Mengungkap Nama Sewujiwo
38 Bab 38. Bubar?
39 Bab 39. Bertemu anak-anak
40 Bab 40. Penelusuran
41 Bab 41. Saling Melindungi
42 Bab 42. Pulang Kampung
43 Bab 43. Nonton Kuda Lumping
44 Bab 44. Undangan?
45 Bab 45. Tampil
46 Jurnal Biru — chapter 1
47 Jurnal Biru — chapter 2
48 Jurnal Biru — chapter 3
49 Jurnal Biru — chapter 4
50 Jurnal Biru — chapter 5
51 Jurnal Biru — chapter 6
52 Jurnal Biru - chapter 7
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Masuk sekolah
2
Bab 2. Jasad dalam lemari
3
Bab 3. Melayat ke rumah duka
4
Bab 4. Misteri Sherin selesai
5
Bab 5. Mencari anaknya Tante Mia
6
Bab 6. Bertemu Panca
7
Bab 7. Bertemu Panca di sekolah
8
Bab 8. Jatuh ke jurang
9
Bab 9. Permintaan pulang
10
Bab 10. Menyesal
11
Bab 11. Takut Kehilangan
12
Bab 12. Awal mula
13
Bab 13. Bahagia
14
Bab 14. Ada Apa Dengan Reyza?
15
Bab 15. Ternyata
16
Bab 16. Pelaku?
17
Bab 17. Itu Siapa?
18
Bab 18. Kemarahan Reyza
19
Bab 19. Kaki Siapa itu?
20
Bab 20. Pancasakti
21
Bab 21. Muncul hal-hal aneh
22
Bab 22. Ada yang aneh
23
Bab 23. Ada perjanjian?
24
Bab 24. Desa Pepeling
25
Bab 25. Kesalahan Ratu
26
Bab 26. Kampung Pamannya Bisma
27
Bab 27. Kampung Sewujiwo
28
Bab 28. Hutan Desa Sewujiwo
29
Bab 29. TEROR BERDATANGAN
30
Bab 30. Teror Berantai
31
Bab 31. Ada Yang Ingin Masuk
32
Bab 32. Masa Yang Kelam
33
Bab 33. Pulang
34
Bab 34. Mencari Kebenaran
35
Bab 35. Penelusuran
36
Bab 36. Gangguan
37
Bab 37. Mengungkap Nama Sewujiwo
38
Bab 38. Bubar?
39
Bab 39. Bertemu anak-anak
40
Bab 40. Penelusuran
41
Bab 41. Saling Melindungi
42
Bab 42. Pulang Kampung
43
Bab 43. Nonton Kuda Lumping
44
Bab 44. Undangan?
45
Bab 45. Tampil
46
Jurnal Biru — chapter 1
47
Jurnal Biru — chapter 2
48
Jurnal Biru — chapter 3
49
Jurnal Biru — chapter 4
50
Jurnal Biru — chapter 5
51
Jurnal Biru — chapter 6
52
Jurnal Biru - chapter 7

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!