Bab 2. Jasad dalam lemari

Bisma yang mendengarkan seketika merinding. Ia pun menoleh ke Ratu yang mendekati Ninda dan Intan. "Dan kalian jangan pernah takut sama hal-hal yang berbau mistis, tapi jangan pernah juga mengganggu kehidupan mereka. Hadapi segala rintangan dengan cara yang baik," kata-kata dari Ratu membuat Ninda, Intan dan Bisma merinding.

"Eh, kalian ada ngerasa bau amis semakin dekat gak sih? Apa di sini ada bangkai?" tanya Intan celingukan sambil mengusap lengan tangannya yang terus merinding.

Tiba-tiba Ratu dan Reyza berjalan menuju sebuah lemari yang tepatnya di pojok samping meja guru. Bisma melotot tak percaya, kedua kakak beradik itu seolah akan membuka lemari terlarang tersebut.

"Aduh, itu bukannya lemari terlarang yang pernah jadi kasus belum jelasnya tragedi kakak kelas kita setahun lalu kan? Yang katanya identitasnya cewek?" Baru saja Bisma berucap, lemari itu tiba-tiba mengeluarkan suara ketukan dari dalam.

Intan dan Ninda yang mendengar pun sontak terkejut merinding. Bulu kuduk mereka semuanya meremang, Bisma masih menatap posisi Reyza dan Ratu yang semakin aneh.

"Tan, Nin! Mereka berdua semakin dekat! Gimana ini?!" ucap Bisma tegas namun dengan nafas yang memburu karena ketakutan.

Ninda celingukan mencari jalan keluar, sedangkan Intan berusaha berpikir keras untuk mencegah dua temannya yang akan membuka lemari kosong terbengkalai tersebut.

Detik per detik jam dinding yang ada di laboratorium itu  terus berjalan dan terdengar oleh mereka. Namun, saat ketiga anak itu masih menatap Reyza dan Ratu yang nyaris menyentuh lemari terlarang tersebut seketika pintu laboratorium mendadak ditutup dari luar.

Suara keras dari pintu yang tiba-tiba tertutup dan terkunci itu membuat Bisma semakin yakin, bahwa ruang komputer jurusannya memang angker.

"Reyza sama Ratu gimana?! Itu mereka mau buka lemari nya!" Teriak Ninda ternyata mampu menyadarkan Ratu yang kerasukan sosok perempuan misterius.

Saat melihat keadaan Reyza yang masih kerasukan, Ratu berusaha menghalangi adiknya ketika hendak membuka lemari tersebut.

"Rey, sadar Rey! Astaghfirullah ... Reyza sadar! Istighfar, Dek ..." Teriak Ratu sambil menangis karena adik satu-satunya tidak ingin disadarkan dan tetap nekat membuka lemari terlarang itu.

Lantas detik-detik dibukanya lemari terbengkalai itu seketika menguak segala kasus yang tak terungkap selama satu tahun berlalu.

Reyza langsung sadar begitu sosok yang merasuki ke dalam tubuhnya itu keluar, tanpa waktu lama semuanya pun melihat isi dalam lemari tersebut.

"Astaghfirullah!" pekik Ninda dan Intan berteriak kompak ketakutan.

Sementara Bisma memundurkan langkahnya dengan gugup. Wajahnya terlihat sangat tidak menyangka setelah melihat apa di dalam lemari itu.

Ratu dijaga oleh Reyza yang masih lemas.

"Jadi ..." lirih Intan menutup mulutnya di belakang Reyza dan Ratu.

"Ternyata bener dugaan aku, Kak. Ada orang di dalam lemari ini, dan nyatanya adalah seorang siswi yang sudah meninggal selama satu tahun. " ucap Reyza kemudian mendekat ke sebuah jasad perempuan yang diduga ialah seorang siswi yang meninggal sejak satu tahun lalu.

Dengan perasaan bercampur aduk, Ratu dihampiri oleh Intan dan Ninda. Sedangkan Bisma berusaha menenangkan diri, lalu ia pun memberanikan dirinya berdiri di samping Reyza.

"Jasadnya udah busuk, tapi kok bisa masih utuh ya. Di dalam lemari juga ada berbagai kertas yang dicoret seperti dengan pulpen warna merah. Ini jasadnya bisa dikeluarkan gak ya? Kasian soalnya dalam keadaan tergantung kepalanya, terus kakinya diikat semacam pakai tali yang buat pramuka." jelas Reyza.

Ratu tampak sedang berpikir keras untuk menemukan cara bagaimana bisa mengeluarkan jasad seorang siswi tersebut.

"Identitasnya ada gak, Dek? Siapa tahu kita masih bisa hubungin kerabat atau keluarganya yang masih hidup?" tanya Ratu mengusulkan.

Reyza menoleh kilat, kemudian lelaki itu kembali menatap tubuh sang siswi yang berdiri dengan keadaan leher terikat di tengah bagian dalam lemari. Sementara posisi masing-masing siswi itu pun diikat namun berada di sebelah kiri dan kanan dalam lemari dengan sebuah paku.

"Namanya Sherin, Kak. Kita harus cepat keluarin dia dari sini, kasian udah satu tahun gak ada yang berani buka lemarinya. Padahal dia cuma butuh jasadnya dikubur secara layak." ucap Reyza yang tiba-tiba merasakan hawa perasaan sedih.

Ratu menggenggam tangan Reyza karena khawatir. Sedangkan Bisma dicolek oleh Intan.

"Eh, lo bantu Reyza buat keluarin dia dari situ cepetan!" Perintah Intan merasa tidak memiliki banyak waktu.

Bisma menatap jasad mengenaskan itu dengan tatapan tidak tega.

"Bener kata Intan, kalian berdua yang harus keluarin dia. Kasian, lagian ini udah jam setengah dua belas malem. Gak mungkin juga kita cari orang buat minta tolong." sahut Ratu menyetujui perkataan Intan.

Selang beberapa menit, Ninda mendapatkan informasi tentang keluarga sang siswi yang sudah meninggal itu.

"Eh, guys! Gue dapet informasi keluarga yang masih nyari anak cewek hilang selama satu tahun di sekolah ini. Apa sekalian aja gue tanya soal cewek ini ya? Siapa tau beneran kalo mereka keluarganya," Usul Ninda sambil menatap ponselnya yang membuka informasi berita harian.

Semuanya mengangguk setuju. Tak berselang kemudian usai Reyza dan Bisma dapat mengeluarkan jasad siswi tersebut keluar laboratorium dengan sebuah tandu yang terbuat dari kayu di gudang sekolah mereka.

"Untung lo anak pramuka, Nin. Kita jadi bisa bawa almarhumah Sherin." ujar Bisma lega.

Reyza menutup dan mengunci kembali ruang laboratorium jurusannya, sementara Bisma menjaga almarhumah yang diletakkan pada sebuah tandu darurat buatan Ninda dan Intan.

"Sekarang kita bikin pertemuan sama keluarganya Sherin, mau gimanapun dia masih kita anggap sebagai kakak kelas kita. Nin, atur waktu buat ketemu sama keluarganya, kita serahkan almarhumah ke mereka." celetuk Reyza sesudah mengunci lalu menggenggam tangan Ratu erat.

"Ah, iya. Kebetulan keluarganya lagi jalan ke sini kok, mereka punya mobil yang bisa buat bawa almarhumah. Kayaknya sebentar lagi nyampe deh, soalnya katanya rumahnya gak jauh dari sini." jawab Ninda.

Baru saja ingin turun ke tangga untuk keluar dari sekolahan, Reyza tiba-tiba dicolek oleh sesuatu yang tak terlihat.

"Eh, ada yang nyolek gue. Siapa ya?" tanya Reyza celingukan sembari mengusap tengkuk lehernya yang merinding.

Semuanya tampak bingung. Disela-sela itu, seketika Reyza melihat sekelebat bayangan seperti sosok yang melayang pergi dari belakangnya. Lelaki seorang adik dari Ratu itu langsung berlari cepat di koridor menuju tangga menurun ke koperasi yang melewati toilet.

"Reyza! Kamu mau ngapain?! Rey!" teriak Ratu histeris.

Bisma sontak terkejut dan melihat punggung Reyza yang kian tak terlihat.

"Kayaknya dia lagi kejar sesuatu, tapi apa? Apa yang dia bilang tadi ada yang colek dia ya?" Bisma memiliki banyak pertanyaan di otaknya.

Ninda dan Intan segera melihat dari koridor lantai atas ke lapangan. Suasana malam yang terbatasnya sumber cahaya membuat mereka kesulitan mencari keberadaan Reyza.

Episodes
1 Bab 1. Masuk sekolah
2 Bab 2. Jasad dalam lemari
3 Bab 3. Melayat ke rumah duka
4 Bab 4. Misteri Sherin selesai
5 Bab 5. Mencari anaknya Tante Mia
6 Bab 6. Bertemu Panca
7 Bab 7. Bertemu Panca di sekolah
8 Bab 8. Jatuh ke jurang
9 Bab 9. Permintaan pulang
10 Bab 10. Menyesal
11 Bab 11. Takut Kehilangan
12 Bab 12. Awal mula
13 Bab 13. Bahagia
14 Bab 14. Ada Apa Dengan Reyza?
15 Bab 15. Ternyata
16 Bab 16. Pelaku?
17 Bab 17. Itu Siapa?
18 Bab 18. Kemarahan Reyza
19 Bab 19. Kaki Siapa itu?
20 Bab 20. Pancasakti
21 Bab 21. Muncul hal-hal aneh
22 Bab 22. Ada yang aneh
23 Bab 23. Ada perjanjian?
24 Bab 24. Desa Pepeling
25 Bab 25. Kesalahan Ratu
26 Bab 26. Kampung Pamannya Bisma
27 Bab 27. Kampung Sewujiwo
28 Bab 28. Hutan Desa Sewujiwo
29 Bab 29. TEROR BERDATANGAN
30 Bab 30. Teror Berantai
31 Bab 31. Ada Yang Ingin Masuk
32 Bab 32. Masa Yang Kelam
33 Bab 33. Pulang
34 Bab 34. Mencari Kebenaran
35 Bab 35. Penelusuran
36 Bab 36. Gangguan
37 Bab 37. Mengungkap Nama Sewujiwo
38 Bab 38. Bubar?
39 Bab 39. Bertemu anak-anak
40 Bab 40. Penelusuran
41 Bab 41. Saling Melindungi
42 Bab 42. Pulang Kampung
43 Bab 43. Nonton Kuda Lumping
44 Bab 44. Undangan?
45 Bab 45. Tampil
46 Jurnal Biru — chapter 1
47 Jurnal Biru — chapter 2
48 Jurnal Biru — chapter 3
49 Jurnal Biru — chapter 4
50 Jurnal Biru — chapter 5
51 Jurnal Biru — chapter 6
52 Jurnal Biru - chapter 7
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1. Masuk sekolah
2
Bab 2. Jasad dalam lemari
3
Bab 3. Melayat ke rumah duka
4
Bab 4. Misteri Sherin selesai
5
Bab 5. Mencari anaknya Tante Mia
6
Bab 6. Bertemu Panca
7
Bab 7. Bertemu Panca di sekolah
8
Bab 8. Jatuh ke jurang
9
Bab 9. Permintaan pulang
10
Bab 10. Menyesal
11
Bab 11. Takut Kehilangan
12
Bab 12. Awal mula
13
Bab 13. Bahagia
14
Bab 14. Ada Apa Dengan Reyza?
15
Bab 15. Ternyata
16
Bab 16. Pelaku?
17
Bab 17. Itu Siapa?
18
Bab 18. Kemarahan Reyza
19
Bab 19. Kaki Siapa itu?
20
Bab 20. Pancasakti
21
Bab 21. Muncul hal-hal aneh
22
Bab 22. Ada yang aneh
23
Bab 23. Ada perjanjian?
24
Bab 24. Desa Pepeling
25
Bab 25. Kesalahan Ratu
26
Bab 26. Kampung Pamannya Bisma
27
Bab 27. Kampung Sewujiwo
28
Bab 28. Hutan Desa Sewujiwo
29
Bab 29. TEROR BERDATANGAN
30
Bab 30. Teror Berantai
31
Bab 31. Ada Yang Ingin Masuk
32
Bab 32. Masa Yang Kelam
33
Bab 33. Pulang
34
Bab 34. Mencari Kebenaran
35
Bab 35. Penelusuran
36
Bab 36. Gangguan
37
Bab 37. Mengungkap Nama Sewujiwo
38
Bab 38. Bubar?
39
Bab 39. Bertemu anak-anak
40
Bab 40. Penelusuran
41
Bab 41. Saling Melindungi
42
Bab 42. Pulang Kampung
43
Bab 43. Nonton Kuda Lumping
44
Bab 44. Undangan?
45
Bab 45. Tampil
46
Jurnal Biru — chapter 1
47
Jurnal Biru — chapter 2
48
Jurnal Biru — chapter 3
49
Jurnal Biru — chapter 4
50
Jurnal Biru — chapter 5
51
Jurnal Biru — chapter 6
52
Jurnal Biru - chapter 7

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!