19. Cemburu

Juwita secepat kilat mengalihkan pandangan ke arah Calvin, yang saat ini belum menyadari kehadiran sosok lain di sekitar mereka.

"Pak, berdirilah!" Sekali lagi Juwita berseru sambil berusaha mendorong dada Calvin.

Namun, Calvin tak menuruti perkataan Juwita. Sementara sosok di depan pintu ruangan, diam-diam mengepalkan kedua tangan, menahan amarah yang membuncah di relung hatinya sekarang.

"Tidak mau! Riasanmu belum hilang," balas Calvin kemudian.

Juwita makin terlihat kesal. "Ada Lina di belakang kita sekarang!" serunya seraya menoleh ke atas. Di mana Lina masih berdiri di antara pintu ruangan dengan raut wajah menahan geram.

Begitu mendengar ada Lina. Calvin lantas bangkit berdiri dengan cepat, diikuti Juwita setelahnya yang terlihat memanyunkan bibir karena riasannya dihapus barusan.

Dalam sekejap urat-urat di wajah Calvin mulai menegang tatkala melihat Lina berdiri di antara pintu ruangan.

Lina langsung mengubah ekspresi wajah dengan melempar senyum tipis. "Permisi Pak, maaf menganggu wak—"

"Bukankah sudah kukatakan tadi, aku tidak mau diganggu dan jangan masuk jika belum kusuruh!" potong Calvin cepat.

Membuat Lina membeku di tempat. Untuk pertama kalinya, mendapat tatapan tajam dari Calvin, yang menurut Lina begitu menyeramkan, hingga membuat anggota tubuhnya mendadak lumpuh. Namun, sebagai bawahan Lina harus bersikap profesional. Lina berusaha meregangkan otot-otot tubuh, berharap mau diajak berkerjasama saat ini.

"Ma—af Pak, aku benar-benar minta maaf, aku terpaksa masuk ke ruangan, karena ingin mengingatkan bahwa dua puluh menit lagi ada pertemuan dengan para investor, tadi aku mencoba mengetuk pintu ruangan tapi tidak ada jawaban," ujar Lina kemudian lalu melirik sinis Juwita sekilas.

Juwita mengerutkan dahi, melihat cara pandang Lina ke arahnya. Juwita memilih tidak peduli.

Namun, bukan hanya itu saja alasan Lina masuk ke ruangan, tapi karena keberadaan Juwita, yang akhir-akhir ini membuat Lina menahan kesal. Lina adalah sekretaris presdir terdahulu, dan saat pergantian presdir baru dia sangat senang, terlebih atasannya adalah pria tampan. Seperti karyawan wanita lainnya, Lina juga jatuh hati pada Calvin sejak pandangan pertama. Meskipun sudah mengetahui status Calvin.

Calvin mendengus dingin. "Keluar dari ruanganku sekarang! Aku tidak akan lupa dengan pertemuan itu!"seru Calvin.

Lina terpaksa mengangguk, lalu menutup pintu dan melenggang pergi dari situ. Selepas kepergian Lina, Juwita tiba-tiba membuka suara.

"Kalau begitu aku juga akan keluar dan melanjutkan pekerjaanku Pak," sahut Juwita.

Sebelum menjawab, Calvin membuang napas berat sesaat. "Lipstikmu masih merah Juwi, aku tid—"

"Cukup Pak, mengapa Bapak dari tadi mempermasalahkan riasanku? Bapak tidak memiliki hak mengatur-atur hidupku! Karyawan lain saja boleh memakai riasan, lalu mengapa aku tidak boleh!" Tingkah laku Calvin yang aneh hari ini membuat Juwita tidak bisa menahan sabar lagi.

Calvin lantas terdiam. Tadi, saat melihat ada banyak pasang mata memandang ke arah Juwita, ada sensasi aneh menyeruak ke dalam dadanya. Calvin pun heran dengan suasana hatinya hari ini. Dia pun tak bisa menjelaskan apa yang dirasakannya kepada Juwita.

"Sudahlah Pak, aku permisi!" Tanpa mendengar balasan, Juwita bergerak cepat keluar, sebelum ditangkap lagi seperti tadi.

Calvin berdecak, memandang pintu ruangan yang mulai tertutup rapat. Lelaki itu tiba-tiba membalikkan badan kemudian memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit karena tidur larut semalam. Sementara itu di luar ruangan, langkah Juwita terhenti kala melihat Putri di hadapannya sekarang.

Juwita enggan menyapa Putri. Begitu pula dengan Putri, terlihat malas menatap Juwita. Putri malah memutar mata ke atas lalu menabrak pundak Juwita seketika.

"Aw!' Juwita terperangah hendak mengumpat. Namun, Putri melangkah lebih cepat menuju pintu ruangan Calvin. Dalam hitungan detik, Putri pun menghilang dalam pandangannya.

Juwita mendadak cemburu dengan kehadiran Putri di kantor pribadi Calvin. Entah apa yang dilakukan keduanya di dalam sana, membuat pikiran Juwita mulai berkeliaran ke mana-mana sekarang.

Di lain sisi, di ruangan Calvin. Putri perlahan melangkah, menghampiri Calvin. Calvin tak menyadari keberadaan Putri, sedang berdiri membelakanginya sambil menyentuh kepala.

"Calvin, aku mencintaimu, aku sudah lama jatuh cinta padamu, maukah kamu menerima aku menjadi kekasih sunggguhanmu!" Dalam hitungan detik, Putri memeluk Calvin dari belakang sambil menempelkan kepalanya ke punggung Calvin.

Terpopuler

Comments

Maria Rajasa

Maria Rajasa

belajar lagi untuk pemilihan bahasanya ya author. seharusnya seorang sekretaris memakai kata "saya" jika berbicara formal dgn atasanya . bukan "aku"

2025-02-04

0

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

jgn mau Pin...dia ulet bulu entar gatel gatel badan lu /Panic//Panic/

2024-12-28

0

Bzaa

Bzaa

dihhhh si putri malu2in

2024-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bertemu Kembali
2 2. Kala Itu
3 3. Masih Sama
4 4. Pergi ke Mall • Revisi
5 5. Bertemu • Revisi
6 6. Gelisah • Revisi
7 7. Dilema • Revisi
8 8. Jangan-jangan! • Revisi
9 9. Terpaksa Berbohong • Revisi
10 10. Aneh
11 11. Berbeda
12 12. Heran
13 13. Marah Besar
14 14. Terkesima
15 15. Bingung
16 16. Membeku
17 17. Apa Salahnya?
18 18. Tidak Masuk Akal
19 19. Cemburu
20 20. Tidak Menyerah
21 21. Dipecat!
22 22. Jangan Pecat!
23 23. Jadi Sekretaris
24 24. ke Apartment
25 25. Sisi Lain Calvin
26 26. Menjahili • Revisi
27 27. Kesal • Revisi
28 28. Perintah • Revisi
29 29. Ceraikan Juwita • Revisi
30 30. Janji • Revisi
31 31. Pertemuan di Mall • Revisi
32 32. Tanda Lahir • Revisi
33 33. Calvin Bertemu Chester • Revisi
34 34. Curiga • Revisi
35 35. Cemburu
36 36. Terjadi Sesuatu
37 37. Memberi Pelajaran
38 38. Semakin Curiga • Revisi
39 39. Penasaran • Revisi
40 40. Membeku
41 41. Gugup
42 42. Penjelasan • Revisi
43 43. Kecewa • Revisi
44 44. Kesal • Revisi
45 45. Reuni • Revisi
46 46. Keributan
47 PENGUMUMAN PENTING!!!
48 48. Jebakan
49 49. Sentuh Aku
50 50. Burung Perkutut
51 51. Lesu
52 52. Di mana Dia?
53 53. Pelaku
54 54. Tidak Merestui
55 55. Kecewa
56 56. Otak Marisa Dicuci
57 57. Utarakan
58 58. Mengungkapkan Perasaan
59 59. Aku Meminta Hakku!
60 60. Sudah Tidak Tahan
61 61. Masuk ke Sarang
62 62. Cucuku
63 63. Bulan Madu
64 64. Tujuan Gustav
65 65. Selesai ~ TAMAT
66 Novel Baru ~ Wanita Lain di Hati, Suamiku!
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bertemu Kembali
2
2. Kala Itu
3
3. Masih Sama
4
4. Pergi ke Mall • Revisi
5
5. Bertemu • Revisi
6
6. Gelisah • Revisi
7
7. Dilema • Revisi
8
8. Jangan-jangan! • Revisi
9
9. Terpaksa Berbohong • Revisi
10
10. Aneh
11
11. Berbeda
12
12. Heran
13
13. Marah Besar
14
14. Terkesima
15
15. Bingung
16
16. Membeku
17
17. Apa Salahnya?
18
18. Tidak Masuk Akal
19
19. Cemburu
20
20. Tidak Menyerah
21
21. Dipecat!
22
22. Jangan Pecat!
23
23. Jadi Sekretaris
24
24. ke Apartment
25
25. Sisi Lain Calvin
26
26. Menjahili • Revisi
27
27. Kesal • Revisi
28
28. Perintah • Revisi
29
29. Ceraikan Juwita • Revisi
30
30. Janji • Revisi
31
31. Pertemuan di Mall • Revisi
32
32. Tanda Lahir • Revisi
33
33. Calvin Bertemu Chester • Revisi
34
34. Curiga • Revisi
35
35. Cemburu
36
36. Terjadi Sesuatu
37
37. Memberi Pelajaran
38
38. Semakin Curiga • Revisi
39
39. Penasaran • Revisi
40
40. Membeku
41
41. Gugup
42
42. Penjelasan • Revisi
43
43. Kecewa • Revisi
44
44. Kesal • Revisi
45
45. Reuni • Revisi
46
46. Keributan
47
PENGUMUMAN PENTING!!!
48
48. Jebakan
49
49. Sentuh Aku
50
50. Burung Perkutut
51
51. Lesu
52
52. Di mana Dia?
53
53. Pelaku
54
54. Tidak Merestui
55
55. Kecewa
56
56. Otak Marisa Dicuci
57
57. Utarakan
58
58. Mengungkapkan Perasaan
59
59. Aku Meminta Hakku!
60
60. Sudah Tidak Tahan
61
61. Masuk ke Sarang
62
62. Cucuku
63
63. Bulan Madu
64
64. Tujuan Gustav
65
65. Selesai ~ TAMAT
66
Novel Baru ~ Wanita Lain di Hati, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!