18. Tidak Masuk Akal

Pasalnya Calvin tiba-tiba mendekat kemudian menghapus riasan di wajahnya menggunakan tisu sekarang. Tentu saja hal itu membuat Juwita terkejut.

"Apa yang Bapak lakukan?! Hentikan!" Juwita terpaksa memejamkan mata kala Calvin masih menggosok bagian matanya sekarang. Sedari tadi Juwita juga berusaha memberontak, berharap Calvin dapat menghentikan tindakan konyolnya itu.

Namun, sepertinya harapan Juwita hanyalah angan-angan saja. Sebab tak ada tanda-tanda Calvin akan berhenti menggerakkan tangan. Lelaki berkharisma itu malah terlihat menahan kesal.

"Kamu masih bertanya? Tentu saja aku menghapus riasanmu! Walaupun wajahmu dirias, di mataku kamu tetap saja jelek, di mana kacamatamu uh? Setelah selesai menghapus riasanmu ini, kamu harus memakai kacamata," ujar Calvin, sambil tak hentinya menhapus wajah Juwita.

Juwita terkejut sekaligus merasa sedih karena suaminya malah mengatakan dirinya jelek. Penampilannya yang berbeda hari ini juga atas permintaan Chester dan Tina. Masih teringat dengan jelas ucapan Chester tadi malam, yang membuat hatinya berbunga-bunga seketika.

"Mama cantik banget, Mama kayak bidadali tulun dali langit," ucap Chester semalam.

"Iya benar banget Chester, Tante setuju sama kamu. Juwi, mulai besok sebaiknya kamu jangan pakai kacamata dan ubahlah penampilanmu sedikit dengan memakai riasan, siapa tahu saja ada laki-laki di kantor yang naksir sama kamu! Terus Chester punya Papa baru deh!" Tina pun ikut memuji.

Setelah mendengar pujian tersebut, Juwita akhirnya memutuskan, untuk mengubah penampilannya, tapi pagi ini, justru ada seseorang yang mengatakan dia jelek. Juwita sangat tidak terima!

Napas Juwita mulai memburu. Dengan sekuat tenaga dia memberontak, hingga akhirnya Calvin menghentikan gerakan tangannya tiba-tiba.

"Aku tidak peduli Pak! Aku memakai riasan bukan untuk terlihat cantik di mata Bapak!" seru Juwita sambil membuka mata. Kini, wajah tirusnya terlihat berantakan, eyeshadow di matanya pun sedikit memudar.

Calvin membeku, tak langsung menanggapi, terdiam, tanpa mengeluarkan ekspresi sama sekali. Calvin pun heran, dadanya terasa sangat terbakar membara. Masih teringat dengan jelas, saat menginjakkan kaki di ruangan Juwita. Calvin dapat melihat beberapa karyawan pria curi-curi pandang ke arah Juwita.

"Karyawan lain boleh memakai make-up, mengapa aku tidak boleh Pak! Aku ingin mengubah penampilanku, agar tidak monoton! Sudah, sekarang izinkan aku pergi, karena alasan Bapak sangat tidak masuk akal!" lanjut Juwita lagi, lalu memutar tumit dan berjalan cepat menuju pintu.

"Pak, hentikan! Apa Bapak sudah gila?!" Namun, hal tak terduga kembali terjadi. Tepat di depan pintu ruangan, Juwita terperanjat tatkala Calvin memeluknya lalu menggosok lagi mukanya dari belakang. Juwita berusaha memberontak tapi tentu saja tenaganya kalah dari Calvin.

Calvin menyeringai tipis. "Tidak, siapa yang menyuruhmu keluar! Aku belum selesai, ini juga hukuman untukmu karena semalam kamu tiba-tiba pergi tanpa mendengarkan balasan dariku," kilah Calvin, berusaha menahan agar Juwita tidak keluar dari kantor dalam keadaan wajah masih memakai riasan.

Calvin benar-benar tidak suka dengan penampilan Juwita sekarang, yang menurutnya sangatlah aneh!

"Astaga Pak! Jangan campur adukkan masalah pribadi dengan permasalahan kantor, hen ...." Juwita tak bisa meneruskan ucapannya kala bibirnya sekarang yang diusap kasar oleh Calvin.

"Pak!" Kesabaran Juwita sudah habis. Tanpa pikir panjang dia menghentakkan kepalanya dan akhirnya mengenai dagu Calvin.

"Aw!" Calvin tersentak kemudian reflek memundurkan langkah kaki, secara bersamaan tisu yang dia pegang untuk menghapus wajah Juwita, terjatuh juga ke lantai.

Begitu ada celah, Juwita berlari hendak keluar dari kantor. Tapi, untuk ketiga kalinya gerakannya kalah cepat. Calvin berhasil menangkap lagi tubuh Juwita. Kini Juwita dalam pelukan Calvin. Juwita tidak sadar bila jantungnya berdegup sangat kencang saat ini.

"Hapus dulu make-upmu Juwi!" Calvin tersenyum penuh kemenangan. Serangan Juwia tadi, tak membuat lelaki itu pantang menyerah. Juwita bisa keluar dari ruangan jika riasan pada wajahnya sudah menghilang.

"Pak, aku mohon, jangan seperti ini, mana Calvin yang aku kenal, yang dingin, yang tidak ikut campur urusan orang lain,"ujar Juwita, hampir saja menangis. Namun, dia berusaha mencari cara lagi di dalam otaknya untuk kabur.

"Ti—aw!" Calvin terkejut kembali karena sekarang kaki kanannya diinjak Juwita. Menjadikan Juwita terlepas dari pelukannya sekarang.

Juwita tidak menyerah, secepat kilat meraih gagang pintu. Namun, Calvin menarik tangannya kembali. Tentu saja Juwita tidak tinggal diam, hingga membuat keduanya saling tarik menarik dan berakhir terjatuh ke lantai.

"Aw!" Juwita merintih kesakitan ketika Calvin menimpa tubuhnya sekarang. Posisi pasangan suami istri itu terlihat sangat intim. Juwita segera memberi jarak di antara mereka dengan mendorong pundak Calvin.

"Pak, aku mohon! Jangan seperti anak kecil, kalau Bapak tidak suka dengan wanita yang memakai riasan di kantor, buatlah peraturan agar karyawan yang lain tidak memakai riasan juga!" kata Juwita, menggebu-gebu.

Bukannya langsung menanggapi, Calvin malah memandangi bibir Juwita yang masih tampak merah karena lipstik. Sekarang, bibir ranum itu terlihat sangat menarik di mata Calvin.

"Pak?" Juwita mengerutkan dahi kala Calvin justru menatapnya tanpa mengedipkan mata.

"Pa—hmmf!" Detik selanjutnya, mata Juwita membola kala bibirnya dikecup Calvin tiba-tiba. Dada Juwita mendadak bergejolak, seakan-akan ada kumpulan kupu-kupu berterbangan di dalam organnya tersebut.

Calvin tengah mencium bibirnya sekarang. Tapi, detik kemudian, Calvin membuat Juwita terlihat jengkel setengah mati. Calvin justru menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, berusaha menggosok bibir Juwita.

"Pak ...." Semenit telah berlalu, Juwita mendorong kuat dada Calvin. "Hentikan, aku mohon ...."

Calvin menyeringai. "Sebentar lagi selesai," ujarnya karena bibir Juwita hampir kembali ke warna asal.

Juwita tidak diam. Dia segera mendorong kembali dada Calvin saat lelaki itu hendak memajukan wajahnya.

"Tidak mau!" Karena tidak mau mengalah, Juwita akhirnya mengangkat dagu ke atas, berusaha menghindari Calvin.

Namun, pemandangan di atas, malah membuat Juwita membelalakan mata. Dia melihat ada seorang wanita, menengok ke arahnya dengan sorot mata tajam sekarang.

"Pak, ada ...."

Terpopuler

Comments

Ayu

Ayu

calvin2 bilang aja kamu cemburu lihat bnyk para pria melihat perubahan juwita yg tmbh cantik. ego dan gengsi mu sgt bsr calvin

2025-01-01

0

Uthie

Uthie

Hahahaa.... kepergok dehhh kalian 😜🤣

2024-11-05

1

Bzaa

Bzaa

wkkwkwkkw semoga aja yg mergokin si putri

2024-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bertemu Kembali
2 2. Kala Itu
3 3. Masih Sama
4 4. Pergi ke Mall • Revisi
5 5. Bertemu • Revisi
6 6. Gelisah • Revisi
7 7. Dilema • Revisi
8 8. Jangan-jangan! • Revisi
9 9. Terpaksa Berbohong • Revisi
10 10. Aneh
11 11. Berbeda
12 12. Heran
13 13. Marah Besar
14 14. Terkesima
15 15. Bingung
16 16. Membeku
17 17. Apa Salahnya?
18 18. Tidak Masuk Akal
19 19. Cemburu
20 20. Tidak Menyerah
21 21. Dipecat!
22 22. Jangan Pecat!
23 23. Jadi Sekretaris
24 24. ke Apartment
25 25. Sisi Lain Calvin
26 26. Menjahili • Revisi
27 27. Kesal • Revisi
28 28. Perintah • Revisi
29 29. Ceraikan Juwita • Revisi
30 30. Janji • Revisi
31 31. Pertemuan di Mall • Revisi
32 32. Tanda Lahir • Revisi
33 33. Calvin Bertemu Chester • Revisi
34 34. Curiga • Revisi
35 35. Cemburu
36 36. Terjadi Sesuatu
37 37. Memberi Pelajaran
38 38. Semakin Curiga • Revisi
39 39. Penasaran • Revisi
40 40. Membeku
41 41. Gugup
42 42. Penjelasan • Revisi
43 43. Kecewa • Revisi
44 44. Kesal • Revisi
45 45. Reuni • Revisi
46 46. Keributan
47 PENGUMUMAN PENTING!!!
48 48. Jebakan
49 49. Sentuh Aku
50 50. Burung Perkutut
51 51. Lesu
52 52. Di mana Dia?
53 53. Pelaku
54 54. Tidak Merestui
55 55. Kecewa
56 56. Otak Marisa Dicuci
57 57. Utarakan
58 58. Mengungkapkan Perasaan
59 59. Aku Meminta Hakku!
60 60. Sudah Tidak Tahan
61 61. Masuk ke Sarang
62 62. Cucuku
63 63. Bulan Madu
64 64. Tujuan Gustav
65 65. Selesai ~ TAMAT
66 Novel Baru ~ Wanita Lain di Hati, Suamiku!
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bertemu Kembali
2
2. Kala Itu
3
3. Masih Sama
4
4. Pergi ke Mall • Revisi
5
5. Bertemu • Revisi
6
6. Gelisah • Revisi
7
7. Dilema • Revisi
8
8. Jangan-jangan! • Revisi
9
9. Terpaksa Berbohong • Revisi
10
10. Aneh
11
11. Berbeda
12
12. Heran
13
13. Marah Besar
14
14. Terkesima
15
15. Bingung
16
16. Membeku
17
17. Apa Salahnya?
18
18. Tidak Masuk Akal
19
19. Cemburu
20
20. Tidak Menyerah
21
21. Dipecat!
22
22. Jangan Pecat!
23
23. Jadi Sekretaris
24
24. ke Apartment
25
25. Sisi Lain Calvin
26
26. Menjahili • Revisi
27
27. Kesal • Revisi
28
28. Perintah • Revisi
29
29. Ceraikan Juwita • Revisi
30
30. Janji • Revisi
31
31. Pertemuan di Mall • Revisi
32
32. Tanda Lahir • Revisi
33
33. Calvin Bertemu Chester • Revisi
34
34. Curiga • Revisi
35
35. Cemburu
36
36. Terjadi Sesuatu
37
37. Memberi Pelajaran
38
38. Semakin Curiga • Revisi
39
39. Penasaran • Revisi
40
40. Membeku
41
41. Gugup
42
42. Penjelasan • Revisi
43
43. Kecewa • Revisi
44
44. Kesal • Revisi
45
45. Reuni • Revisi
46
46. Keributan
47
PENGUMUMAN PENTING!!!
48
48. Jebakan
49
49. Sentuh Aku
50
50. Burung Perkutut
51
51. Lesu
52
52. Di mana Dia?
53
53. Pelaku
54
54. Tidak Merestui
55
55. Kecewa
56
56. Otak Marisa Dicuci
57
57. Utarakan
58
58. Mengungkapkan Perasaan
59
59. Aku Meminta Hakku!
60
60. Sudah Tidak Tahan
61
61. Masuk ke Sarang
62
62. Cucuku
63
63. Bulan Madu
64
64. Tujuan Gustav
65
65. Selesai ~ TAMAT
66
Novel Baru ~ Wanita Lain di Hati, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!