16. Membeku

Waktu seolah-olah akan terhenti. Sedikit lagi bibir Juwita dan Calvin bersentuhan. Dalam jarak yang sangat dekat, Juwita dapat mencium aroma parfum maskulin Calvin. Aroma yang akhir-akhir ini selalu membuat dadanya bergejolak, setiap kali bertatap muka dengan Calvin.

Wanita mana yang tidak jatuh hati pada Calvin. Juwita pun sampai saat ini tidak bisa menghilangkan perasaannya. Juwita merasa seperti mimpi, bahwa suaminya adalah Calvin. Calvin memiliki daya tarik tersendiri, yang tidak bisa dimiliki oleh semua pria. Dia pintar dan berkharisma, berwajah tampan serta berbadan kekar.

Saat ini, Juwita membeku di tempat, sampai-sampai menahan napas kala dapat merasakan deru napas Calvin menerpa wajahnya. Tidak hanya itu, jantung Juwita seperti akan meledak sekarang. Membayangkan akan berciuman dengan Calvin. Namun, semua itu hanyalah sebuah khayalan semata. Sebab Calvin memalingkan mukanya ke samping tiba-tiba, lalu menegakkan tubuhnya dengan cepat.

"Lain kali kalau tidak bisa membuka sabuk pengaman, beritahu aku," ucap Calvin setelahnya tanpa menatap lawan bicara. Lelaki itu berdiri sedikit jauh dari pintu mobil yang masih terbuka lebar dan tengah membelakangi Juwita saat ini.

Juwita menggeleng cepat, karena khalayannya tersebut hampir saja membuat jantungnya berhenti berdetak. Juwita kemudian menarik napas dalam-dalam, mengatasi rasa gugup yang melandanya barusan. Namun, setelah menghirup udara di sekitar. Bukannya teratur degup jantungnya, malah semakin berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia pun keluar dengan cepat dari mobil.

"Iya, maaf Calvin. Terima kasih karena sudah mengantarku, kalau begitu aku permisi dulu." Sangking gugupnya, Juwita tidak mendengar tanggapan Calvin, memilih berlari cepat menuju gang kecil.

Meninggalkan Calvin tengah membalikkan badan. Matanya sedikit membola kala melihat Juwita tak lagi berada di sekitar, justru berlari di depan sana.

"Mengapa dia yang minta maaf? Bukannya aku yang harus minta maaf,"gumam Calvin, memandang punggung Juwita dari kejauhan.

Calvin membuang napas kemudian memegang dadanya yang masih berdetak kencang dari tadi.

"Ada apa denganku? Apa aku sakit jantung?" Ternyata bukan hanya Juwita yang merasa jantungnya akan meledak. Calvin pun juga.

Lelaki itu tampak heran dengan reaksi organ dalamnya tersebut tadi.

"Mungkin saja, sudahlah sebaiknya aku pulang," ucap Calvin lalu melirik lagi ke arah Juwita yang saat ini sudah menghilang di gang kecil.

"Ternyata di situ rumahnya, apa rumah Tina dan Chester di situ juga?"

Calvin menggeleng cepat, sempat berpikir ingin bertandang ke rumah Juwita, menanyakan bocah kecil yang ditemuinya kemarin. Akhir-akhir ini benak Calvin dipenuhi dengan Chester. Calvin pun heran sendiri. Mengapa anak itu mencuri perhatiannya?

Akan tetapi, bunyi pesan masuk ponsel di saku celananya, mengurungkan niatnya. Yang ternyata, setelah diperiksa, pesan dari Marisa, menyuruhnya untuk segera pulang.

Calvin pun memutuskan kembali ke rumah.

...

Di tempat lain, di kediaman Lara. Pesta masih berlangsung. Lara masih melayani para tamu undangan, sementara Marisa dan Putri terpaksa duduk di salah satu ruangan. Sebab beberapa menit yang lalu, Lara memberi Putri ultimatum untuk tidak mengikuti pesta.

"Ma, bagaimana ini? Nenek tidak menyukaiku, bagaimana aku bisa menjadi istri Calvin nanti,"ujar Putri, mulai panik. Kala teringat ucapan Lara tadi.

"Jangan ikut campur Nona. Jaga batasanmu! Calvin itu sudah berkeluarga. Aku tidak tahu apa yang dijanjikan Marisa padamu, tapi selama aku hidup, Juwita akan selalu menjadi menantu keluarga Cloud!" kata Lara tadi.

"Tenanglah Putri, yang terpenting kamu sudah tahu kan, kalau Calvin itu tidak mencintai Juwita. Lihatlah sampai sekarang Calvin masih menyuruhmu berdiri di sampingnya, walaupun aku sedikit kecewa ternyata kamu hanya pacar bohongan anakku."

Putri baru saja memberitahu mengenai hubungannya dan Calvin. Ketika Calvin pulang dari luar negeri, Marisa sangat senang mendapat informasi dari orang kepercayaannya di sana, jika Calvin berpacaran dengan Putri. Putri dan Calvin satu kampus.

"Ya tapi Ma, Juwita malam ini terlihat cantik, aku takut Calvin akan jatuh hati padanya, lalu apa benar Calvin dan Juwita tidak memiliki anak Ma? Maksudku apa Mama percaya seratus persen jika kejadian di kampung itu hanyalah sebuah kesalahpahaman? Atau memang benar mereka berbuat—"

"Ck!" Marisa langsung memotong dengan mata melotot keluar. "Cukup Putri, apa kamu tidak melihat tadi Calvin tidak memuji Juwita sama sekali. Tenanglah, kamu lebih cantik dari Juwita. Bukan hanya cantik, kamu juga kaya, dan juga seorang model! Percayalah sama Mama, Calvin dan Juwita tidak mungkin memiliki anak, jadi sekarang aturlah strategi untuk mendapatkan hati anakku."

Putri lantas terdiam. Memikirkan perkataan Marisa. Masih dengan raut wajah panik, dia tengah berusaha untuk memercayai wanita di hadapannya ini.

Dahulu, ketika pulang dari luar negeri. Dia sangat senang, saat Marisa mengatakan, menerimanya sebagai calon menantu. Meskipun masih menjadi kekasih bohongan Calvin. Namun, Putri berharap akan benar-benar menjadi menantu di keluarga Cloud, dan sejak hari itu dia sering bertandang ke rumah orang tua Calvin, bermaksud mencari muka agar hati Calvin dapat meluluh juga, tapi sampai saat ini hubungannya dan Calvin tidak ada kemajuan.

"Baiklah Ma, tapi Mama bisa kan membantuku menyingkirkan Juwita, aku sangat takut Ma, apa lagi Juwita karyawan di perusahaan Lara Crop," balas Putri kemudian.

Marisa menyeringai dengan sangat tajam. "Kamu tenang saja, serahkan sama Mamamu ini. Tapi, kamu juga harus berusaha mendekati Calvin, oke?"

Putri tersenyum lebar lalu reflek memeluk Marisa. "Oke, terima kasih Ma."

Marisa mengangguk sambil membalas pelukan. Dalam hitungan detik, bunyi ketukan di luar membuat interaksi Marisa dan Putri terjeda.

Marisa dan Putri mengurai pelukan lalu saling lempar pandangan sejenak.

"Siapa?" tanya Marisa.

"Ini aku!" Dari luar Calvin tiba-tiba berseru.

Begitu mendengar suara Calvin, mata Putri langsung berbinar-binar. Dia pun merapikan sedikit rambutnya kemudian mencondongkan tubuh ke arah pintu.

Marisa mengulum senyum. "Masuklah!"

Perlahan, pintu mulai terbuka. Masih berdiri di ambang pintu, Calvin pun membuka suara.

"Ada apa menyuruhku pulang?" tanya Calvin tanpa menunjukkan ekspresi sama sekali, wajahnya sangat datar.

"Nak, tolong antar Putri pulang ya ini sudah malam, kasihan dia pulang sendirian," ujar Marisa.

"Aku capek, suruh saja dia naik taksi." Belum juga mendapat balasan, Calvin tiba-tiba melengoskan muka dan melenggang pergi dari situ.

Marisa dan Putri terperangah dengan tanggapan Calvin.

"Calvin, tunggu!" pekik Marisa kemudian, dengan tampang sangat kesal.

"Tuh kan Ma, Calvin sudah berubah tidak seperti dulu," timpal Putri.

Marisa membuang napas berat. "Tidak Putri, Calvin mungkin sedang lelah, makanya suasana hatinya buruk, sudah sekarang kamu pulang diantar sama supir pribadi Mama saja ya."

"Ya deh Ma." Wajah Putri tampak muram.

"Jangan sedih dong, mulai dari besok luluhkan lah hati Calvin dan sering-seringlah datang ke tempat kerjanya." Bujuk Marisa, berusaha menyemangati Putri.

Wajah Putri mendadak berubah menjadi berseri-seri. "Oke deh. Bantu aku juga ya Ma."

"Pasti itu, ayo kita keluar, agar kamu cepat beristirahat."

Putri pun mengangguk lalu keluar bersama Marisa dari ruangan.

***

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Juwita sudah sampai di kantor. Suasana hatinya sangat baik karena Chester dan Tina memuji penampilannya tadi pagi. Semalam, Tina mengatakan dia sangat cantik tanpa kacamata. Tina hampir saja curiga karena Juwita pulang dengan penampilan yang berbeda. Untung saja Juwita memiliki alibi untuk berbohong pada Tina dan Chester.

Dan pagi ini, Tina memaksanya untuk memakai softlens minus. Juwita pun menuruti kemauan sahabatnya itu, hingga sekarang para karyawan di ruangan tampak pangling dengan penampilan Juwita. Terutama kaum pria yang tak berkedip-kedip menatap ke arah Juwita dari tadi.

Juwita menggunakan sedikit riasan natural, softlens berwarna cokelat gelap serta memakai kemeja cokelat, celana kain berwarna putih dan heels hitam sepanjang 5 cm. Juwita terlihat menawan. Membuat Dewi, rekan kerjanya menegurnya kali ini.

"Ada apa dengan penampilanmu? Apa kamu berusaha mencari perhatian dengan karyawan laki-laki di sini," cibir Dewi.

Juwita tersenyum. "Nggak kok, aku cuma pengen aja ganti penampilan, biar nggak monoton."

"Eh." Juwita dan Dewi terkejut kala Salma tiba-tiba masuk ke ruangan sambil menatap rekan-rekan kerjanya yang lain.

"Teman-teman, ayo cepat berdiri! Presdir baru kita datang!" seru Salma lalu berdiri di dekat meja kerjanya.

Semua karyawan di ruangan lantas berdiri dan sesekali membenarkan pakaian. Termasuk Juwita dan Dewi.

Detik selanjutnya, Calvin masuk bersama Ardi dan sekretaris wanitanya bernama Lina.

Baru juga melangkahkan kaki di ruangan, pandangan Calvin langsung tertuju pada Juwita hingga pandangan keduanya langsung terhubung.

Juwita merasa aneh, kala mendapat tatapan dingin dari Calvin sekarang.

"Apa-apaan kamu, Juwita? Di mana kacamatamu?" kata Calvin seketika, membuat mata Juwita hampir saja keluar dari tempatnya sekarang.

Terpopuler

Comments

Rhia Momz Ezhyraffa

Rhia Momz Ezhyraffa

owalah ada aroma kecemburuan nih. .tdk mau kecantikan sang istri dinikmati pria lain dan ada pria yg naksir..mmm

2025-01-02

1

Nay

Nay

emang klo pake kaca mata seculun itu kah,perasaan klo org pke kaca mata cakep" aja

2025-01-09

1

Lisa Halik

Lisa Halik

calvin maunya apa sih

2025-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bertemu Kembali
2 2. Kala Itu
3 3. Masih Sama
4 4. Pergi ke Mall • Revisi
5 5. Bertemu • Revisi
6 6. Gelisah • Revisi
7 7. Dilema • Revisi
8 8. Jangan-jangan! • Revisi
9 9. Terpaksa Berbohong • Revisi
10 10. Aneh
11 11. Berbeda
12 12. Heran
13 13. Marah Besar
14 14. Terkesima
15 15. Bingung
16 16. Membeku
17 17. Apa Salahnya?
18 18. Tidak Masuk Akal
19 19. Cemburu
20 20. Tidak Menyerah
21 21. Dipecat!
22 22. Jangan Pecat!
23 23. Jadi Sekretaris
24 24. ke Apartment
25 25. Sisi Lain Calvin
26 26. Menjahili • Revisi
27 27. Kesal • Revisi
28 28. Perintah • Revisi
29 29. Ceraikan Juwita • Revisi
30 30. Janji • Revisi
31 31. Pertemuan di Mall • Revisi
32 32. Tanda Lahir • Revisi
33 33. Calvin Bertemu Chester • Revisi
34 34. Curiga • Revisi
35 35. Cemburu
36 36. Terjadi Sesuatu
37 37. Memberi Pelajaran
38 38. Semakin Curiga • Revisi
39 39. Penasaran • Revisi
40 40. Membeku
41 41. Gugup
42 42. Penjelasan • Revisi
43 43. Kecewa • Revisi
44 44. Kesal • Revisi
45 45. Reuni • Revisi
46 46. Keributan
47 PENGUMUMAN PENTING!!!
48 48. Jebakan
49 49. Sentuh Aku
50 50. Burung Perkutut
51 51. Lesu
52 52. Di mana Dia?
53 53. Pelaku
54 54. Tidak Merestui
55 55. Kecewa
56 56. Otak Marisa Dicuci
57 57. Utarakan
58 58. Mengungkapkan Perasaan
59 59. Aku Meminta Hakku!
60 60. Sudah Tidak Tahan
61 61. Masuk ke Sarang
62 62. Cucuku
63 63. Bulan Madu
64 64. Tujuan Gustav
65 65. Selesai ~ TAMAT
66 Novel Baru ~ Wanita Lain di Hati, Suamiku!
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Bertemu Kembali
2
2. Kala Itu
3
3. Masih Sama
4
4. Pergi ke Mall • Revisi
5
5. Bertemu • Revisi
6
6. Gelisah • Revisi
7
7. Dilema • Revisi
8
8. Jangan-jangan! • Revisi
9
9. Terpaksa Berbohong • Revisi
10
10. Aneh
11
11. Berbeda
12
12. Heran
13
13. Marah Besar
14
14. Terkesima
15
15. Bingung
16
16. Membeku
17
17. Apa Salahnya?
18
18. Tidak Masuk Akal
19
19. Cemburu
20
20. Tidak Menyerah
21
21. Dipecat!
22
22. Jangan Pecat!
23
23. Jadi Sekretaris
24
24. ke Apartment
25
25. Sisi Lain Calvin
26
26. Menjahili • Revisi
27
27. Kesal • Revisi
28
28. Perintah • Revisi
29
29. Ceraikan Juwita • Revisi
30
30. Janji • Revisi
31
31. Pertemuan di Mall • Revisi
32
32. Tanda Lahir • Revisi
33
33. Calvin Bertemu Chester • Revisi
34
34. Curiga • Revisi
35
35. Cemburu
36
36. Terjadi Sesuatu
37
37. Memberi Pelajaran
38
38. Semakin Curiga • Revisi
39
39. Penasaran • Revisi
40
40. Membeku
41
41. Gugup
42
42. Penjelasan • Revisi
43
43. Kecewa • Revisi
44
44. Kesal • Revisi
45
45. Reuni • Revisi
46
46. Keributan
47
PENGUMUMAN PENTING!!!
48
48. Jebakan
49
49. Sentuh Aku
50
50. Burung Perkutut
51
51. Lesu
52
52. Di mana Dia?
53
53. Pelaku
54
54. Tidak Merestui
55
55. Kecewa
56
56. Otak Marisa Dicuci
57
57. Utarakan
58
58. Mengungkapkan Perasaan
59
59. Aku Meminta Hakku!
60
60. Sudah Tidak Tahan
61
61. Masuk ke Sarang
62
62. Cucuku
63
63. Bulan Madu
64
64. Tujuan Gustav
65
65. Selesai ~ TAMAT
66
Novel Baru ~ Wanita Lain di Hati, Suamiku!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!