NAMAMU MASIH TERSEMAT DI DALAM HATIKU

TOK TOK TOK

"Masuk!" sahut seseorang dari dalam.

CEKLEK

Marissa masuk ke dalam ruangan Ceo setelah mendapat persetujuan dari dalam. Dan tanpa Dimi ketahui jika yang mengetuk pintu ruangannya adalah Marissa.

"Permisi, Pak," kata wanita itu dengan menunduk hormat setelah sampai di depan meja Ceo dari WG.

"Iya, ada apa?" sahut pria itu singkat.

Nampak Dimi sibuk dengan beberapa map tanpa melihat ke arah Marissa yang tampak tersenyum melihat wajah serius pria itu. Dimi masih belum menyadari jika orang yang ada di hadapannya adalah Marissa.

"Saya dapat arahan dari kepala hrd untuk menggantikan tugas ibu Liliana sementara waktu karena beliau akan melahirkan," ujar wanita itu lagi. Saking fokus bekerja bahkan Dimi sampai tidak menyadari pemilik suara indah itu.

"Hem, baiklah. Perkenalkan siapa nama … Marissa! Apakah itu kamu?" Akhirnya pria itu sadar saat melihat orang yang ada di depannya adalah Marissa.

"Ya, ini aku," sahut wanita itu tersenyum lebar.

"Jadi kamu di tempatkan Ibu Raline di sini? Sebagai sekretaris, bagaimana bisa kebetulan begini?"

"Entahlah. Aku hanya mengikuti arahan, Bu Raline," jawab wanita itu mengedikkan bahu ke atas.

"Ayo, duduk. Silahkan," Dimi mempersilahkan Marissa duduk.

"Jam berapa ke sini?" sambungnya.

"Jam delapan pagi tadi, aku lama di hrd. Ada kontrak yang harus aku tandatangani," sahut Marissa . Dimi manggut-manggut mendengar jawaban Marissa.

"Tapi kenapa nggak kasih kabar dulu, hem?"

"Menelepon mu.. lalu kau akan menjemput ku di bawah, begitu? Oh nooo, Dimi ... kau bisa buat orang-orang di luaran sana berpikiran negatif padaku." Marissa menggelengkan kepalanya mendengar ide dari Dimi. Kemudian pria itu tertawa mendengar respon wanita itu.

"Baiklah, jadi kau akan menjadi sekertaris ku, right!" seru Dimi dan Marissa mengangguk membenarkan.

"Tapi ingat! Aku akan bekerja secara profesional dan aku harap kau pun bisa seperti itu. Aku tidak ingin mendapatkan privilege dan dibedakan dengan karyawan lainnya, okay!" tekan Marissa mengingatkan dan Dimi tersenyum mendengarnya.

Kau memang wanita yang berbeda, Isa. Jika orang lain bahkan akan meminta hal itu, berbeda denganmu yang tidak ingin di istimewakan. Tidak salah jika namamu masih tersemat di dalam hatiku.

"Baiklah baiklah. Aku akan mengingatnya." Balasnya sembari mengangkat kedua tangan ke atas sebagai tanda jika ia menerima apa yang diinginkan Marissa .

"Dan lagi pekerjaan hari ini tidak terlalu banyak jadi kau bisa mempelajari pekerjaan Liliana yang belum selesai. Ada Sandy yang akan membantumu atau jika kau mau aku bisa membantu sampai kau mengerti, bagaimana?!" Dimi menawarkan bantuan.

"Terima kasih, tapi aku lebih baik ditemani Sandy saja. Aku tidak ingin nanti ada yang salah paham dengan kedekatan kita berdua," putus Marissa. Bukankah lebih baik menghindar dari pada mengklarifikasi? Begitulah pikirnya.

"Baiklah terserah kamu saja. Lakukan apapun yang membuatmu nyaman," balas pria itu mengulas senyum.

"Terima kasih. Aku akan kembali ke ruanganku sekarang," Marissa pamit undur diri lalu beranjak menuju pintu.

"Oh iya, Isa besok kita akan meeting bersama dengan salah satu perusahan raksasa. Aku yakin kau bisa menyelesaikan semua file yang diperlukan sebelum kita meeting besok," Dimi memberitahu sebelum Marissa keluar dari ruangannya.

"Siap, Bos!" seloroh wanita itu yang disambut tawa oleh keduanya lalu menutup pintu ruangan bosnya.

"Kau tahu, aku sangat bangga padamu bisa melihatmu seperti sekarang ini," sambungnya sebelum Marissa benar-benar menutup pintu ruangan Dimi.

"Saya juga," ucap pria itu mengulum senyum.

***

Giorgio sebenarnya tipe orang yang mampu membedakan antara urusan pribadi dan pekerjaan, namun entah mengapa jika berhubungan dengan Marissa, pria itu tidak mampu mengelola perasaannya seperti pagi ini. Tanpa ada persiapan ba bi bu be bo, pria itu tiba-tiba mengatakan pada Roby akan mengadakan meeting untuk persiapan meeting penting besok pagi. Padahal sebenarnya meeting bisa dilakukan siang hari setelah makan siang.

"Are you okay?" tanya Roby, sahabat sekaligus asisten pribadinya.

"Yeah, i'm okay. Keluarlah, Rob, selesaikan pekerjaanmu," jawab pria itu singkat.

Dan mau tidak mau, Roby mengikuti apa yang dikatakan oleh bosnya mengingat jam kerja sudah dimulai. Walau sebenarnya ia ingin sekali menanyakan alasan mood swings pria itu.

Giorgio berdiri menatap ke arah luar jendela. Melihat lalu lintas pagi ini membuat pikiran pria itu sedikit teralihkan.

Pria itu lalu memijat pelipisnya karena sakit kepala yang tiba-tiba muncul saat menahan keinginannya bercinta dengan Marissa pagi tadi. Wanita itu sungguh terlihat berbeda dari sebelumnya, semakin cantik karena terlihat berbeda dengan setelan kantor yang digunakan pagi tadi.

"Huft! Harusnya tadi langsung ku seret saja ke kamar agar dia tidak jadi bekerja pagi ini," sesal menyelimuti hatinya. Karena ego dan gengsi yang tinggi, akhirnya Giorgio mengurungkan niatnya mencumbu Marissa, padahal hasratnya sudah berada di ubun-ubun.

Dia sungguh kesal melihat Marissa bekerja apalagi dengan penampilan sempurna seperti tadi, benar-benar membuat Giorgio semakin berat melepaskannya.

"Apa yang dia lakukan sekarang ya? Apa dia sedang bersama pria lain?" gumam pria itu membayangkan apa yang sedang dilakukan wanitanya.

"Aahh.. tidak tidak, dia pasti benar-benar sedang bekerja. Ya, dia pasti sedang bekerja. Tapi.. bagaimana jika para pria hidung belang meliriknya?" tanya pria itu bermonolog.

SHIT!!

"Aku malah semakin tidak tenang kalau begini," gumam Giorgio memukul kaca jendela di depannya.

Andai kaca itu memiliki mulut, tentu sudah dimaki si Giorgio itu. Enak-enak saja menyalurkan amarahnya pada dia.

***

Menit berganti jam dan tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Beberapa pekerja sedang bersiap pulang termasuk Marissa yang pekerjaannya memang sudah selesai.

"Huh, akhirnya finish juga." Merasa lega saat berhasil menyelesaikan laporan yang akan dibawa untuk meeting besok siang.

Marissa melihat ke arah ruangan Dimi yang memang hanya dibatasi oleh kaca tebal sebagai sekat antara ruangan bos dan sekretaris.

"Hem, sepertinya dia masih sibuk. Bahkan tadi saat makan siang pun dia makan di dalam ruangannya. Apa kerjanya selalu begini? Dari pagi sampai sore berkutat terus dengan laptop dan laporan yang ada di atas meja," gumam Marissa sesaat setelah melihat bosnya masih sibuk padahal jam sudah menunjukkan waktu pulang kerja.

"Sudah jam lima lewat, Gio pasti sudah di jalan pulang menuju mansion. Bagaimana caraku mau pamit pulang, masa iya sih anak buah yang pulang lebih dulu dibanding bosnya?" Marissa melihat jam, mengingatkannya pada Giorgio yang selalu pulang kerja di waktu yang sama.

"Apa aku kirim pesan saja," tiba-tiba tercetus ide. Kemudian wanita itu mengambil ponsel yang dia simpan di dalam sling bag miliknya.

"Honey, sepertinya aku pulang sedikit terlambat," ketik Marissa lalu mengirimnya.

Sembari menunggu Dimi keluar dari ruangannya, wanita itu memilih mencari kesibukan dengan kembali mengecek dan mempelajari file yang akan dibawa saat meeting besok.

Sesuai prediksi Marissa, Giorgio saat ini tengah berada di dalam mobil menuju pulang ke mansion saat mendengar ponselnya berdering.

Giorgio lalu merogoh saku jas dan melihat layar ponselnya. Saat dilihat ternyata yang mengirim pesan adalah Marissa .

Dahinya mengerut saat membaca isi pesan chat yang dikirimkan padanya.

"Sebenarnya dia bekerja di bagian apa di sana sampai jam segini masih dikantor?" gumam pria itu masih menatap layar ponsel miliknya.

Giorgio tidak menjawab pesan yang dikirim wanita itu padanya. Dia sudah cukup kesal karena Marissa begitu mendominasi pikirannya seharian ini hingga setiap orang yang bertemu dengannya pasti kena muntahan kekesalannya.

Dan sekarang, wanita itu mengatakan akan pulang terlambat! Oh no, jangan sampai ada yang dekat-dekat dengannya jika tidak ingin merasakan amukan dari pria tampan itu.

*

*

"Loh, Isa! Kamu belum pulang?" Dimi terkejut melihat Marissa masih berkutat dengan file di tangannya saat ia keluar dari ruangannya.

"Eh, Pak Dimi.. iya, Pak belum pulang," jawab Marissa .

"Kenapa? Apa kamu kesulitan mengerjakan pekerjaanmu? Atau.. ada yang kamu tidak ketahui? Bilang saja, biar aku yang bantu!" Dimi menatap Marissa dengan dahi yang berkerut.

"Enggak kok, Pak semuanya sudah selesai sejak tadi," sahut wanita cantik itu dengan menampakkan gigi putihnya.

Dimi mengurutkan kening. Bingung dengan apa yang dikatakan wanita di depannya itu.

Marissa mengulas senyum saat tahu jika lawan bicaranya tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan.

"Saya menunggu, Bapak pulang terlebih dulu dan setelah itu baru saya akan pulang," jelas Marissa.

"Oh astaga, Isa! Isa, kau bisa langsung menelepon dan pamit pulang lebih dulu tanpa harus menungguku selama ini," jawab Dimi menoleh ke arah jam rolex green submariner keluaran terbaru miliknya. "Lain kali kau bisa langsung pulang kalau pekerjaanmu sudah selesai, oke! Tidak perlu menungguku karena terkadang aku memang sedikit lama pulang jika ada pekerjaan mendesak seperti tadi."

"Baiklah, Pak."

"Dan satu lagi, stop memanggilku dengan sebutan Bapak atau Pak. Panggil aku seperti kau biasa memanggilku, hem!" titahnya.

"Tidak bisa, begitu, Pak. Itu akan terdengar kurang ajar dan tidak sopan jika aku memanggil namamu secara gamblang tanpa ada embel-embel Pak atau Bapak," tolak Marissa. Gila saja Marissa harus memanggil atasannya dengan nama langsung.

"Okay, tapi itu berlaku hanya pada saat jam kantor, right? Dan setelah jam kerja selesai, kau harus kembali memanggil ku seperti biasanya. Bagaimana?" tawar Giorgio .

"Baiklah, aku setuju," Marissa mengangguk setuju dengan penawaran pria itu.

"Ya sudah, kamu pulang sekarang. Masih ada hal yang harus aku urus dulu sebelum meeting besok siang. Jangan lupa besok pagi serahkan semua file yang sudah kamu kerjakan di atas mejaku. Dan besok kemungkinan aku akan sedikit terlambat karena ada beberapa hal yang akan aku urus di luar kantor," terang pria itu menjelaskan.

Sejujurnya Dimi merasa aneh dan tidak nyaman bersikap seolah-olah mereka adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya. Namun entah mengapa pria itu tidak bisa menolak permintaan Marissa yang menurutnya aneh dan konyol.

15 menit berlalu, Marissa akhirnya berjalan keluar menuju sisi jalan raya karena sampai detik ini ia tidak kunjung mendapat taksi. Padahal biasanya banyak taksi yang stand by di sekitar gedung pencakar langit itu, namun entah mengapa semua taksi yang biasa berada di sekitar sana mendadak hilang bak ditelan bumi. Hingga akhirnya Marissa memutuskan mencari taksi atau kendaraan umum lainnya di luar kantor, tepatnya di sisi kiri jalan raya.

*

*

TIN TIN TIN

Marissa yang sedang berjalan menuju halte terdekat mendengar suara klakson dari arah belakang, ia pun berbalik karena merasa tidak nyaman dengan suara bising yang dikeluarkan kendaraan itu. Dan ketika berbalik, ternyata sebuah mobil mewah yang berwarna hitam kini berhenti di depannya.

"Mau apa dia berhenti?" tanyanya bermonolog saat melihat mobil hitam itu berhenti tepat di depannya.

TIN TIN TIN

Terdengar kembali suara klakson yang dibunyikan sebanyak tiga kali oleh seseorang yang entah siapa dan berhasil membuat wanita cantik itu menghembuskan napas dengan kasar.

"Astaga kenapa siapa sih itu orang? Apa mau pamer mobil baru?!" Kesal Marissa seraya menatap ke arah mobil Ferrari GTC Lusso itu dengan tajam.

Di detik berikutnya barulah kaca jendela mobil hitam itu terbuka.

"Dimi!" seru Marissa saat melihat mobil yang sejak tadi meneriakinya dengan klakson adalah orang yang sangat dikenalnya.

"Ayo, masuk!" seru pria itu.

"Tidak usah.. aku naik taksi atau bus saja," tolak Marissa dengan halus dari tempatnya berdiri dengan hanya sedikit menunduk ke arah pria itu.

"Ayo! Sebentar lagi sudah mulai gelap," balas pria itu. "Taksi kadang jarang lewat sini kalau sudah lewat jam kantor, terlebih bus!" tambah Dimi pantang menyerah.

Nampak Marissa berpikir dan melihat sekeliling. Memang jalanan tampak sepi dan tidak terlihat satu pun taksi sejauh memandang.

"Hem.. okay deh. Tapi bener 'kan tidak ngerepotin?"

Sebenarnya Marissa tidak ingin di antar, tapi sepertinya Dimi tidak akan menyerah sampai ia mengamini permintaannya. Ya sudahlah, lagipula ia juga sudah ingin cepat-cepat sampai di Mansion. Ia sudah sangat merindukan prianya.

"Yaelah, Isa kayak sama orang lain saja!" Dimi menggeleng kepala melihat kecanggungan Marissa padanya

"Oh iya bagaimana hari pertamamu?" tanya Dimi mencairkan suasana.

"So far so good," Marissa menjawab tanpa mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Wanita itu sedang memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk membuat Giorgio tidak lagi marah padanya.

"Jadi besok kamu sudah, siap?!" tanya Dimi lagi.

"Hem …." jawab wanita itu singkat.

"Kamu enjoy bekerja denganku?" tanya Dimi untuk ketiga kalinya dan kini Marissa menoleh ke arahnya.

"Maksudku bekerja di perusahaan ku," ralat pria itu mengulum senyum.

"Hem.. aku betah, semua pegawaimu orangnya nice," jawab wanita itu. Tampak pria itu tersenyum mendengar jawaban Marissa yang terkesan datar dan singkat sejak tadi.

Dimi santai menanggapi sikap Marissa yang terkesan dingin itu dan tidak berpikir macam-macam dan beranggapan itu hal yang wajar jika wanita itu masih merasa kagok padanya karena pertemuan tiba-tiba mereka setelah beberapa tahun terpisah.

Dan setelahnya tidak ada lagi obrolan apapun, mereka berdua kini menikmati suasana jalanan yang mulai sedikit macet karena sudah berada di pusat kota.

Episodes
1 SEMALAM DENGAN PRIA ASING
2 SEPERTI SEORANG GIGOLO
3 WANITAKU
4 MEMINTA PERTANGGUNGJAWABAN
5 HAMIL
6 NYARIS KETAHUAN
7 BERTEMU KEMBALI
8 MEMBUAT CANDU
9 I WANT YOU!
10 MULAI POSESIF
11 SEPERTI CINDERELLA
12 RASA KECEWA
13 MENCINTAI DAN DICINTAI
14 PRIA DARI MASA LALU
15 PERMINTAAN MARISSA
16 PLUS MINUS BERWAJAH CANTIK
17 NAMAMU MASIH TERSEMAT DI DALAM HATIKU
18 KARENA PERHATIANMU PADAKU AKAN TERBAGI
19 GIO YANG MENYEBALKAN
20 DIAPIT OLEH DUA CEO TAMPAN NAN KAYA RAYA
21 DIA AYAH ANAKKU
22 LATIHAN PERNAPASAN
23 PERTENGKARAN LAGI
24 BERPISAH
25 LIKA LIKU LDR
26 RUMAH SAKIT?
27 SIAPA YANG HAMIL, DOK?
28 TRAUMANYA GIORGIO
29 KARENA AKU MENCINTAINYA
30 RAHASIA YANG TERUNGKAP
31 STERIL PADA PRIA
32 PERMINTAAN GIORGIO
33 TES DNA
34 GIORGIO YANG SEMAKIN MENJADI
35 KEDATANGAN REGINA
36 SAKIT HATINYA MARISSA
37 TIDAK DAPAT JATAH
38 BERI AKU WAKTU UNTUK MELEPASMU
39 MOMY DONNA
40 MEMBUAT KENANGAN INDAH BERSAMA
41 NIKMATILAH WALAU HANYA SEBENTAR, SON!
42 ADA HUBUNGAN APA KAU DAN GIORGIO?
43 KAU PIKIR AKU TIDAK LELAH?!
44 SEMOGA KAMU BAIK-BAIK SAJA TANPAKU
45 PERGI YANG JAUH, SEJAUH YANG ANDA BISA
46 SETITIK KEBENARAN
47 TERLIBAT MASALAH BESAR
48 KUMOHON JANGAN MENYERAH SEKARANG
49 AKU BISA GILA
50 MENGAPA KAMU MENYERAH SECEPAT INI!
51 TERKUAKNYA RAHASIA YANG SELAMA INI TERSIMPAN
52 SEPUCUK SURAT
53 PRIA TUA BAIK DAN HANGAT
54 ALEXANDER VETTEL
55 PERMINTAAN GILA GIORDANO
56 MAU MELAHIRKAN?
57 APAKAH DIA MARISSA YANG SAMA?
58 INGIN BERTEMU DAN MEMOHON MAAFNYA
59 SELAMATKAN NYAWANYA DAN ANAK KAMI
60 BERIKAN PETUNJUK PADA MEREKA
61 MARISSA DICULIK?!
62 GRANDPA SEBASTIAN
63 HARUSKAH KAMU KU MAAFKAN?!
64 WILL YOU MARRY ME?!
65 GARA-GARA SUSTER S!ALAN
66 IT'S BABY GIRL
67 ANAK TUYUL
68 PERDEBATAN PERIHAL NAMA
69 WELCOME HOME...
70 OUT OF THE BOX
71 OH MY BIG BABY
72 THREESOME?!
73 JODOH ALEXANDER?
74 AHLI SEJARAH
75 BABY SITTER ELLE
76 BONCHAP1 (PERTEMUAN YASMIN DAN YOSSIE LAGI DAN LAGI)
77 BONCHAP 2 (PRIVAT WEDDING )
78 BONCHAP3 (HONEYMOON)
79 BONCHAP 4 (KITA BUKAN TEMAN)
80 BONCHAP 5 — END MARISSA&GIORGIO (MENCINTAIMU HINGGA TUTUP USIA)
81 PERALIHAN CERITA 2Y (WANITANYA YOSSIE)
82 MENEMUKAN KUNCI YANG TEPAT
83 AKU BUKAN PELABUHAN
84 KATA KERAMAT
85 NANGGUNG
86 SIAPA CLAIRE?
87 JANGAN MENGULANGI KESALAHANKU YANG DULU (GIORGIO)
88 PENGUNTIT?
89 KENAPA HARUS MARAH?
90 MALAIKAT DAN SETAN
91 TERNYATA SALAH PAHAM
92 CIUMAN PERPISAHAN
93 SEBENARNYA SIAPA CLAIRE?
94 PERAWAT AGATHA YANG BARU
95 PENDERITAAN YOSSIE
96 HARAPAN KELUARGA YOSSIE
97 WILL YOU MARRY ME?
98 SEBUAH KETULUSAN
99 CLAIRE MULAI CURIGA
100 DIA CALON ISTRIKU
101 HENTIKAN SEMUANYA DAN BERTOBATLAH
102 SEBENARNYA SIAPA YASMIN?
103 TIGA TAHUN YANG SIA-SIA
104 PAGI YANG PANAS
105 SATU SET LAGI
106 BERTEMU CLAIRE
107 KEBENARAN YANG TERUNGKAP
108 MERAJUK
109 TELAT DATANG BULAN
110 GARIS SATU ATAU DUA?
111 RIAK DITENGAH KETENANGAN
112 KEGUGURAN?
113 TIANA?
114 DUA HARI YANG LALU
115 MASIH DUA HARI YANG LALU
116 MASA SEKARANG
117 MENYONGSONG MASA DEPAN KITA DAN ANAK-ANAK
118 BERKAH DARI TUHAN
119 WANITA PENIPU
120 AKHIRNYA KITA MENIKAH
121 BONCHAP1 (KIAN POSESIF)
122 BONCHAP2 (KERANDOMAN IBU HAMIL)
123 BONCHAP3 (BUNGA TIDUR)
124 BONCHAP4 (NORMAL ATAU CAESAR?)
125 BONCHAP5 (PENELEPON MISTERIUS)
126 BONCHAP 6 (DALAM BAHAYA?)
127 BONCHAP 7 (TIPU DAYA LILYANA)
128 BONCHAP 8 (KEPUTUSAN PENTING)
129 BONCHAP 9 (MELAHIRKAN)
130 BONCHAP10 (ESME DAN TREASURE)
131 BONCHAP 11 (HAPPY LIFE)
132 BONCHAP 12 (YASMIN YANG BIJAK)
133 BONCHAP 13 (END)
Episodes

Updated 133 Episodes

1
SEMALAM DENGAN PRIA ASING
2
SEPERTI SEORANG GIGOLO
3
WANITAKU
4
MEMINTA PERTANGGUNGJAWABAN
5
HAMIL
6
NYARIS KETAHUAN
7
BERTEMU KEMBALI
8
MEMBUAT CANDU
9
I WANT YOU!
10
MULAI POSESIF
11
SEPERTI CINDERELLA
12
RASA KECEWA
13
MENCINTAI DAN DICINTAI
14
PRIA DARI MASA LALU
15
PERMINTAAN MARISSA
16
PLUS MINUS BERWAJAH CANTIK
17
NAMAMU MASIH TERSEMAT DI DALAM HATIKU
18
KARENA PERHATIANMU PADAKU AKAN TERBAGI
19
GIO YANG MENYEBALKAN
20
DIAPIT OLEH DUA CEO TAMPAN NAN KAYA RAYA
21
DIA AYAH ANAKKU
22
LATIHAN PERNAPASAN
23
PERTENGKARAN LAGI
24
BERPISAH
25
LIKA LIKU LDR
26
RUMAH SAKIT?
27
SIAPA YANG HAMIL, DOK?
28
TRAUMANYA GIORGIO
29
KARENA AKU MENCINTAINYA
30
RAHASIA YANG TERUNGKAP
31
STERIL PADA PRIA
32
PERMINTAAN GIORGIO
33
TES DNA
34
GIORGIO YANG SEMAKIN MENJADI
35
KEDATANGAN REGINA
36
SAKIT HATINYA MARISSA
37
TIDAK DAPAT JATAH
38
BERI AKU WAKTU UNTUK MELEPASMU
39
MOMY DONNA
40
MEMBUAT KENANGAN INDAH BERSAMA
41
NIKMATILAH WALAU HANYA SEBENTAR, SON!
42
ADA HUBUNGAN APA KAU DAN GIORGIO?
43
KAU PIKIR AKU TIDAK LELAH?!
44
SEMOGA KAMU BAIK-BAIK SAJA TANPAKU
45
PERGI YANG JAUH, SEJAUH YANG ANDA BISA
46
SETITIK KEBENARAN
47
TERLIBAT MASALAH BESAR
48
KUMOHON JANGAN MENYERAH SEKARANG
49
AKU BISA GILA
50
MENGAPA KAMU MENYERAH SECEPAT INI!
51
TERKUAKNYA RAHASIA YANG SELAMA INI TERSIMPAN
52
SEPUCUK SURAT
53
PRIA TUA BAIK DAN HANGAT
54
ALEXANDER VETTEL
55
PERMINTAAN GILA GIORDANO
56
MAU MELAHIRKAN?
57
APAKAH DIA MARISSA YANG SAMA?
58
INGIN BERTEMU DAN MEMOHON MAAFNYA
59
SELAMATKAN NYAWANYA DAN ANAK KAMI
60
BERIKAN PETUNJUK PADA MEREKA
61
MARISSA DICULIK?!
62
GRANDPA SEBASTIAN
63
HARUSKAH KAMU KU MAAFKAN?!
64
WILL YOU MARRY ME?!
65
GARA-GARA SUSTER S!ALAN
66
IT'S BABY GIRL
67
ANAK TUYUL
68
PERDEBATAN PERIHAL NAMA
69
WELCOME HOME...
70
OUT OF THE BOX
71
OH MY BIG BABY
72
THREESOME?!
73
JODOH ALEXANDER?
74
AHLI SEJARAH
75
BABY SITTER ELLE
76
BONCHAP1 (PERTEMUAN YASMIN DAN YOSSIE LAGI DAN LAGI)
77
BONCHAP 2 (PRIVAT WEDDING )
78
BONCHAP3 (HONEYMOON)
79
BONCHAP 4 (KITA BUKAN TEMAN)
80
BONCHAP 5 — END MARISSA&GIORGIO (MENCINTAIMU HINGGA TUTUP USIA)
81
PERALIHAN CERITA 2Y (WANITANYA YOSSIE)
82
MENEMUKAN KUNCI YANG TEPAT
83
AKU BUKAN PELABUHAN
84
KATA KERAMAT
85
NANGGUNG
86
SIAPA CLAIRE?
87
JANGAN MENGULANGI KESALAHANKU YANG DULU (GIORGIO)
88
PENGUNTIT?
89
KENAPA HARUS MARAH?
90
MALAIKAT DAN SETAN
91
TERNYATA SALAH PAHAM
92
CIUMAN PERPISAHAN
93
SEBENARNYA SIAPA CLAIRE?
94
PERAWAT AGATHA YANG BARU
95
PENDERITAAN YOSSIE
96
HARAPAN KELUARGA YOSSIE
97
WILL YOU MARRY ME?
98
SEBUAH KETULUSAN
99
CLAIRE MULAI CURIGA
100
DIA CALON ISTRIKU
101
HENTIKAN SEMUANYA DAN BERTOBATLAH
102
SEBENARNYA SIAPA YASMIN?
103
TIGA TAHUN YANG SIA-SIA
104
PAGI YANG PANAS
105
SATU SET LAGI
106
BERTEMU CLAIRE
107
KEBENARAN YANG TERUNGKAP
108
MERAJUK
109
TELAT DATANG BULAN
110
GARIS SATU ATAU DUA?
111
RIAK DITENGAH KETENANGAN
112
KEGUGURAN?
113
TIANA?
114
DUA HARI YANG LALU
115
MASIH DUA HARI YANG LALU
116
MASA SEKARANG
117
MENYONGSONG MASA DEPAN KITA DAN ANAK-ANAK
118
BERKAH DARI TUHAN
119
WANITA PENIPU
120
AKHIRNYA KITA MENIKAH
121
BONCHAP1 (KIAN POSESIF)
122
BONCHAP2 (KERANDOMAN IBU HAMIL)
123
BONCHAP3 (BUNGA TIDUR)
124
BONCHAP4 (NORMAL ATAU CAESAR?)
125
BONCHAP5 (PENELEPON MISTERIUS)
126
BONCHAP 6 (DALAM BAHAYA?)
127
BONCHAP 7 (TIPU DAYA LILYANA)
128
BONCHAP 8 (KEPUTUSAN PENTING)
129
BONCHAP 9 (MELAHIRKAN)
130
BONCHAP10 (ESME DAN TREASURE)
131
BONCHAP 11 (HAPPY LIFE)
132
BONCHAP 12 (YASMIN YANG BIJAK)
133
BONCHAP 13 (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!