Bab 17 Terjadinya Kesepakatan

"Kesepakatan apa yang harus aku setujui dari kerjasama ini, mungkin memberatkan, aku akan mengajukan banding kepadamu", kata Brittany.

Brittany menatap serius ke arah Adam Bennet.

Laki-laki tampan itu tersenyum sekilas.

"Aku tidak memberikan suatu kesepakatan yang memberatkan untukmu, yang aku inginkan adalah kita menikah resmi karena aku akan membawamu kehadapan kakekku untuk membuktikan padanya bahwa aku telah menikah", ucap Adam.

"Hanya itu ?" tanya Brittany.

"Ya, hanya itu saja, selebihnya akan berjalan seperti apa adanya dan aku ingin pernikahan kita menjadi publik", kata Adam.

Adam lalu menghela nafas panjang.

"Yah, jika kau keberatan dalam masa pernikahan yang kita jalani nanti maka kau bisa mengajukan banding terhadapku, selagi aku setuju", kata Adam.

"Akan aku pertimbangkan hal itu setelah kita menikah nanti", ucap Brittany.

"Jadi ?" tanya Adam serius.

"Ya, apa ?" sahut Brittany seraya mengangkat kedua bahunya naik ke atas.

"Maksudku, artinya kamu setuju dengan kesepakatan kita untuk menikah", ucap Adam.

"Seperti rencana semula, kita akan menikah setelah tiga bulan ke depan, seusai aku membalas dendam terhadap Ralph", kata Brittany.

"Bukankah kita telah melakukan misi balas dendam yang kau inginkan, Brittany ?" ucap Adam.

"Belum, ini masih permulaan saja, belum membuat Ralph Smith tahu bagaimana rasanya dipermalukan dihadapan semua orang dan pernikahanmu benar-benar batal untuk selamanya", kata Brittany.

"Wow !" pekik Adam. "Aku tidak mengira kau juga sangat menakutkan, nona Brittany", sambungnya.

Brittany tersenyum sekilas lalu berkata.

"Yah, tentu saja, aku lebih menakutkan dari siapapun, dan Ralph tidak bisa mengira aku akan berubah karenanya", ucap Brittany.

"Rasa terluka jug dapat membuat seseorang berubah drastis bahkan mampu menciptakan ketakutan", ucap Adam.

"Terkadang ketakutan kalah oleh sesuatu yang tulus, tuan Bennet", sambung Brittany.

"Dan tunanganmu telah menyia-nyiakan dirimu, kurasa suatu hari nanti dia akan menyesalinya karena telah membuangmu dalam hidupmu", kata Adam.

"Mungkin saja...", sahut Brittany.

"Oh, iya, kalau begitu aku ingin kamu mendatangani surat perjanjian diantara kita setelah kesepakatan kita setujui, nona Brittany", ucap Adam.

"Haruskah ada surat perjanjian diantara kita ?" tanya Brittany.

"Yah, tentu saja, karena pernikahan yang akan kita jalani bukan hanya waktu yang singkat tapi mungkin akan membutuhkan waktu lama bagi kita berdua", sahut Adam.

"Ternyata kau juga tidak ingin rugi, tuan Bennet", kata Brittany.

Adam Bennet tersenyum simpul ke arah Brittany lalu mengeluarkan sebuah map berisi surat yang tersimpan dalam amplop cokelat.

"Bacalah surat perjanjian ini, baru kamu tanda tangani dan kamu setujui isinya", kata Adam.

Adam menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Brittany.

"Kurasa itu tidak perlu aku baca lagi, semua aku serahkan padamu, asal tidak merugikanku dan sangat menguntungkan untukku", sahut Brittany.

Brittany membuka amplop coklat setelah dia menerimanya lalu mengambil sebuah pulpen dari dalam tas miliknya.

"Aku akan langsung mendatangani surat perjanjian ini, dan aku serahkan semuanya kepadamu", kata Brittany.

Brittany mendatangani surat perjanjian yang ada ditangannya tanpa membaca isi surat tersebut.

"Aku percayakan semuanya padamu", kata Brittany.

"Umm..., baiklah...", sahut Adam.

"Tapi ada satu hal yang harus kau setjui dan kau sepakati, tuan Bennet", lanjut Brittany.

"Ya, apa itu kalau aku boleh tahu ?" tanya Adam.

"Selama kita menikah, aku tidak ingin ada hubungan fisik diantara kita sampai kita benar-benar memahami diri masing-masing", sahut Brittany.

Adam terdiam sesaat seraya menatap ke arah Brittany lalu tersenyum ambigu.

"Aku tidak menjaminnya hal itu bisa kita hindari, karena kita tidak pernah tahu masa depan nanti bagaimana akan berubah, nona Brittany", ucap Adam.

"Kau bisa berpikir ulang mengenai kesepakatan ini jika kau mau pernikahan tetap terjadi, tuan Bennet", kata Brittany.

Adam terperangah sesaat lalu tertawa renyah.

"Setidaknya ini dapat kita sepakati tapi ucapanmu seperti sebuah ancaman untukku, dan semoga saja aku dapat mematuhinya", kata Adam terkekeh pelan.

"Jika kau mau maka kau harus menyetujuinya'', ucap Brittany.

"Haruskah itu ? Tidakkah bisa kita pertimbangkan lagi kesepakatan yang satu ini ?" tanya Adam.

"Kurasa hanya ini satu-satunya permintaan dariku agar kita tetap sepakat untuk menikah, tuan Bennet", sahut Brittany.

"Kenapa kau begitu takutnya berhubungan fisik denganku sedangkan aku adalah seorang pria dewasa ?" ucap Adam seraya menyeringai.

"Seriuslah, kumohon !" kata Brittany.

"Tentu saja, aku sangat serius sekali bahkan aku benar-benar memikirkannya matang-matang", ucap Adam.

"Dari nada bicaramu, bahwa kau tidak serius terhadapku dan aku ingin kau menyetujuinya dengan serius", kata Brittany.

''Baiklah, baiklah, aku akan menyetujuinya apapun permintaanmu asal kau dan aku jadi menikah", ucap Adam.

"Kalau begitu aku sepakat !" sahut Brittany.

Brittany menyerahkan amplop coklat berisi surat perjanjian tertulis kepada Adam Bennet.

"Apa kau tidak ingin membacanya semuanya ? Kau punya banyak waktu untuk memikirkannya dan membacanya lagi, nona Brittany !" kata Adam.

"Itu akan membuatku bimbang jika aku melakukannya sesuai permintaanmu dan mungkin saja aku akan berubah pikiran, tuan Bennet", sahut Brittany.

"Mmm..., begitu, ya...", ucap Adam sembari melirik amplop coklat ditangan Brittany.

"Ya...", jawab Brittany dengan anggukan tegas.

"Baiklah, aku akan menyimpan surat perjanjian ini, jika ada yang ingin kau sampaikan maka aku bisa menambahkannya pada surat perjanjian ini", kata Adam.

"Kurasa tidak ada", sahut Brittany seraya menggeleng pelan.

"Apa kau sudah mempertimbangkannya masak-masak, nona Brittany ?" tanya Adam seraya menatap serius ke arah Brittany.

"Ya, aku sudah memutuskannya dengan kepala dingin sejak pernikahanku batal, dan tidak ada lagi yang aku pikirkan selain membalaskan rasa sakit hatiku ini kepada Ralph", kata Brittany.

Adam Bennet tertegun diam, tatapannya tajam ke arah Brittany Moon seakan-akan dia sedang membaca pikiran yang ada didalam kepala perempuan itu.

"Baiklah, aku akan menerima surat ini dan kusimpan disini", kata Adam.

Adam menerima amplop coklat dari tangan Brittany Moon.

"Selama tiga bulan ini, tugas apa yang harus aku lakukan untukmu, nona Brittany ?" tanya Adam.

Brittany beranjak berdiri dari atas kursi lalu berdiri menghadap lurus ke arah Adam Bennet.

"Kita hanya cukup keluar bersama-sama sesering mungkin dan dilihat oleh Ralph", kata Brittany.

"Hanya itu saja ?" tanya Adam.

"Ya, itu saja", sahut Brittany.

"Selain itu ?" tanya Adam.

"Tidak ada, hanya cukup menunjukkan kepada Ralph Smith jika kita melakukan pendekatan, setelah itu kita akan membuat suatu kejutan hebat untuknya yang secara telak akan menjatuhkannya langsung", sahut Brittany.

"Wow ?!" gumam Adam terhenyak kaget lalu tertawa.

"Kenapa ?" tanya Brittany.

"Aku tidak pernah menduga bahwa kau benar-benar sangat menakutkan dari yang aku bayangkan, nona Brittany", sahut Adam.

"Aku tidak menakutkan, tapi luka hati justru membuatku merasa lebih kuat, untuk menghadapi rasa luka ini dengan bertarung sekeras mungkin", kata Brittany dengan menatap dingin.

"Kurasa kau tidak memerlukannya untuk bertarung sekeras mungkin, nona Brittany", kata Adam.

"Tidak ada yang menjaminku untuk tidak bertarung sekeras mungkin melawan rasa sedih yang aku alami ini", sahut Brittany.

"Kau bisa mengandalkanku", kata Adam.

Brittany tertegun sejenak lalu tertawa lirih.

"Tapi kau bukan siapa-siapa untukku, karena hubungan yang kita jalani adalah sebuah kesepakatan belaka", kata Brittany.

"Semoga suatu hari nanti, semua akan berubah dan memungkinkan hubungan kita akan berjalan sebagaimana mestinya", sahut Adam.

Adam menatap tajam ke arah Brittany, namun, sorot matanya mengandung misteri yang sulit untuk ditebak.

"Jangan berharap lebih, dan kuharap kamu dapat mengerti hal itu, tuan Bennet", kata Brittany.

"Entahlah, aku tidak dapat menjaminnya, itu akan terjadi pada kita, Brittany'', sahut Adam.

Adam berjalan ke arah lemari yang ada didalam ruangan itu, bermaksud menyimpan kembali map berisi surat perjanjian ke dalam lemari.

Tedengar suara ketukan dari arah luar pintu ruangan yang membuyarkan suasana serius didalam ruangan itu.

Tok... ! Tok... ! Tok... !

"Permisi, tuan Adam, saya mau mengantarkan hidangan pesanan anda tadi", ucap suara seseorang dari luar pintu ruangan.

"Ya, silahkan masuk !" sahut Adam dari dalam ruangan tersebut.

Terpopuler

Comments

Jossy Jeanette

Jossy Jeanette

berharap kedepannya brittany dan adam adalah sepasang kekasih dan suami istri yg penuh cinta😍

2024-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Batalnya Pernikahan
2 Bab 2 Adam Bennet
3 Bab 3 Kesepakatan Yang Mutlak
4 Bab 4 Membuang Gaun Pengantin
5 Bab 5 Masuk Kerja
6 Bab 6 Berubahnya Rencana
7 Bab 7 Rahasia Tersembunyi
8 Bab 8 Tak Kuasa Menerimanya
9 Bab 9 Luka Hati Seorang Ibu
10 Bab 10 Tamparan Yang Mengena
11 Bab 11 Acara Gala Dinner Yang Kacau
12 Bab 12 Malam Yang Mengesankan
13 Bab 13 Bersitegang
14 Bab 14 Sebuah Janji
15 Bab 15 Menunggu Itu Tidak Mudah
16 Bab 16 Acara Jalan-jalan Yang Unik
17 Bab 17 Terjadinya Kesepakatan
18 Bab 18 Pesan Singkat Dari Jade
19 Bab 19 Jalannya Sesi Wawancara
20 Bab 20 Pemotretan Paling Romantis
21 Bab 21 Menghabiskan Waktu Sore
22 Bab 22 Cukup Buatku Atau Buatmu
23 Bab 23 Dihadapkan Pada Suatu Pilihan, Itu Memang Sulit.
24 Bab 24 Ralph Smith
25 Bab 25 Kedatangan Morgan
26 Bab 26 Memikirkan Morgan
27 Bab 27 Nenek Tetangga Yang Ramah
28 Bab 28 Tidak Jadi Libur
29 Bab 29 Kantor Kerja Luxury
30 Bab 30 Suasana Kerja
31 Bab 31 Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Pertemuan Yang Tak Terduga
33 Bab 23 Rekan Bisnis Lama
34 Bab 34 Clara William
35 Bab 35 Suasana Pagi
36 Bab 36 Menjenguk Morgan
37 Bab 37 Suatu Waktu Di Sore Hari
38 Bab 38 Alasan Clara
39 Bab 39 Rumit
40 Bab 40 Berhasil Lolos
41 Bab 41 Rasa Canggung Yang Ada
42 Bab 42 Rencana Kepindahan Brittany
43 Bab 43 Morgan
44 Bab 44 Tragedi Terjadi
45 Bab 45 Melarikan Diri
46 Bab 46 Berita Dari Rumah Sakit
47 Bab 47 Kritisnya Morgan
48 Bab 48 Kembali Bekerja
49 Bab 49 Rencana Yang Tertunda
50 Bab 50 Selamat Datang Di Rumah Tudor
51 Bab 51 Canggungnya Brittany Moon
52 Bab 52 Dia Terlihat Tampan
53 Bab 53 Dinner
54 Bab 54 Dimana Kusembunyikan Mukaku
55 Bab 55 Aku Merasakan nya
56 Bab 56 Perkenalan Singkat
57 Bab 57 Gladi Bersih Syuting Iklan
58 Bab 58 Kemesraan Ini
59 Bab 59 Terbiasa
60 Bab 60 Tujuan Yang Tercapai
61 Bab 61 Ungkapan Hati
62 Bab 62 Hadiah Lima Ratus Juta
63 Bab 63 Berkunjung Ke Rumah Kakek
64 Bab 64 Waktu Berharga
65 Bab 65 Awal Pagi
66 Bab 66 Pesta Kebun Dimulai
67 Bab 67 Menyampaikan Kabar Bahagia
68 Bab 68 Meriahnya Pesta
69 Bab 69 Kabar Yang Menyesakkan
70 Bab 70 Lancarnya Pesta
71 Bab 71 Ralph Smith
72 Bab 72 Kenekatan Ralph Smith
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 Batalnya Pernikahan
2
Bab 2 Adam Bennet
3
Bab 3 Kesepakatan Yang Mutlak
4
Bab 4 Membuang Gaun Pengantin
5
Bab 5 Masuk Kerja
6
Bab 6 Berubahnya Rencana
7
Bab 7 Rahasia Tersembunyi
8
Bab 8 Tak Kuasa Menerimanya
9
Bab 9 Luka Hati Seorang Ibu
10
Bab 10 Tamparan Yang Mengena
11
Bab 11 Acara Gala Dinner Yang Kacau
12
Bab 12 Malam Yang Mengesankan
13
Bab 13 Bersitegang
14
Bab 14 Sebuah Janji
15
Bab 15 Menunggu Itu Tidak Mudah
16
Bab 16 Acara Jalan-jalan Yang Unik
17
Bab 17 Terjadinya Kesepakatan
18
Bab 18 Pesan Singkat Dari Jade
19
Bab 19 Jalannya Sesi Wawancara
20
Bab 20 Pemotretan Paling Romantis
21
Bab 21 Menghabiskan Waktu Sore
22
Bab 22 Cukup Buatku Atau Buatmu
23
Bab 23 Dihadapkan Pada Suatu Pilihan, Itu Memang Sulit.
24
Bab 24 Ralph Smith
25
Bab 25 Kedatangan Morgan
26
Bab 26 Memikirkan Morgan
27
Bab 27 Nenek Tetangga Yang Ramah
28
Bab 28 Tidak Jadi Libur
29
Bab 29 Kantor Kerja Luxury
30
Bab 30 Suasana Kerja
31
Bab 31 Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Pertemuan Yang Tak Terduga
33
Bab 23 Rekan Bisnis Lama
34
Bab 34 Clara William
35
Bab 35 Suasana Pagi
36
Bab 36 Menjenguk Morgan
37
Bab 37 Suatu Waktu Di Sore Hari
38
Bab 38 Alasan Clara
39
Bab 39 Rumit
40
Bab 40 Berhasil Lolos
41
Bab 41 Rasa Canggung Yang Ada
42
Bab 42 Rencana Kepindahan Brittany
43
Bab 43 Morgan
44
Bab 44 Tragedi Terjadi
45
Bab 45 Melarikan Diri
46
Bab 46 Berita Dari Rumah Sakit
47
Bab 47 Kritisnya Morgan
48
Bab 48 Kembali Bekerja
49
Bab 49 Rencana Yang Tertunda
50
Bab 50 Selamat Datang Di Rumah Tudor
51
Bab 51 Canggungnya Brittany Moon
52
Bab 52 Dia Terlihat Tampan
53
Bab 53 Dinner
54
Bab 54 Dimana Kusembunyikan Mukaku
55
Bab 55 Aku Merasakan nya
56
Bab 56 Perkenalan Singkat
57
Bab 57 Gladi Bersih Syuting Iklan
58
Bab 58 Kemesraan Ini
59
Bab 59 Terbiasa
60
Bab 60 Tujuan Yang Tercapai
61
Bab 61 Ungkapan Hati
62
Bab 62 Hadiah Lima Ratus Juta
63
Bab 63 Berkunjung Ke Rumah Kakek
64
Bab 64 Waktu Berharga
65
Bab 65 Awal Pagi
66
Bab 66 Pesta Kebun Dimulai
67
Bab 67 Menyampaikan Kabar Bahagia
68
Bab 68 Meriahnya Pesta
69
Bab 69 Kabar Yang Menyesakkan
70
Bab 70 Lancarnya Pesta
71
Bab 71 Ralph Smith
72
Bab 72 Kenekatan Ralph Smith

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!