Bab 14 Sebuah Janji

Adam mengantar pulang Brittany hingga ke rumahnya.

Tampak Brittany berada didalam mobil hendak turun.

"Besok aku akan menjemputmu ke rumah, aku berencana mengajakmu jalan-jalan", ucap Adam.

"Besok ?" sahut Brittany terkejut.

"Ya, besok pagi, aku ke rumahmu dan berpamitan pada ibumu karena aku akan mengajak anak gadisnya pergi bersamaku", kata Adam.

"Kita akan pergi kemana, tuan Bennet ?" tanya Brittany sopan sembari melepaskan sabuk pengamannya.

"Sebenarnya ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu terkait rencana kita yang akan menikah nanti, setelah tiga bulan masa balas dendammu selesai", ucap Brittany.

"Kenapa tidak dibicarakan saja sekarang, bukankah lebih menghemat waktu, tuan Bennet ?" tanya Brittany.

"Tidak, sekarang sudah terlalu malam, waktunya beristirahat, lebih baik kita bicarakan ketika bertemu besok, aku akan menjemputmu jam sepuluh pagi", kata Adam.

"Mmm..., baiklah, aku akan menunggumu besok", sahut Brittany sembari tersenyum.

"Ya...", ucap Adam seraya mengangguk pelan.

"Terimakasih sudah mengantarkanku, tuan Bennet...", kata Brittany.

"Ya...", sahut Adam sambil mengangguk pelan.

Brittany bergegas turun seraya membuka pintu mobil.

"Nona Brittany...", panggil Adam.

"Ya...", jawab Brittany sambil menoleh ke arah Adam Bennet ketika dia hendak turun dari dalam mobil.

Brittany menunggu jawaban dari Adam untuk berbicara kembali.

"Tolong panggil nama saja, panggil aku Adam !" kata Adam.

"Oh... ?!" ucap Brittany canggung.

"Tidak usah sungkan padaku, panggil saja dengan nama, sebut saja Adam, akan terdengar lebih akrab", kata Adam.

"Umm..., baiklah, Adam...", sahut Brittany sambil mengerlingkan matanya.

"Itu akan lebih baik kedengarannya", ucap Adam lalu tertawa pelan.

"Sampai jumpa besok, hati-hati Adam !" kata Brittany sambil melambaikan tangannya ketika berada diluar mobil.

"Sampai jumpa besok, Brittany !" sahut Adam Bennet.

Adam melajukan mobil pribadinya pergi dari arah rumah milik keluarga Brittany Moon dengan cepat.

Sedangkan Brittany masih berdiri diluar rumah sambil menatap kepergian mobil milik Adam Bennet yang bergerak menjauh.

...***...

Beberapa menit kemudian...

Brittany melangkah masuk ke dalam rumah.

Ibu telah berdiri didekat pintu, menunggu kedatangan putri tercintanya.

"Kau pulang larut malam, nak", sapa ibu.

Brittany tersentak kaget saat dia melihat ibu yang berdiri didekat pintu.

"Aku mencemaskanmu, Brittany", kata ibu lalu melangkah mendekat.

"Ya, ibu, aku baru selesai menyanyi di acara gala dinner tadi dan pulang lebih cepat karena acara masih berlangsung disana", ucap Brittany.

Brittany melepaskan sepatunya lalu menggantikannya dengan sandal rumah.

"Siapa yang mengantarkanmu pulang ?" tanya ibu.

Ibu mengambil tas milik Brittany dari bahu putrinya, membawakannya ketika mereka melangkah masuk ke ruangan dalam rumah.

"Adam Bennet..., dia yang mengantarkanku pulang ke rumah barusan", sahut Brittany.

Brittany menggelung rambutnya ke atas agar rapi sembari terus berjalan menuju kamarnya.

"Pria itu sangat menyukaimu, tapi apa dia serius denganmu", kata ibu.

"Serius atau tidaknya dia denganku, aku tidak terlalu berharap banyak padanya karena kami sebentar lagi akan menikah, kurasa hal itu tidak perlu dipertanyakan lagi", sahut Brittany.

Ibu menghentikan langkah kakinya lalu berdiri diam.

Brittany menolehkan pandangannya ke arah ibu sembari menatap heran.

"Kenapa ?" tanyanya. "Ada apa, ibu ?" sambungnya tak mengerti.

Brittany berdiri diam seraya mengangkat kedua bahunya ke atas sedangkan pandangannya menatap lurus ke arah ibunya.

Ibu menghela nafas pelan.

"Aku takut kau akan terluka nantinya oleh seorang pria, seperti sewaktu bersama Ralph dulu, mungkin statusnya berbeda sekarang karena kau dan Adam akan menikah sedang dengan Ralph, kau urung menikah", kata ibu.

Terlihat ibu sangat cemas dengan nasib pernikahan Brittany dengan Adam Bennet, pria asing yang baru dikenal oleh gadis itu nantinya.

"Bagaimana nantinya kondisi rumah tanggamu jika kau dan Adam jadi menikah ? Sedangkan hubungan kalian tidak dilandasi oleh rasa cinta, nak...", kata ibu.

"Percayalah ibu, semua akan baik-baik saja, tidak perlu ada yang ibu cemaskan dari hubungan aku dan Adam", sahut Brittany.

"Tapi, nak...", ucap ibu dengan tatapan cemas.

Brittany tersenyum lembut seraya melangkah mendekat ke arah ibunya lalu memeluknya dengan penuh perasaan.

"Ibu..., pernikahan kami hanyalah sementara, aku dan Bennet telah sepakat akan saling membantu dan mendukung satu sama lainnya...", kata Brittany.

"Sementara ???" tanya ibu semakin gelisah.

"Ya, aku dan Adam telah sepakat, sebelum kami berdua membuat perjanjian pernikahan bahwa dia akan membantuku membalas dendam pada Ralph", kata Brittany.

"Ya, Tuhan, nak ! Itu lagi yang ada dipikiranmu soal balas dendam, yang aku cemaskan adalah bagaimana kelanjutan pernikahanmu dan Adam ke depannya setelah kalian benar-benar menikah nanti ?!" ucap ibu.

Brittany tertegun sesaat seraya berpikir.

"Masalah itu, aku dan Adam belum membicarakannya sebab aku hanya sepakat menjadi pengantin pengganti buat Adam", kata Brittany.

"Pengantin pengganti ?" tanya ibu terheran-heran. "Apa maksud perkataanmu itu, nak ?" sambungnya.

"Sebenarnya, Adam juga dikecewakan oleh tunangannya yang melarikan diri dihari pernikahan mereka...", sahut Brittany.

Brittany berjalan maju lalu memutar badannya dan menghadap ke arah ibunya.

"Kebetulan aku mendengar keluhannya dengan orang kepercayaannya, bahwa dia sedang membutuhkan seorang wanita untuk menikah dengannya, dia mencari pengantin pengganti untuknya, ibu", ucap Brittany.

"Lantas kenapa dia tidak langsung menikahimu hari itu juga ?" tanya ibu.

"Aku sendiri tidak tahu alasan dia, kenapa dia tidak langsung mengajakku menikah hari itu juga, malah berjanji membantuku membalas dendam pada Ralph Smith, bahkan dia memberi waktu tiga bulan kepadaku untuk merealisasikan rencanaku itu", sahut Brittany.

Brittany tersenyum samar, terlihat wajahnya tertutup dari kesedihan ketika dia berusaha tersenyum pada ibunya.

"Setelah tiga bulan, kami akan melangsungkan pernikahan kami, entah apa yang akan terjadi selanjutnya, aku sendiri hanya bisa pasrah, ibu", kata Brittany.

"Sayangku..., kau masih sangat muda..., masih banyak kesempatan diluar sana yang menunggumu keberhasilanmu...", ucap ibu.

"Aku tahu itu, ibu...", sahut Brittany.

"Untuk apa kamu memikirkan balas dendam, lupakan saja Ralph Smith dan urungkan niatmu untuk menikah dengan Adam Bennet, nak", kata ibu.

Ibu menghampiri Brittany seraya meraih tangannya, dibelainya wajah cantik putri tercintanya dengan usapan lembut.

"Berhentilah mengharap Ralph dan bangkitlah hanya untuk kesuksesanmu sendiri, nak !" kata ibu.

"Aku sudah berhenti berharap pada Ralph bahkan aku sudah membuang perasaanku terhadapnya'', sahut Brittany.

"Lantas untuk apa kamu membalas dendam padanya ? Akan menyakiti dirimu saja sendiri bahkan akan membuatmu hancur tanpa kau tahu masa depanmu lagi, nak !" kata ibu.

Kedua mata ibu tampak berkaca-kaca sedih saat melihat putri tercintanya harus bergelut dengan rasa sakit hatinya karena telah dikecewakan oleh seorang pria yang membatalkan pernikahannya.

Ibu merasakan kepedihan didalam hati Brittany hingga tubuhnya ikut sakit ketika dia memahami perasaan putri yang paling dia sayangi itu hancur oleh ulah tunangannya yang tega membuat pernikahan mereka batal.

Tidak salah memang jika di hati Brittany tersimpan rasa sakit yang begitu dalamnya sehingga niat untuk membalas dendam pada Ralph Smith begitu kuatnya.

"Tidak, ibu..., aku dapat menjaga diriku tetap baik-baik saja, meski aku dan Adam menikah nanti, tetap aku akan mengendalikan perasaanku dan tidak terlibat cinta dengannya...", kata Brittany.

"Jika nantinya tumbuh rasa cinta diantara kalian, lantas sikap apa yang akan kau ambil nantinya, nak ?" tanya ibu.

"Kesepakatannya kami hanya akan menikah, dia membutuhkan pengantin pengganti untuknya dan begitu halnya denganku, yang sama membutuhkannya untuk menikah denganku", kata Brittany.

"Brittany...", gumam ibu cemas.

"Aku melakukannya, agar Ralph tidak memaksaku lagi untuk kembali kepadanya dan mengajakku menikah lagi dengannya, ibu", sahut Brittany.

"Oh, Tuhan... !" ucap ibu terperangah kaget.

Ibu mengusapkan kedua telapak tangannya ke arah wajahnya dengan gemetaran.

"Apa dia mengajakmu menikah lagi ?" tanya ibu dengan pandangan iba.

"Ya, dia berkata bahwa semua yang dia lakukan demi mendapatkan komisi besar dan berjanji padaku, akan membuat acara pernikahan kami lebih megah dari sebelumnya", kata Brittany kecewa.

"Dan dia tidak mengucapkan permintaan maaf kepadamu ?" tanya ibu dengan nada prihatin.

Brittany menggeleng pelan seraya tersenyum samar.

"Tidak..., dia tidak meminta maaf atas sikapnya sama sekali, meski dia tahu bahwa dia telah bersalah terhadapku...", sambung Brittany dengan tatapan sedih.

Terpopuler

Comments

Yuniar Farah

Yuniar Farah

up thor

2024-10-16

0

Jossy Jeanette

Jossy Jeanette

semangattt brittany...

2024-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Batalnya Pernikahan
2 Bab 2 Adam Bennet
3 Bab 3 Kesepakatan Yang Mutlak
4 Bab 4 Membuang Gaun Pengantin
5 Bab 5 Masuk Kerja
6 Bab 6 Berubahnya Rencana
7 Bab 7 Rahasia Tersembunyi
8 Bab 8 Tak Kuasa Menerimanya
9 Bab 9 Luka Hati Seorang Ibu
10 Bab 10 Tamparan Yang Mengena
11 Bab 11 Acara Gala Dinner Yang Kacau
12 Bab 12 Malam Yang Mengesankan
13 Bab 13 Bersitegang
14 Bab 14 Sebuah Janji
15 Bab 15 Menunggu Itu Tidak Mudah
16 Bab 16 Acara Jalan-jalan Yang Unik
17 Bab 17 Terjadinya Kesepakatan
18 Bab 18 Pesan Singkat Dari Jade
19 Bab 19 Jalannya Sesi Wawancara
20 Bab 20 Pemotretan Paling Romantis
21 Bab 21 Menghabiskan Waktu Sore
22 Bab 22 Cukup Buatku Atau Buatmu
23 Bab 23 Dihadapkan Pada Suatu Pilihan, Itu Memang Sulit.
24 Bab 24 Ralph Smith
25 Bab 25 Kedatangan Morgan
26 Bab 26 Memikirkan Morgan
27 Bab 27 Nenek Tetangga Yang Ramah
28 Bab 28 Tidak Jadi Libur
29 Bab 29 Kantor Kerja Luxury
30 Bab 30 Suasana Kerja
31 Bab 31 Ke Rumah Sakit
32 Bab 32 Pertemuan Yang Tak Terduga
33 Bab 23 Rekan Bisnis Lama
34 Bab 34 Clara William
35 Bab 35 Suasana Pagi
36 Bab 36 Menjenguk Morgan
37 Bab 37 Suatu Waktu Di Sore Hari
38 Bab 38 Alasan Clara
39 Bab 39 Rumit
40 Bab 40 Berhasil Lolos
41 Bab 41 Rasa Canggung Yang Ada
42 Bab 42 Rencana Kepindahan Brittany
43 Bab 43 Morgan
44 Bab 44 Tragedi Terjadi
45 Bab 45 Melarikan Diri
46 Bab 46 Berita Dari Rumah Sakit
47 Bab 47 Kritisnya Morgan
48 Bab 48 Kembali Bekerja
49 Bab 49 Rencana Yang Tertunda
50 Bab 50 Selamat Datang Di Rumah Tudor
51 Bab 51 Canggungnya Brittany Moon
52 Bab 52 Dia Terlihat Tampan
53 Bab 53 Dinner
54 Bab 54 Dimana Kusembunyikan Mukaku
55 Bab 55 Aku Merasakan nya
56 Bab 56 Perkenalan Singkat
57 Bab 57 Gladi Bersih Syuting Iklan
58 Bab 58 Kemesraan Ini
59 Bab 59 Terbiasa
60 Bab 60 Tujuan Yang Tercapai
61 Bab 61 Ungkapan Hati
62 Bab 62 Hadiah Lima Ratus Juta
63 Bab 63 Berkunjung Ke Rumah Kakek
64 Bab 64 Waktu Berharga
65 Bab 65 Awal Pagi
66 Bab 66 Pesta Kebun Dimulai
67 Bab 67 Menyampaikan Kabar Bahagia
68 Bab 68 Meriahnya Pesta
69 Bab 69 Kabar Yang Menyesakkan
70 Bab 70 Lancarnya Pesta
71 Bab 71 Ralph Smith
72 Bab 72 Kenekatan Ralph Smith
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1 Batalnya Pernikahan
2
Bab 2 Adam Bennet
3
Bab 3 Kesepakatan Yang Mutlak
4
Bab 4 Membuang Gaun Pengantin
5
Bab 5 Masuk Kerja
6
Bab 6 Berubahnya Rencana
7
Bab 7 Rahasia Tersembunyi
8
Bab 8 Tak Kuasa Menerimanya
9
Bab 9 Luka Hati Seorang Ibu
10
Bab 10 Tamparan Yang Mengena
11
Bab 11 Acara Gala Dinner Yang Kacau
12
Bab 12 Malam Yang Mengesankan
13
Bab 13 Bersitegang
14
Bab 14 Sebuah Janji
15
Bab 15 Menunggu Itu Tidak Mudah
16
Bab 16 Acara Jalan-jalan Yang Unik
17
Bab 17 Terjadinya Kesepakatan
18
Bab 18 Pesan Singkat Dari Jade
19
Bab 19 Jalannya Sesi Wawancara
20
Bab 20 Pemotretan Paling Romantis
21
Bab 21 Menghabiskan Waktu Sore
22
Bab 22 Cukup Buatku Atau Buatmu
23
Bab 23 Dihadapkan Pada Suatu Pilihan, Itu Memang Sulit.
24
Bab 24 Ralph Smith
25
Bab 25 Kedatangan Morgan
26
Bab 26 Memikirkan Morgan
27
Bab 27 Nenek Tetangga Yang Ramah
28
Bab 28 Tidak Jadi Libur
29
Bab 29 Kantor Kerja Luxury
30
Bab 30 Suasana Kerja
31
Bab 31 Ke Rumah Sakit
32
Bab 32 Pertemuan Yang Tak Terduga
33
Bab 23 Rekan Bisnis Lama
34
Bab 34 Clara William
35
Bab 35 Suasana Pagi
36
Bab 36 Menjenguk Morgan
37
Bab 37 Suatu Waktu Di Sore Hari
38
Bab 38 Alasan Clara
39
Bab 39 Rumit
40
Bab 40 Berhasil Lolos
41
Bab 41 Rasa Canggung Yang Ada
42
Bab 42 Rencana Kepindahan Brittany
43
Bab 43 Morgan
44
Bab 44 Tragedi Terjadi
45
Bab 45 Melarikan Diri
46
Bab 46 Berita Dari Rumah Sakit
47
Bab 47 Kritisnya Morgan
48
Bab 48 Kembali Bekerja
49
Bab 49 Rencana Yang Tertunda
50
Bab 50 Selamat Datang Di Rumah Tudor
51
Bab 51 Canggungnya Brittany Moon
52
Bab 52 Dia Terlihat Tampan
53
Bab 53 Dinner
54
Bab 54 Dimana Kusembunyikan Mukaku
55
Bab 55 Aku Merasakan nya
56
Bab 56 Perkenalan Singkat
57
Bab 57 Gladi Bersih Syuting Iklan
58
Bab 58 Kemesraan Ini
59
Bab 59 Terbiasa
60
Bab 60 Tujuan Yang Tercapai
61
Bab 61 Ungkapan Hati
62
Bab 62 Hadiah Lima Ratus Juta
63
Bab 63 Berkunjung Ke Rumah Kakek
64
Bab 64 Waktu Berharga
65
Bab 65 Awal Pagi
66
Bab 66 Pesta Kebun Dimulai
67
Bab 67 Menyampaikan Kabar Bahagia
68
Bab 68 Meriahnya Pesta
69
Bab 69 Kabar Yang Menyesakkan
70
Bab 70 Lancarnya Pesta
71
Bab 71 Ralph Smith
72
Bab 72 Kenekatan Ralph Smith

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!