Mengurai kenangan yang tersembunyi

"Melisa?" Lily bergumam tanpa sadar, suaranya hampir tak terdengar.

Namun, suara itu cukup untuk menarik perhatian Melisa. Gadis itu berbalik dan untuk sesaat hanya menatap Lily dengan mata yang penuh kejutan. Seperti Lily, Melisa tampaknya juga tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Lily?" suara Melisa terdengar, penuh dengan kebingungan dan kegembiraan yang tercampur jadi satu.

Dalam sekejap, mereka berdua saling mengenali dengan jelas. Meski sudah bertahun-tahun berlalu, ada sesuatu yang tak berubah dari mereka. Melisa langsung berlari ke arah Lily, dan sebelum Lily sempat bangkit dari tempat duduknya, Melisa sudah memeluknya erat.

"Ya ampun, ini benar-benar kamu, Lil!" teriak Melisa dengan nada riang, sementara Lily tertawa dalam pelukan sahabat lamanya.

"Iya, ini aku! Kamu di sini?" balas Lily dengan suara yang masih penuh keheranan. "Aku nggak percaya kita jadi tetangga lagi!"

Mereka berdua saling melepas pelukan dan tertawa, masih tidak bisa mempercayai kenyataan yang terjadi. Melisa kemudian menatap Lily dengan mata berbinar.

"Ya Tuhan, aku nggak nyangka kita ketemu lagi setelah sekian lama. Kamu nggak berubah, Lil!"

"Kamu juga, Mel! Kamu masih seperti dulu!" sahut Lily sambil tertawa.

Mereka kemudian mengobrol singkat, berbicara tentang kehidupan masing-masing sejak terakhir kali mereka bertemu. Rasanya seperti tak ada waktu yang berlalu, seolah-olah mereka masih dua anak kecil yang dulu bermain setiap hari di halaman rumah Melisa. Meski sudah dewasa, ada sesuatu yang begitu akrab dalam percakapan mereka.

Namun, momen bahagia itu terhenti sejenak ketika Lily melihat sosok lain keluar dari mobil. Sosok itu lebih tinggi dan lebih dewasa, tapi ada sesuatu yang membuat Lily langsung mengenalinya. Ezra Julian Lucian, kakak Melisa yang dulu selalu menjadi perhatian Lily, kini berdiri di depan matanya, tampak jauh lebih matang dari yang ia ingat.

Ezra tampaknya tidak menyadari Lily di sana pada awalnya. Dia sibuk mengeluarkan barang-barang dari mobil. Namun, ketika ia melihat adiknya berbicara dengan seseorang, pandangannya tertuju pada Lily. Untuk sesaat, ada keheningan yang canggung di antara mereka.

Lily bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Bagaimana mungkin? Setelah 12 tahun berlalu, perasaan yang dulu ia pikir sudah lama hilang kini kembali muncul begitu saja. Meski mereka berdua sudah dewasa, bayangan Ezra di benaknya tetaplah sosok yang ia kagumi selama masa kecil.

Ezra, yang tampaknya sedikit bingung, berjalan mendekat. "Melisa, siapa ini?"

Melisa dengan senyum lebar langsung menarik lengan kakaknya. "Ini Lily, kak! Ingat nggak? Sahabat kecilku yang dulu sering main di rumah."

Ezra memandang Lily dengan tatapan yang sulit ditebak. Untuk sesaat, Lily khawatir apakah Ezra akan mengingatnya, tapi kemudian ia tersenyum tipis. "Lily? Ya Tuhan, aku hampir nggak kenal kamu. Kamu sudah berubah."

Lily tersenyum gugup. "Iya, aku juga hampir nggak kenal kamu, Ezra."

Ada keheningan singkat, namun keheningan itu terasa hangat. Mereka semua berdiri di sana, meresapi kenyataan bahwa setelah sekian lama, takdir telah mempertemukan mereka kembali.

Di sela-sela momen itu, kedua orang tua Lily keluar dari rumah, penasaran dengan kegaduhan di luar. Begitu mereka melihat Melisa dan Ezra, kejutan serupa melanda mereka.

"Melisa? Ezra?" seru Bu Santi dengan nada tak percaya. "Kalian tetangga lagi?"

Orang tua Melisa yang baru saja keluar dari mobil tersenyum ketika melihat keluarga Lily. Bu Laura, ibu Melisa, langsung menghampiri Bu Santi dan memeluknya erat. "Ya ampun, ini sungguh takdir! Kita bertemu lagi setelah sekian lama."

Pak Andi juga tertawa kecil sambil menyalami Pak Anton, ayah Melisa. "Kebetulan yang luar biasa! Kalian pindah ke sini juga?"

Percakapan di antara kedua keluarga pun mengalir dengan penuh kehangatan. Mereka berbicara tentang kehidupan mereka selama 12 tahun terakhir, mengenang masa-masa di mana mereka tinggal berdekatan dulu. Suasana sore itu dipenuhi dengan tawa, cerita, dan kegembiraan.

Lily, yang masih sedikit terkejut dengan semua yang terjadi, berdiri di sana sambil sesekali mencuri pandang ke arah Ezra. Meskipun sudah dewasa, ia masih merasakan sedikit kegugupan setiap kali berinteraksi dengannya. Namun, Ezra tampaknya lebih tenang, meski ada senyum samar yang sesekali menghiasi wajahnya ketika berbicara dengan Lily.

Setelah percakapan panjang, keluarga Melisa akhirnya masuk ke dalam rumah mereka. Sebelum pergi, Melisa menatap Lily dengan senyum lebar. "Kita harus sering main lagi, Lil. Kali ini di Jakarta!"

Lily tertawa dan mengangguk. "Pastinya, Mel. Seperti dulu lagi."

Mereka berdua tertawa, seolah tak ada jarak waktu yang memisahkan mereka selama 12 tahun terakhir. Meskipun mereka telah dewasa, perasaan persahabatan yang akrab itu tetap ada, seperti benang merah yang tak pernah putus.

Namun, di balik semua kegembiraan itu, Lily tak bisa mengabaikan perasaan lain yang diam-diam mulai muncul kembali perasaan yang dulu ia simpan dalam-dalam di hatinya, ketika ia masih seorang gadis kecil yang diam-diam mengagumi Ezra. Apakah pertemuan ini hanya kebetulan, atau ada sesuatu yang lebih besar sedang menantinya?

***

Setelah pertemuan hangat di luar rumah, kedua keluarga Lily dan Melisa memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di dalam rumah Lily. Suasana sore itu terasa begitu akrab meski sudah bertahun-tahun berlalu sejak terakhir kali mereka berkumpul. Semua orang tampak penuh dengan rasa penasaran dan nostalgia.

Di ruang tamu rumah Lily yang masih setengah kosong karena belum sepenuhnya tertata, mereka duduk bersama. Bu Santi dengan senyum ramah menuangkan teh hangat untuk tamu-tamu mereka, sementara Pak Andi menata beberapa kursi tambahan agar semua bisa duduk nyaman. Suara tawa kecil dan obrolan ringan mulai mengisi ruang, seakan menyatukan kembali hubungan yang sempat terputus.

Melisa duduk di sebelah Lily, sesekali mencuri pandang pada sahabat lamanya dengan tatapan penuh kehangatan. Lily, yang sejak tadi masih sedikit terbawa suasana nostalgia, akhirnya membuka percakapan yang sudah lama tersimpan dalam hatinya.

"Mel, waktu itu kalian pergi tiba-tiba sekali. Aku bahkan nggak sempat pamitan dengan baik. Kenapa kalian pindah begitu mendadak?" tanya Lily, suaranya penuh rasa penasaran yang selama ini tak terjawab.

Melisa menarik napas panjang, sejenak memandang ke arah ibunya, Bu Laura, yang duduk di sebelahnya. Ada sedikit kesedihan di matanya sebelum ia mulai menjawab. "Iya, Lil. Waktu itu memang semuanya terjadi begitu cepat. Sebenarnya, kepindahan kami karena masalah pekerjaan ayahku."

Pak Anton, ayah Melisa, yang duduk tak jauh dari mereka, mengangguk pelan. "Waktu itu, perusahaan tempatku bekerja mengalami krisis besar, dan kami mendapatkan tawaran untuk pindah ke luar pulau untuk proyek penyelamatan perusahaan. Kami tidak punya banyak pilihan, semuanya harus dilakukan cepat agar keluargaku tidak terdampak secara finansial."

Lily mengangguk pelan, mencoba memahami situasi yang dialami keluarga Melisa saat itu. "Oh, jadi itu alasannya kalian pindah begitu tiba-tiba. Aku mengira mungkin ada sesuatu yang lain. Tapi ya, waktu itu memang terasa sangat mendadak buat kami."

Bu Santi yang mendengar percakapan itu, ikut menyela. "Kami sangat merindukan kalian setelah kalian pergi. Lily kehilangan teman bermain, dan kami pun kehilangan tetangga yang sangat dekat."

Bu Laura tersenyum tipis. "Kami juga merasa begitu. Jujur saja, waktu itu kami ingin mengabari kalian lebih awal, tapi semuanya begitu kacau. Tiba-tiba saja kami harus mengemas barang-barang dan pindah."

Pak Andi ikut berbicara dengan nada penuh pengertian, "Kami bisa memahaminya. Kehidupan memang kadang begitu. Tapi melihat kita sekarang berkumpul lagi, rasanya seperti keajaiban."

Melisa mengangguk, senyum di wajahnya kembali muncul. "Aku juga nggak nyangka kita bakal bertemu lagi di sini, apalagi jadi tetangga lagi. Rasanya seperti mimpi!"

Episodes
1 Awal Persahabatan
2 Keinginan yang terpendam
3 Perpisahan
4 Kepindahan
5 Mengurai kenangan yang tersembunyi
6 Langkah Pertama
7 Perjalanan Ke Mall
8 Memulai langkah baru
9 Perasaan yang sangat menguat
10 Grup Chat Misterius
11 Ospek
12 Peringatan Dari Ezra
13 Pengakuan Radit
14 Keputusan Hati
15 Hari Pertama Kuliah
16 Hubungan Toxic
17 Tugas bantuan
18 Jaga Jarak
19 Ragu
20 Red Flag
21 Keputusan yang sulit
22 Kebohongan
23 Keputusan Yang Berat
24 Menjauh
25 Sulit di hindari
26 Cinta yang tak terbalas
27 Curahan hati Ezra
28 Harapan yang mulai tumbuh
29 Ada apa dengan Ezra
30 Aldo, Mahasiswa pindahan
31 Tidak harusnya seperti ini
32 Melisa menjauh
33 Jarak yang Kian Membentang
34 Rencana Liburan
35 Nadia datang
36 Kenyataan yang menyakitkan
37 Luka yang tidak terucap
38 Haruskah Melupakanya?
39 Tidak terbendung
40 Pertunangan Ezra
41 Tidak ada harapan?
42 Menolak
43 Semakin rumit
44 Terbawa Arus
45 Ciuman tidak terduga
46 Hukuman
47 Kegelisahan Ezra
48 Lily berusaha berdamai
49 Ajakan liburan semester
50 Perjalanan canggung
51 Kesempatan
52 Apa terbalaskan?
53 Bersama keluarga Melisa
54 Tenggelam
55 Gejolak
56 Curahan
57 Tidak boleh seperti in
58 Tidak tertahankan
59 Php
60 Kejujuran?
61 Ada yang tersakiti
62 Kepastian ?
63 Berkunjung ke kost lily
64 Kegelisahan
65 Pelampiasan
66 Prustasi
67 Orang Baru?
68 Bertemu teman lama
69 Teman Ibu
70 Kecelakaan
71 Kecemasan
72 Rasa Bersalah
73 Kesempatan bertemu
74 Tidak Terduga
75 Di antar Ryu
76 Kerinduan
77 Mengalah
78 Permohonan
79 Perhatian Teman
80 Lily sakit
81 Menghindar
82 keresahan
83 Meminta Pendapat
84 Perhatian Ryu
85 Rasa penasaran
86 Curhat
87 Kekecewaan Nadia
88 Di sia siakan
89 Niatan baik
90 Kerinduan melisa
91 Pembelaan
92 Pengakuan
93 Kebohongan yang menghantui
94 Perjodohan Ryu
95 Keputusan mendadak
96 Persiapan Pertunangan
97 Hari pertunangnan
98 Semua Kecewa
99 Amarah Ibu santi
100 Keyakinan
101 Tantangan
102 Penyemangat
103 Terus Di salahkan
104 Begitu Sulit
105 Insecure
106 Terlalu Cepat
107 Kepergian Tanpa Pamit
108 Luka yang Mendalam
109 Tolong Dengarkan Aku
110 Apa Aku Salaah?
111 Keraguan Hati
112 Sidang Skripsi
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Persahabatan
2
Keinginan yang terpendam
3
Perpisahan
4
Kepindahan
5
Mengurai kenangan yang tersembunyi
6
Langkah Pertama
7
Perjalanan Ke Mall
8
Memulai langkah baru
9
Perasaan yang sangat menguat
10
Grup Chat Misterius
11
Ospek
12
Peringatan Dari Ezra
13
Pengakuan Radit
14
Keputusan Hati
15
Hari Pertama Kuliah
16
Hubungan Toxic
17
Tugas bantuan
18
Jaga Jarak
19
Ragu
20
Red Flag
21
Keputusan yang sulit
22
Kebohongan
23
Keputusan Yang Berat
24
Menjauh
25
Sulit di hindari
26
Cinta yang tak terbalas
27
Curahan hati Ezra
28
Harapan yang mulai tumbuh
29
Ada apa dengan Ezra
30
Aldo, Mahasiswa pindahan
31
Tidak harusnya seperti ini
32
Melisa menjauh
33
Jarak yang Kian Membentang
34
Rencana Liburan
35
Nadia datang
36
Kenyataan yang menyakitkan
37
Luka yang tidak terucap
38
Haruskah Melupakanya?
39
Tidak terbendung
40
Pertunangan Ezra
41
Tidak ada harapan?
42
Menolak
43
Semakin rumit
44
Terbawa Arus
45
Ciuman tidak terduga
46
Hukuman
47
Kegelisahan Ezra
48
Lily berusaha berdamai
49
Ajakan liburan semester
50
Perjalanan canggung
51
Kesempatan
52
Apa terbalaskan?
53
Bersama keluarga Melisa
54
Tenggelam
55
Gejolak
56
Curahan
57
Tidak boleh seperti in
58
Tidak tertahankan
59
Php
60
Kejujuran?
61
Ada yang tersakiti
62
Kepastian ?
63
Berkunjung ke kost lily
64
Kegelisahan
65
Pelampiasan
66
Prustasi
67
Orang Baru?
68
Bertemu teman lama
69
Teman Ibu
70
Kecelakaan
71
Kecemasan
72
Rasa Bersalah
73
Kesempatan bertemu
74
Tidak Terduga
75
Di antar Ryu
76
Kerinduan
77
Mengalah
78
Permohonan
79
Perhatian Teman
80
Lily sakit
81
Menghindar
82
keresahan
83
Meminta Pendapat
84
Perhatian Ryu
85
Rasa penasaran
86
Curhat
87
Kekecewaan Nadia
88
Di sia siakan
89
Niatan baik
90
Kerinduan melisa
91
Pembelaan
92
Pengakuan
93
Kebohongan yang menghantui
94
Perjodohan Ryu
95
Keputusan mendadak
96
Persiapan Pertunangan
97
Hari pertunangnan
98
Semua Kecewa
99
Amarah Ibu santi
100
Keyakinan
101
Tantangan
102
Penyemangat
103
Terus Di salahkan
104
Begitu Sulit
105
Insecure
106
Terlalu Cepat
107
Kepergian Tanpa Pamit
108
Luka yang Mendalam
109
Tolong Dengarkan Aku
110
Apa Aku Salaah?
111
Keraguan Hati
112
Sidang Skripsi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!