Keluarga Parasit

Setelah mengantar Nasya pulang ke apartemennya, Juna langsung kembali ke hotel. Hotel masih terlihat cukup ramai oleh staf yang bekerja dan juga tamu yang baru saja datang. Juna melenggang masuk dengan langkah kakinya yang gagah dan berwibawa.

"Selamat malam, Pak."

"Malam."

"Selamat malam, Pak."

"Malam."

Juna menanggapi setiap staf hotel yang menyapanya ketika mereka saling berpapasan. Juna gak langsung masuk ke kamarnya, melainkan pergi ke ruang kerjanya terlebih dahulu untuk memeriksa pekerjaan yang belum sempat dia periksa. Disana masih ada Yudi yang menunggu kedatangannya.

"Anda sudah kembali, Pak."

"Hmn. Kamu belum pulang?" tanya Juna pada Yudi yang masih sibuk dengan beberapa dokumen ditangannya.

"Saya menunggu anda untuk memberikan laporan hari ini." ujar Yudi yang berjalan menghampiri Juna.

"Lain kali, jika aku masih belum kembali hingga malam hari, kamu bisa pulang dan tinggalkan laporannya. Aku akan mempelajarinya sendiri, jika ada sesuatu yang perlu ditanyakan, aku pasti akan langsung menghubungimu." ujar Juna mengingatkan Yudi karena takut hal seperti ini terulang lagi.

"Baik, Pak"

"Kamu boleh pulang. Aku akan pelajari sendiri laporannya."

"Baik. Kalau begitu saya permisi. Selamat malam."

Malam. Hati-hati dalam perjalananmu."

"Terima kasih, Pak."

Juna tampak bersikap dingin pada Yudi, namun sebenarnya dia orang yang cukup perhatian pada rekan kerjanya seperti yang dikatakan Mike dan juga Wiguna.

...****************...

Dirumah Pak Agung.

"Pah, Alan bilang tadi Juna pulang kemari? Apa dia udah tidur karena kelelahan?"

Ayah Alah bertanya pada pak Agung yang sedang bersantai. Dia bernama Anton

"Tidak. Dia sudah kembali ke hotel." Pak Agung menanggapi tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Dia kembali ke hotel? Kenapa dia gak tinggal disini bersama kita aja? Disini masih banyak kamar kosong yang tersisa."

Ibu Alan yang bernama Sita juga ikut bergabung dengan percakapan suami dan ayah mertuanya.

"Aku sudah memintanya untuk tinggal disini, tapi dia gak mau. Mungkin dia gak nyaman tinggal bersama dengan kita." ujar pak Agung menanggapi menantunya.

"Kenapa harus gak nyaman? Kita ini kan keluarganya juga. Sudah sepantasnya untuk tinggal bersama. Apalagi sudah lama sekali kita gak bertemu, akan lebih baik untuk sering bertemu dan menjalin keakraban."

Ibu Alan bicara dengan lembut disertai senyum yang ramah.

"Akan kubicarakan lagi dengannya jika memiliki kesempatan nanti." Pak Agung masih menanggapi ucapan anak dan menantunya dengan sikap malas.

Ayah dan ibu Alan saling menatap satu sama lain seolah mereka ingin mengatakan sesuatu hal yang penting pada pak Agung.

"O iya Pah. Ku dengar dari Alan, katanya Juna membawa perempuan ke kamar hotelnya, apa menurut Papa itu akan mempengaruhi reputasi hotel kita? Mungkin banyak orang yang memang gak kenal siapa Juna, tapi staf hotel dan beberapa tamu mungkin sudah tahu kalau dia yang akan mengelola hotel kita kedepannya. Jadi kurasa .... Papa harus mengingatkan dia tentang statusnya sekarang."

Ayah Alan menyindir pak Agung dan secara tidak langsung memintanya untuk mengingatkan Juna agar menjaga prilakunya.

"Itu hanya seorang gadis biasa. Lagipula Juna sudah dewasa. Aku tidak mungkin mengaturnya untuk urusan pribadinya juga."

Pak Agung menanggapi dengan sikap yang santai.

"Papa memang benar, tapi tetap saja sebagai seorang pemimpin, Juna harus memberikan contoh yang baik. Papa gak bisa membiarkan dia terlibat dengan pergaulan bebas."

Ujar Ibu Alan yang ikut mengeluarkan pendapatnya.

"Hemn... Baiklah. Aku akan mengingatkannya nanti."

Pak Agung tidak ingin memperpanjang perdebatan yang tidak akan ada ujungnya, jadi dia menarik napas dan menutup percakapan mereka.

"Ini sudah larut malam, aku mau istirahat. Sebaiknya kalian juga istirahat."

Untuk menghindari pembicaraan yang lebih jauh lagi. Pak Agung memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan meminta Anton juga Sita untuk istirahat.

"Ya, kami akan istirahat sebentar lagi. Selamat malam, Pah."

"Hmn"

Pak Agung hanya berdehem menanggapi ucapan anaknya. Dia melangkahkan kaki menuju kamarnya tanpa memperdulikan lagi putra dan juga menantunya.

Anton dan Sita memperhatikan pak Agung yang berjalan semakin menjauh dari mereka.

"Pah, bukankah ini berita bagus untuk kita? Jika kita ingin menyingkirkan Juna dan membiarkan Alan mengambil kendali sepenuhnya atas bisnis papa, maka kita bisa memanfaatkan berita ini. Kita bisa sebarkan gosip tentang Juna yang suka bermain wanita."

Sita bicara pada sang suami dengan suara yang pelan. Dia menyarankan agar Anton semakin menyulut berita buruk tentang Juna.

Anton terdiam mempertimbangkan saran yang diberikan istrinya.

"Kamu benar. Kita harus gunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan Juna dan membuat siapapun gak akan percaya dengan apa yang telah dia katakan."

Anton menunjukkan seringai tipisnya saat menyetujui usulan sang istri.

"Tunggu apalagi? Minta seseorang untuk membuat bukti mengenai Juna yang selalu bermain perempuan!"

Untuk memantapkan rencananya, Sita pun meminta sang suami agar segera mencari orang yang dapat memanipulasi bukti keterlibatan Juna dengan beberapa wanita.

"Maksudmu…? Baiklah. Aku mengerti."

Sebelumnya Anton tidak mengerti dengan apa yang dikatakan istrinya. Namun sesaat kemudian dia mulai paham dengan apa yang dimaksud Sita.

...****************...

Drrt drrt drrt

Ponsel Nasya terus berdering sepanjang malam. Awalnya dia mengabaikan panggilan itu sampai menutup telinganya dengan bantal. Namun karena teleponnya terus berdering akhirnya Nasya menerimanya.

"Halo." Nasya menyapa dengan nada malas.

"Halo, Sya. Ini Ibu, apa Ibu mengganggumu?"

"Katakan, ada apa?" Nasya tidak ingin basa-basi dan langsung bertanya pada sang ibu.

"Uang yang kemarin kamu kirim itu gak cukup. Apa kamu bisa kirim uang lagi untuk Ibu? Ibu sangat membutuhkan uang itu." Bu Tinah sedikir memohon agar Nasya mau mengirim uangnya lagi.

"Bu, uangku bulan ini sudah habis. Aku hanya memegang uang untuk keperluan sehari-hari. Bukankah aku sudah kirimkan semuanya pada ibu?" Nasya sedikit kesal karena sang ibu terus meminta untuk padanya tanpa memikirkan kondisi Nasya. Bu Tinah bahkan tidak membiarkan Nasya memiliki uang tabungan.

"Kamu pasti punya uang tabungan kan? Ibu bisa pakai itu dulu. Saat om Hadi punya uang nanti, Ibu pasti akan menggantinya. Ya? "

Ibu Nasya memohon dengan nada memaksa putrinya.

"Bu, aku benar-benar gak punya uang. Ibu sendiri tahu kalau begitu aku gajian Ibu akan langsung minta transfer dengan segala alasan. Bagaimana aku bisa punya uang tabungan? Jadi katakan saja pada om Hadi kalau aku memang ga punya uang!"

Nasya bersikeras tidak bisa mengirim uang pada ibunya karena dia memang tidak memilikinya. Tanpa Nasya tahu Hadi telah merebut ponsel dari tangan ibunya untuk bisa bicara dengan Nasya.

"Kalau begitu aku akan langsung datang kesana dan membuktikan sendiri ucapanmu! Aku ingin lihat secara lagsung kalau kamu gak punya uang!"

Nasya langsung terkejut mendengar suara orang dibalik telepon. Sekarang ini bukan suara ibunya. Itu jelas adalah suara Hadi, ayah tiri Nasya.

"O-om, aku memang gak punya uang. Om sendiri yang selalu minta uang padaku untuk berjudi dan membayar hutang-hutang om."

Nasya terbata saat bicara dengan Hadi. Tangannya gemetar meskipun saat dia gak bertatap muka langsung dengan ayah tirinya itu.

"Jangan bohong! Aku tahu kalau kamu bohong padaku! Kirimkan uangnya segera! Kalau gak, aku ... Tut tut tut. Halo? Halo? Nasya! Brengsek!" Hadi berteriak kesal karena Nasya tetap tidak ingin mengirim uang padanya. Apalagi dia langsung menutup teleponnya begitu saja.

Terpopuler

Comments

Dartihuti

Dartihuti

Ibu macam apa anak di peras ma ayah tiri bkn cr cari bantu menggindar malah mau aja minta dan minta...

2024-11-06

1

Mey Abimanyu

Mey Abimanyu

biasa baca novel kak Eli yg karakternya Badas , baca novel yg ini agak kurang hehehe

tapi tetep suka karena sifat laki²nya tegas no menye² ...

2024-11-06

2

Nayi Siti

Nayi Siti

harus y abaikan z

2024-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!