Bab 19

"lo tenang aja, gue beda dengan kakek,"

Queen masih ragu, tetapi senyum tulus Nathan perlahan-lahan membuatnya merasa sedikit lebih tenang. Namun, di sudut hatinya, tetap ada keraguan yang menggelayut, bertanya-tanya tentang niat sebenarnya Nathan dan keterkaitannya dengan sang kakek.

"kita juga pernah bertemu saat pernikahan paman Antonio paman kita," lanjut Nathan.

Nathan mengawasi sepupunya dengan tatapan tajam dan penasaran, menunggu jawaban yang mungkin bisa mengungkap ingatan pada Queen tentang dirinya.

"Kenapa bingung, Vale? Lo benar-benar enggak ingat sama gue?" tanya Nathan, cemas dan sedikit kesal.

Queen menghela napas, menatap lekat ke arah jendela, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Gue hanya ingat sedikit, Kok."ucapnya berusaha tetap tenang walaupun dia tahu bahwa kakak kembarnya lah yang bertemu dengan Nathan.

Dari dulu Queen tak pernah diizinkan dekat dengan keluarga kakeknya, pihak sang papa. Kematian orang tua dan kakaknya bersangkutan dengan keluarga kakeknya, bahkan Queen pernah dengar bahwa nyawanya yang sedang di incar oleh keluarga itu. Makanya Queen terpaksa menyamar sebagai Valerie,kakak kembarnya. Entahlah tujuan mereka mengincar nyawanya?

Nathan mengernyitkan dahi, jelas tidak puas dengan jawaban tersebut. "Dan lo," katanya sambil menelisik gaya berpakaian Queen.

"kenapa tiba-tiba ubah gaya? Rok mini? Itu enggak seperti lo banget," Nathan menambahkan, menuding pakaian sepupunya yang dia kenal dulu.

Queen gelagapan tersenyum pahit. "Orang bisa berubah, Nath. kayak gue misalnya?"

Nathan menghela napas, menyerah pada kenyataan bahwa ada banyak perubahan yang di alami Queen. "oh ya, kedepannya gue bakal sering ketemu lo,"

Queen mengernyit kening tak mengerti, "maksudnya?"

Nathan hanya tersenyum simpul, "Ya, mulai besok gue bakal satu sekolah sama lo, dan kita bisa lebih dekat."katanya mencoba meringankan suasana." Gue harap lo bisa berteman baik sama gue, melupakan masalah rumit keluarga kita. Percaya sama gue, Gue bukan sebagian dari orang-orang di pihak kakek,"

"Gue percaya, " katanya walau dia sangat meragukan itu.

Dion yang mendengarkan percakapan mereka tampak terheran-heran. "Wah, berarti sebentar lagi lo sekolah di tempat kita," ucap Deon seraya menepuk bahu Nathan dengan penuh semangat.

"Kalian juga satu sekolah dengan Vale?" tanya Nathan.

Dion mengangguk ringan, "kami kakak kelas Vale,"

"oh gue kenal sekarang. Kalian pasti sahabatnya Ellison kan?" tebak Nathan di balas anggukan dari mereka berempat.

Queen, dengan pikiran memenuhi kepalanya masih ragu dengan perkataan Nathan hingga lamunannya buyar kala sebuah tangan mengusak rambut panjangnya.

"kenapa Rena?"

Sang pelaku hanya tersenyum seolah menyampaikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Sebuah senyum tipis akhirnya menghiasi wajah Queen, menandakan bahwa ia mulai menerima kehadiran Nathan dengan hati yang lebih terbuka, apalagi ada Renata yang menemaninya melalui semua ini.

"Gue pamit ya!" pamit Nathan kepada Queen.

"Emangnya lo tinggal di mana?" tanya Queen penasaran, karena yang ia tahu keluarga kakeknya bukan asli negara ini, otomatis Nathan tidak mempunyai kerabat kecuali dirinya dan ayahnya.

"Eh, gue nginep bersama teman-teman yang lain, kebetulan mereka juga melakukan pertukaran murid sama kayak gue," kata Nathan.

"lo udah ketemu sama ayah?"

Nathan mengangguk, "sudah kok, malah paman Mario yang cari apartement buat gue,"

Queen tersenyum lega, setidaknya ayahnya yang duluan percaya kepada Nathan. Dia berharap Nathan berbeda dengan keluarga kakeknya, Keluarga Harkoxi.

Queen menatap Nathan yang perlahan menjauh dari kafe tempat mereka baru saja berbincang.

"Apakah ini hanya pertukaran pelajar biasa, atau ada sesuatu yang lebih?" gumam Queen dalam hati, sambil menggigit bibir bawahnya, tanda kegelisahannya semakin nyata.

Sosok Nathan yang baru saja berlalu meninggalkan kesan yang mendalam. Gadis itu teringat akan kakeknya yang memiliki sifat yang begitu berbeda—dingin dan sombong.

"Mengapa Nathan bisa begitu berbeda?" tanya Queen pada dirinya.

"ah gue lupa. Papa sama ayah juga punya sifat yang berbeda dengan kakek,"

Nathan, yang kini sudah beberapa meter menjauh dari kafe, sesekali menoleh ke belakang. Senyumnya yang tulus seolah ingin menghapus segala keraguan yang mungkin ada. Namun, bagi Queen, senyum itu justru menambah teka-teki dalam benaknya.

Sekali lagi Renata mengelus rambut Queen dengan lembut, membuat gadis itu tersentak dari lamunannya. Mata Queen memandang tajam ke arah Renata, mencoba menyembunyikan rasa takut yang mulai menguasai dirinya.

"Aku tahu apa yang ada di kepala Non, kamu takutkan, sepupumu itu bekerja sama dengan tuan Harkoxi?" tanya Renata dengan suara serak, seolah menikmati ketegangan yang tercipta.

Untuk sejenak Queen terdiam, bibirnya bergetar sebelum akhirnya ia mencoba menjawab dengan suara yang berusaha keras terdengar tenang.

"Untuk apa aku takut, toh aku kan bukan Uin tapi Va..." Ucapannya terhenti tiba-tiba saat ia menyadari kehadiran anggota The Devil yang masih berada di meja tersebut.

Sean tersenyum tipis, seolah mendapatkan kekuatan dari kegagapan Queen. "Lanjut aja, Val. Kami tahu kok masalah keluarga lo. Lison sering menceritakan pada kami, jadi kami tahu semua tentang keluarga lo," balasnya, suara beratnya seakan menekan setiap kata untuk memastikan Queen merasakan bobot dari situasi tersebut.

Queen menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. Matanya yang semula menunduk kini menatap Sean dengan tatapan yang lebih keras. "Iya!"

Nathan tiba-tiba kembali ke dalam kafe, langkahnya cepat dan penuh semangat. Queen dan teman-temannya yang masih duduk di meja sudut, langsung mengernyit bingung.

"Kok kembali?" tanya Queen dengan penasaran.

Nathan menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Gue lupa kasih lo oleh-oleh," katanya sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Paman bilang lo suka banget sama boneka beruang. Awalnya gue agak ragu ngasih ini, yang gue tahu Uin yang suka boneka seperti itu," ungkapnya sembari menyodorkan sebuah boneka beruang yang tampak lembut dan lucu.

Queen terkejut mendengar kata-kata Nathan, tapi dia berusaha keras untuk menyembunyikan kekagetannya dan mengubah raut wajahnya menjadi tenang. Dia mengambil boneka beruang itu, merasakan teksturnya yang halus di jari-jarinya.

"Gue mau belajar menyukai kesukaan Uin, biar ingat dia terus," ucap Queen dengan suara yang berusaha tetap stabil.

Nathan tersenyum lembut, rasa lega terlihat jelas di wajahnya. "Ini, semoga lo suka," katanya dengan tulus.

Queen memandang boneka itu, matanya berkilauan, sementara di hatinya, perasaan campur aduk berkecamuk; kesedihan, rindu, dan sekarang, sebuah kehangatan yang diberikan oleh Nathan melalui boneka beruang itu. Dia ingat dulu, mama, papa, kakaknya, bahkan Ellison sering menghadiahkan boneka beruang.

Setetes air mata mengalir membasahi pipinya, dia segera menghapusnya sebelum orang lain menyadarinya. Namun terlambat, diam-diam Geo melihatnya dan bertanya-tanya keanehan yang di tunjukkan Queen.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!