Bab 18

Queen menempati sudut meja terpencil di kafe kecil yang dimiliki Renata. Dari sudut itu, dia tak henti memandangi pengasuhnya yang sedang lincah melayani pelanggan.

Sesekali, sambil tersenyum lebar, Queen memberikan semangat dengan sorakan kecil ke arah Renata.

"Nona, nggak bosan apa terus memandang saya?" goda Renata dengan tatapan menggoda.

Sementara Queen hanya menggeleng lembut sambil tersenyum. "Aku tidak akan pernah bosan melihat kamu bekerja," ucapnya dengan penuh kekaguman.

Renata menghela nafas lega. Pengasuhan yang pernah diberikannya pada Queen di masa lalu tidak sia-sia; buah hati majikannya itu kini melihatnya lebih dari sekedar pengasuh, melainkan seorang saudara.

"Awas loh, jangan sampai nonjatuh cinta sama saya. Saya masih normal," candanya ringan, membuat suasana menjadi riang.

"Ih, Rena... Siapa juga yang jatuh cinta sama kamu, hatiku tetap untuk Kak Ell kok. Lagian, akujuga masih normal," sahut Queen, menangkis gurauan Renata sambil tertawa kecil.

"Bercanda, Non! Saya tahu hati Non hanya untuk Kak Ell-nya saja, yang lain mah lewat," kata Renata, ikut terbahak mendengar jawaban Queen.

Kedua perempuan itu tertawa bersama, menikmati kehangatan di sudut kafe kecil itu. Suara pintu terbuka mendadak membuat mereka sama-sama menoleh.

"Selamat sore!" sapa Gio saat memasuki ruangan.

Queen dengan tatapan yang mulai takut melihat kedatangan mereka, meremas kuat dress yang sedang di pakainya. Dia berusaha untuk tidak takut kepada mereka.

"Tenang Uin,selama lo enggak ngusik kak Rhea, lo akan aman," katanya pada diri sendiri.

"kalian datang lagi?" ucap Queen kaku. Emang beberapa hari ini para inti the devil berkumpul di kafe milik Renata, membuat Queen lebih bisa mengontrol hatinya untuk tidak takut kepada mereka.

Queen membalas dengan senyum manisnya sambil mengamati sekeliling, mencari sosok yang telah dua minggu ini absen dari pandangannya. Walaupun dia selalu kabur saat berpapasan dengan Ellison, dia selalu memerhatikan pemuda itu dari jauh karena dengan itu dia tidak bergetar takut.

Dion, yang memahami rasa cemas di hati Queen, dengan lembut berkata, "Dia belum kembali."

Seakan tersadar, pipi Queen memerah, seraya Renata menimpali, "Merindukan pujaan hatinya, ya? Sudah dua minggu tak bertemu, wajar kok."

Queen mencoba menyembunyikan rasa malunya dengan cara melotot kearah Renata yang sudah kabur kedapur.

Sambil memegangi kedua pipinya yang membara, Queen bergumam dengan suara berbisik, "Apa terlihat jelas ya?"

Gio, yang tak ingin ketinggalan, ikut berseloroh, "Apa lo tak bisa nahan diri sedikit?"

Dengan cepat Queen menggeleng, "Gak bisa," sambil memberi tatapan yang membuat semua orang di ruangan itu tertawa ringan, melupakan bahwa Queen sempat membuat mereka benci kepadanya.

Sean melambaikan tangan, memanggil dengan suara yang menggema, "Ranata!"

Renata menoleh, kaget namun segera tersenyum lebar mendengar Sean. "kenapa tuan-tuan muda sekalian?"

"Kami ingin membuat tempat ini sebagai tempat nongkrong kami, boleh? Lain kali kami akan membawa semua anak-anak 'the devil'," lanjut Sean dengan semangat.

Renata menanggapi dengan rasa bangga yang meluap, "Wah, terasa sangat terhormat tempat kami disukai oleh cowok-cowok tampan seperti kalian." Sopannya terjaga, meski hatinya berbunga. "Padahal kami baru mulai bisnis ini, tapi sudah punya pelanggan tetap!"

Sean tertawa, menambahkan, "Siapa yang enggak suka kafe ini? Tempat kalian pasti diminati remaja. Kami yakin tahun depan kafe ini bakal punya cabang di kota lain."

"Amin," seru mereka serempak, tawa lepas mengisi ruangan.

Renata berbalik pada Queen,"Hari ini kita layani mereka dengan baik ya, Non. Sajikan yang terenak!"

Queen mengangguk cepat, senyumnya memperlihatkan deretan gigi putih. Dengan nada riang ia berkata, "Ayo tuan-tuan, silakan duduk dan pesan makanannya!"

Layaknya pelayan kafe, Queen menuntun mereka ke meja mereka.

Beberapa saat kemudian, pesanan mereka muncul dan dihamparkan di atas meja, Gio tiba-tiba merogoh HP dari sakunya lalu mulai memotret pemandangan di atas meja tersebut.

"Gue akan viralkan kafe ini," deklarasinya dengan antusias.

Senyum manis terlukis di wajah Queen, kebahagiaan dalam dirinya bermekaran, tahu bahwa tindakan Gio yang populer itu pasti akan membuat kafe ini menjadi sorotan.

"Terima kasih, Kak," ucap Queen.

"Sama-sama," balas Gio hangat.

Dion, yang telah tak sabar, berkomentar, "Wah, makanan ini juga menggugah selera banget, gak sabar gue."

"Ayo kita mulai," ajak Gio yang telah memperhatikan mereka.

Suara Dion melemah, "Andai ada boss di sini, kita juga kangen sama boss."

"Kalau ada Kak Ell pasti dia enggak bisa makan seafood, dia kan alergi," tambah Queen, yang dalam hatinya terus merindukan pujaan hatinya meski hanya bisa memandang dari kejauhan karena takut.

Dalam hati mereka berempat tidak menyangka bahwa Queen yang sangat tahu tentang Ellison. Mereka saja yang sahabatnya hanya tahu sebatas alergi Ellison, tidak dengan jenis macam apa itu.

Setelah menikmati makanan, Gio dan Queen tampak memegang perut, tanda kenyang, sambil saling berbagi senyum. Queen di minta oleh mereka untuk bergabung bersama mereka, awalnya Queen menolak tapi atas paksaan mereka akhirnya Queen mengiyakan,walaupun duduknya agak jauh dari mereka.

"Lama tidak bertemu, Xaviera Valerie Adelio!" Queen menoleh, terkejut.

Di belakangnya, seorang pemuda berhoodie hitam dan topi senada berdiri, menatapnya dengan ekspresi akrab.

Queen mengerutkan kening, matanya menyipit mencoba mengingat.

"Jangan bilang lo gak ingat sama gue?" sang pemuda berkata, raut wajahnya penuh harap.

Queen menggeleng, kebingungan jelas tergambar di wajahnya. "Tidak," jawabnya singkat.

Pemuda itu kemudian menggenggam bahu Queen yang masih duduk, mendekatkan diri. "Vale... ini gue, sepupu lo, Nathaniel Alex Harkoxi."

Kata-kata itu membuat Xera semakin bingung. "Harkoxi?" Katanya, suaranya penuh tanya.

Queen menatap Nathan dengan mata yang berbinar-binar, mencoba mengingat setiap momen yang mungkin terlewat dari ingatannya. Kedua alisnya bertaut, dan bibirnya mengatup rapat dalam kebingungan. Jantungnya berdegup kencang, merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Nathan, yang menyadari kegelisahan Queen, melangkah mendekat dengan senyuman yang terukir di wajahnya. "Kita pernah tumbuh bersama saat kecil, ingat?" lanjutnya, mencoba menggali memori lama.

Queen menggigit bibir bawahnya, matanya terpejam sejenak mencoba keras mengingat. Namun, semakin dia berusaha, semakin sulit baginya untuk mengingat sosok Nathan di masa lalunya.

"Maaf, Nathan, aku... aku benar-benar tidak ingat," ucap Queen dengan suara yang bergetar, menandakan rasa frustrasinya.

Nathan menghela nafas, lalu menepuk lembut bahu Queen,"Tak apa, mungkin itu sudah terlalu lama. Tapi, percayalah, aku sepupumu, dan aku di sini bukan untuk mengawasi atau apa pun. Aku hanya ingin kembali dekat dengan keluarga," jelasnya, mencoba meredakan ketegangan.

"Kamu yakin bukan karena suruhan kakek kan?" tanya Queen ragu.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!