Bab 16

Di Rooftop, geng The Devil bukanlah sosok yang patuh pada aturan kelas, mereka lebih memilih untuk berkumpul di sini. Sang ketua terlelap di atas sofa, tenggelam dalam dunia mimpinya, sementara yang lain asyik berbincang dan bercanda. Berbeda dengan Geo yang tampak asyik tenggelam dalam barisan kata di bukunya.

Langkah Sean terdengar memecah kesunyian saat dia mendekati Geo dan Dion dengan kedua tangan terlipat dalam saku celananya.

"Kenapa balik lagi? Bukannya lo tadi jaga mereka ya?" tanya Gio dengan rasa penasaran menggantung di udaranya.

"Gue percaya sama mereka," jawab Sean dengan nada santai, seakan tak terganggu.

"Walau mereka ratu bullying?" potong Dion, mencari kejelasan.

Sean hanya mengangguk, kepalanya terangkat tinggi, menunjukkan keyakinannya."Gue dengar sesuatu di lapangan,"

Geo, matanya masih tertuju pada buku sebelum akhirnya dia memalingkan pandangannya ke Sean, menangkap ketegangan yang baru saja terjadi.

"Mereka berantem lagi?" tanya Gio, serius.

Sean menggeleng, "Ini lebih dari itu, katanya mereka sudah berbaikan. Vale lagi-lagi duluan minta maaf," jelasnya.

Mendengar ini, Ellison langsung terbangun, matanya membulat kaget dan tak percaya dengan berita yang baru saja diungkapkan Sean. Belum juga keterkejutan nya saat di ruang aula, sekarang ditambah lagi perubahan sikap yang membuat pemuda itu bingung.

Ellison duduk tegak dari tidur, kerutan bingung menghiasi dahinya. "Dia minta maaf lagi?" tanyanya, suara ragu memenuhi ruangan.

"Vale makin hari makin aneh enggak sih, dia kayak ngehindar kita," pikir Dion.

"Gue pernah nangkap tubuhnya bergetar setiap liat kita," tambah Gio. "Gue harus cari tahu,"

"Lo ancam dia?" tebak Geo.

Orang yang di tuduh hanya menggeleng, "kurang kerjaan banget gue, ngancem tuh anak,"

"mungkin dia lagi belajar ngejauhin kita," kata Dion.

Sean mengangguk, matanya serius. "Dan gue dengar alasan dia nyerang Alexi, katanya...," kata Sean, meninggalkan kalimatnya menggantung.

Gio, yang semula hanya mendengarkan, kini merapatkan kedua alisnya. "Apa itu? Gue penasaran anjirr!" ucapnya, rasa ingin tahu terpancar jelas dari nada suaranya.

"Belum jelas sih, yang pasti ada pesan, 'jangan sampai Kak Ell tahu,'" lanjut Sean, seraya menggeleng, kebingungan terlihat jelas.

Ellison, mendengar namanya disebut, mengalihkan pandangan ke arah Sean.

"Menurut lo, apa yang enggak boleh lo tahu?" tanya Deon menatap Ellison, matanya penuh tanya.

Ellison menghela napas, bahunya menggedik ringan, "Vale itu, jarang memaafkan orang, apalagi jika itu menyangkut keluarganya atau barangnya."

Geo, yang mendengarkan dengan seksama, angkat bicara, "Orang bisa berubah, Lison."

Ellison mengangkat wajah, tatapannya sayu. "Semoga," gumamnya, nada berat dan harapan bersatu dalam bisikan lirih itu.

Dion menambahkan, " Gue pasti yakin banget, itu salah satu alasan Vale tiba-tiba takut sama kita,"

Ellison mengangguk pelan, menyerap setiap kata. "biarlah waktu yang berbicara," jawabnya, suara hampir tidak terdengar, penuh dengan harapan tersirat.

****

Selesainya Via berteriak lega usai menuntaskan semua tugas hukumannya. Monika pun menambahkan sambil meregangkan tubuhnya di kasur, "Akhirnya gue bisa rebahan!"

Sementara itu, Queen dan Alexi hanya melempar senyum tipis, merasakan kelelahan yang sama. Di luar pintu, Geo sudah menunggu dengan pose yang sok cool. Melihat dia, alis mereka berempat segera berkerut, heran mengapa orang yang cukup dicari-cari di sekolah itu tiba-tiba mendekat.

"Boleh kita ngobrol?" tanya Geo, matanya tertuju pada Alexi. "Sebagai kakak tiri lo," tambahnya, memberikan tekanan pada kata terakhir itu.

Alexi hanya tersenyum tipis, tidak menyangka Geo akhirnya mengakui hubungan mereka sebagai saudara. Ia mengangguk pelan, "Gue duluan ya, kalian pulang dulu." pamit Alexi kepada teman-temannya.

Queen memilih berjalan menuju lift, berniat kembali ke kelas untuk mengambil tasnya. Tiba-tiba ia melihat pintu lift yang hendak tertutup. "Tahan bentar lift-nya!" teriaknya sambil berlari cepat.

Beberapa orang di dalam lift langsung mendengarkan dan menahan pintu untuknya.Saat Queen memasuki lift, matanya terbelalak menyaksikan Ellison dan inti The Devils yang sudah menunggu di dalam.

Ketakutan merayap naik, menggigilkan seluruh tubuhnya hingga ia hampir memutar balik untuk keluar. Namun sebelum sempat melarikan diri, Ellison menggapai dan menarik kerah baju Queen ke atas, menghentikan langkahnya.

"Enggak usah keluar," ucap Ellison dengan nada datar, membuat Queen hanya bisa patuh meski hatinya berdebar kencang, terkepung oleh beberapa malaikat mautnya.

Queen agak berdiri jauh dari mereka hingga terpentok ke pintu lift, dengan tangan bergetar menahan rasa takut.

"Udah selesai hukumannya?" suara Sean menggema dari belakang Queen membuat gadis itu sedikit tersentak.

"Semuanya sudah bersih, Kak," jawab Queen sambil berusaha menatap Sean, berusaha menyembunyikan rasa kaki dan takut.

"Bagus," sahut Sean.

"lo takut sama kita?" tanya Gio tiba-tiba membuat atmosfer lift semakin mencekam yang dirasakan Queen.

Saat lift bergerak, rasa lega sejenak mengusik kegelisahan Queen. Dengan detak jantung yang masih berpacu, Alih-alih menjawab ia malah melemparkan kata terima kasih sebelum melarikan diri dari lift secepat yang ia bisa.

"Terima kasih, Kak!" seru Queen dengan suara yang nyaris pecah, sambil berlari meninggalkan mereka berempat di dalam lift.

"Ok, gue makin yakin tuh anak takut mati sama kita," celetuk Gio.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!