Bab 15

Di sinilah mereka di lapangan basket yang luas, karena Queen berhasil mengubah hukuman dari berjemur matahari hingga membersihkan lapangan basket yang begitu luas. Udara terasa sedikit canggung di antara mereka berempat.

Queen dan Alexi terutama, masih terbayang kejadian di kantin beberapa saat lalu. Alexi bergulat dengan kata-kata Queen yang tajam, sementara Queen sendiri tenggelam dalam rasa bersalah karena kekasarannya.

Sebelum memecah keheningan, Queen mengumpulkan keberaniannya, mengambil napas dalam, dan batuk kecil sebelum berbicara.

"Hm Kak," suaranya lebih lembut dari biasanya, memecah kesunyian yang tajam. Kepala Alexi, Via, dan Monika serempak berputar menghadapinya.

"lo mau ribut lagi sama kita?" tanya Monika, nada suaranya meninggi, skeptis.

Queen menggeleng lembut, matanya menunduk. "Kak, Gue minta maaf atas apa yang terjadi tadi. gue tahu enggak seharusnya kasar. Gue tahu salah, tapi, kakak juga ngerusak barang kesayangan milik gue," ujarnya dengan nada yang rawan, hampir bisik, seolah-olah kata-katanya adalah pengakuan berat yang dilepaskannya perlahan ke udara yang dingin pagi itu.

Dalam hati kecilnya, Queen merasa pahit; bersalah namun tidak menyesali perbuatannya, menurutnya tindakannya itu adalah balasan yang setimpal.

Ketiganya kembali tercengang melihat sikap yang berubah-ubah dari Queen; alis mereka mengernyit seraya Via bertanya, "Lo bunglon, ya?"

Dengan kepala sedikit menunduk, Queen mengeleng, "Bukan, sekali lagi maaf ya kak," jawabnya dengan suara lirih.

Alexi yang biasanya selalu cerewet dan kasar, kali ini terdiam seribu bahasa, membuat dua temannya makin penasaran.

"enggak usah minta maaf," ujar Alexi secara mendadak, membuat Alexi terkejut dan mengangkat kepalanya menatapnya.

"Gue yang salah di sini, gue udah ngerusak barang kesayangan lo, tanpa sadar perbuatan itu sangat lah salah. Sekarang gue ngerti gimana perasaan orang yang barang kesayangannya dirusak," katanya lagi dengan nada yang masih terdengar agak kasar.

"Maaf tentang HP tadi, gue emosi sesaat,Kak."

Via belum puas, "Tapi, gue masih penasaran deh sama lo! Pas Mr. beri hukuman berjemur di bawah terik matahari, lo kembali nyerang Alexi, lo lagi ngehindar matahari ya?"

Pertanyaan itu membuat Queen terdiam, bertanya-tanya dalam hati, apakah sikapnya terlalu mencolok.

Di bawah terik matahari yang menyengat, Queen berdiri, diam seribu kata. Kumpulan bedak di wajahnya hanya tipis, tak mampu menambah rasa percaya diri saat teman-temannya menyorotinya.

"Enggak mungkin lo takut bedak luntur kan? gue liat biasa-biasa aja bedak di wajah lo," celetuk Monika, sambil mendorong rasa ingin tahunya.

Alexi menyipitkan mata, "Lo alergi sama panas matahari?"

Tak ada jawaban dari Queen, hanya keheningan yang menggantung berat.

"Gue anggap lo diam berarti iya," ujar Alexi memotong keheningan itu.

"Emang gue kelihatan banget ya lagi ngehindar sinar matahari?" tanya Queen dengan polos.

"Banget," jawab Via cepat, membuat Queen hanya bisa mengangguk lemas.

"Kenapa lo nggak bilang aja sama gurunya?" tanya Alexi.

"Gue nggak mau orang lain tau, apalagi Kak Ell," kata Queen, suaranya menyerah, matanya menerawang sejenak saat menyebut nama pujaan hati.

"Lo suka banget ya sama Ellison?" tanya Monika, mencoba menyelidik lebih dalam.

Queen hanya bisa memberikan senyum kecut. "iya, sekarang gue nyerang ngejar dia, bagaimanapun gue ngejar dia enggak akan lirik gue,"

"Sebagai ganti permintaan maaf, kalian pulang aja, biar gue yang jalanin hukumannya. Lagian, gue yang buat hukumannya jadi berat gini," ujarnya dengan nada pengorbanan yang mendalam, menggambarkan keputusasaan dan keberanian yang tersembunyi dalam diamnya.

Alexi menggelengkan kepala dengan lembut, matanya menatap dalam ke arah Queen. "Kita hadapi ini bersama, kita berdua berbuat salah di sini. Lagian, gue yang memulai masalah sama lo," ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

Penuh perenungan, ia melanjutkan, "Baiklah, mari kita mulai." Lalu menambahkan, "gue enggak nyangka ternyata kak Lexi punya sisi lembut juga,"

"gue yang syok liat lo,Vale.Baru kali ini ada orang yang berani lawan gue," ujar Alexi.

Sedangkan Queen hanya tersenyum tipis, "mungkin gue hanya berani sesaat, kalo gue hadapin anggota the devil,gue pasti takut banget, aura mereka serem, tapi gue malah suka sama yang paling serem itu," celetuknya dengan senyum pahit.

"anggap saja kita bernasib sama," ucap Alexi.

Sementara itu, Queen dengan perlahan membuka kancing kemeja putihnya yang basah oleh keringat, lalu dia mengenakan kaos dalam putih sederhana dan mengikat rambutnya menjadi gaya kuda.

Sean, sebagai ketua keamanan sekolah itu, yang baru saja kembali dari kelasnya, menghampiri mereka dengan langkah yang cool.

"kenapa kalian belum mulai?" tanyanya dari belakang, suaranya memenuhi ruang yang sepi.

Jantung Queen berdegup kencang, ketakutan memenuhi pikirannya.

"Mampus, apa kak Sean dengar percakapan kita ya? gue bahkan sempat sebut nama kak Ell," bisiknya dengan cemas kepada Sean, matanya bergerak gelisah mencari tanda-tanda respon Sean kepadanya.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!