Bab 14

Suasana kantin tiba-tiba menjadi gaduh saat suara pecahan gelas dan piring terdengar jatuh ke lantai. Semua yang hadir menoleh ke sumber suara dengan keterkejutan, mata mereka melebar, termasuk Alexi yang segera berdiri dan mendekati Queen.

"Apa-apaan sih lo?" tanya Alexi dengan nada suara meninggi, mata menyipit mencoba memahami situasi.

Queen menatap Alexi,matanya berkaca-kaca tapi bibirnya terkatup rapat, "lo enggak nyadar kesalahan lo apa hah?!" teriaknya, suaranya bergetar, penuh emosi.

"maksud lo apa?" Alexi menanggapi, mencoba menahan ketidaknyamanannya, tidak mengharapkan konfrontasi seperti ini.

"lo udah ngerusak barang kesayangan gue, sialan!" jerit Queen, tangannya terkepal erat.

Mencoba menenangkan situasi, Alexi menjawab dengan tenang namun tajam, "Jangan teriak. lagian itu hanya barang, bisa dibeli lagi,bukan?"

Kesal dengan ketenangan Alexi, Queen hanya dapat menatap dengan rasa frustrasi yang mendalam. Sebagai respons, Alexi meraih gelas air di dekatnya dan dengan gerakan cepat, air itu tercurah ke kepala Queen, membuat pakaian gadis itu basah kuyup.

Sejenak, kantin dipenuhi hening, kemudian diikuti oleh gelak tawa Alexi dan teman-temannya yang menanggapi situasi itu dengan tawa lepas.

Queen, dengan pakaian basah dan wajah pucat, mengepalkan tangan, jelas marah namun memilih untuk menahan diri.

Di meja seberang, Ellison memperhatikan situasi, dari Queen yang melempar violin hingga teriakannya kepada Alexi. Kulit wajahnya tegang namun senyum tipis masih terukir di bibirnya.

"Bos, apa kita diam saja liat mereka bikin kegaduhan?" tanya Dion, suaranya penuh kegeraman.

"Kayaknya seru," jawab Ellison dengan nada santai.

"Emang lo enggak sayang sama Vale, di bully kayak gitu?" gugat Dion lagi.

"Dia bisa urus diri sendiri. Kalian belum mengenalnya dengan baik. Sejak kecil gue udah tahu, dia tipe yang protektif terhadap barang-barangnya, bahkan keluarga sendiri pun tak boleh menyentuh, apalagi merusak. Percaya sama gue, dia akan balas sesuai dengan perbuatan mereka," jelas Ellison, yang membuat para sahabat di sekitarnya tercengang mendengarnya berbicara panjang lebar.

"Sayang, siapa cewek itu?" bisik Chelsea tepat di telinga Sean.

"Dia tunangannya bos," jawab Sean.

"Pantas, berani sekali, ternyata pawangnya juga menakutkan," celetuk Chelsea.

"Gue masih bisa dengar, Chelsea," sahut Ellison dengan nada yang masih terdengar santai. sedangkan Chelsea hanya mendengus kesal melihat sahabat kekasihnya yang begitu dingin dan datar.

Di pojok ruangan, Queen menyeka air di wajahnya dengan gerakan kasar, cobaan dan emosi tercampur jelas di wajahnya yang sembab.

ha ha ha

Queen tiba-tiba tertawa dengan suara yang renyah namun menyeramkan. Tawa itu bergema di kantin dan membuat bulu kuduk para siswa merinding.

Melihat hal itu, Alexi berusaha menyembunyikan rasa takut yang melanda dirinya dengan membentak, "Apa yang lo ketawain hah!? Nggak ada yang lucu ya!"

Namun, saat mendengar suara tinggi Alexi, tawa Queen terhenti. Dengan gerakan lambat, Queen mengangkat kepalanya dan menatap Alexi dengan pandangan tajam yang menusuk.

"Lo harus ngerti arti dari sebuah kesayangan, nona Domani yang terhormat,"ujar Queen dingin.

"Gue udah beri peringatan sama lo untuk tidak melewati batas." Sambil mengambil langkah pelan mendekati Alexi yang mundur ke belakang dengan langkah gemetar, Queen melanjutkan, "Jangan kira karena gue diam saat kalian obrak-abrik loker gue itu artinya gue lemah, nggak! Gue bisa saja membalas kalian jika itu pun tak melewati batas."

Matanya lalu mengarah ke pintu, menunjuk seorang cowok yang berdiri membeku, "Lo lihat cowok yang di pintu itu? Dia sampai sekarang belum melewati batas makanya gue diam."Bisik Queen, nyaris menyentuh wajah Alexi dengan nafasnya yang hangat. Lio yang ditunjuk hanya terdiam kaku, tak berani bergerak.

Queen menghampiri Alexi dengan tatapan tajam. "Gue kesal sama lo! lebih lagi lo sok caper sama anggota the devil" katanya dengan nada meninggi.

Queen kembali berbisik dengan mata menyala, "jangan kayak parasit, gue tahu betul bagaimana rasanya dicuekin setiap saat mereka, jadi sebelum mereka muak sama lo,lebih baik lo berhenti deh, karena yang lo lawan bukan sembarangan orang,"

"Parasit? Apa g selama ini gue salah, padahal gue hanya ingin dekat dengan mereka?" gumam Alexi dalam hati, merasakan pukulan berat pada perasaannya.

Melihat Alexi diam, Queen melanjutkan, lebih pelan tapi tetap tajam, "Kakak kelas yang terhormat, lo tahu gak sih cara pembalasan yang adil. Mudah banget,melakukan apa yang pernah musuh kita lakukan kepada kita."

Mendengar itu, Alexi spontan mundur selangkah dan tubuhnya tanpa sengaja terpentok pada meja di belakangnya.

Queen tersenyum sinis, "Tangan dibalas dengan tangan, mata dibalas dengan mata, kekuasaan dengan kekuasaan, dan benda kesayangan juga kan?"

Queen berdiri dengan nafas memburu, tangannya bergerak cepat mencapai handphone milik Alexi di atas meja, kemudian dengan emosi yang meluap, melemparkannya ke arah dinding. Terdengar suara keras dan handphone itu pun hancur.

Suasana kantin yang sebelumnya riuh dengan bisikan warga kantin langsung sunyi. Setiap pasang mata menatap Queen dalam keadaan terkejut.

Hening hanya dipecahkan oleh langkah berat seorang guru BK yang mendekat."Xaviera Valerie Adelio!" teriaknya, suaranya memecah kesunyian.

Terdengar desis bisik yang menyertai langkahnya yang lebar, mencoba menguak apa yang sebenarnya terjadi. "Ada apa denganmu, Vale?" tanyanya dengan nada suara yang penuh kebingungan.

Queen yang masih berdiri dengan sikap bertahan menatapnya tajam, "Dia yang mulai duluan, Pak," jawabnya tegas.

Guru BK itu kemudian berpaling kepada Alexi, yang masih berdiri terpaku dengan raut wajah yang kosong. "Benar itu, Alexi?" tanyanya dengan suara yang meninggi.

"Alexi Zia Domani!" kembali guru tersebut menegaskan namanya karena gadis itu tetap melamun.

Alexi, yang kelihatan masih terkejut, hanya mampu mengangguk pelan. Sementara Queen, yang berdiri disampingnya, hanya tersenyum mengejek.

Mendengar pengakuan tersebut, guru BK itu mengambil keputusan, "Kalau begitu, kalian berdua akan dihukum berjemur di bawah terik matahari sampai pulang sekolah."

Sorot mata Queen melebar, terkejut ketika mendengar kata "Matahari"

"Tunggu, kami harus berjemur di bawah matahari?" suaranya terdengar tidak percaya. Sang guru mengangguk singkat sebagai respons.

"Habislah," desis Queen pelan.

"Ayo, ikut saya," kata Guru BK.

"Kami juga ikut membantu, Pak," ucap Via, sambil Monika mengangguk membenarkan.

"Baik, kalian ikut juga," balas guru itu.

"Tunggu," cegah Queen sebelum guru tersebut melangkah keluar.

"Pak, saya ada hal yang belum selesai, izinkan saya untuk menyelesaikannya sekarang," pintanya.

"Baik, silakan," jawab guru tersebut.

Dengan gerakan yang cepat, Queen meraih botol minum di dekat meja, menaiki kursi, dan menyiramkan isinya ke atas kepala Alexi.

"Dua sama," ucapnya, sambil pendengar kantin yang menyaksikan aksi balas dendam Queen itu tercengang.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!