Bab 11

Queen merasakan denyut nadi yang kencang ketika melangkah memasuki toilet sekolah, tempat yang seharusnya menjadi santuari pribadi setiap siswa. Namun, apa yang ditemuinya hanya menambah rasa frustrasinya.

Di sudut ruangan, terdapat sekelompok adik kelas yang sedang mengejek dan mempermainkan seorang siswi yang dikenal sebagai "nerd" di sekolah tersebut. Gadis malang itu menundukkan kepala, rambut panjangnya menutupi wajah yang memerah karena malu.

"Masih pagi, kalian sudah berulah," katanya dengan wajah datar dan dingin.

Para pengganggu itu sempat terhenti, tersentak oleh kehadiran Queen yang terkenal tidak bisa diabaikan. Namun, begitu melihat bahwa Queen tidak menggubris mereka, mereka kembali melanjutkan tindakan jahat mereka dengan tawa yang lebih keras dan ejekan yang semakin menyakitkan.

"Aura kak Vale begitu mengerikan, bukannya dia ratu bullying yang mengalahkan kakak kelas kita, kak Alexi. Pantes aja kak Rhea selalu nangis dan ketakutan setelah di bully kak Vale." kata salah seorang dari mereka.

"tapi gue enggak pernah liat kak Vale bully kak Rhea secara langsung, mungkinkah kak Vale enggak pernah bully kak Rhea ya? tapi kak Vale setiap dituduh enggak pernah ngebantah?"

"mungkin saja kak Vale melakukannya secara halus hingga lawannya tak bisa berkutik."

"kita di laporin enggak sama kak Vale?"

"gue enggak akan laporin kalian, asal kalian tidak keterlaluan," kata Queen tiba-tiba keluar dari bilik kamar mandi sambil melirik gadis nerd di lantai yang sangat kacau. Lalu menatap tajam ke arah tiga adik kelas di depannya, "kecuali kalian sudah keterlaluan buat gadis ini trauma," katanya tajam.

"cuman dikit kok, kami bully," sahut mereka terbata-bata.

Queen menaikan sebelah alisnya berkata,"oh ya? terus kalian enggak liat cewek ini udah ketakutan karena kalian,kalo cewek kena mental gimana?"

salah satu dari mereka mencabik perkataan Queen dengan mengejek,"terus bagaimana dengan kakak, yang selalu bully kak Rhea?.

Queen tertawa renyah memandang tajam ke arah mereka membuat tiga gadis itu bergetar hebat dengan tatapan bola mata hitam miliknya.

"Apa kalian pernah liat gue bully Rhea sampe dia trauma?lo liat Rhea sekarang apa dia terlihat seperti gadis kena trauma?" tanya Queen. "malah dia masih bisa lawan gue,"

"tapi kata mereka kakak pernah cekik kak Rhea karena dekat-dekat dengan kak Lison. Bahkan kak Rhea pernah masuk rumah sakit ulah kak Vale,"

"emang, tapi kalian tau tidak permasalahannya?enggak kan?" tanya Queen menelisik mereka satu-persatu dengan mata tajamnya. "kalian tahu alasan sebenarnya gue cekik tuh cewek?"

mereka menggeleng cepat membuat Queen kembali tertawa renyah berkata dengan sinis, "Diluar jahat belum tentu di dalamnya jahat,begitupun dengan orang-orang yang kalian suka,belum tentu dia baik,karena pasti di dalam busuk," bisik Queen di depan wajah mereka membuat tiga gadis itu langsung berlari terbirit-birit keluar dari toilet.

Queen memandang cermin di atas wastafel, matanya menangkap bayangan dirinya yang tampak kesal. Bulu keningnya bertaut, bibirnya mengerucut sedikit saat membasuh tangan.

Di belakangnya, terdengar suara tangisan teredam yang sayup-sayup terdengar di antara suara air kran.

Setelah mengeringkan tangan, Queen berbalik berjongkok di depan gadis yang menangis itu.

Gadis nerd itu, dengan kacamata yang sudah miring menatap Queen dengan mata berkaca-kaca, penuh harapan.

Queen membantu merapikan rambut gadis itu dengan lembut. Gadis itu hanya melongo melihat sisi lembut seorang Queen yang katanya ratu bullying.

"siapa nama lo?" tanya Queen lembut.

"De.. Deby kak," jawab Deby dengan terbata-bata.

Queen melepas jas alternatif khas anak kelas dua yang dia kenakan, diletakkannya dengan lembut ke bahu Deby yang menggigil. Deby, dengan mata yang masih berkaca-kaca, menatap Queen dengan penuh rasa terima kasih.

"Lain kali lo harus lawan, Deby. Jangan biarkan orang lain menginjak-injak lo," ujar Queen dengan nada tegas namun penuh kepedulian.

Deby, menghapus air matanya yang tersisa, mengangguk kecil. "Iya, kak," sahutnya dengan suara serak.

Queen kembali berjongkok di depan Deby, memeriksa apakah dia baik-baik saja.

"Ya udah, sekarang lo bangun dan bersihkan badan lo. Lo punya seragam ganti?" tanyanya, menatap tajam, memastikan Deby mendengar setiap kata yang diucapkannya.

Deby menggeleng, raut wajahnya memperlihatkan kekhawatiran. "Enggak, kak. Aku enggak bawa uang lebih untuk beli," jawabnya, suara gemetar mengiringi setiap kata.

Queen tersenyum, mencoba menguatkan Deby. "Ya udah, biar gue yang beli. Nanti gue suruh orang anter ke sini ya. Jangan nangis lagi," katanya sambil menepuk-nepuk punggung Deby, berusaha menenangkannya.

Deby mengangguk, senyum kecil mulai terukir di wajahnya yang semula murung. Rasa hangat dari kebaikan Queen perlahan mengusir dingin dan rasa takut yang sempat menghantui.

Deby melihat punggung Queen yang menghilang di balik pintu toilet, lalu tersenyum tipis. "ternyata kakak bukan orang yang jahat seperti orang-orang beritakan. Aku malah melihat pada diri kakak seorang berhati malaikat. Terima kasih kak Vale, suatu saat aku pasti akan membalas kebaikan kakak," kata Deby.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!