Bab 8

SMA Archer bukan sekedar nama, tetapi warisan besar dari kakek Ellison, Alvanzo, yang dikenal sebagai Archer di dunia bisnis.

Nama tersebut telah menjadi legenda dan melambangkan kekuasaan. Kini, meskipun Alvanzo telah tiada, warisan itu dipegang erat oleh Ellison, cucu yang paling disayangi.

Segala harapan dan keinginan Alvanzo tampaknya terpatri dalam jiwa Ellison. Di sisi lain,Richard, anak tunggal Alvanzo, memilih untuk hidup mandiri dengan kekayaan yang ia kumpulkan sendiri—sebuah nilai yang diajarkan oleh Alvanzo yang juga dikenal sebagai mafia kejam pada zamannya.

Sekarang, beban berat mengelola SMA Ellison jatuh pada bahu Ellison. Bersama keempat sahabatnya, dia mengemban tugas itu. Meski masih muda, Ellison berhasil membuat SMA ini menjadi yang terfavorit dan paling diminati.

Di ruangan itu, suasana serius menyelimuti anggota inti the devil. Hanya beberapa yang diperbolehkan masuk, dengan persetujuan ketat dari ketua yang dikenal tak mudah untuk didekati.

Setiap orang tenggelam dalam tugas mereka sendiri. Sang ketua dan Geo sibuk mengatur berkas sekolah di sudut, sementara Sean dan Dion terlibat dalam permainan catur yang intens.

Di sisi lain ruangan, Gio, yang terkenal sebagai playboy, terpaku pada layar ponselnya, jari-jarinya lincah bergerak mengikuti ritme game online.

Tiba-tiba, sebuah umpatan terdengar, "Oh shit..." keluar dari mulutnya. Wajahnya menunjukkan kekalahan yang baru saja dia alami dalam game itu.

"Game sialan," katanya sambil melemparkan ponselnya ke atas sofa terdekat dengan frustrasi yang mendalam.

Sean hanya bisa melihat dengan tatapan heran sambil menggelengkan kepala, takjub dengan kebiasaan Gio yang selalu mengeluarkan umpatan ketika kalah.

Pada saat itu juga, Gio teringat akan sesuatu penting. Matanya tertangkap oleh sosok Ellison yang sibuk.

"Bos," panggil Gio, mencoba mendapatkan perhatian.

"Hm," jawab Ellison singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaan yang sedang dihadapinya.

Gio mendekat, suaranya lebih rendah, "Kemarin gue dan Sean memergoki Alexi bicara sama Vale."

"emangnya kenapa?" tanya Ellison.

"Ada yang aneh sama mereka, gue takut mereka kerja sama buat bully Rhea," katanya lagi.

Ellison menghentikan gerak tangannya menatap tajam Gio, "kalo emang mereka merencanakan sesuatu kepada Rhea,kita akan bertindak. Bullying di sekolah ini di larang keras," kata Ellison tegas.

"Gue harap juga gitu, tapi melihat raut wajah Vale, dia enggak berminat sama sekali,malah dia tampak enggak suka sama Alexi dan gengnya," kata Sean memberi pendapat.

Ellison tersenyum misterius, "kita liat apa yang akan di lakukan gadis licik itu,"

Suara handphone Ellison mengalihkan pandangan semua orang yang berada disana ke atas meja. Ellison segera menggeser tombol hijau berkata," Yes mom"

"Kamu masih disekolah, sayang?"

"Masih mom"

"Kamu bisa ajak Vale kesini?Mommy pengen ketemu sama calon mantu"

Ellison terdiam sejenak dengan memasang wajah datarnya. Dengan malas dia menjawab," Mom... Suruh pak Bandi aja suruh jemput, aku lagi sibuk,"

" Mommy kan ingin kamu yang jemput Vale,"

" Mom..."

"Mommy enggak mau tahu,adek harus bawa Vale kesini "

Jika anggota keluarga sudah memanggil Ellison dengan embel-embel adek, mau tidak mau suka tidak suka Ellison harus menuruti mereka.Bagaimanapun Ellison anak bungsu keluarga Alvanzo.

"Ok, Ell bakal jembut Vale," Jawab Azgara pasrah.

" Gitu dong, sekaligus kamu pulang Kita makan malam bersama, sudah lama kamu enggak pulang sayang," Kata mommy soya sendu.Soya merasa sedih anak bungsunya ini jarang sekali pulang kerumah dia lebih suka tinggal di apartemen nya. Mungkin sebuah kejadian di masa lalu membuat Ellison menjadi jauh dari keluarga.

" Iya mommy, nanti Ell pikir,"

Setelah berkata seperti itu, Ellison langsung meletakkan kembali ponsel ke atas meja. Sang sahabat dari tadi mendengar percakapan anak dan ibu, menyimpulkan bahwa Ellison tidak suka.

"Mungkin mommy ingin lo lebih dekat dengan Vale, Lison,"kata Sean.

Ellison hanya menghela nafas frustasi lalu tersenyum kecut berkata,"Gue akan berusaha dekat dengan dia, enggak lebih sebagai kakak kembar dari gadis gue,"

***

Queen berdiri dengan kesal di tepi jalan, menatap jam tangannya berkali-kali. Angin sore yang sejuk berhembus, namun tidak cukup untuk menenangkan kegelisahannya.

"Rena, mana sih? Enggak biasanya telat jemput aku," gumamnya sambil terus mengutak-atik ponselnya, mencoba menghubungi Renata, pengasuhnya, yang tak kunjung menjawab.

Tiba-tiba, suara mesin motor yang menggelegar memecah kesunyiannya. Sebuah motor sport berhenti tepat di depannya, debu berterbangan sedikit menerpa wajahnya.

Mata Queen membulat ketika melihat Ellison yang duduk dengan santainya di atas motor. Jantung Queen berdegup kencang, teringat akan mimpi buruk beberapa malam yang lalu di mana Ellison menyiksanya.

Ellison melemparkan senyum miring ke arahnya. "Naik," katanya dengan suara datar, seolah tidak menyadari ketakutan yang melanda Queen.

Queen menggenggam tali tasnya, tangannya gemetar. "Enggak mau," tolaknya dengan suara yang sedikit terbata.

Matanya yang sembab menatap Ellison dengan ketakutan yang mendalam, sambil perlahan mundur beberapa langkah. "enggak sok jual mahal deh lo, gue di suruh mommy jemput lo," ujar Ellison, matanya tidak berkedip.

Queen menggeleng keras, "Aku... aku tunggu Renata saja." Kata-kata itu keluar sambil terbata, nyaris tidak terdengar.

"Renata sudah gue suruh pulang," ujar Ellison datar. Melihat Queen masih tidak merespon dia berdecak kesal menarik tangan Queen supaya naik cepat ke motornya,dia banyak pekerjaan yang harus di lakukan.

"ck, naik bodoh. Mommy pengen ketemu sama lo!" bentak Ellison.

Queen merasa jantungnya berdegup kencang saat ia menghempaskan tangan Ellison yang mencoba mendekatinya. Cahaya mata gadis itu penuh dengan ketakutan, dan tanpa sadar ia terus mundur hingga tubuhnya tersandung ke dada bidang seseorang.

Dia berbalik dengan terkejut dan menatap Geo, Sean, dan Gio yang berdiri tepat di belakangnya. Rasa takut semakin menguasai dirinya, hingga dengan mata yang membesar dan suara yang histeris ia berteriak, "Jangan bunuh aku!"

Geo, Sean, dan Gio saling pandang dengan ekspresi bingung. Mereka sama sekali tidak mengerti mengapa Queen bisa sebegitu takut kepada mereka.

"Lo kenapa?" tanya Gio dengan nada yang penuh kekhawatiran.

Queen, yang masih terguncang, tidak menjawab pertanyaan itu. Tangan gadis itu gemetar hebat saat ia merogoh ponsel dari saku celananya dan dengan susah payah menekan tombol untuk menghubungi ayahnya.

Napasnya tersengal, dan wajahnya pucat pasi, memperlihatkan betapa teror yang ia rasakan begitu mendalam. Gio mendekati Queen dengan hati-hati, mencoba menenangkannya, tetapi setiap langkahnya hanya membuat Queen semakin ketakutan.

"Ayah, tolong jemput aku," pinta Queen saat panggilan di angkat oleh Mario.

"kenapa nak?ayah lagi di kantor meeting,"

"Ayah, jemput aku ayah. Rena udah pulang duluan, aku takut!" isak tangis Queen membuat beberapa laki-laki yang melihat itu semakin bingung dan penasaran.

"kalo ayah enggak bisa jemput aku,suruh pak johan aja ayah," Queen berusaha tenang di ujung jauh dari jangkauan Ellison, Geo, Gio dan Sean.

"baik, ayah akan menjemputmu,"

Queen menyimpan kembali ponselnya dan menatap takut ke arah empat cowok di sampingnya. "Kak Ell, aku berangkat sama ayah aja," cicit Queen menghindari kontak mata dengan Ellison.

"terserah!" ketus Ellison kembali naik ke motor, walaupun pikirannya tentang gadis yang masih takut melihat mereka. Ellison juga penasaran kenapa gadis itu begitu takut kepadanya.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!