Bab 7

Queen melangkah tergesa-gesa memasuki kelas, napasnya terdengar terengah-engah. Ketika mendekati pintu, Lio, ketua kelas yang selalu terlihat sinis, berdiri menghadang jalannya.

Dengan senyum miring yang menyeringai, dia melemparkan ejekan, "Eh, Sang ratu bully udah datang. Eh bukan,tapi ratu geng the devil."

Sejak Queen pertama kali diterima di sekolah ini dan masuk ke kelas ini, Lio selalu menunjukkan sikap benci yang tak terjelaskan terhadapnya. Entah apa tujuan cowok itu yang jelas musuh besar Queen adalah cowok di depannya.

Queen, dengan ekspresi datar, memilih untuk tidak merespons cacian Lio. Dia mencoba melangkah melewati Lio, namun Lio dengan cepat menghadangnya, menegaskan kehadirannya yang mengintimidasi.

"Kenapa ngehindar?Takut?" goda Lio, senyumnya semakin lebar.

Queen mengangkat dagu, menatap tajam ke mata Lio, "Kenapa harus takut dengan kalian?"

Lio, yang dikelilingi oleh teman-temannya yang setia, tertawa mengejek.

"Wah... Ternyata makin berani nih ratu sombong," katanya sambil mendekat, suaranya merendah hampir berbisik di telinga Queen.

"Jangan senang dulu, bitch. Selama masih ada gue di sini, hidup lo enggak akan gue biarin tenang."

Lio menatap Queen dengan tatapan yang begitu tajam dan menusuk, seakan-akan berusaha menembus keberanian baru yang mulai tumbuh dalam diri Queen.

Vivian, dengan langkah lembut mendekat dari belakang, menarik perhatian Lio. Rambut pendeknya tergerai mengikuti tiap langkah. Sebagai kekasih, dia cemas melihat Lio berhadapan dengan Queen.

Dengan suara yang mencoba menyimpan tenang, dia berkata, "Sayang... jangan macam-macam dengannya. Sekarang kekuatannya bertambah, dia bukan hanya di juluki ratu bully yang pertama tapi juga tunangan dari seorang ketua geng the devil."

Lio yang masih menajamkan pandangannya ke arah Queen, berkeras kepala menjawab dengan tegas."Gue sama sekali enggak takut, cewek ini hanya berani sesama cewek,tidak untuk cowok."

Dia kemudian berpaling dari Queen, menghadap ke arah teman-teman sekelasnya, nada suaranya meninggi, "Gue tebak, nih cewek yang ngajuin pertunangan ke ayahnya. Pasti dia gunakan kekuasaannya untuk bisa tunangan sama Ellison."

Semua mata di kelas tertuju padanya. Sementara itu, Queen yang berdiri dengan tatapan tajam, tersudut dengan kata-kata Lio.

Namun, wajahnya segera ditutupi oleh senyum miring, menandakan bahwa dia tidak akan terpengaruh oleh provokasi. Dia mengepalkan tangannya, menahan amarah, lalu menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya berkata, "Terserah."

Sudah Queen bilang dia tidak akan membuat rusuh lagi, dulu dia membuat rusuh untuk menarik perhatian Ellison tapi sekarang berhenti karena takut dengan Ellison.

Seolah serah kepada keputusan nasib yang kini semakin rumit.Setelah berbicara demikian, langkahnya hendak meninggalkan Lio namun tiba-tiba tangan dia dicekal dengan sangat kencang, memungkinkan tangan tersebut berwarna merah nantinya.

Dari arah pintu masuk kelas, muncul seorang wanita paruh baya. "Ada apa ini?" tanyanya dengan kening berkerut, dia adalah Miss Rose, guru fisika.

Lio dengan gerak cepat menyentakkan tangannya lepas, terdengar suara geraman kecil dari mulut Queen.

"Enggak ada apa-apa, Miss," jawab Vivian sebelum Lio sempat berbicara, tak ingin kekasihnya itu mendapat masalah karena jelas-jelas Lio yang memulai pertengkaran.

"Duduk," perintah Miss Rose dengan tegas.

"Baik, Miss," jawab Lio sambil masih menatap Queen dengan pandangan yang tajam.

"gue berusaha jadi baik, tapi tak semulus yang gue rencanakan. Sekarang Lio semakin terang-terangan benci kepada gue, entah aoa yang buat cowok itu benci gue?" kata Queen dalam hati.

***

Di waktu istirahat, kantin dan rooftop SMA Archer selalu dipadati oleh murid yang bersenda gurau, sementara perpustakaan menjadi tempat peristirahatan bagi yang memilih tidur.

Berbeda dengan Queen yang setia pada keheningan kelasnya, terbenam dalam dunia maya. Ia sengaja memilih kesunyian daripada keramaian, sebuah pilihan yang menjauhkannya dari keriuhan yang tidak ia sukai.

Walaupun dikenal sebagai gadis yang cuek dan jarang berbicara, hatinya sebenarnya hangat dan ceria. Namun, tak satu pun dari teman-temannya yang tahu, mereka hanya merasa takut untuk mendekat, apalagi Queen secara terang terangan membully orang yang bikin masalah dengannya. Bagi Queen, itu tidak masalah selama mereka tidak mengganggu kedamaian yang ia junjung tinggi.

Tiba-tiba, sebuah suara memecah lamunan Queen.

"Vel..vela..." Seorang gadis berkacamata berjalan menghampirinya dengan langkah hati-hati karena takut dengan Queen.

Queen meletakkan ponselnya perlahan, menunggu gadis itu mengucapkan kata berikutnya.

Queen menengadah, menatap dengan rasa heran yang mendalam saat seorang gadis berbicara padanya, suatu kejadian yang amat jarang terjadi.

"kenapa?"sahut Queen dengan nada lembut, penuh keramahan.

"Di depan, ada yang cari lo," kata gadis itu dengan nada misterius.

Queen mengerutkan keningnya, penasaran dan sedikit cemas. "Siapa?"

"Kayaknya kakak kelas deh, Alexi bersama gengnya." Gadis itu berbicara cepat dan langsung melengos pergi, meninggalkan Queen yang menghela nafas berat, dipenuhi kelelahan. Dia tahu mereka, mereka adalah nomor dua pembuat onar di SMA ini, walaupun mereka melakukan nya ke seluruh murid di sini tanpa memandang status.

Dengan langkah yang dipaksakan santai, Queen berjalan menuju pintu masuk. Di sana, sudah berdiri tiga sosok senior yang auranya mendominasi ruangan.

"lo cari gue?" tanya Queen mencoba terdengar tenang.

"Oh jadi ini ratu bullying yang katanya ngalahin geng kita?" tanya salah satu dari mereka dengan nada dominan.

"Ikut kita," perintah senior itu.

"kalo enggak ada yang penting enggak usah ajak gue," kata Queen ketus sudah mulai kesal.

"Banyak tanya lo, lo hanya adik kelas,jadi jangan songong," sahut senior itu dingin.

"Ok, Kalo enggak penting jangan nyuruh gue ikut kalian lagi," sahut Queen.

Queen mengikuti langkah tiga siswa senior ke arah halaman belakang sekolah.

"gue mau buat tawaran sama lo," kata Alexi to the point.

Queen menarik kedua alisnya bingung, "maksudnya?"

"gimana kalo kita kerja sama buat hancurin Rhea? emang lo enggak cemburu liat cewek itu deket dengan pujaan hati lo?" tanya Alexi.

Xera menghela nafas, “ bukan urusan gue lagi,"

“lo rencanain sesuatu?enggak mungkin lo enggak peduli, gue selalu pantau lo bikin Rhea menderita,"lanjut Alexi dengan nada agak meninggi.

"emang dulu, sekarang gue udah sadar cinta enggak boleh di paksakan,"

Lexia mengernyitkan dahi, mengevaluasi. "Alah ngeles aja lo, gue enggak percaya semudah itu sama lo" balasnya dengan nada menduga.

"serah lo!" kata Queen berjalan ke hadapan Alexi,lalu berbisik,"asal lo jangan lampaui batas.Jangan usik gue kalo lo enggak mau di usik,"

Tiba-tiba, Monika,teman geng Alexi menarik lengan baju gadis itu. "Alexi... cek jam sembilan," bisiknya.

"Ada apa?" tanya Alexi, bingung dengan tindakan mendadak temannya itu.

Ketika dia memalingkan wajah, pupil matanya melebar ketika melihat Gio dan Sean yang mulai mendekat. Rasa heran muncul karena perubahan sikap mendadak dari seniornya, membuat Queen juga ikut memperhatikan arah pandang mereka.

Gio menghampiri, pertanyaan di bibirnya membuat Lexia dan teman-temannya mendadak gugup.

"Kalian ngapain di sini?"

Alexi mengatupkan bibirnya, merespon dengan suara gemetar, "Kami lagi ngobrol,"

Queen melirik sekilas dan hanya memutar bola matanya, seolah bosan dengan sandiwara yang dimainkan.

"Ya, kan, Vale?" celetuk Alexi, sambil merangkul bahu Queen.

"enggak usah sok akrab sama gue," kata Queen melepaskan rangkulan tangan Alexi.

Alexi dan kawan-kawan mencabik kesal kearah Queen. Queen berlali dari sana, tapi sebelum itu berkata,"jangan main-main sama gue, camkan itu!"

 

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!