Bab 3

Seorang gadis kecil berumur tujuh tahun mematut dirinya di cermin sembari menyisir rambut panjang nya dia adalah ALFIROSA QUEENSHA ADELIO biasa dipanggil UIN, dari arah belakangnya dapat dia lihat lewat pantulan cermin Terbukanya pintu kamarnya, diambang pintu terdapat seorang gadis yang sangat mirip dengan nya lagi tersenyum kearahnya. Gadis itu adalah XAVIERA VALERIE ADELIO,biasa dipanggil Vale dia kakak kembar Queen. 

Valerie menghampiri Queen yang juga lagi tersenyum kearah nya. 

" Boleh kakak bantu? "

Queen mengganguk angguk sumringah sehingga menampakkan gigi putih nya. 

" Boleh.. "

Valerie mengambil alih sisir yang dipegang oleh Queen lalu mulai mengisir dengan sangat lembut. 

" Dek... "

"Emmm" Sahut Queen sembari melihat pantulan kakak nya lewat cermin. 

" Kak Ell bisa pulang nggak ke pesta ulang tahun kita? "

Raut muka Queen langsung menjadi lesu mendengar pertanyaan dari kakak nya. Sebelum dia menjawab terlebih dahulu dia menghela nafas panjang. 

" Kak Ell enggak bisa di hubungi, kak. Enggak biasanya kak Ell tidak menjawab telepon Uin."

Valerie merasakan raut muka Queen yang berubah, dia berjongkok didepan Queen lalu menggengam tangan nya. 

" Mungkin kak Ell lagi sibuk, dek. Kamu tau kan, maksud kak Ell pergi jauh dari Uin? "

Queen mengganguk mantap lalu dia berkata " Untuk UIN kan, supaya dewasa nanti kak Ell bisa lindungin Uin. "

" Pintar... " Ujar Valerie sembari mengelus rambut Queen yang selesai dirapikan. 

" Tapi Uin takut.... Kalo nanti kak Ell dewasa,dia akan lupakan Uin" 

" Enggak akan... Kak Ell sangat menyayangi Uin melebihi sayang nya pada dirinya sendiri. Uin seperti permata bagi kak Ell. Dengan kakak saja kak Ell seperti kucing dan tikus"

Queen terkekeh saat mengingat kakaknya selalu berantem setiap ketemu Ellison. Tapi Queen bersyukur mereka berdua akur setiap menyangkut dengannya. 

"Gitu dong senyum, kan adik kakak lebih cantik senyum daripada cemberut. "

Tanpa menunggu lama,Queen langsung memeluk kakak kembarnya dengan sangat erat. " Terima kasih, UIN sayang kakak... "

" Kakak juga lebih menyanyangi Uin. "Timbal Valerie sambil mengelus rambut nya. 

" Malam ini enggak boleh sedih-sedih dihari ulang tahun kita, ok."ucap Valerie setelah melepaskan pelukan adiknya.

" Ok." Ujar Queen sembari menghapus air matanya, Valerie tidak tahu sejak kapan adik nya ini meneteskan airmata. 

" Kakak punya ide, bagaimana pesta ulang tahun kali ini kita tukaran gaun. "

" Bolehkah? Kakak kan ngak suka kalo milik kakak di pakai orang lain"tanya Queen agak terkejut dengan penuturan kakak nya ini. 

" Ok, kakak tanya sama Uin, Memang nya Uin ini siapa nya kakak?"

" Ya adik kakak lah"

" Terus kenapa tanya lagi, semua milik kakak adalah milik adek juga." 

" Ya udah ayo kita ganti, kakak pakai gaun putih Uin terus Uin pakai gaun hitam kakak. "

Setelah itu mereka langsung menukarkan gaun mereka lalu turun kebawah sembari bergandengan tangan. 

Dibawah mereka sudah ditunggu oleh sepasang suami istri yaitu orang tua mereka WILLIAM ADELIO dan SYILA ADELIO. Mereka adalah sepasang suami-istri yang berstatus sebagai mafia. 

" Anak anak mama malam ini cantik sekali bikin panling aja, mama pikir bidadari dari mana, padahal buah hati mama dan papa. "

"Mama biasa aja mujinya" Kata Valerie ketus, itulah perbedaan Valerie dengan Queen yang satu lembut dan satu lagi tomboy. 

" Kata mama benar, itu hasil dari jerih payah papa dan mama" Jawab WILLIAM. 

PUK

Syila memukul bahu WILLIAM dengan agak keras" Sayang.. Kalo bicara bisa disaring dulu ngak, itu anak kita masih kecil-kecil"

" Maaf sayang... "

Haha ha ha ha

Terdengar lah suara tawa dari keluarga kecil ini. " Papa.. " Panggil Queen setelah menghentikan tawanya. 

Terpaksa WILLIAM menghentikan tawanya juga. "Ada apa sayang?"

" Apa uncle Mario enggak datang juga? UIN kangen uncle."

" Tau ah... Papa ngak tau jalan pikiran adik papa yang satu itu, papa udah bilang untuk datang tapi dia tidak menjawab"

" Papa telepon aja" Bukan Queen yang berkata tapi Valerie yang juga sangat merindukan paman nya yang satu itu.

"Baik lah papa akan telepon adik papa yg nakal itu."

William langsung meraih telepon nya yang terletak diatas meja lalu dia menekan nomor sang adik, beberapa detik kemudian panggilan tersebut dijawab oleh seorang yang berada disana.

" Halo... "

" Hay adek durhaka, kenapa baru sekarang diangkat hah!?"Teriak William. 

"Maaf bang... Aku lagi sibuk nih. "

William hanya bisa memutar bola matanya malas. " Keponakan mu sudah sangat merindukan mu, ngak ingat lagi jalan pulang kerumah?"

" Mana keponakanku" Bukan menjawab pertanyaan sang abang dia malah mengalihkan pertanyaan membuat William naik pitam memikirkan adik nya yang satu ini. 

" Kami disini uncle "  Jawab Queen. 

"Uncle tidak lupa kan ulang tahun kami?" Tambah Queen. 

" Tidak mungkin uncle lupa" 

" Kenapa uncle ngak pulang, kami sangat merindukan uncle. "Ujar Queen sedih. 

Terdengar dari seberang sana Mario Mmenghela nafas panjang. 

"I'm sorry, Uncle janji besok pagi udah ada disana dan bawa hadiah yang banyak untuk kalian"

" Ya udah, Awas kalo uncle tidak pulang, kami akan merajuk" Kata Valerie mengerucut kan bibirnya. 

" Iya tuan- tuan putri ku yang cantik, uncle janji. "Setelah berkata seperti itu dia langsung menutup telepon nya, takut sang abang akan mengamuk. 

 

" Sudah sedihnya anak-anak, ayo kita tiup lilin nya 2 menit lagi akan tengah malam loh. Ayo sayang- sayang mama, udah jangan memasang wajah seperti itu jelek,Uncle pasti ada urusan"

Syila mengerti perasaan anak- anaknya ini, sudah dua minggu pamannya tidak pulang pulang kerumah pasti mereka sangat merindukan uncle nya ini. 

"Ayo sayang... " Ujar William meraih tangan anak² nya. " Nanti kalo uncle pulang, papa akan marahin dia. "

William sengaja membuat pesta ulang tahun mereka hanya keluarga nya saja , dia tahu diluar sana banyak musuh yang mengincarkan anak anaknya. 

Mereka berempat sudah berdiri didepan kue ulang tahun dengan tulisan diatasnya angka 7.

" Kita hitung mundur ya.... "

9

8

7

6

5

4

3

2

DOR

Terdengar suara tembakan dari arah luar membuat mereka berempat menunduk kebawah meja. William dan Syila langsung meraih pistol  di saku mereka. Sedangkan para pengawal sudah siap siaga melindungi majikan mereka. 

" Kalian berdua cepat sembunyi, sebelum papa suruh kalian keluar jangan keluar, ok. " 

Terlihat dari keduanya agak gemetar mungkin karena terkejut. 

" Vale, Bawa adik mu pergi dari sini, kalian tidak boleh ada disini. "Tambah Syila juara agak panik. 

"Tapi Vale ingin membantu kalian"

" Vale masih kecil. Kalo kalian bisa sembunyi, kalian sudah membantu kami. "

Valerie hanya mengangguk mengerti, dia ingin sekali membantu orang tuanya tapi mereka melarangnya. 

Tidak mau menunggu lama lagi Valerie langsung menuntun adik nya untuk mencari tempat persembunyian, terdengar suara pistol makin menjadi pasti orang tua mereka dan para pengawal lagi bertarung. 

Valerie dan Queen menuju ke sebuah lemari besar. 

" Ayo dek masuk.. "Suruh Valerie sembari mendorong tubuh Queen untuk masuk kedalam. 

Queen merasa heran dengan sang kakak, kenapa hanya dia yang masuk?

" Kakak tidak masuk.. ? "Ujar Queen sembari mengernyit alis. 

Valerie mengeleng kepalanya lalu berkata,"Kakak akan bantu mama dan papa dulu, Uin jangan keluar dari sini ok. Kakak akan menjemput Uin nanti. "

"Tapi kata papa, kakak disuruh sembunyi bersama Uin. "

"Kakak harus pergi, Uin harus tau kakak sangat sayang sama Uin. "

Setelah berkata seperti itu, Valerie langsung berlari menjauh dari tempat Queen berada, setelah itu dia membuka sebuah laci lalu mengambil sebuah pistol. 

Yah, Valerie baru berumur 7 tahun sudah bisa menembak secara lihai seperti orang tuanya, Valerie memaksa orang tuanya untuk mengajarinya menembak, awalnya mereka menolak tapi melihat ketekatan Valerie mereka yakin dia akan cepat menguasainya. 

Disisi lain Queen mengintip dicelah - celah lemari bagaimana orang tuanya dan kakaknya melumpuhkan para musuh tapi itu tidak berangsur lama kini keadaan menjadi terbalik. 

Queen menutup mulutnya melihat orang orang yang sangat dia sayang terbunuh di depan matanya, dia tidak menyadari airmata sudah membasahi pipinya. 

" Papa..... Mama.... Kakak" Lirih Queen.

Setelah para musuh pergi, Queen langsung keluar dari lemari tersebut dengan kaki yang tergulai lemah. 

"UIN... UIN... UIN... " Panggil William yang masih bernafas. Uin langsung berlari memangku kepala sang papa. 

"Papa... "

"Sayang.. Jangan menangis. Sekarang Uin pergi dari sini jangan pernah berpaling kebelakang karena sangat menyakitkan. Ingat pesan papa jangan pernah sekali pun percaya kepada keluarga papa termasuk kakekmu. Lari dari sini cari uncle Mario,mulai sekarang nama Uin adalah Valerie jadilah seperti kakak mu, Ok. Anak kesayangan papa kuat tidak lemah"

Tiba-tiba suara langkah terdengar ditelinga mereka. " Cepat sayang pergi. Uncle ada di club pretty party, kalo Uin tidak tau Uin bisa tanya sama orang orang ok. Pokoknya Uin harus menemukan uncle. "

" Cepat pergi.... " 

" Tapi Uin ingin ikut bersama kalian"

"tidak, Ada orang yang menunggu Uin diluar sini. Apa kamu tidak ingin bertemu dengan kak Ell? "

Queen mengganguk tanda mau. 

" Kalo begitu, pergi cari uncle.. "

Queen melepaskan pangkuan kepala papanya dan berlari kearah belakang mansion dengan air mata bercucuran. 

Sesudah Queen sudah berada diluar mansion dapat dia dengar tembakan satu kali lagi pasti mereka sudah membunuh papa nya . 

DOR

Queen yang tertidur pulas sontak membuka matanya dengan perasaan terkejut keringat didahinya bercucuran membasahi sela-sela rambut juga lehernya.

"Mimpi itu lagi. Mama, Papa, Kakak Vale, Aku merindukan kalian. Kak Ell enggak sayang lagi sama Uin," lirih Queen.

Episodes
1 prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43 ketemu teman lama
45 Bab 44 Yang patuh ya!
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62 Amarah seorang Queen
64 Bab 63
65 Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66 Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67 Bab 66 Musuh mengintai
68 Bab 67
69 Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70 Bab 69 Jauhi dia!
71 Bab 70 Seseorang baru datang
72 Bab 71 kecemburuan Ellison
73 Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74 Bab 73Mendapat bodyguard baru
75 Bab 74 Ellison tertembak
76 Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77 Bab 76 Ellison menjadi manja
78 Bab 77 Queen dalam bahaya
79 Bab 78 Salah cari lawan
80 Bab 79 Kembali bersama
81 Bab 80 Ellison mulai bucin
82 Bab 81
83 82 kekejaman seorang Ellison
84 84 Hadiah kepala untuk Camra.
85 Bab keberhasilan Queen
86 Teror
87 Berita hilangnya Ayah Mario
88 Terlambat
89 Berhasil?
90 Harapan satu-satunya
91 Rencana Ellison
92 Persetujuan Queen yang tak terduga
93 Rhea kembali
94 Fitting baju
95 Kakak laki-laki Queen
96 Queen ngambek
97 kejadian di pagi hari
98 Kedatangan kakek Queen
99 mengganggu kejiwaan Queen
100 Ketakutan telah terjadi
101 Bangkitnya monster
102 Bangun dari koma
103 Gengsi mau peluk
104 kado pernikahan
105 Berasa bulan madu
106 Queen malu di jebol
107 Kebenaran yang pahit.
108 Kekhawatiran seorang istri
109 Keputusan Queen
110 Amukan suami Queen
111 Teman tidur baru
112 pertengkaran hebat
113 Pembunuh yang sebenarnya
114 kembali bertemu
115 memilih berdamai
Episodes

Updated 115 Episodes

1
prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43 ketemu teman lama
45
Bab 44 Yang patuh ya!
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55 Upaya menyelamatkannya
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62 Amarah seorang Queen
64
Bab 63
65
Ba 64 Kisah persahabatan Queen 1
66
Bab 65 kisah persahabatan Queen 2
67
Bab 66 Musuh mengintai
68
Bab 67
69
Bab 68 Manjanya sang ketua kejam
70
Bab 69 Jauhi dia!
71
Bab 70 Seseorang baru datang
72
Bab 71 kecemburuan Ellison
73
Bab 72 Seekor kecoak bagi Ellison
74
Bab 73Mendapat bodyguard baru
75
Bab 74 Ellison tertembak
76
Bab 75 kepekaan sahabat Ellison.
77
Bab 76 Ellison menjadi manja
78
Bab 77 Queen dalam bahaya
79
Bab 78 Salah cari lawan
80
Bab 79 Kembali bersama
81
Bab 80 Ellison mulai bucin
82
Bab 81
83
82 kekejaman seorang Ellison
84
84 Hadiah kepala untuk Camra.
85
Bab keberhasilan Queen
86
Teror
87
Berita hilangnya Ayah Mario
88
Terlambat
89
Berhasil?
90
Harapan satu-satunya
91
Rencana Ellison
92
Persetujuan Queen yang tak terduga
93
Rhea kembali
94
Fitting baju
95
Kakak laki-laki Queen
96
Queen ngambek
97
kejadian di pagi hari
98
Kedatangan kakek Queen
99
mengganggu kejiwaan Queen
100
Ketakutan telah terjadi
101
Bangkitnya monster
102
Bangun dari koma
103
Gengsi mau peluk
104
kado pernikahan
105
Berasa bulan madu
106
Queen malu di jebol
107
Kebenaran yang pahit.
108
Kekhawatiran seorang istri
109
Keputusan Queen
110
Amukan suami Queen
111
Teman tidur baru
112
pertengkaran hebat
113
Pembunuh yang sebenarnya
114
kembali bertemu
115
memilih berdamai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!