Bab 4

Flashback On

Setelah menghabiskan mie nya, Alicia lalu mencuci alat makannya kemudian berjalan keluar dari dapur setelah itu kembali ke atas kamarnya untuk mengambil handphone nya dan kunci motor serta kartu ATM miliknya. Saat akan keluar dari kamarnya Alicia melihat sebuah pisau lipat yang cukup indah di atas meja belajar, kemudian mengambil pisau lipat tersebut. Meskipun dirinya pandai bela diri, tetapi untuk jaga-jaga ia tetap membawa pisau lipat itu.

“Sepertinya gue harus membeli senjata untuk pertahanan diri nanti, setidaknya untuk berjaga-jaga jika gue nanti bersinggungan dengan musuh yang cukup kuat di luar sana. Ya meskipun itu kemungkinan yang cukup kecil terjadi tetapi karena gue nggak mungkin menyinggung duluan, tetapi seperti kata pepatah sedia payung sebelum hujan” gumam Alicia di dalam hati

“Haish… kalau ginikan gue jadi merindukan senjata-senjata milik gue dulu, terutama pistol kesayangan gue, huhuhu. Kalian jangan merindukan mama ya, karena rindu itu berat biar mama saja” ucap Alicia disertai beberapa kata yang sedikit dramatis. Alicia meskipun kadang dingin di luar tetapi juga memiliki sifat seperti cuek, polos dan sedikit bar-bar, jika bersama orang yang disayangnya akan sangat manja dan polos serta ceria seperti gadis pada umumnya.

Seperti senjata miliknya yang sudah dirinya anggap anak dan teman hidupnya yang sangat dirinya jaga dan rawat dengan sepenuh hati karena senjata tersebut sudah menemaninya selama bertahun-tahun baik dalam pertarungan, pembunuhan, bahkan dirinya melakukan pembantaian karena seseorang menyinggungnya. Alicia yang hanya bersenjatakan, senjata miliknya dengan seorang diri tanpa di bantu oleh orang lain sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan orang tersebut sampai keakarnya tanpa sisa.

Back to topic

Setelah mengambil pisau lipat tersebut, Alicia melangkahkan kakinya keluar dari kamar kemudian menuruni tangga lalu berjalan kelar rumah untuk pergi ke supermarket mengendarai motor matic miliknya. Saat melewati persimpangan jalan yang sepi, Alicia melihat seorang pemuda yang bertarung dengan beberapa orang berpakaian hitam yang Alicia yakini, jika orang-orang berpakaian hitam tersebut adalah seorang yang sudah terlatih, melihat dari gerakan mereka gesit dan lincah.

Alicia sebenarnya tidak ingin turun dan membantu pemuda tersebut, lagian hidup dan mati pemuda itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Namun saat akan pergi meninggalkan tempat tersebut Alicia tidak sengaja bertatapan mata dengan mata gelap seperti jurang yang dalam milik dari pemuda itu dengan wajah datar dan tanpa ekspresi miliknya.

Intuisi Alicia memberitahunya, pria itu dia tidak sederhana dan cukup berbahaya apalagi melihat sikap santai pria itu dalam menghadapi orang berpakaian hitam tersebut, dia tidak menunjukan sedikitpun rasa cemas. Melihat hal ini Alicia memiliki pemikiran untuk tidak bersinggungan dengannya jika bisa lebih baik membangun hubungan yang baik dengam pria itu dan menjadi teman dari pada menjadikan musuh. Apalagi dirinya belum memiliki kekuatan dan pengaruh di dunia tempatnya saat ini.

Memikirkan hal tersebut Alicia kemudian turun dari motor matic miliknya, lalu mengambil pisau lipat dari sakunya. Kemudian melemparkan pisau tersebut dapat terdengar suata “Tak” suara pisau lipat yang menancap ke dalam kepala salah satu orang berpakaian hitam dan tak lama kemudian jatuh dengan suara “Bruk” lalu mati dengan mata masih terbuka dan melotot seolah tak percaya dann tidak menerima akan kematiannya itu.

Sedangkan ke empat orang berpakaian serba hitam yang mendengar suara yang jatuh mengalihkan pandangan mereka ke arah asal suara tersebut, mereka seketika terkejut saat melihat salah satu rekan mereka sudah tewas, tanpa mereka ketahui pisau lipat yang masih menancap di dahi rekan mereka tersebut.

Mereka kemudian memilih untuk melanjutkan misi mereka untuk membunuh pria yang menjadi target mereka. Namun saat melanjutkan untuk menyerang targetnya, lagi-lagi mereka di buat terkejut saat melihat seorang gadis cantik telah berdiri di dekat tubuh rekan mereka yang suah tewas. Gadis itu kemudian mencabut pisau yang menancap di dahi rekan mereka dengan sangat santai dan tanpa ekspresi kemudian mengelap darah yang menempel di pisau lipat tersebut menggunakan tissue yang entah dari mana.

Ke empat orang berpakaian serba hitam tersebut sempat terpesona oleh kecantikan gadis asing itu, tetapi mereka tiba-tiba tersadar kenudian menatap ke arah gadis itu sedikit rasa ngeri dan waspada. Bagaimana tidak mereka adalah orang yang terlatih tetapi mereka tidak menyadari kedatangannya. Sedangkan seorang pria yang menjadi target dari orang berpakaian hitam itu hanya menatap ke arah gadis itu dengan tatapan yang dalam.

Alicia yang merasakan tatapan tersebut lalu melihat dan menatap kearah pria itu. Benar gadis cantik yang dating tersebut adalah Alicia. Saat mereka sedang saling menatap, Alicia kemudian tersadar saat sebuah suara yang bertanya kepadanya.

“Siapa kau?” Tanya salah satu orang yang berpakaian hitam itu dengan sedikit amarah dan rasa waspada kearah Alicia

“Hanya seorang gadis biasa yang sedang lewat” jawab Alicia dengan wajah polos yang tidak sesuai dengan perbuatannya tadi, apalagi dirinya yang masih setia membersihkan darah dari pisau miliknya.

Mendengar jawaban dari Alicia orang-orang berpakaian hitam itu, mulut mereka berkedut “siapa yang coba kau bodohi?” batin mereka kesal

“Kalau begitu anda bisa melanjutkan perjalanan anda dan kami tidak akan meminta pertanggung jawabanmu karena telah membunuh rekan kami” kata salah satu orang berpakaian hitam itu panjang lebar.

Alicia yang mendengar perkataan tersebut tidak lagi bersikap polos, tetapi hanya tersenyum tipis kemudian menjawab dengan santai sambil memasukan pisau lipatnya yang sudah kembali bersih ke dalam sakunya

“Bagaimana jika aku tidak ingin pergi?” jawab Alicia

“Kau… apakah kamu ingin membantunya?” Tanya orang itu lagi sambil menunjukan kearah pria yang sejak tadi diabaikannya setelah kedatangan Alicia.

Di sana terlihat dimana pria itu meskipun bagian wajahnya terdapat sedikit darah yang entah darah siapa, tapi Alicia yakin darah tersebut bukan milik pria itu mungkin darah itu milik salah satu orang berpakaian hitam yang sudah di bunuh oleh pria itu karena banyak mayat yang sudah berserakan di tanah. Alicia kemudian menjawab pertanyaan dari orang berpakaian hitam ini.

“Bagaimana jika iya dan bagaimana jika tidak?” kata Alicia acuh tak acuh. Sedangkan orang-orang berpakaian hitam itu merasa marah

“Jangan sombong meskipun kau cukup kuat tapi kami lebih banyak orang, sedangkan kalian hanya berdua saja” kata salah satu orang berpakaian hitam yang sedari tadi menahan marah, karena tak tahan lagi akhirnya orang itu berkata dengan marah ke Alicia.

Sedangkan Alicia yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya merasa lucu lalu menjawab.

“Sepertinya kalian lupa jika banyak rekan kalian yang sudah di bunuh olehnya dengan mudah, jadi membunuh kalian harusnya juga mudah untuk dilakukan olehnya” kata Alicia sambil menunjukkan kearah tubuh orang berpakaian hitam yang dibunuh oleh pria itu. Sedangkan pria yang dibicarakan oleh Alicia itu, saat dia mendengar perkataan dari Alicia hanya diam dengan ekspresi masih dingin dan datar di wajahnya saat ini, merasa kesal karena diabaikan juga karena tidak tahan lagi terlalu banyak waktunya yang terbuang, pria itu kemudian mengeluarkan pistol dari balik bajunya dan

Dor

Dor

Dor

Tiga kali suara tembakan ia arahkan ke pembunuh bayaran tersebut sehingga hanya tinggal satu orang berpakaian hitam. Orang berpakaian hitam itu yang mendengar suara tembakan dan melihat ke tiga rekannya tadi sudah mati dengan lubang di dahi, jantung dan lehernya. Dia kemudian ingin melawan pria itu tetapi berhenti merasakan sensasi rasa sakit dan perih yang dirasakan di lehernya itu. Saat melihat lehernya yang megeluarkan darah dan tersayat, dia kemudian melihat kearah Alicia yang kini kembali membersihkan pisau lipat miliknya, orang berpakaian hitam itu menunjuk kearah Alicia dengan gemetar “Kamu…” tetapi sebelum bisa menyelesaikan perkataannya dia lebih dulu meninggal.

Alicia kemudian berjalan kearah pria yang dibantunya, lalu berkata dengan santai

“Lo gapapa?” Tanya Alicia yang hanya sekedar basa basi karena ia tahu pria itu tidak terluka.

Pria itu yang mendengar perkataan gadis didepannya hanya berkata dengan acuh tak acuh “Seperti yang lo lihat” jawab pria itu dengan wajahnya yang datar tetapi dalam hati memuji kecantikan gadis didepannya “Cantik” batinnya

“Gue Xavi, seperti kata orang tidak ada makan siang gratis di dunia ini, jadi apa tujuan lo membantu gue?” kata Xavi dengan dingin. Sedangkan Alicia yang mendengar perkataan dari pria didepannya mengangguk setuju, inilah kenapa dirinya suka berbicara dengan orang yang cerdas, karena mereka akan langsung tahu maksud dari perbuatannya itu.

“Lo benar gak ada makan siang gratis di dunia ini, jadi alas an gue membantu lo adalah karena gue ingin untuk membangun hubungan baik dengan lo dan menjadi rekan atau setidaknya kita tidak menjadi musuh” jawab Alicia jujur tanpa bermaksud untuk menutupi tujuannya. Xavi yang mendengar perkataan dari Alicia dengan terus terangnya menaikan sebelah alisnya merasa tertarik, lalu kemudian kembali acuh tak acuh dan berkata singkat..

“Akan gue pertimbangkan” ucap Xavi tetap dengan ekspresi datar miliknya

Mendengar itu Alicia hanya mengangguk mengerti. Setelah itu Alicia pergi tanpa berbicara lagi, Xavi yang menatap punggung Alicia dengan ekspresi rumit

“Alicia ? itu nama yang cantik” gumam Xavi kemudian juga ikut pergi meninggalkan tempat itu

Itu adalah pertemuan pertama mereka

Flashback Off

Bersambung…

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Sistem
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Menemukan Fragmen Sistem
21 Mall Sistem
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Xavi dan Alicia
33 Mimpi
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Salah Orang
40 Petunjuk
41 Bab 41
42 Kebenaran
43 Bab 43
44 The Fox
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Sistem
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Menemukan Fragmen Sistem
21
Mall Sistem
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Xavi dan Alicia
33
Mimpi
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Salah Orang
40
Petunjuk
41
Bab 41
42
Kebenaran
43
Bab 43
44
The Fox
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!