Undangan Mantan

Dua minggu sudah Kinan tinggal dirumah Bu Indah.Tidak ada tegur sapa yang berarti dengan Kaula.Ia lebih sering mengekor kemana pun Bu Indah pergi.Kaula pun nampak sibuk dan jarang dirumah.

Jam 4 sore.

Kaula baru saja pulang,setelah melakukan pembayaran upah terakhir kepada Supri dan yang lain.Semua lahan sudah ditebas,tinggal menunggu rumput belukar itu kering kemudian dibakar dan dibersihkan kembali.

Sore nan sejuk,Kinan dan Nina bersantai diteras depan.Mereka tampak cekikikan,entah apa yang dilihat dari ponsel Nina.Kaula yang memarkirkan motornya di halaman depan, mengalihkan pandangan Kinan.Mereka yang sempat saling tatap namun terhenti saat Nina mengibaskan tangannya.

" Ciee..Ciee..Vibesnya,kayak Istri nungguin Suaminya pulang kerja ya "Nina cekikikan. Yang digoda jadi makin salah tingkah.Kaula yang merasa lelah tidak naik keteras, hanya duduk di anak tangga.

Tak lama Bu Indah pun datang dari acara arisan setiap sabtu sore.Tangan kanannya menenteng kresek berisi kotak kue dari acara tersebut, Sedangkan tangan kirinya memegang kipas lipat motif batik.

"Siapa yang dapat bi ?" Tanya Nina saat Bu Indah ikut duduk ditepi teras.

"Dinda,kakakmu "ucapnya.

"Nih,undangan. "Bu Indah sedikit melempar kertas persegi tersebut kearah Nina. "Undangan....Tika dan Andre??" Nina terkejut. Namun tidak bagi Kaula.Ia sudah tahu dari Bu Nur 2 minggu yang lalu.

"Kau tahu Nin,Ibunya si Tika itu sombong sekali. Katanya anaknya akan menikah dengan anak pemilik perusahaan sawit yang besar itu" wajah Bu Indah memerah.

"Dia juga bilang maharnya rumah dan mobil. Katanya jangan sampai gak datang. karena resepsinya sangat meriah.mereka juga memakai jasa catering,jadi warga gak perlu basah kering dirumahnya.HUUUHH !!" Bu Indah yang terlihat sangat kesal beranjak masuk kedalam rumah dengan menghentak hentakkan kakinya.

Kinan yang tak paham hanya diam.Belum pernah ia melihat Bu Indah semarah ini.

"Bang Kaula sudah tau ??"Tanya Nina.

Kaula mengangguk pelan.Teringat kembali perjalanan dan perjuangannya bersama Tika.

"Serba salah ya bang.Gak datang dikira nanti bang Kaula nangis dipojokkan. Datang sendiri dipernikahan mantan, ya lebih ngenes lagi "ucap Nina. Kini ia pun duduk disamping Kaula, tangannya menepuk pelan bahu sang sepupu.

Tiiit....Tiiit....Tiiit...

Suara klakson dari motor Dimas memasuki pekarangan.Dinda turun dari boncengan membawa aneka gorengan panas dan martabak. Raffa segera naik keteras dan nemplok dengan Kinan.

"Raffa bisa aja ya ma,nemplok dengan yang bening "Bisik Dimas pada istrinya.

Dinda mendelik dan mencubit sang suami .

"Nih,mbak belikan jajanan. Alhamdulillah, tadi dapat arisan"ujarnya.

Kinan pun masuk kedalam,sepertinya makan gorengan dengan teh hangat lebih nikmat,pikirnya.

"Kaula, cantik ya sepupu Dinda itu,bening.Aku baru ini loh liat Kinan dengan jelas" ujar Dimas sambil tertawa menggoda Kaula.

"Tau ach Bang Kaula ini.Ntar kalo Nona Kinan sampe diambil orang lain baru nyesel.Gak liat apa kemarin Bang Irwan deketin terus."Cibir Nina

"Bang Irwan, Duda Keren Sedesa kita ini??" Dinda terkikik.

"Iyalah, siapa lagi"sahut Nina.

"Gini yah,ibarat di Drakor.Bang Kaula itu Kim Sohyun,Bang Irwan itu Lee Seunggi" lanjutnya. "jadi disaat Kim Sohyun jual mahal,gakpapa dengan Lee Seunggi yang sudah pengalaman" .