bab 4

Arsyilla melihat di ruang pemberkasan terdapat meja pantry. Ada bermacam varian kopi, gula dan crimer disana. Dan yang membuat Arsyilla senang karena ada mesin pembuat kopi disana.

Rivandra ikut tersenyum lucu saat melihat ekspresi Arsyilla yang terlihat senang. Yah, Rivandra yang menyuruh Dion untuk menyediakan meja pantry itu.

Arsyilla tersenyum sambil melihat-lihat mesin itu. Teringat Ryan sahabat sekaligus tetangganya yang pernah mengajari cara memakai mesin itu di kafenya.

Flashback On....

"Bukan seperti itu, syilla. Pelan-pelan saja saat menuangkan air diatas kopinya. Kalau kamu secepat itu, tentu saja kopinya jadi tumpah!" omel Ryan saat Arsyilla menumpahkan gelas ukur mesin pembuat kopi.

"Kamu tadi kan hanya bilang untuk menuangkan air setelah memasukkan kopi. Tanpa ada instruksi harus pelan!" omela Arsyilla balik.

"Aku tadi sudah memberikan contoh dengan sangat pelan biar kamu paham, Syilla. Masa iya akau harus mencontohkan dan juga memberikan teorinya."

"Itu lebih baik, biar aku segera bisa."

"Terserah kamulah, Syilla!" seru Ryan kesal, "lebih baik belajar saja dari youtube."

"Issshhh... Dasar memang kesabaranmu saja yang setipis tisu." sindir Arsyilla sambil tertawa.

Flashback off...

“Kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Rivandra sambil menatap Arsyilla.

Arsyilla mendongak mendengar suara yang makin terdengar melunak padanya. Tidak seperti saat dia harus memberikan laporan proposalnya yang berakhir penolakan.

'Kenapa Pak Rivandra semakin hari semakin bersikap ramah padaku?'

“Pak Rivandra,” ujar Arsyilla kaget.

“Aku bisa mengajarimu menggunakan mesin ini." kata Rivandra antusias.

“Saya sudah bisa, Pak.” jawab Arsyilla bangga.

“Karena itu kamu senyum-senyum sendiri?”

“Saya hanya teringat sahabat yang mengajari saya waktu itu,” jawab Arsyilla apa adanya.

“Apa dia juga bekerja disini?” tanya Rivandra mulai kesal karena ini pertama kalinya ada yang menolak bantuannya.

“Tidak, Pak. Ryan mempunyai kafe yang di kelolanya sendiri.”

“Ryan? Laki-laki?!” hardik Rivandra setengah membentak.

Emosi yang sedari tadi di tahan Rivandra langsung memuncak. Saat tahu orang yang berjasa, yang telah mengajari mesin itu seorang laki-laki.

Arsyilla mengangguk bingung.

‘Kenapa tiba-tiba saja marah?’ batinnya bingung.

“Karena kamu sudah bisa menggunakannya. Kamu harus menyiapkan kopi latte untukku. Setiap pagi dan siang. Atau kapanpun yang aku mau. Lanjutkan pekerjaanmu, jangan melamun saja!” Tegasnya sembari keluar dari ruangan pemberkasan menuju ruangannya.

Arsyilla menggelengkan kepalanya bingung. "Apa salahku? Kenapa tiba-tiba marah-marah gak jelas?" gumam Arsyilla.

lalu, mulai memisahkan dan menyiapkan berkas-berkas teman-temannya terlebih dulu. Setelah itu membuatkan kopi latte untuk masing-masing meja. Begitupun dengan kopi latte untuk bosnya.

“Sejak kapan mesin kopi ini ada disini?” tanya Shayna heran.

“Sejak pagi ini.” jawab Arsyilla senang.

“Untuk apa?”

“Mungkin karena Pak Rivandra merasa pekerjaanku lebih mudah daripada kalian semua.”

“Apa ada yang terjadi kemarin?”

“Kemarin? Tidak terjadi apapun. Memangnya kenapa?” tanya Arsyilla heran.

“Tumben sekali si Rivan minum kopi.”

“Memang apa salahnya?”

“Gak ada yang salah sih. Tapi, si Rivan itu selera makan dan minumnya agak rewel, Syilla. Banyak yang tidak cocok di lidahnya. Kamu pikir sudah berapa kali orang tuaku gonta ganti chef untuk menyesuaikan selera si Rivan.”

Arsyilla melongo tidak percaya. 'Kehidupan orang kaya memang enak. Semuanya serba di fasilitasi. Bahkan, mempekerjakan seorang chef untuk menyesuaikan selera makan mereka.' pikir Arsyilla.

“Secara tidak langsung, kamu mau bilang, kalau kakakmu itu sedang mencari cara agar bisa memarahiku lagi? Dengan alasan tidak cocok dengan kopi yang aku buat? Aku gak becus lagi?” omel Arsyilla kesal.

Shayna tertawa mendengar asumsi Arsyilla. “Kok kesannya kakakku benar-benar jahat ya.”

“Bukan aku yang bilang lho ya,” Arsyilla menyodorkan segelas kopi latte hangat ke depan Shayna.

“Coba cicipi, apa kira-kira bisa cocok dengan selera kakakmu itu?”

Shayna kembali tertawa tapi tetap mencicipi kopi buatan Arsyilla. Tidak sampai hati membuat Arsyilla kecewa.

“Ini sih perfect ya. Aku rasa dia cocok.” puji Shayna.

“Terakhir kalinya laporanku kamu bilang perfect, tapi ternyata masih di tolak juga. Sebenarnya kamu itu memahami kakakmu tidak sih.” omel Arsyilla kesal.

Setidaknya, segelas kopi tidak membuat Pak Rivandra kembali bersikap dingin padanya lagi.

“Rivandra itu tidak bisa di tebak. Selalu spontanitas, aku kan adiknya bukan calon istrinya, kenapa aku harus susah-susah memahaminya.”

“Ya gak gitu juga sih. Setidaknya kan tahu gimana selera kakakmu,” kata Arsyilla sambil kembali membuat kopi latte untuk bosnya,

Arsyilla teringat dengan kejadian sewaktu di lift kemarin, lalu sikapnya yang tiba-tiba kembali dingin dan marah-marah.

“kakakmu itu punya kepribadian ganda ya, tiba-tiba baik tiba-tiba dingin, lalu marah-marah gak jelas.”

Shayna mendekat ke Arsyilla, “Kakakku? Tiba-tiba baik? Padamu, Syilla?” tanya Shayna setengah berbisik.

“Iya. Tiba-tiba saja bertanya apa aku marah padanya karena memutasikan aku. Tapi kalau ada teman-teman, pasti sikapnya dingin lagi. Kakakmu itu menakutkan, Shay.”

“Hemmmm... Sepertinya ada yang aneh. Apa sebenarnya kakakku itu menyukaimu, Syilla?”

Arsyilla tertawa mendengar kalimat Shayna hingga memegang perutnya.

“Pak Rivandra? Menyukaiku? Dengan setiap hari marah pada orang yang disukainya? Suka sama pegawai biasa sepertiku? Kamu itu lucu, Shay.”

“Siapa tahu sikap dinginnya itu hanya cara... Ehhmmm... Dia yang ingin menarik perhatianmu!”

Arsyilla mencubit pipi Shayna dengan gemas.

“Bangunlah, Shayna! Sudah waktunya bekerja! Jangan terlalu larut dalam lamunan.”

Shayna mengusap pipinya dengan kesal, “Aku tahu gimana si Rivan itu. Kita lihat saja nanti!” seru Shayna sambil keluar dari ruangan pemberkasan. Meninggalkan Arsyilla yang masih terdengar tawanya.

Shayna duduk di meja kerjanya, sejenak melihat ke arah Rivandra yang tengah mengerjakan sesuatu, entah apa itu.

"Tiba-tiba baik? Baiknya yang bagaimana?" gumam Shayna penasaran.

"Si Rivan itu, kalau sudah benci sama orang, pasti bisa dengan mudah menyingkirkan orang yang di bencinya. Tapi, sikap reseknya pada Syilla... Aku yakin itu bukan karena benci." gumamnya lagi.

Shayna tidak bisa konsentrasi karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Pandangannya melihat Rivandra dan Arsyilla bergantian.

"Syilla itu,,, wanita pertama yang selalu membuat si Rivan uring-uringan sejak magang dulu. Apalagi kalau Syilla sedang membantu pegawai-pegawai laki-laki. Atau,, saat Syilla sedang bergurau dengan teman-teman. Sebenarnya, bagaimana perasaan si Rivan pada Syilla?" kata Shayna bermonolog.

Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!