(Oh the black chaos katana from yamato ya hmmm tunggu..... itukan, pfft oi, oi ngak salah denger kan gw barusan? ngapain dia malah mau ngebuat pedang yang udah gw punya, mau jadi kayak hades kah dia ini? atau mau jadi kaya ayah kita? sial ini nga bisa dibiarin satu pedang itu aja udah cukup buat ngebelah celah antar dimensi dan membuat dunia hancur dalam sekali tebasan apalagi ini mau ada dua ngak boleh kalau gw biarin dia nanti yang ada dia malah ngambil takdir yang seharusnya itu takdir gw, gw akan ngebiarin nasibnya elu menjadi seperti ayah kita lu itu harus membuat dunia yang damai.)
(Walaupun pada awalnya disaat gw terpisah dari tubuh ini dan itu ngebuat kita menjadi dua orang yang sama dengan kepribadian yang berbeda itu membuat gw marah sama elu tapi, disisi lain gw juga nga mau elu menjadi seperti orang tua kita walaupun sekarang kau belom ingat siapa sebenarnya dirimu ini tapi jika saat itu waktu nya telah tiba lagi tuk kita saling bertarung satu sama lain lagi dan gw yang bakal menghilang lagi.)
(Barulah kau bisa mengingat semua nya kembali tentang jati diri lu yang sebenarnya karena semua ingatan masa lalu kita ada didalam diriku ini, karena itu aku tidak mau kita menjadi seperti dulu lagi makanya kau harus menjadi lebih kuat dari diriku ini walaupun aku mempunyai sihir dan kekuatan dari ashura, Poseidon dan hades tapi kau juga tidak kalah kuat sebenarnya karena itu jadilah lebih kuat dan lebih kuat dari siapapun, karena lawan yang sedang menunggu mu jauh lebih hebat dari dirimu ini, oh iya aku hampir lupa ngasih tau dia tentang jangan buat senjata itu.)
Woi!
Buset kenapa lu pake teriak segala? dan juga tumben lu bangun lagi?
Elu serius mau bikin tuh senjata?
Iyalah emang nya kenapa?
Haduh lebih baik kau buat senjata lain aja.
Lah kenapa gitu?
Udah buat senjata yang lain aja yang cocok buat elu jangan buat pedang itu.
Emang kenapa dah aku sampe dilarang-larang begini?
Itu... maaf aku tidak bisa menjelaskan nya untuk sekarang, tapi yang jelas kau buat senjata lain saja apapun boleh asal jangan pedang itu karena pembuatan pedang itu juga tidak sembarangan untuk membuat katana itu perlu dua material langka yang ada didunia ini makanya aku menyuruh mu untuk membuat senjata yang lain.
Tapi aku maunya senjata itu.
Nga ada tapi-tapi yang jelas kau tidak boleh membuat senjata itu titik, dah aku mau lanjut tidur lagi.
Eh, eh tunggu woi.... astaga dah ngilang lagi aja dia ini, tapi dia kenapa sampai melarang ku untuk membuat senjata itu sih padahal itukan mimpi ku dulu yaitu untuk mempunyai katana itu tapi sama dia disuruh buat senjata lain hmm yaudah lah aku nurut aja toh ini demi kebaikan ku juga.
(Semoga lu paham dengan maksud gw ya karena senjata yang seharusnya elu pake itu bukan senjata itu tapi harusnya senjata itu yang kau buat sebuah dagger dan juga katana yang terbuat dari sihir cahaya ibu dan ashura, dan juga sihir kegelapan hades dan juga ayah ya senjata itu bernama the ruler of lightness katana dan juga the ruler of black chaos darkness dagger, ya seharusnya kedua senjata itulah yang kau buat diriku yang lain, ya walaupun pada akhirnya semua senjata yang ada diriku ini kembali ke dirimu sih :v.)
“Ayo sekarang ikut paman ketempat.”
“Tunggu sebentar paman!”
“Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?”
“Maaf paman aku boleh minta cetak birunya lagi nga?”
“Lah buat apa inikan udah kamu gambar buat apa kamu minta cetak biru lagi?”
“Itu... aku nga jadi untuk membuat pedang itu paman.”
“Engga jadi? emangnya apa alasan mu nga jadi buat senjata ini?”
“Itu... karena sebuah suatu alasan paman.”
“Eh tapi kenapa padahal gambar nya bagus loh ini!”
“Gakpapa paman aku hanya ingin membuat senjata lain saja selain itu.”
“Ehmmm, baiklah kalau begitu paman akan berikan kamu satu cetak biru baru lagi tapi paman hanya ngasih satu ya jadi kalau nanti kamu ingin ganti lagi ngak bisa.”
“Iya paman gapapa.”
“Baiklah kalau begitu tunggu disini akan kuambil cetak biru yang baru untuk mu.”
Setelah paman mengiyakan yang kuminta itu akhirnya dia pun mulai mendekati meja yang menyimpan cetak biru dan mengambilnya setelah itu memberikan cetak biru itu untuk ku.
“Nih cetak biru nya, tapi inget paman cuman ngasih cetak biru nya lagi hanya untuk sekali aja jadi manfaatkan cetak biru itu baik-baik ok.”
“Baik paman.”
Nah cetak biru nya dah ditangan ku ini tapi aku harus buat senjata apa? hmmm.
Setelah itupun aku mulai berpikir untuk membuat gambar nya aku terus berpikir sampai sepuluh menit pun sudah lewat tapi tetap saja engga tahu mau gambar senjata apa ini.
Ah sialan aku nga tahu mau gambar senjata apa ini.
Hadeh yang kayak beginian doang aja bingung lu.
Ya iyalah gw kek gini juga karena elu nyuruh gw buat senjata lain, gimana gw nga bingung coba.
Hadeh mau gw bantu?
Bantu gimana maksud lu? ntar ngomong nya “mau gw bantu.” eh tiba-tiba malah ngambil alih tubuh gw lagi.
Yaelah gw cuman buat gambar senjata doang ini.
Heleh nga percaya gw.
Ya itumah terserah elu mau percaya atau engga toh gw cuman nawarin doang ini.
Hmmm... tapi serius lu mau bantu gw?
Iyalah toh ini demi kita juga kan jangan lupa kau adalah.
Iya-iya gw dah tau, aku adalah kau dan kau adalah aku, yaudah nih gw serahin ke elu tapi buat senjata yang bener ya.
Iya etdah.
Setelah itupun aku memberikan tubuh ku untuk dikontrol olehnya dan lalu setelah itu dia mulai menggambarkan nya.
Pada awalnya dia benar-benar menggambar senjata itu tapi setelah dia menggambarkan nya selama sepuluh menit akhirnya dia pun mulai berhenti, tapi kenapa dia berhenti?
Ne diriku yang lain aku punya satu syarat untuk mu sebelum aku menyelesaikan gambar senjata ini.
Apa itu syarat nya?
Syarat nya yaitu kau tidak boleh bertanya kepada ku tentang senjata apa yang akan ku selesai kan ini dan juga jangan bertanya aku tahu dari mana senjata ini kalau kau sampai bertanya maka akan ku robek cetak biru ini.
Emang kenapa sih segitunya amat.
Karena... untuk sekarang aku tidak bisa menjelaskan nya kepada lu tapi yang jelas penuhi semua syarat ku maka akan ku selesai kan gambar ini.
Ok, ok fine aku nga akan nanya tentang senjata ini dan sebagainya.
Nah cakep kalau begitu beri aku waktu lima menit lagi untuk ku selesai kan senjata ini.
Iya.
Setelah itu dia langsung melanjutkan gambar nya hingga selesai dan setelah lima menit telah lewat akhirnya gambar dari senjata nya pun jadi.
Tapi yang aneh nya kenapa senjata ini bentuknya begini? yang satu itu terlihat seperti katana dan yang satunya lagi terlihat seperti dagger tapi masalah nya bentuk nya agak terlihat sedikit aneh.
Tapi yaudah lah toh demi kebaikan diriku juga.
“Paman ini gambar ku sudah jadi.”
“Ok coba sini paman liat.”
Setelah itupun aku memberi cetak biru itu kepada paman tersebut dan muka nya terlihat seperti sedang kaget.
“I-ini beneran kamu yang gambar?”
“Iya emang nya kenapa paman?”
“Gambar mu ini sangat-sangat bagus banget aku saja masih terkejut dengan gambar mu yang sebelumnya tapi jika aku lihat gambar mu yang ini membuat ku lebih terkejut karena bukannya hanya menggambar senjata nya tapi kamu bahkan memperhatikan detailnya seperti ini.”
“Makasih atas pujian nya paman.”
“Lalu kedua senjata ini mau kau berikan nama apa?”
“Eh nama ya, hmmm bentar paman kasih aku waktu untuk berpikir sebentar untuk memberikan kedua senjata itu nama.”
“Ok.”
Oi, ini nama senjata nya apaan?
Oh iya gw lupa ngasih tau ke elu maaf-maaf yang satu senjata berbentuk katana itu namanya adalah the ruler of lightness dan yang satu lagi senjata yang berbentuk dagger itu namanya the ruler of black chaos darkness.
Hah The ruler of lightness? dan the ruler of black chaos darkness itu nama apa—
Si-sial pala ku kenapa tiba-tiba pusing seperti ini arghh, kau apakan diri ku ini hah.
Aku ngak apa-apain kok tenang aja kalau kau merasakan rasa pusing seperti itu terima saja ya dadah.
Woi tunggu, arghh kepala ku sialan kenapa tiba-tiba kepala ku sakit seperti ini sialan.
arghhhh.
—“Darkness.”
—“Lightness.”
—“Kenapa kau melakukan ini, kenapa kau membunuh anak kita kenapa kau tidak pernah berubah menjadi lebih baik sejak dulu.”
—“Itu.... maafkan aku tapi aku tidak punya pilihan lain.”
—“Pilihan lain apa maksud mu? apakah kau akan mengingkari janji mu yang dulu itu.”
—“Maaf tapi memang ini takdir kita berdua kau ingin kehidupan yang damai kan jadi bunuh aku sekarang dan dunia ini akan menjadi hidup damai.”
—“Damai kau bilangnya? jika tidak ada kalian berdua untuk apa dunia ini damai?”
—“Jangan menangis seperti itu lightness kau tau kan kita selalu ditakdirkan bersama maka dari itu mari hentikan perulangan rengkarnasi ini.”
—“Tapi memang nya harus begini caranya?”
—“Ya hanya ini satu-satunya karena aku sendiri juga sudah cape menjalani kehidupan yang seperti ini mari hentikan ini lightness dan bunuh aku, karena memang hanya inilah satu-satunya cara menghentikan perulangan rengkarnasi ini.”
—“Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang membunuh ku.”
—“Itu tidak akan bekerja karena aku sudah pernah membunuh mu sebanyak seribu lima ratu juta kali di setiap rengkarnasi kita tapi hasilnya selalu seperti ini karena itu sekarang kau lah yang harus membunuh ku.”
—“Tapi... aku tetap tidak mau membunuh mu.”
—“Hah sepertinya memang tidak ada cara lain selain itu ya, baiklah jika memang kau begitu lightness maka jangan salah kan aku jika kau mati lagi.”
—Setelah itupun aku mulai berlari ke arah istri ku untuk ku bunuh tapi sejujurnya itu hanya sebuah sandiwara saja agar dia mau membunuh ku dan juga sebenarnya anak kita berdua masih hidup walaupun hanya tersisa jiwanya saja yang saat ini aku simpan didalam inti jiwa ku, karena kelemahan ku lah anak kita mati lagi seperti itu karena kebodohan ku juga lah anak itu jadi sangat membenci diriku ini, jika saja aku disaat pertemuan pertama kita dan anak ku saat itu kujaga dia tidak akan mungkin pernah mati berulang seperti ini maafkan aku karena aku baru sadar sekarang, jika suatu saat nanti aku akan berengkarnasi lagi dan menjadi suami dari ibumu ini maka aku berjanji dikehidupan kita yang lain aku akan selalu melindungi mu bagaimana pun caranya walaupun aku tahu diriku ini tidak akan berengkarnasi lagi karena ibumu ini akan membunuh ayah mu ini tapi aku akan sentiasa melindungi mu dimana pun jiwa mu berada.
—Kenapa sih kau ini selalu saja tidak pernah berubah darkness jika memang itu pilihan mu maka aku juga tidak punya pilihan lain. maafkan ibu ini nak karena tidak bisa menepati janji ibu dengan mu untuk tidak saling membunuh dengan ayah mu ini tapi memang ini takdir kami berdua.
—Setelah tidak lama dari itu akhirnya lightness pun akhirnya mulai berlari ke diriku ini sambil memegang pedang katana nya itu.
—“Matilah kau lightness!”
—“Matilah kau darkness!”
—““Hiaaa.””
—Tepat setelah teriakan itu kami keluar kan akhirnya diriku ini pun tertusuk pedangnya dan dirinya itu juga tertusuk dagger ku.
—“Ya inilah yang aku mau lightness.”
—“Dengan ini kau dan aku akan mati bersama.”
—“Nampak nya dirimu ini masih belom sadar ya.”
—“Hah maksud kamu?”
—“Coba kamu lihat ujung dagger itu.”
—Setelah itu akupun reflek melihat tubuh ku yang tertancap dagger nya tapi bukannya diriku ini tertancap dagger malahan dagger nya menghilang.
—“Tunggu apa yang kamu lakukan.”
—“Kau tidak layak untuk mati lightness akulah yang seharusnya mati dengan begini buarghh aku akan bisa menebus semua dosa ku.”
—“Tidak-tidak darkness jangan lakukan ini.”
—Setelah aku mengucapkan kalimat itu akhirnya diriku inipun roboh dan hampir terjatuh ke tanah tapi tubuhku ditangkap dan didekap oleh nya.
—“Kenapa kamu melakukan ini.”
—“Jangan menangis seperti itu lightness kalau kau menangis seperti itu hanya akan membuat wajah indah mu ini menjadi suram lagipula kau buarghh masih belom boleh mati aku sudah tidak tega membunuh dirimu ini karena kau adalah istri ku mau direngkarnasi manapun kau tetap menjadi istri ku dan dikehidupan ku yang saat ini aku tidak mau lagi membunuh istri ku cukup ke seribu lima ratus juta tahun saja aku membunuh mu aku sudah tidak kuat.”
—“Tidak jangan mati darkness kumohon.”
—“Kenapa kau malah memohon seperti ini kepada ku tersenyum dan tertawa lah seperti dirimu yang biasa nya jangan kau tangisi kematian ku ini, ah iya mumpung di-ri-ku ini masih sadar akan ku berikan seluruh jiwa anak kita padamu.”
—“Maksud kamu apa?”
—“A-anak kita masih hidup walaupun hanya tersisa jiwanya saja tapi aku yakin jika jiwa anak ini bersama mu maka jiwa anak kita akan kembali hidup lagi.”
—“... ”
—“Nikmatilah kehidupan yang damai ini lightness jangan sampai kamu mati ok dan juga ja-ga a-nak ki-ta i—.”
—“Tidak jangan mati kumohon jangan mati darkness.”
∆∆∆
huh-huh, huh yang tadi itu apa? ingatan siapa itu tadi siapa lightness dan juga siapa darkness ini kenapa ada ingatan mereka di dalam kepala ku sial kepala ku masih sakit sekali.
Ah lebih penting aku harus menjawab pertanyaannya dari paman itu tadi.
(Nampaknya satu ingatan tentang kedua orang tua kita telah kau ingat ya bagus tersisa seribu empat ratus sembilan puluh sembilan juta ingatan lagi yang belom kau ingat terus lanjutkan perjalanan mu itu diriku yang lain karena di setiap perjalanan mu banyak bahaya dan orang-orang yang dulu pernah kita temui yang menanti dirimu ini jadi terus lah berusaha untuk ingat siapa diri mu ini.)
“Eh hikaru kamu gapapa kan? hikaru.”
“Hikaru!”
“Eh iya paman ada apa?”
“Kamu barusan kenapa? Kok bengong kayak tadi?”
“Maafkan aku paman.”
“Ok paman maafkan, lalu kedua senjata ini mau kau namakan apa?”
“Satu senjata yang berbentuk pedang ini akan ku namakan the ruler of lightness dan senjata yang berbentuk dagger ini akan ku namakan the ruler of black chaos darkness paman.”
“The ruler ya nama yang bagus baiklah kau tidak mau merubah senjata mu ini lagi kan?”
“Tidak paman.”
“Baiklah sekarang ayo ikut paman ketempat pemilihan material untuk bahan senjata mu ini.”
“Baik.”
Setelah itu akupun mengikuti paman itu keluar dari tempat ini dan menuju tempat yang ada diujung dekat tempat peleburan itu.
“Nah kita sudah sampai sekarang pilih material apa yang ingin kau gunakan.”
“Apakah paman punya rekomendasi yang harus aku gunakan untuk membuat senjata ini?”
“Hmmm.... jika mau bertanya kepada paman sebetulnya paman juga bingung karena senjata yang kau gambar itu sungguh susah untuk menentukan material yang cocok karena senjata yang mau kau buat ini cukup kompleks.”
“Yah lalu aku harus pakai material apa dong?”
“Hmmm bentar ya coba paman carikan dulu material nya.”
“Baik.”
Setelah itupun paman itu akhirnya mencari-cari material yang cocok untuk membuat senjata ku itu paman itu mencari-cari nya sampai sekitar sepuluh menit dan tidak kunjung menemukan material yang cocok.
Aku juga ikut bantu deh, lalu setelah itu aku mulai ikut membantu mencari material nya.
Yang ini nga cocok warnanya terlalu hijau, dan yang ini juga nga cocok hmmm.
Eh bentar ini material apa? yang berwarna putih dan juga hitam seperti ini?
(hmmm, material itukan! kenapa kedua material itu bisa ada disini? ini pasti ulahnya si fallen angel itu tapi makasih ya berkat mu diriku yang lain ini bisa membuat senjata yang telah ku gambar dengan sempurna tanpa kecacatan sedikitpun.)
Oi, diriku yang lain.
Ya ada apa?
Kau sedang mencari material yang cocok untuk membuat senjata itu kan?
Iya ini aku lagi nyari.
Pake material batu berwarna putih dan hitam itu.
Hah lu yakin?
Iya gw yakin karena kedua material ini juga beresonansi dengan sihir cahaya dan sihir kegelapan yang kita punya.
Hmm, oh iya-ya tapi kok aku nga ngerasain ya tadi?
Ya makanya nyari tuh pake feeling sama aura sihir lu jangan cuman nyari pake mata doang lu kira ini dunia lama kita kali.
Hehe aku lupa maaf tapi material apaan ini?
Itu namanya white ore dan black ore sebuah ore yang tercipta dari kekuatan sihir cahaya dan kegelapan yang berada didalam goa semakin banyak kedua aura sihir itu didalam goa semakin banyak juga material ore nya.
Oh begitu toh tapi kok elu tau banget kayaknya soal dunia ini.
Eh itu.... pokoknya pake material itu ya jangan sampai make material lain.
Iya-iya.
Ok karena kau sudah selesai mencari material nya maka aku akan tertidur kembali semangat menempa senjata nya diriku yang lain.
Ya.
“Paman apakah paman sudah menemukan material yang cocok?”
“Masih belom nih.”
“Oh yaudah nih paman aku udah ketemu material yang cocok untuk buat senjata itu.”
“Oh material apa tuh yang kamu pilih?”
“Material ini paman.”
akupun langsung memberikan white dan black ore yang ada ditangan ku barusan ke paman itu.
“Gimana paman cocok kan?”
“Hmmm... boleh lah yaudah kamu yakin kan mau material ini?”
“Iya paman.”
“Baiklah kalau begitu mari kita bawa white dan black ore ini untuk kita leburkan.”
“Iya.”
Setelah itupun paman itu langsung memasukkan kedua ore itu ke dalam sebuah tempat untuk meleburkan timah besi yang biasa digunakan setelah itupun kedua ore itu dileburkan dan membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk kedua ore itu benar-benar siap untuk digunakan dalam membuat senjata.
“Baiklah sambil menunggu gimana kalau kamu paman lihat kan caranya menempa.”
“Eh boleh kah?”
“Tentu karena kamu akan segera bekerja disini kan maka kamu juga perlu tahu caranya menempa senjata.”
“Baik, lalu paman ingin menempa senjata apa sekarang ini?”
“Oh sekarang paman akan menempa senjata kapak yang biasa digunakan untuk menebang pohon.”
“Oh, banyak kah paman?”
“Ya lumayan lah ada lima pesanan yang kami Terima.”
“Eh, banyak juga.”
“Baiklah kamu duduk sini ya dan lihat paman cara paman menempa dari sini ok.”
“Ok.”
Setelah itupun paman itu langsung membawa sebuah timah besi yang telah dileburkan dan mencetak nya di sebuah tanah liat yang sudah ada bentuk senjata nya dan lalu setelah senjata berhasil dibentuk senjata itupun lanjut dipanaskan kembali didalam sebuah sihir api yang sangat luar bisa dasyat panas nya lalu setelah itupun akhirnya perlahan-lahan sebuah palu pun mulai dipukul ke senjata yang masih panas itu ya suara yang biasa sering kudengar pun mulai berkumandang seiring palu itu dipukulkan ke senjata yang panas itu semakin juga bentuk dari senjata itupun mulai terlihat jelas dan setelah senjata itu di pukul menggunakan palu itu selama tiga puluh menit akhirnya step kedua pun selesai dan kapak itupun langsung dicelupkan ke dalam sebuah air dan akhirnya senjata itupun langsung jadi seketika.
“Fiuh, gimana kamu lihat kan yang barusan paman lakukan?”
“Ya.”
“Baguslah kalau begitu inilah saatnya kamu menempa senjata mu itu karena material nya telah selesai dileburkan.”
“Baik paman aku akan segera kesana.”
Setelah itupun aku langsung mulai berjalan ke arah paman itu.
Waduh penempaan pertama ku nih kayaknya bakal keren nga sih ini.
Iya keren kok tapi kalau senjata yang lu tempa itu jadi ya kalau nga jadi mah namanya zonk bukan keren.
Jeh ngeremehin gw lu?
Ya bukannya gw ngeremehin elu atau gimana ya tapi gw ngerinya elu gagal aja itu dalam menempa tuh senjata karena material nya hanya tersisa satu makanya jangan sampai gagal.
Lah serius lu sisa satu doang itu material nya?
Iyalah lu liat kan tadi dari semua material cuman dua material itu yang tersisa satu yang lainnya masih banyak.
Ya terus gimana dong kalau ini gw gagal nempa nya?
Yaudah mau gak mau ya nga jadi tuh senjata.
Yaelah masa kaga jadi lagi sih.
Yaudah terus mau lu gimana? mau gw yang joki aja? apa gimana?
Hmmm... kalau kebanyakan dibantu sama elu nanti gw kaga bisa belajar nya.
Makanya.
Terus gimana dong haduhh.
Hadeh yaudah kalau engga lu ikutin semua arahan gw aja.
Maksud lu gimana?
Ya lu ikutin semua yang gw suruh nanti nya gimana? biar gak gagal itu dalam menempa nya.
Emang bisa?
Bisalah gw mah nempa doang elah ngelawan ketiga kakek-kakek itu aja gw menang sendirian lawan mereka yang ramean apalagi ini cuman nempa haha ez lah.
Idih kebanyakan gaya lu.
Ye serius gw mah.
Yaudah lah gw ngikutin elu aja tapi yang bener ya arahin nya.
Iya.
“Ini cetak biru mu step pertama adalah keluarkan gambar yang ada didalam cetak biru mu ini kedalam tanah liat yang sudah ada aliran mananya ini, kau bisakan?”
“Bisa kok paman tenang aja.”
“Ok kalau begitu coba nih.”
“Baik.”
Setelah itupun aku diberikan kembali cetak biru yang telah ku gambar tadi.
Ini cara nya gimana?
Elu tinggal ngomong aja begini “Come out my picture.”
Ok.
“Come out my picture.”
Tepat setelah aku mengatakan itu gambar ku yang tadinya berada didalam cetak biru pun mulai keluar dan tanah liat nya pun mulai terbentuk gambar ku.
“Wow keren juga kamu ini hikaru bisa mengeluarkan gambar dari cetak biru ini kedalam tanah liat ini secara sempurna.”
“Hehe makasih paman atas pujiannya.”
“Nah karena gambar yang didalam cetak biru ini telah terbentuk didalam tanah liat ini lalu tinggal kamu masukan saja white ore dan black ore yang telah kita leburkan sebelum nya tapi sebelum gunakan terlebih dahulu sihir aura kamu bisa menggunakan sihir aura kan.”
“Eh, hmmm... akan ku coba terlebih dahulu paman.”
“Ok.”
Oi ini gimana caranya menggunakan sihir aura?
Gampang kamu tinggal ngomong saja seperti ini “corpus confirmatio.”
Ok.
“Corpus confirmatio.”
Setelah aku mengucapkan mantra itu seketika aku merasakan tubuh ku menjadi bertambah kuat.
“Wow lagi-lagi kamu membuat paman terkejut ya, baiklah setelah kamu menggunakan sihir aura itu pegang lah besi ini untuk mengangkat tempat white ore dan black ore itu dileburkan.”
“Baik paman.”
Lalu setelah itu aku langsung memegang besi yang bentuknya seperti tang tapi ini bentuknya lebih besar dan ya besi itu berat sekali untuk ku angkat pantas saja paman itu menyuruh ku untuk menggunakan sihir aura terlebih dahulu.
“Sekarang aku sudah mengambil nya lalu apalagi paman?”
“Lalu setelah itu kamu tuangkan white dan black ore yang telah dileburkan itu kedalam tanah liat itu secara perlahan saja.”
“Baik.”
Setelah itu aku langsung menuangkan sebuah tempat yang telah berisikan white dan black ore yang telah dilebur tadi kedalam tanah liat tersebut dan ya menuangkan hal ini ternyata cukup sulit.
“Perlahan-lahan saja ok.”
“Ok paman.”
Setelah akhirnya kurang lebih selama lima menit aku untuk menuangkan tempat itu akhirnya pun step ketiga selesai dan masuk ke step ke empat yaitu memukul senjata telah dibentuk ini dengan palu yang besar itu.
“Apakah kamu sudah siap step ke empat?”
“Ya tentu saja paman aku sudah siap daritadi Oh iya lebih baik paman duduk saja disana.”
“Eh serius nih gapapa kalau paman duduk?”
“Iya gakpapa paman tenang aja.”
“Okelah kalau begitu aku akan duduk dipinggir sana ya kalau kamu butuh bantuan bilang saja ya.”
“Ya.”
Setelah itu paman tersebut akhirnya dia telah meninggalkan tempat ini dan duduk di pinggir sana.
Dengan begini aku akan bisa lebih fokus dalam menempa.
Tidak apa-apa diriku yang lain kau sudah berusaha yang terbaik sisanya dari sini serahkan kepada ku.
Tidak apa aku bisa sendiri kok.
Tidak untuk step yang kali ini cukup sulit untuk dirimu lakukan sendiri karena nya biar aku yang lakukan hal ini.
Memang nya sesulit apa?
Ini akan benar-benar sangat sulit karena dibutuhkan seluruh kekuatan Ektra untuk memukul senjata itu dengan palu tersebut belum lagi kita juga perlu menyalurkan sihir cahaya dan sihir kegelapan yang kita punya ke dalam senjata ini.
Yang bener kamu?
Ya ini beneran, emangnya sekarang kamu mampu mengeluarkan sihir cahaya dan kegelapan sekaligus?
Ya enggak sih cara mengeluarkan nya pun aku belom tahu sama sekali.
Nah makanya itu biar aku aja yang menempa nya.
Tapi kau serius kan hanya untuk menempa saja?
Iya ini hanya untuk menempa saja.
Baiklah kalau begitu aku serahkan hal ini kepada mu.
Ok istirahat lah.
Ya.
Setelah itu aku langsung memberikan kendali tubuh ku kepada dia dan akhirnya dia pun mulai menjalankan step ke empat sekaligus step terakhir, dan setelah tiga jam setengah dia melakukan kedua step itu akhirnya kedua senjata yang kami tempa pun jadi dan hasilnya sungguh diluar perkiraan ku, senjata ini benar-benar bagus dan indah walaupun yang satunya memiliki sihir kegelapan dari ku tapi itu tidak berpengaruh sama sekali kedua senjata seperti yin dan yang saling menutupi kekurangan nya masing-masing walaupun memakan waktu yang lama tapi ini sangat sepadan dengan hasilnya.
“Jadi gimana hikaru senjata mu sudah ja—.”
“Hmmm, bentuk itu.”
“Ya paman seperti yang kau lihat sendiri kedua senjata ini berhasil ku buat dengan sempurna.”
“.... kamu.... kamu ini memang anak jenius haha.”
“Eh, eh paman kenapa aku digendong gini.”
“Haha kamu sungguh berbakat dalam menempa hikaru kalau bos lihat hasil dari tempaan mu ini mungkin dia akan terkejut juga.”
Iya sih aku tahu kamu senang paman tapi nga harus sampe kayak gini juga Astaga.
Oh iya ngomong-ngomong sekarang udah jam berapa?
Setelah aku berbicara seperti itu diriku ini pun reflek melihat sebuah jam dinding yang ada ditempat paman tersebut dan alangkah terkejutnya diriku ini setelah melihat jam nya.
Alamak dah malem aja, perasaan tadi aku datang kesini pas siang tapi kok sekarang dah malem aja cepet banget ya, oh iya ngomong-ngomong soal jam aku jadi kepikiran tentang sylvi dan alpha sekarang apa ya yang sedang mereka lakukan.
...★★★...
Hikaru kamu pergi kemana sih sebenarnya udah sampai malam seperti ini kamu bahkan masih belom pulang kesini lagi bahkan nona alpha pun masih terus mencari-cari keberadaan mu, jangan buat aku khawatir seperti ini dong.
Clara juga masih belom bangun sampai sekarang walaupun lukanya telah aku sembuhkan sebagian tapi dia masih belom sadar sampai saat ini sebetulnya apasih yang kalian bicarakan sebelum kalian mulai latih tanding yang menyebabkan kalian berdua kayak gini di satu sisi aku ingin mencari kamu disisi yang lain juga aku tidak bisa meninggalkan panti ini, terlebih lagi clara yang saat ini masih belom sadar dan adiknya juga sedang sakit.
... aku bingung dengan keadaan yang saat ini sedang terjadi.
Tepat setelah aku merasa bingung tiba-tiba saja aku mendengar suara ketukan pintu panti dan tanpa pikir panjang akupun langsung mendatangi suara itu dan membukakan pintunya.
“Hikaru kamu ini dari mana saja si—, eh nona alpha?”
“Ya ini aku.”
“Jadi bagaimana nona alpha apakah kamu sudah.”
“Tidak aku sudah mencarinya ke segala penjuru kota ini tapi aku tidak menemukannya bahkan hawa keberadaan nya pun juga menghilang yang sebelumnya aku bisa merasakan hawa keberadaannya hikaru tapi sekarang aku sudah tidak merasakannya.”
“Jadi maksud nona alpha.”
“Ya kemungkinan hikaru dia telah berhasil ditangkap oleh orang-orang yang berasal dari Kerajaan ini.”
“Tidak itu tidak mungkin, tidak-tidak.”
“... ”
“Nona alpha aku akan meminta tolong padamu untuk jaga rumah panti ini ya.”
“Emang nya kamu mau kemana Athena?”
“Aku akan mencari dirinya sendiri.”
“Tapi ini sudah malam.”
“Aku tahu nona alpha tapi jika aku tidak melakukan ini mungkin aku akan menyesalinya seumur hidup ku.”
“... yaudah kalau gitu aku ikut juga dengan mu.”
“Jangan nona alpha lebih baik kamu jaga rumah panti ini saja karena banyak anak kecil didalam rumah ini jika tidak ada yang menjaganya mereka mungkin juga akan menghilang ditambah clara hingga detik ini juga belom sadarkan diri.”
“... baiklah kalau begitu biar aku yang menjaga rumah panti ini kamu pergilah cari hikaru tapi jika memang hikaru telah ditangkap oleh mereka maka langsung beritahu aku dengan kekuatan sihir mu itu.”
“Ya aku pasti akan memberitahu mu nona alpha.”
“Baiklah kalau begitu hati-hati jangan sampai dirimu ini juga dikenali oleh orang-orang disini.”
“Ya, kalau begitu aku pergi dulu permisi.”
Tunggu aku hikaru, aku pasti akan menemukan mu dan membawa mu pulang.
Setelah itu aku langsung bergegas pergi dari rumah panti mencari keberadaan hikaru.
Hah hanya untuk kali ini ya aku mengandalkan dirimu ini athena tolong temukan hikaru.
Hmmm lalu aku harus ngapain nih, ah udah lah lebih baik aku tutup pintu nya dulu.
Setelah itu aku menutup pintu rumah panti tersebut dan setelah aku menutup pintu rumah panti tiba-tiba saja dibelakang ku ada clara yang sedang berjalan menuju kemari dengan pincang-pincang.
“Tung-gu athe-na sa-ma.”
“Hmm, clara kau sudah bangun?”
“Eh nona alpha tunggu dimana athena-sama?”
“Dia baru saja pergi memang nya ada apa clara?”
“Seperti nya aku sudah terlambat, aku sebetulnya hanya ingin memperingatkan bahwa orang itu sebenarnya bukanlah manusia biasa tapi dia monster.”
“Maksud mu?”
“Ya hikaru orang itu bukanlah manusia biasa karena dia bisa membuat diriku ini menjadi seperti sekarang.”
“Bukannya itu hal yang wajar? untuk seseorang yang terkena serangan dari musuh nya menjadi seperti dirimu mu ini?”
“Tidak nona alpha karena selama aku hidup dan bertarung disisi Athena-sama aku hanya pernah terluka seperti itu dulu ketika aku berhadapan dengan Poseidon, pada saat itu juga aku pernah terluka seperti ini tidak bahkan luka ini yang paling parah yang pernah aku rasakan karena luka ini sebagian titik pusat mana ku telah tertutup dan itu yang mengakibatkan pemulihan dalam diriku ini berkurang drastis.”
“Hah tunggu titik pusat mana mu tertutup? coba kesini kan badan mu biar ku periksa.”
“Baiklah jika nona alpha tidak percaya lihat lah sendiri.”
Setelah itu aku langsung membuka baju ku dan membiarkan nona alpha mengecek kondisi badan ku.
Tunggu kondisi ini kan.... tidak ini tidak mungkin, tidak mungkin hanya karena bertarung dengan hikaru menyebabkan titik pusat mana nya tertutup rapat seperti ini.
“Jadi gimana nona alpha apakah sekarang kamu sudah percaya?”
“Iya aku percaya tapi tidak mungkin hikaru yang membuat dirimu seperti ini.”
“Tapi memang itulah kenyataannya nona alpha bahkan aku tidak bisa menggunakan sihir berpindah ruang ku sekarang.”
“.... separah ini ya, baiklah kalau begitu gunakan kembali baju mu ini dan beristirahat lah yang cukup dikamar sana pulihkan dirimu ini.”
“Baik, kalau begitu saya mohon pamit dulu permisi.”
“Ya.”
Setelah itu clara pun langsung pergi dari tempat aku memeriksa badan nya dan memakai bajunya kembali.
Sialan hal yang seperti ini terjadi lagi untuk yang kedua kalinya, tapi enggak mungkin kan hikaru kalau dia itu adalah orang yang sama, yang membuat diriku dan adikku ini terlahir, karena jika aku ditanya oleh mereka tentang keadaannya clara hanya satu orang yang mampu menutup titik pusat mana nya rapat seperti itu dan jawaban hanya satu yaitu adalah dia.
Enggak-enggak itu pasti bukan dia walaupun sekilas muka kalian mirip tapi hawa keberadaan nya berbeda terlebih lagi jika memang hikaru itu adalah dia tidak mungkin dia enggak punya kekuatan itu.
Aku harus menanyakan nya kepada dirinya secara langsung, jika memang benar kalian berdua adalah orang yang sama maka semuanya akan masuk akal untuk ku, karena dari semua manusia yang pernah aku temui cuman kamu satu-satunya yang bisa berbicara kepada diriku dan adikku dengan bahasa yang kami gunakan, ya jika memang kamu adalah dia maka aku pasti akan memenuhi semua janji ku kepada mu tepat sebelum dirimu itu mati pada saat itu my lord astrias.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments