Jian Xi juga terkejut mendengar jawaban Xia Wei. Dia segera kembali tenang dan bertanya dengan bingung.
"Wei Wei ada apa? Apakah ada masalah?"
"Aku sedikit lelah Jian Xi. Bisakah kita segera pulang." Xia Wei tidak menjawab.
"Ini... Wei Wei bisakah kamu membayarnya untukku?" Jian Xi menggamit lengan Xia Wei manja. Mengedipkan matanya.
"Jian Xi restoranku mengalami masalah akhir-akhir ini. Jadi aku menggunakan dana pribadiku untuk mengganti kekurangan. Aku tidak ada uang yang dibelanjakan untukmu" jawab Xia Wei tampak menyesal.
"Ah? Apakah benar-benar ada masalah? Bukankah selama ini baik-baik saja?" Jian Xi jelas tidak percaya. Meskipun dia tidak benar-benar memperhatikan restoran Xia Wei, tapi dia tahu bahwa restoran sahabatnya itu biasanya ramai. Mana mungkin terjadi sesuatu?
"Yah... Dalam bisnis selalu tidak terduga. Bukankah kamu juga tahu jika beberapa hari terakhir ini aku sangat sibuk? Itu juga karena aku harus menyelesaikan banyak masalah. Kamu mungkin tidak tahu masalah seperti ini karena kamu kan hanya karyawan biasa di sebuah toko kecil." Xia Wei menghela napas. Berkata dengan nada yang polos namun tidak lupa mengingatkan pekerjaanya yang hanya merupakan seorang penjaga toko kecil.
Mendengar ucapan Xia Wei, Jian Xi menggertakkan giginya. Dia adalah siswa yang bodoh saat masih bersekolah. Jadi dia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi mana pun setelah lulus. Dengan kualifikasinya dia hanya bisa bekerja sebagai pelayan toko. Xia Wei sebenarnya pernah menawarinya pekerjaan menjadi manager di restorannya tetapi dia menolak karena jika dia bekerja pada Xia Wei itu akan menunjukkan bahwa statusnya lebih rendah daripada Xia Wei. Dia sudah lama merasa iri pada sahabatnya. Dia tidak mungkin membiarkan dirinya rendah di depannya.
"Wei Wei... Aku... " Jian Xi tidak bisa membela diri karena yang dikatakan oleh Xia Wei adalah benar. Tapi bagaimana bisa Xia Wei mengatakan yang sebenarnya di depan umum seperti ini? Apakah dia sengaja membuatnya malu?
Jian Xi sudah mendengar beberapa orang yang sedang membicarakannya di belakangnya yang merendahkan dirinya. Tangannya mengepal erat meremas gaunnya. Katanya berkaca-kaca tampak menyedihkan.
"Sudahlah. Cepat bayar tagihan mu dan kita akan pergi setelah selesai." Xia Wei tidak memiliki kesabaran lagi untuk menghadapi Jian Xi yang bertindak menyedihkan.
"Aku... Wei Wei bisakah kamu membantuku kali ini?bukankah kamu juga memiliki kartu kredit?" Jian Xi tidak bisa menahan penghinaan ini begitu saja. Setidaknya dia harus mendapatkan gaun-gaun indah yang dia pilih dengan cermat ini.
"Maaf Jian Xi aku benar-benar tidak bisa. Kartu kredit juga harus dibayar kan? Aku juga kesulitan saat ini. Jika kamu tidak memiliki uang saat ini, bagaimana jika kamu mengembalikannya terlebih dahulu. Nanti setelah kamu berhasil mengumpulkan cukup uang, kamu datang untuk mengambilnya lagi?" ucap Xia Wei baik hati.
Mendengar perkataan Xia Wei, Jian Xi mengerti bahwa dia tidak akan membantunya kali ini. Lalu dia mana mungkin ada uang untuk membayar semua ini? Gajinya sebagai pelayan toko biasa hanya cukup untuk membeli beberapa barang kecil saja. Itupun dia masih harus berhemat. Jika tidak, dia tidak akan datang mencari Xia Wei tiga kali sehari untuk meminta makan.
Jian Xi mendengus kesal. Menghentakkan kakinya dengan marah dan berbalik pada pelayan yang sedang menunggunya.
"Nona Jian, tolong." pelayan itu dengan senyum formal dengan sedikit ejekan memberikan isyarat pembayaran.
"Ini, maafkan aku. Aku tidak punya uang untuk saat ini. Bagaimana jika kalian menyimpannya untukku terlebih dahulu. Nanti setelah aku memiliki uang, aku akan datang mengambilnya." Jian Xi berkata dengan canggung. Namun dia masih belum bisa melepaskan gaun-gaun itu begitu saja. Nanti setelah pulang dia berencana untuk membujuk Xia Wei. Jika masih tidak berhasil, dia akan meminta Lu Ye Han membantunya.
"Tentu saja, nona Jian." pelayan itu masih bersikap hormat dan bibirnya masih tersenyum formal. Namun gerakannya menarik tangannya kembali jelas terlihat sinis.
"Baiklah." Jian Xi tentu saja melihat jelas penghinaan di mata pelayan toko itu. Namun dia tidak dapat melakukan apapun saat ini. Dia hanya bisa menyimpan penghinaan ini dan bertekad akan membalasnya padanya nanti. Dia bahkan sudah membayangkan akan melemparkan uang itu di wajahnya nanti.
Jian Xi mendengus dingin sekali lagi sambil menghentakkan kaki dan berbalik pergi tanpa menoleh kembali. . Xia Wei mengikutinya dengan santai. Mereka belum terlalu jauh ketika para pelayan toko mulai membicarakan Jian Xi. Membuat wajah Jian Xi menjadi sangat suram. Sedangkan wajah Xia Wei menunjukkan senyum sinis mengejek di sudut bibirnya
Xia Wei tidak bisa menahan senyum saat dia menatap punggung Jian Xi yang tampak. Dia bergumam pada dirinya sendiri di dalam hati. "Jian Xi, aku telah memperlakukanmu dengan sangat baik sebagai sahabat. Tetapi dia dengan tega menusukku dari belakang. Jadi jangan salahkan aku kejam. Aku akan menemanimu bermain sampai aku puas sebelum meninggalkan tempat ini dengan mempesona."
Keduanya datang ke mall dengan menggunakan mobil Xia Wei. Jadi begitu mereka keluar Jian Xi juga langsung pergi menuju tempat parkir menunggu Xia Wei dengan kesal di samping mobil.
Xia Wei melihatnya kesal dan tersenyum dalam hati. Melihatnya seperti ini sepertinya sangat menarik.
Melihat Xia Wei yang berjalan ke arahnya, Jian Xi melengos. Menunjukkan ketidakbahagiaan nya.
"Jian Xi sepertinya kamu harus pulang sendiri hari ini. Aku sedikit tidak enak badan. Jadi aku harus segera pulang."
Mendengar ucapan Xia Wei wajah Jian Xi semakin suram. "Xia Wei, maksudmu kamu akan meninggalkan aku di sini?" tanya Jian Xi tidak percaya.
"Maafkan aku Jian Xi. Aku benar-benar tidak bisa mengantarmu hari ini." tanpa menunggu lagi, Xia Wei segera masuk ke dalam mobilnya dan di bawah tatapan tak percaya mobil Xia Wei melaju dengan kencang meninggalkan parkiran bawah tanah dengan arogan.
Jian Xi yang ditinggalkan sendiri tidak dapat lagi mempertahankan ketenangannya. Wajahnya seperti akan memakan orang. Matanya tampak kejam penuh perhitungan.
"Xia Wei! Beraninya kamu memperlakukan aku seperti ini! Hah! Aku tidak akan pernah melepaskanmu!" gaungnya keras memenuhi seluruh parkiran bawah tanah. Yang langsung membuatnya menjadi pusat perhatian beberapa orang yang tidak sedikit.
Jian Xi menyadari tindakannya dan setelah menghentakkan kakinya, dia berjalan dengan cepat keluar dari parkiran tersebut. Sambil berjalan pergi, dia memanggil Lu Ye Han dengan ponselnya. Melaporkan apa yang dia alami pada pria itu dengan melebih-lebihkan.
"Apakah kamu yakin Xia Wei akan melakukan itu?" Lu Ye Han jelas tidak percaya. Selama ini Xia Wei selalu memperlakukan Jian Xi dengan baik. Ketika dia pertama kali melihat bagaimana Xia Wei memperlakukan Jian Xi, dia juga tidak bisa menerima nya. Dia merasa bahwa Xia Wei melakukan hal yang tidak berguna karena membuang-buang uang. Tapi setelah ia dekat dengan Jian Xi dan bergabung dengannya, dia merasa bahwa apa yang dilakukan oleh Xia Wei memang seharusnya dia lakukan.
"Kamu tidak percaya lagi padaku? Hah!" dengue Jian Xi marah.
"Xi Xi bukannya aku tidak percaya. Tapi Xia Wei sepertinya tidak akan melakukan itu padamu kan?"
"Aku juga tidak percaya pada awalnya. Tapi ini memang terjadi." keluh Jian Xi dengan nada kesal. "Aku tidak mau tahu. Kamu harus membantuku melampiaskan amarahku."
"Kamu tenang saja. Aku sangat menyayangimu. Bagaimana bisa aku membiarkanmu tidak bahagia." Lu Ye Han membujuknya dengan sabar.
"Kamu ingat apa yang kamu janjikan." setelah itu Jian Xi menutup panggilannya.
#Papa, Istrimu Pecinta Uang_4
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments