Bab 20

Hari pertandingan tiba, Fiona dan Rose sudah siap dengan baju khas cheerleaders dan rok pendek itu, membuat mata Leon tidak bisa lepas dari Fiona, “sudah ku bilang ganti roknya dengan rok panjang!” Ucap Leon pada Dave yang berada disampingnya.

“Panitia tidak mengizinkanya, karena itu keluar dari konsep!” Ucap Dave.

Leon melihat pemain voli yang menjadi lawan mainnya sedang melihat kearah Fiona, Leon sungguh tidak suka dengan itu, “hei kawan! Siapa wanita yang berambut merah itu?” Ucap pria dengan rambut blonde nya.

“Dia? Fiona” jawab Dave, dan berhasil mendapat injakan kaki dari Leon.

“Diam atau aku akan menampar mulutmu itu” bisik Leon pada Dave, dan membuatnya bergidik ngeri.

“Apa dia sudah punya pacar?” Ucap pria blonde itu.

“Bel-‘

“Sudah! Dia sudah punya pacar” ucap Leon dengan cepat memotong ucapan Dave.

“Ah sayang sekali, tapi tidak apa bukan jika pacarnya tidak berada disini? Aku bisa mendapatkan kesempatan” ucap pria blonde itu.

“Aku kekasihnya” ucap Leon dengan tatapan nya yang berubah menjadi sangat tidak ramah.

“Oh begitu? Ya sudah, maaf bro!” Ucap pria blonde itu dan menepuk-nepuk pundak Leon.

“Astaga Leon, kau menipunya, kau membuat jodoh Fiona tertutup! Astaga kau seperti iblis yang menutup aura Fiona!” Ucap Dave tak percaya.

“Tutup mulutmu” ucap Leon dan pergi meninggalkan Dave.

Leon memaksakan senyuman nya saat penonton meneriaki namanya, ia sudah terbiasa dengan itu semua. Karena memang dia mempunyai banyak fans, dan itu sudah dimulai sejak lama bahkan sebelum ia mengenal Fiona. Leon berusaha untuk tetap fokus dengan pertandingan ini, agar ia bisa pulang dengan membawa kemenangan untuk sekolahnya. Dan tentu saja ia ingin Fiona melihatnya bahwa betapa hebat dirinya, ia akan berjuang semaksimal mungkin hari ini.

Dan pertandingan pun dimulai, Fiona terus melihat Leon kemanapun, ia tidak peduli bahwa bola nya akan lari kemana karena yang ia lihat adalah semua pergerakan pria itu. Fiona sadar bahwa Leon akan selalu tampil keren dan tampan seperti sekarang ini, tidak heran jika dia mempunyai banyak penggemar. Fiona berpikir bahwa betapa beruntungnya ia dulu bisa berpacaran dengan pria itu, tetapi sekarang Fiona hanya bisa mengatakan bahwa Liana lah yang beruntung, karena dengan kekurangan Liana yang seperti itu, Leon yang aslinya adalah seseorang yang nyaris sempurna dari segi fisik itu bisa bersedia menjadi kekasihnya. Fiona bisa merasakan bahwa Leon benar-benar menyukai Liana.

Dan tentang hubungan singkat yang ia jalani dengan pria itu dulu? Mungkin itu hanyalah sebuah cerita yang hanya bisa di kenang. Buruknya Fiona ikhlaskan dan bagusnya Fiona kenang di dalam hatinya. Dan jika ditanya apakah ia masih mencintai Leon? Maka Fiona akan dengan tegas menjawab ‘Masih!’.

Dan sekarang Fiona hanya bisa memberikan pria itu senyuman untuk menyemangatinya, Dan mungkin mereka bisa menjadi teman untuk kedepanya.

Dan tanpa Fiona sadari semua orang bersorak bertanda kemenangan, dan Fiona yang tidak mengerti itu seolah mencari tau siapa pemenang dari pertandingan ini, “kita menang Fiona! Kita menang!” Ucap Rose antusias.

“Aaa selamat!! Leon kau hebat!” Teriak Fiona reflek, dan membuat Leon tersenyum kearahnya dan tanganya membentuk huruf love kepadanya, dan wajah Fiona memerah.

•••

Jam menunjukan pukul 20.00, dan ia hanya terdiam di kamarnya. Ia memikirkan banyak hal malam ini, hatinya benar-benar kacau seperti tidak tau apa yang terjadi, tetapi ia merasa sangat gelisah. Seperti tiba-tiba mengingat saat pertama kali Leon memintanya menjadi kekasihnya, disaat kenaikan kelas dua ke kelas tiga sekarang. Dan tinggal menunggu bulan saja mereka akan lulus dari Moon High School, tempat dimana cinta mereka bersemi.

Ada perasaan tidak rela bagi Fiona untuk melepaskan Leon begitu saja, seperti bagaimana bisa dia melepaskan pria yang ia sukai begitu saja. Ia berpikir jika ini semua tidak adil baginya, ia hanya menginginkan kebahagiaan, tetapi kenapa harus ia yang selalu mengalah dan memikirkan perasaan orang lain?

Dan hal yang menambah Fiona merasa stres sekarang adalah bahwa ayahnya mengirimkan sebuah pesan yang bertuliskan bahwa, Fiona akan dijodohkan dengan teman ayahnya yang sudah beristri. Ayah Fiona dengan cepat langsung bergerak setelah tau bahwa Fiona telah putus dengan Leon, dan dia memikirkan cara lain untuk mendapatkan keuntunganya.

Bahkan air mata Fiona menetes sekarang, ia seperti telah dijual oleh ayahnya sendiri. Dan dia seperti tidak boleh merasakan kebahagiaan, dan Fiona merasa ingin melarikan diri sekarang juga.

‘Tok ‘Tok ‘Tok

Suara ketukan pintu berhasil membuyarkan pikiran Fiona, ia dengan cepat mengusap air matanya di cermin dan merapikan penampilannya. Lalu ia segera membuka pintu kamarnya, dan terlihatlah disana Leon dengan kemeja putih dan celana pendeknya, dan pria itu tersenyum kepada Fiona.

“Jangan marah! Aku hanya ingin melihatmu” ucapnya seperti ketakutan dengan respon Fiona.

Fiona yang masih terbawa arus dengan hal yang mengganggu nya tadi membuat Fiona memikirkan hal lain, ia membuka pintunya dengan lebar seperti memberikan kesempatan kepada Leon untuk masuk ke kamarnya.

“Fiona, kau?” Ucapnya seperti tak percaya.

“Apa kau sibuk? Jika iya maka akan kututup kembali” ucap Fiona.

“Tidak! Aku akan mengunjungi kamarmu sebentar” ucap Leon dan segera masuk kedalam kamar Fiona.

Leon masuk dengan sedikit canggung, lalu ia duduk di tepi ranjang dengan sprei berwarna putih khas hotel itu. “Perasaanku sekarang sedang kacau” ucap Fiona.

“Kenapa? Kau bisa ceritakan padaku” ucap Leon.

“Aku akan dijodohkan oleh ayahku, menjadi istri kedua” ucap Fiona, dan berhasil membuat Leon emosi.

“Jika kau memberiku izin, aku bisa menghilangkan ayahmu sekarang juga” ucap Leon.

“Tidak Leon, bagaimanapun dia tetap ayahku” ucap Fiona.

“Tapi kau tidak boleh melakukan itu!” Ucap Leon marah.

“Aku harus apa Leon! Apa kau bisa memilihku dan meninggalkan Liana?” Ucap Fiona dan Leon hanya diam tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

“Kau tidak bisa menjawabnya bukan? Maka aku tidak ada pilihan lain” ucap Fiona.

“Kau pasti bisa menolaknya, ayahmu pasti mengerti jika kau menjelaskannya baik-baik” ucap Leon.

“Tidak! Tidak bisa!” Ucap Fiona.

Dan mereka berdua sama-sama terdiam, mereka bertengkar dalam pikiran nya masing-masing. Dan Leon yang tidak bisa mengambil keputusannya, membuatnya berpikir dengan keras apa yang harus ia lakukan.

Sementara Fiona, ia mungkin sudah pasrah dan mencoba menerima takdir nya ini. Apa yang selanjutnya terjadi biarkanlah untuk terjadi, tapi sekarang? Fiona rasa dia harus egois untuk terakhir kalinya.

“Leon, kita bisa melakukanya untuk yang terakhir kalinya” ucap Fiona sembari menatap Leon penuh arti.

Leon menangkap apa maksud Fiona kepadanya, dan jujur ia sangat tidak suka dengan kata ‘terakhir kalinya’ yang Fiona ucapkan.

Fiona berdiri di depan Leon yang sedang duduk di tepi ranjangnya, Fiona mengusap wajah Leon lembut dengan tangannya. Ia merasa ingin menghentikan waktu dan bertahan di saat waktu sekarang, karena setelah ia pulang dari tempat ini, keadaan tidak akan sama lagi.

Fiona mencium pria itu terlebih dahulu, ia mencium bibir Leon dengan pelan sesuai kemampuan nya untuk memulai, dan selanjutnya Leon lah yang memimpin apa yang sedang mereka lakukan ini.

Fiona merasa ingin menangis saat melakukan ini semua, ia seperti sudah sangat lelah dengan masalah yang terus menimpanya tiada habisnya. Ia hanya ingin bahagia, itu saja.

“Aku mencintaimu Fiona” ucap Leon di sela-sela ciumanya.

Fiona memeluk erat Leon dengan kedua tanganya, ia semakin merapatkan tubuhnya dengan pria itu. Malam yang menggairahkan tetapi juga malam yang terasa menyedihkan bagi dua orang yang sebenarnya saling mencintai tetapi tidak bisa bersama.

Air mata Fiona menetes saat Leon membuka kemejanya, ia melihat sebuah tato di dada bagian kiri pria itu dan Fiona bisa melihatnya dengan jelas bahwa disana tertulis nama Fiona. “Kenapa kau lakukan ini?” Ucap Fiona sembari terisak.

“Kau akan berada di hatiku selamanya, seperti tato ini yang tidak bisa dihapus sampai aku mati” ucap Leon sembari mengusap air mata Fiona.

Sebuah tato yang Leon buat saat setelah ia mengatakan putus pada Fiona hari itu, dan ia mengukir nama Fiona ditubuhnya. Sebuah keputusan yang besar, dimana itu bertanda jika nantinya Leon berhubungan dengan wanita lain, maka wanita itu akan dengan jelas membaca tato berukuran cukup besar yang berada di dada bagian kirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!