Sudah satu minggu sejak Leon dan Fiona putus, dan Leon semakin uring-uringan saat melihat interaksi antara Fiona dan Kevin yang semakin hari semakin akrab. Bahkan mereka terlihat seperti orang yang berpacaran, Leon ingin sekali menanyakan hubungan apa yang mereka miliki kepada Fiona atau Kevin, tapi dia sangat gengsi untuk menanyakan itu.
Seperti sekarang, dia yang berada di tengah lapangan voli sedang bermain untuk pertandingan yang akan di lakukan sebentar lagi yang berada di luar kota. Leon sangat terlihat tidak fokus dan terus melihat ke arah kursi penonton yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Disana terdapat Rose, Fiona dan Kevin.
“Apa aku boleh mematahkan tanganya Dave?” Ucap Leon kepada Dave yang berada di dekatnya.
“Hey ayolah! Fokus bro!!” Ucap Dave sembari tertawa melihat tingkah laku Leon.
Sementara di kursi penonton Fiona tidak henti-hentinya menatap tajam Kevin yang terus bersikap tidak normal di dekatnya, dia terus melihat pemain voli dengan tatapan nakalnya. “Kevin! Kendalikan dirimu!” Ucap Fiona kesal.
“Dari semua yang berada di sana, aku akui Leon yang paling mencolok diantara mereka” ucap Kevin.
“Dave lah yang paling tampan!” Ucap Rose sembari mencubit pinggang Kevin yang duduk diantara mereka.
“Astaga Rose! Lihat! Leon! dia memiliki postur tubuh yang sangat bagus, apa kau tidak bisa melihatnya?” Ucap Kevin kepada Rose.
“Hanya Fiona yang pernah melihatnya” ucap Rose, dan berhasil membuat Fiona membulatkan matanya.
“Apa maksudnya? Maksudmu Fiona dan Leon? Mereka?” Ucap Kevin tak percaya, dan Rose mengangguk meng-iya kan isi pikiran Kevin.
“Fiona! Kenapa kau berbuat nakal seperti itu!” Ucap Kevin dan langsung berdiri dari duduknya.
“Leon! Hey leon! Aku tunggu kau di belakang lapangan!” Teriak Kevin dengan lantang, dan Fiona hanya bisa menutupi wajahnya dengan tanganya karena merasa sangat malu.
“Astaga Kevin! Hentikan!” Ucap Fiona menarik ujung baju temanya itu.
Leon yang melihat itupun seperti mendapatkan tiket gratis untuk menemui Kevin secara langsung dan lebih dekat, ia tidak perlu repot-repot memikirkan cara untuk bertanya kepada pria berkacamata itu. “Oke! Aku tunggu!” Teriak Leon menjawabnya.
“Kau tidak benar-benar menemuinya bukan? Kevin! Jangan bercanda kumohon!” Ucap Fiona merengek.
“Astaga lepas, aku hanya ingin lebih dekat denganya” ucap Kevin sembari mencoba melepaskan tangan Fiona dari bajunya.
“Apa!” Ucap Rose dan Fiona secara bersamaan, mereka kembali mencerna kalimat yang Kevin katakan bahwa ia ingin ‘lebih dekat’ dengan Leon, tapi bukan dalam tanda kutip kan?
“Astaga astaga Rose aku harus mencegahnya!” Ucap Fiona dan hendak menyusul Kevin, tapi tanganya langsung di cekal oleh Rose, “biarkan saja! Kevin hanya bercanda” ucap Rose.
“Kau tidak tau Kevin Rose!” Ucap Fiona.
Leon berhenti dari latihanya, ia mengikuti arah ke tempat yang Kevin maksud, tanganya sudah mengepal kuat seperti bersiap untuk memukul Kevin kapanpun dia mau. Ia mengira bahwa Kevin pasti akan mengajaknya untuk berkelahi.
“Ada apa?” Ucap Leon ketika ia sampai dan langsung melihat Kevin yang sudah menunggunya.
Kevin mendongakkan kepalanya keatas, karena walaupun sama-sama laki-laki, tapi tinggi badan mereka sangat lah berbeda jauh, “astaga kenapa kau tinggi sekali” ucap Kevin.
“Langsung ke intinya, apa mau mu?” Ucap Leon dengan raut wajahnya yang datar.
“Beraninya kau meniduri Fiona!” Ucap Kevin dengan tatapan tajamnya.
Leon yang mendengar kalimat yang keluar dari mulut Kevin itu hanya bisa memijit pelan dahinya, ia sungguh tak mengerti kenapa pria bodoh di depanya ini menanyakan hal yang sebenarnya tidak pantas untuk ditanyakan.
“Apa pedulimu? Itu urusanku dengan Fiona” ucap Leon.
“Tentu aku peduli, karena ini menyangkut Fiona” ucap Kevin.
“Lalu aku harus apa? Aku dan dia sudah terlanjur melakukanya” ucap Leon sembari berkacak pinggang.
“Jangan pernah menyentuhnya lagi!” Ucap Kevin memperingatkan dengan menunjuk Leon dengan jarinya.
“Cih! Apa kau ingin menyentuhnya juga?” Ucap Leon dengan seringai nya.
“Tentu, aku akan melakukanya, bahkan aku merasa tidak sabar” ucap Kevin sengaja membuat Leon semakin panas.
“Apa katamu? Ah brengsek! Aku benar-benar ingin mematahkan tanganmu itu” ucap Leon.
“Terima saja! Fakta bahwa kau sudah tidak berhak atas Fiona” ucap Kevin dan pergi meninggalkan Leon yang sangat tersulut emosi.
Leon mengacak rambutnya frustasi, dia benar-benar merasa seperti kehilangan akal. Ia semakin merasa bahwa ia tidak bisa berpisah dengan Fiona, ia masih sangat terobsesi kepada Fiona.
“Dave! Kau bisa membantuku?” Ucap Leon saat melihat Dave datang.
“Apa? Perasaanku tidak enak bahkan sebelum kau mengatakan sesuatu” ucapnya.
“Untuk pertandingan minggu depan, kau bisa bawa Rose dan Fiona?” Ucap Leon.
“Tentu tidak bisa! Mereka harus masuk sekolah, dan pertandingan itu 3 hari 2 malam Leon” ucap Dave.
“Bisa, asal masukan mereka ke pemandu sorak atau cheerleaders” ucap Leon.
“Kau ingin aku membiarkan Rose menggunakan rok pendek itu?” Ucap Dave tak percaya.
“Minta panitia untuk membuatkan rok panjang apa susahnya” ucap Leon.
“Leon, kau sudah tidak bisa di selamatkan!” Ucap Dave yang tidak habis pikir dan pergi meninggalkan Leon.
___
Hari dimana mereka berangkat ke pertandingan voli tiba, sudah di sediakan bus yang bisa menampung banyak orang disana. Dan tentu saja hanya para atlet dan orang yang benar-benar mengikuti acara itu saja yang bisa menaiki bus ini, dan Leon terus menatap tajam Dave saat Fiona tak kunjung datang.
“Sudah ku bilang aku tidak bisa membuat mereka ikut” ucap Dave.
“Kau berani Dave?” Ucap Leon tak percaya.
“Astaga ka-“
“Hai semua! Dave Hallo!” Ucap Rose yang sudah berdiri di depan pintu masuk bus sembari melambaikan tanganya.
“H-hai semuanya” ucap Fiona yang berada di belakang Rose.
“H-hai” ucap Leon singkat, ia berusaha untuk tetap terlihat cool dan menahan senyuman di wajahnya.
“Kau senang sekarang?” Ucap Dave.
“Aku akan mentransfermu nanti” ucap Leon, dan berhasil membuat Dave tersenyum penuh arti.
Rose duduk bersama dengan Dave, dan Fiona terdiam untuk beberapa saat. Ia tidak mungkin duduk dengan Leon, akan terasa sangat canggung jika ia melakukanya. Dan akhirnya Fiona memutuskan untuk duduk di kursi nomor dua dari depan, ia duduk dengan seorang pemain voli yang rambutnya berwarna merah kecoklatan. “Hai aku boleh duduk disini?” Ucap Fiona.
“Boleh! Silahkan” ucapnya.
“Apa kau cheerleaders baru disini?” Ucapnya.
“Tidak, aku hanya menggantikan dua orang yang tidak bisa hadir, aku bersama denganya” ucap Fiona sembari menunjuk Rose yang berada di belakang.
Sementara Leon, dia terus melihat kearah dimana Fiona duduk, dia menyilangkan tanganya saat melihat Fiona yang sedang berbicara dengan temanya yang bernama Dion.
“Ada bau terbakar, kau menciumnya juga Rose?” Ucap Dave saat melihat Leon.
“Ahhh iya, aku menciumnya, baunya sangat menyengat” ucap Rose, dan Leon hanya diam sembari mendudukkan dirinya ke kursi.
Perjalanan sudah 30 menit dan belum juga sampai, hampir semua orang yang berada di bus ini mulai menutup matanya karena mengantuk dan membuat merekal tertidur. Dan Leon berdiri untuk mengecek keadaan Fiona, ia melihat Fiona yang sedang tertidur dengan kepalanya yang menyender ke bahu Dion, “Si brengsek ini!” Ucap Leon dan mencoba membangunkan temanya itu.
“Dion! Bangun!” Ucapnya sembari menepuk pipi temanya itu.
“Apa?” Ucapnya setelah membuka matanya.
“Tukar tempat!” Ucap Leon.
“Hah! Kenapa?” Ucapnya masih tak mengerti.
“Kau tidak lihat dia siapa?” Ucap Leon.
Dion melihat wajah Fiona dengan lebih seksama lagi, lalu dia menutup mulutnya tak percaya, ia tidak menyadari bahwa perempuan yang duduk disampingnya adalah perempuan yang pernah menjadi kekasih Leon.
“Cepat!” Ucap Leon tak sabar.
Dan Dion pun perlahan berpindah tempat dengan Leon, mereka berusaha untuk tidak membangunkan Fiona, mereka melakukanya dengan sangat perlahan. Leon tersenyum penuh kemenangan saat Fiona sudah berhasil menyenderkan kepalanya ke bahunya.
Perjalanan masih satu jam lagi, dan Leon merasa sangat senang bertahan di posisi ini. Fiona yang merasakan kedinginan tanpa sadar menenggelamkan wajahnya ke tubuh Leon, tanganya memeluk erat lengan mantan kekasihnya itu, dan Leon tidak dapat menyembunyikan senyuman diwajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments