Bab 17

Hari pertama setelah putus, dan berita tentang putusnya Fiona dan Leon sudah menyebar ke seluruh sekolah, berita yang menyebar dengan sangat cepat membuat Fiona merasa kesulitan untuk berangkat kesekolah, karena ia mendapatkan banyak tatapan tidak suka dari orang-orang disekolah ini.

“Kau sudah turun tingkat lagi? Mana kartu hitam milikmu itu?” Ucap Sofia yang menghadang jalan Fiona.

“Minggir, mood ku sedang jelek sekarang” ucap Fiona.

“Wah kau berani bicara begitu ternyata, padahal sudah tidak ada seorang Leonardo di belakangmu” ucap Sofia sembari terkekeh.

Fiona hanya diam menghiraukan ucapan Sofia, dan saat ia melanjutkan langkahnya tiba-tiba rambutnya ditarik oleh Sofia ke belakang, dan sampai membuat Fiona terjatuh.

“Lepaskan! Sofia!” Ucap Fiona sembari mencoba melepaskan jambakan rambutnya.

‘PLAK

“Itu untukmu yang bersikap menyebalkan saat bersama Leon”, ucap Sofia saat setelah menampar Fiona.

‘PLAK

“Dan itu untuk wajahmu yang terlihat menyebalkan dengan rambut merahmu itu” ucap Sofia lagi dengan tamparan kedua.

Bahkan kejadian itu sudah menjadi pusat perhatian disini, semua murid sekolah yang berada tak jauh dari tempat itu langsung mengerumuni Sofia dan Fiona.

Fiona hanya diam sembari menundukkan wajahnya ke lantai, ia sungguh lelah! Ia baru saja mengalami masalah kemarin, dan sekarang terjadi hal seperti ini, Fiona benar-benar sudah lelah! Dan sampai akhirnya air matanya menetes dan jatuh ke lantai.

“Kau menangis? Astaga!” Ucap Sofia sembari menarik rambut Fiona untuk memperlihatkan wajahnya.

Dan Tidak berselang lama Leon datang dari pintu masuk, karena tempat kejadian itu adalah jalan utama. Dan Leon sudah pasti harus melewati tempat kejadian itu. “Hai! Leon! Lihat ini! Tidak apa bukan?” Teriak Sofia saat melihat Leon mulai mendekat.

Leon pun melihat kejadian itu, ia melihat Fiona yang terduduk di lantai dan rambutnya yang masih dijambak oleh Sofia. Leon berhenti tepat di dekat Fiona dan posisinya berada di depan Sofia, lalu ia berkata “kenapa kau bertanya padaku? Itu bukan urusanku lagi” ucap Leon dan melanjutkan langkah kakinya meninggalkan tempat itu begitu saja.

Dan bagai ribuan jarum yang menusuk Fiona, hatinya terasa sangat sakit saat mendengar respon pria itu, dan kalimat itu seperti tamparan keras bagi Fiona seolah menyadarkan jika memang benar! Bahwa mereka telah putus hubungan.

“Kau dengar itu jalang? Dia sudah tidak peduli padamu” ucap Sofia sembari tersenyum mengejek.

Sofia mengambil sesuatu di tasnya, dan dia mengambil sebuah buku tebal dan memukulkannya ke kepala Fiona, pukulannya sama seperti pukulan Ana saat Fiona pulang ke rumahnya, ini adalah perlakukan yang sangat menyakiti fisik Fiona.

“Hentikan!” Ucap seorang pria di belakang kerumunan.

Fiona yang mendengar suara itupun mendongakkan wajahnya, “Kevin!” Ucap Fiona lirih.

“Tolong aku!” Ucap Fiona sembari terisak.

Kevin langsung menghampiri Fiona dan membantunya berdiri, “aku akan berurusan denganmu nanti” ucap Kevin kepada Sofia.

“Siapa dia? Kenapa wajah nya terlihat asing?” Ucap Sofia saat melihat Kevin.

Kevin memapah Fiona menuju ke UKS, di dahi Fiona terdapat luka dan sedikit mengeluarkan darah karena lecet, Fiona masih syok dan butuh tempat yang lebih tenang.

“Kevin aku berhutang budi padamu, terimakasih” ucap Fiona.

“Aku datang saat Leon menghampiriku, kau harus berterimakasih juga padanya” ucap Kevin.

“Aku sudah putus denganya” ucap Fiona sedih.

“Serius? Tapi dia terlihat sangat panik tadi, aku kira dia memintaku untuk menolongmu karena dia ada urusan” ucap Kevin.

“Apa kalian putus gara-gara aku?” Ucap Kevin.

“Dia memang sempat marah tentang itu” ucap Fiona.

“Astaga dia tidak tau kalo aku itu gay” ucap Kevin, Fiona dengan cepat langsung membungkam mulut pria itu dengan tanganya.

“Jangan keras-keras nanti ada yang dengar” ucap Fiona berbisik.

”ah sory sory” ucap Kevin sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Jadi kenapa kalian putus?” Ucap Kevin lagi.

“Aku tidak ingin membahas itu, kepalaku sakit sekarang” ucap Fiona sembari memegang kepalanya.

“Baiklah aku akan menunggumu bercerita jika kau sudah siap” ucap Kevin.

“Aku sebenarnya tidak ingin berpisah denganya, aku masih sangat mencintainya bahkan setelah dia menyakitiku” ucap Fiona.

“Yah aku tau, pesonanya memang sangat kuat, dia sangat tampan dan tinggi, dan itu membuatnya terlihat sangat seksi” ucap Kevin, dan berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Fiona.

___

Sementara di gedung kosong yang berada di belakang tempat musik, terdengar suara isakan tangis seorang perempuan, disana ada Sofia dengan kaki dan tangan terikat di sebuah kursi usang, di kepalanya banyak sekali lemparan telur yang sudah pecah yang menyebabkan bau amis tak sedap.

Seorang pria yang sedang duduk di depannya dengan sekantong plastik berisikan telur itu terus melempari Sofia dengan telur-telur itu, ia bahkan tidak peduli dengan kalimat pengampunan yang keluar dari mulut Sofia.

“L-Leon maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengganggu Fiona lagi” ucapnya dengan nada bergetar.

“Astaga, kalimat itu sudah berapa kali keluar dari mulutmu itu Sofia” ucap Leon sembari menghisap rokok di tanganya.

“Kali ini aku serius! Aku berjanji! Sungguh! Tapi tolong lepaskan aku, kumohon” ucap Sofia memohon.

“Kudengar kau memukulnya dengan buku tebal seperti ini bukan?” Ucap Leon sembari memperlihatkan buku tebal di tanganya.

“T-tidak! Aku tidak melakukanya!” Ucap Sofia ketakutan.

“Aku harus melakukan hal yang sama bukan untuk membalas perbuatanmu itu?” Ucap Leon dengan wajah datarnya.

“Kenapa! Kenapa kau lakukan ini? Bukankah kau sudah tidak ada hubungan lagi denganya?” Ucap Sofia.

“Memang benar, tapi satu hal yang harus kau tau dan harus kau sebarkan berita ini, bahwa Fiona masih menjadi orangku, dia masih menjadi orang yang memiliki kartu hitam miliku” ucap Leon dengan nada penekanan di setiap ucapanya.

“Apa katamu?” Ucap Sofia tak percaya.

“Aku akan menghancurkan siapa saja yang berani mengganggu Fiona” ucap Leon dengan tatapan tajamnya.

Leon memegang sebuah pisau lipat yang ia bawa di sakunya, Sofia yang melihat itu sangat ketakutan, tanganya berusaha untuk melepaskan ikatan tali yang mengikat tanganya. Leon semakin mendekat dan Sofia semakin ketakutan, ia bersumpah bahwa ia tidak akan berurusan dengan Fiona selamanya.

“Kau bisa diam? Aku hanya akan melepas ikatan talinya” ucap Leon, dan Sofia bernafas lega.

“Aku berjanji padamu, aku tidak akan mengganggu Fiona” ucap Sofia.

“Jangan lupakan untuk menyebarkan berita ini ke seluruh sekolah, bukankah kau ahlinya?” Ucap Leon.

“B-baiklah” ucap Sofia ketakutan dengan tatapan tajam milik Leon.

Leon keluar dari gudang itu, ia menghirup udara lebih banyak sekarang, karena di dalam gudang baunya sangat amis dan membuatnya sesak nafas. Tugasnya sudah selesai sekarang, sejak ia melihat Fiona diperlakukan seperti itu, dia merasa marah dan ingin sekali memukul Sofia dengan tanganya.

“Leon!” Panggil sebuah suara di belakangnya, dan ia pun langsung menoleh kearah sumber suara, dan melihat Sofia sedang berdiri sembari membersihkan cangkang telur di rambutnya.

“Ada apa?” Ucap Leon kepada Sofia.

“Apa arti Fiona bagimu?” Ucap Sofia, pertanyaan itu membuat Leon terdiam sejenak.

“Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu” ucap Leon.

“Kenapa?” Ucap Sofia.

“Karena kita tidak sedekat itu” ucap Leon dan pergi meninggalkan Sofia yang terdiam membeku.

Leon bohong! Dia hanya tidak bisa menjawab pertanyaan itu, ia tidak tau apa yang harus ia jawab jika diberi pertanyaan seperti itu. “Apa arti Fiona untukku?” Ucapnya pada diri sendiri.

Dan langkahnya terhenti saat ia melihat Fiona yang sedang di bonceng oleh Kevin dengan motor sport nya, Fiona terlihat memeluk erat pinggang Kevin dari belakang, dan itu membuat Leon mengepalkan tanganya. Dia, Leon merasa sangat cemburu hanya dengan melihatnya, hatinya terasa sakit dan itu membuatnya seperti kehilangan akal.

“Bukankah mereka sangat serasi?” Ucap Dave yang muncul tiba-tiba.

“Serasi katamu?” Ucap Leon tak suka.

“Iya, mereka sangat cocok bersama” ucap Dave yang coba menggoda temanya yang sedang cemburu.

“Tidak! Kevin tidak pantas untuknya, dia adalah pria brengsek” ucap Leon, dan membuat Dave tertawa.

“Kau pikir kau apa Leon? Bukankah kau lebih brengsek darinya?” Ucap Dave sembari terkekeh.

“Persetan denganmu Dave!” Ucap Leon dan pergi meninggalkan Dave dengan amarah yang menguasainya.

Terpopuler

Comments

Rusmini Rusmini

Rusmini Rusmini

untung cuma di novel ini kalopun ada sekolah spt itu sungguh minus banget guru dan muridnya sama2 gak bermoral...sumpah thor aq prihatin dgn novelmu yg ini menyedihkan sekali... /Cry//Cry/

2025-01-16

0

alsava

alsava

bagus ceritanya, beda dari yg lain

2025-03-13

0

Neneng Dwi Nurhayati

Neneng Dwi Nurhayati

double up kak

2024-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!