Bab 16

Jam menunjukan pukul 23.00, dan Leon baru saja sampai ke parkiran apartemen nya. Baru saja ia menutup pintu mobilnya dan langkahnya sudah dihadang oleh Ibu Liana, ia menatap Leon tajam sembari menyilangkan tanganya.

“Tante? Ada apa malam-malam begini?” Ucap Leon.

“Dari mana saja kau? Jam segini?” Ucapnya dengan nada yang tidak enak di dengar.

“Aku dari rumah temanku” jawab Leon.

“Teman? Siapa?” Ucap Ibu Liana.

“Dave” ucap Leon singkat.

“Apa kau sadar kau telah mengabaikan Liana? Kau tidak kasihan padanya?” Ucap Ibu Liana.

“Ponselku rusak, aku belum sempat membelinya lagi” ucap Leon.

“Sebaiknya kau ikut denganku ke rumah sakit sekarang” ucapnya dan masuk ke mobil miliknya, mau tidak mau Leon pun mengikuti nya menggunakan mobilnya sendiri.

Sesampainya di rumah sakit Leon langsung diarahkan ke sebuah ruang VIP yang berada di gedung utama rumah sakit ini, Leon sedikit kawatir dengan apa yang sedang ia pikirkan saat ini, ia berdoa semoga yang ia pikirkan itu salah.

Sampai Ibu Liana membuka pintu dan terlihatlah Liana yang sedang terbaring dengan perban di kepalanya, dan tanganya juga dibalut dengan perban yang disana masih terlihat noda darah yang tembus dari perban itu. Leon langsung berlari dan menghampiri Liana.

“Liana! Apa yang terjadi! Kenapa kau seperti ini” ucap Leon yang terlihat sangat kawatir.

“Apa kau puas Leon? Kau puas sekarang?” Ucap Liana lirih.

“Apa maksudmu, apa yang terjadi?” Ucap Leon.

“Aku tau kau mulai menyukai Fiona” ucapnya, dan Leon hanya bisa terdiam sejenak.

“Aku benar bukan? Jika itu maumu untuk apa aku hidup sekarang!” Ucap Liana sembari meneteskan air matanya.

“Liana kumohon jangan seperti ini” ucap Leon.

“Aku lebih baik mati daripada melihatmu bersama wanita lain” ucap Liana sembari terisak.

“Lebih baik aku mati!!” Jerit Liana sembari mencoba melepas infus yang ada di tanganya.

Leon dengan cepat menahan tangan Liana, dan ia segera memeluk Liana yang semakin memberontak, bahkan Ibu Liana juga panik dan menangis disana. Leon merasa sangat bersalah! Ia berpikir bahwa dia telah berbuat terlalu jauh sehingga ia melupakan kondisi Liana yang sakit seperti ini, ia mengesampingkan masalah tentang hubungan Liana dengan Rey untuk saat ini, yang terpenting sekarang adalah kesehatan Liana.

“Leon kumohon! Menjauhlah darinya! Lupakan tentang balas dendam itu! Aku tidak ingin kau semakin menyukainya!” Jerit Liana, Leon hanya diam sembari memeluk Liana erat.

“Leon kumohon! Lupakan balas dendam itu! Aku lebih tidak ingin kehilangan mu!” Ucap Liana lagi, tangisanya terdengar sangat pilu bagi siapa saja yang mendengarnya.

“Leon! Apa kau hanya akan diam saja!” Ucap Ibu Liana dengan emosi.

“Baiklah Liana, aku akan memutuskan hubungan denganya besok” ucap Leon setelah melepaskan pelukanya.

“Kau harus melakukanya” ucap Liana lirih, Leon mengangguk dan ia segera mengusap air mata Liana dengan tanganya.

Sampai jam 1 dini hari Leon baru bisa keluar dari rumah sakit, ia berjalan dengan tatapan kosong. Ia memikirkan banyak hal di kepalanya, pada akhirnya ia bahkan tidak bisa mementingkan dirinya sendiri. Dan dia harus mengesampingkan kebahagiaanya yang sangat singkat itu, ia berpikir bahwa ini memang salahnya sendiri, seharusnya sedari awal ia tidak boleh menyukai Fiona apapun yang terjadi. Bahkan perbuatannya sudah sangat jauh, padahal kekasih aslinya adalah Liana bukan Fiona.

Tapi di hatinya tetap ada tempat khusus untuk Fiona, sebagai rasa terimakasih dan permintaan maafnya Leon akan mengurungkan niatnya untuk membalas dendam, dan sebenarnya jauh sebelum ini terjadi Leon sudah melupakan balas dendam itu, dan tentang kejadian malam itu, malam dimana Steve terluka sangat parah mungkin akan menjadi rahasia selamanya.

Karena Mr.x yang Liana cari adalah dirinya, ya! Leon sendiri! Di malam itu ia kembali masuk kedalam kamar Fiona dan langsung memukuli Steve saat ia belum sadarkan diri, karena emosi nya Leon memukuli Steve sampai terluka seperti itu, dan Leon berharap semoga rahasia itu tidak akan terungkap oleh siapapun kecuali dirinya.

Leon sampai berbuat seperti itu demi melindungi Fiona, bisa dilihat sejauh mana ia menyukai Fiona. Tetapi untuk saat ini Leon sadar jika hubunganya dengan Fiona tidak bisa dilanjutkan, Dia memang ditakdirkan untuk Liana. Seperti yang Ibu Liana katakan, bahwa Leon hanya bisa bersama Liana di kehidupan yang cuma sekali ini.

“Maafkan aku Fiona, aku pria brengsek” ucap Leon lirih.

•••

“Kita putus”

Dua kata yang membuat Fiona terdiam, ia seperti mencerna lagi dua kata yang baru saja keluar dari mulut kekasihnya, “Leon bercandamu seperti ini?” Ucap Fiona sembari tersenyum terpaksa.

“Aku serius, kita putus” ucap Leon dengan wajah datarnya.

“Apa salahku? Apa aku melakukan kesalahan besar? Kita bisa bicarakan ini baik-baik” ucap Fiona.

“Tidak! Intinya kita putus” ucap Leon.

“Kau pikir kau bisa dengan mudah mengakhiri hubungan ini begitu saja Leon?” Ucap Fiona dengan nada bergetar.

“Setidaknya katakan apa salahku” ucap Fiona lagi.

“Alasannya karena aku sudah tidak menyukaimu lagi” ucap Leon.

“Tidak! Bahkan kita sudah tidur bersama Leon!” Ucap Fiona, kali ini ia mencoba untuk meraih tangan Leon tetapi dengan cepat Leon menepisnya.

“Itu adalah hal yang biasa, di Moon High School ini bukan hanya kau yang mengalami hal seperti itu, ini bukan hal yang memalukan kau bisa tenang” ucap Leon.

‘PLAK!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Leon, ia reflek memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Fiona. Leon hanya diam dan tidak mempermasalahkan tamparan itu, karena dia pikir dia pantas untuk mendapatkanya.

“Brengsek!” Ucap Fiona, air matanya mulai menetes di pipinya.

“Kita akhiri sekarang, aku harus menjenguk Liana” ucap Leon.

“Liana? Jadi benar bukan? Kau selingkuh denganya?” Ucap Fiona sembari terisak.

“Ya! Benar, aku bersamanya sekarang” ucap Leon.

“Kau pria BRENGSEK!” Teriak Fiona dan pergi berlari meninggalkan Leon.

Tanpa Leon sadari air matanya ikut menetes, ia mengusap air matanya sendiri, lalu ia tertawa karena ia menyadari bahwa sebenarnya ia adalah orang yang jarang sekali mengeluarkan air mata, ia menyadari bahwa ia benar-benar telah mencintai Fiona.

“Aku akan menyimpan tempat khusus untukmu di hatiku, Fiona” ucap Leon lirih.

Sementara Fiona, ia menangis sejadi-jadinya di dalam toilet, ia menghidupkan kran air untuk menyamarkan suara tangisanya, ia benar-benar merasa terpukul sekarang, ia sangat mencintai Leon dan dia telah memberikan semuanya ke pria itu.

Fiona tidak ingin berpisah denganya, dia sudah sangat mencintai Leon, dia seperti tidak bisa hidup tanpa pria itu. Karena Leon adalah cinta pertamanya. Dan Leon adalah satu-satunya orang yang telah berjanji untuk menjaga Fiona ditengah-tengah keluarganya yang berantakan.

Peran Leon sangat penting bagi Fiona, ia seperti mempunyai orang yang bisa diandalkan setelah ia berpacaran denganya, Fiona yang tidak mempunyai kasih sayang keluarganya itu sangat membutuhkan sosok Leon di hidupnya yang gelap dan menyedihkan ini, tadinya Leon adalah pelindung Fiona, tetapi kenapa Leon juga harus pergi meninggalkan Fiona sekarang.

“Apa salahku Leon, Apa yang kurang dariku” ucap Fiona disela-sela tangisanya.

Padahal belum lama Leon mengatakan bahwa ia harus memberitahunya jika ia dalam bahaya, tetapi apa sekarang? Leon justru pergi meninggalkanya.

“Kenapa ini sangat menyakitkan” ucap Fiona terisak sembari memegangi dadanya yang terasa sangat sesak.

“Ini sangat menyakitkan!” Ucap Fiona lagi.

‘Kring!!

Fiona mendapatkan sebuah pesan di ponselnya, dengan cepat ia membuka isi pesan itu, ia berharap Leon lah yang telah menghubunginya.

Ternyata sebuah nomor asing, dan isi pesan itu bertuliskan,

“MENJAUHLAH JALANG SIALAN! LEON TELAH MEMBUANGMU!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!