“Lepaskan!” Ucap Leon sembari menutup pintu mobilnya.
Ana yang masih memukuli Fiona seketika berhenti saat mendengar kalimat itu, matanya melihat Leon dari atas sampai bawah ia mengamati seluruh penampilan Leon dan dia melihat mobil milik Leon yang terparkir di dekatnya.
“Ahh kau teman Fiona?” Ucap Ana.
“Aku kekasihnya” ucap Leon.
“Wah kau punya selera yang bagus juga Fiona!” Ucap Ana sembari terkekeh.
“Tapi kau tau? Fiona menjual tubuhnya kepada orang lain, dia melakukan itu demi uang” ucap Ana kepada Leon.
“Atas dasar apa sehingga kau bisa berkata seperti itu tentangnya?” Ucap Leon sembari menarik tangan Fiona untuk lebih dekat denganya.
“Lihat dadanya, ada banyak bekas kissmark disana” ucap Ana sembari memperlihatkan dada Fiona, tanganya dengan paksa membuka kembali kemeja Fiona.
“Apa kau masih mau denganya? Setelah tau tentang ini? Ucap Ana kepada Leon.
“Aah bekas merah itu? Aku yang membuatnya” ucap Leon dengan senyum tipisnya.
“Apa! Kau? Astaga!” Ucap Ana tak percaya.
Tak lama Ayah Fiona keluar saat mendengar ucapan Leon, pengakuan Leon membuat dia muncul dan bergabung ke perdebatan itu.
“Sebaiknya kau pulang anak muda” ucap Ayah Fiona meminta Leon untuk meninggalkan rumahnya.
“Jika aku pulang bukankah kalian akan memukuli Fiona lagi? Aku tidak bisa membiarkannya” ucap Leon.
“Lalu? Apa kau akan membawa Fiona keluar sekarang?” Ucap Ana.
“Iya, aku akan membawanya ke tempat aman” ucap Leon.
“Tempat aman katamu” ucap Ana sembari tersenyum terpaksa.
“Ayahmu itu Tuan Frans bukan?” Ucap Ayah Fiona.
“Iya, dia Ayahku” ucap Leon menjawab pertanyaan itu dengan santai, ia langsung bisa menebak bahwa Ayah Fiona bukanlah Ayah yang baik.
“Tuan Frans? Siapa dia?” Ucap Ana tak mengerti.
“Baiklah kau bawa saja Fiona, atau kau akan menginap di rumah ini?” Ucap Ayah Fiona yang berubah menjadi sangat antusias.
Fiona mencium aroma busuk disini, ia tau niat licik Ayahnya itu. Fiona berpikir bahwa Ayahnya tau jika Leon adalah salah satu anak konglomerat di negara ini, dan perusahaan Ayahnya berada dimana-mana.
Fiona tertawa miris, ia merasa dirinya seperti telah dijual oleh Ayahnya sendiri. Ia merasa malu kepada kekasihnya itu, Fiona berpikir pasti Leon sangat terkejut dengan kondisi keluarganya yang berantakan seperti ini.
“Aku akan membawa Fiona untuk mengobati lukanya ini” ucap Leon sembari memeperlihatkan tubuh Fiona yang memar.
“Aku tidak apa Leon, kau sebaiknya pulang” ucap Fiona.
“Tidak! Aku tidak bisa pulang sebelum kau mengobati lukamu” ucap Leon.
“Sebaiknya kalian berbicara di dalam bukan? Tidak pantas jika tetangga melihat kalian di tempat terbuka seperti sekarang” Ucap Ayah Fiona.
Leon pun setuju dan membawa Fiona untuk masuk kedalam rumah, Ayah Fiona mempersilahkan Leon untuk naik keatas dimana kamar Fiona berada disana. Dan Leon mulai menaiki anak tangga satu persatu, di dinding ia melihat Foto Rey di pajang disana. Dan seketika raut wajahnya berubah, mendadak ia mengingat kembali wajah Rey saat ia memukulinya, dan Amarahnya muncul kembali saat ia melihat wajah Rey di foto itu.
“Kau penasaran denganya bukan?” Ucap Fiona saat melihat Leon terus melihat foto Rey di dinding.
“Masuklah ke kamarku, aku akan menceritakan tentang kakak ku” ucap Fiona dan menarik tangan Leon untuk masuk ke kamarnya.
Fiona menyuruh Leon untuk duduk di ranjangnya, kemudian ia menutup pintu kamarnya. Dan duduk di samping Leon dan memegang tangan kekasihnya itu. “Dia adalah kakak ku yang paling baik di dunia ini” ucap Fiona.
“Baik?” Ucap Leon, di dalam hatinya ia sangat tidak setuju dengan ucapan Fiona.
“Iya! Tetapi saat itu terjadi dia masih berkuliah, lalu tiba-tiba dia mempunyai kekasih yang bahkan aku tidak tau namanya itu” ucap Fiona.
“Lalu?” Ucap Leon yang penasaran dengan kalimat selanjutnya.
“Lalu dia mengalami kecelakaan, dan kecelakaan itu membuat kekasihnya terluka sangat parah. Dan keluarga dari kekasihnya yang tidak terima akan hal itu malah menuntut kak Rey dan memasukan kakak ku ke penjara” ucap Fiona, dan ucapanya itu membuat Leon diam membeku.
“Apa kau yakin orang yang membuat kakak mu di penjara adalah kekasih nya sendiri?” Ucap Leon memastikan lagi.
“Tentu aku sangat yakin! Saat itu mereka sedang berkendara bersama” ucap Fiona.
Leon reflek memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit saat memikirkan ucapan Fiona, jika memang benar kekasih Rey yang Fiona maksud adalah Liana, maka itu tandanya Liana telah menghianati nya bukan? Leon seperti menolak untuk percaya kata-kaya Fiona, tapi semuanya terdengar masuk akal jika di pikirkan sekarang. Karena ia sendiri tidak tau cerita jelas tentang kecelakaan itu, dan ceritanya sangat berbeda versi antara Fiona dan Liana.
“Aku Sungguh merindukan kak Rey” ucap Fiona.
“Apa kau punya foto kekasih kakak mu itu?” Ucap Leon kepada Fiona.
“Ada! Tetapi fotonya seperti ini” ucap Fiona sembari memperlihatkan foto di ponselnya, ia memperlihatkan kakak nya Rey yang sedang bergandengan tangan foto mereka hanya tampak belakang dan menghadap ke pantai.
“Sayang sekali aku hanya punya ini, bahkan wajahnya tidak terlihat” ucap Fiona.
Nafas Leon seperti tercekat, ia bisa melihat dengan jelas bahwa itu memang Liana. Walaupun hanya bagian belakang yang ada di foto itu, tetapi Leon dengan mudah langsung tau dan berani memastikan bahwa perempuan di Foto itu adalah Liana.
“Apa kau tau sudah berapa lama kakakmu berpacaran dengan gadis ini?” Ucap Leon mencoba menggali lebih banyak informasi.
“Mungkin 2 bulan” ucap Fiona, dan Leon langsung terkekeh seperti tersenyum mengejek.
“Kenapa Leon?” Ucap Fiona saat melihat Leon tersenyum seperti itu.
“Tidak apa, aku hanya senang berada di kamarmu ini” ucap Leon sembari melihat kamar Fiona yang serba berwarna merah muda.
“Lebih bagus kamarmu” bisik Fiona mendekatkan dirinya ke telinga Leon.
Leon langsung menahan pinggang Fiona agar ia tidak menjauh darinya, “Leon! Lepaskan! Kau tidak boleh seperti ini” ucap Fiona sembari mencoba untuk melepaskan tangan Leon dari pinggangnya.
“Ayo kita melakukanya sekali lagi” bisik Leon dengan nada menggoda.
“Tidak! Tidak boleh!” Tolak Fiona tegas.
“Astaga kau tega sekali padaku Fiona” ucap Leon sembari merebahkan dirinya ke tempat tidur.
“Leon jujur padaku, apa semu pria itu sepertimu?” Ucap Fiona.
“Seperti aku? dalam hal apa?” Ucap Leon.
“Semua pria menyukai hal-hal seperti itu” ucap Fiona.
“Aah itu? Tentu! Itu adalah sifat alami laki-laki” jawab Leon dengan santai.
“Cih, sifat alami katamu?” Ucap Fiona sembari menatap Leon tak percaya.
Leon mulai menarik Fiona untuk ikut merebahkan dirinya di ranjang, dan Leon menahan Fiona dibawahnya, ia menggunakan kedua tanganya untuk menahan dirinya agar ada sedikit jarak diantara mereka untuk bisa bertatapan mata.
“Leon kau tidak boleh melakukan ini” ucap Fiona lirih.
“Aku tidak akan melakukanya, aku hanya ingin menciumu sebentar” ucap Leon.
“Bukankah kau bilang ingin mengobati lukaku? Apa kau lebih peduli tentang hal ini daripada tentang memarku ini?” Ucap Fiona memasang wajah sedihnya.
“Aku sedang menunggu perempuan itu mengantarkan obatnya kesini” bisik Leon.
Leon langsung mencium pipi Fiona setelah ia membisikkan sesuatu, lalu selanjutnya ia mencium bibir Fiona singkat dan segera menarik tubuh Fiona agar kekasihnya itu duduk, Leon memegang bahu Fiona dengan tanganya dan berkata. “Ingat! Jika kau di perlakukan seperti itu lagi kau bisa menghubungiku, oke!” Ucap Leon dengan nada perintah yang sangat jelas, dan dibalas anggukan oleh Fiona.
Leon yang melihat tingkah manis kekasihnya itu segera membawanya kedalam pelukanya, ia merasakan kehangatan yang membuat dirinya terasa sangat nyaman saat ini. Amarahnya tentang fakta bahwa Liana telah menghianatinya seperti langsung hilang begitu saja saat ia memeluk Fiona, mungkinkah Fiona adalah rumah terbaik bagi Leon untuk pulang? Jika memang benar Liana berani melakukan itu, bukankah yang ia lakukan sekarang tidaklah salah? Tidak apa bukan jika seorang Leonardo yang masih mempunyai kekasih lain ini mencintai perempuan cantik bernama Fiona?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Hernandi Siti
ceritanya bagus kak
2025-02-24
0