“Apa kau ingin tidur denganku malam ini?” Ucap Leon.
Fiona reflek menjauhkan dirinya, ia merapikan penampilannya yang berantakan. Ia tidak tau harus menanggapi seperti apa ucapan yang baru saja Leon katakan padanya, Tidur denganya? Fiona berpikir bahwa itu tandanya ia akan memberikan hal yang sangat berharga kepada pria di sampingnya ini. Ia memang mencintai Leon, tetapi bukan berarti ia akan dengan mudah memberikan sesuatu yang paling berharga di dalam dirinya, yaitu kehormatan.
“Tidak! Tidak boleh!” Ucap Fiona tegas.
Leon yang mendengar itu seketika ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi kecewa, terlihat jelas dari sorot matanya yang berubah. Ia terdiam dan menutupi wajahnya dengan kedua tanganya, dalam hatinya berteriak “sadar Leon sadar! Ini tidak benar! Kau sudah kelewat batas!” .
“Aku akan mengantarmu pulang” ucapnya singkat, dan langsung melajukan mobilnya.
Suasana di dalam mobil menjadi sangat hening, tidak ada satupun dari mereka yang mengucapkan satu kata pun. Masing-masing dari mereka hanya memikirkan hal yang sudah mengganggu pikiran mereka, seperti mereka saling menolak, tetapi ada juga hal yang membuat mereka saling menginginkan satu sama lain.
Saat ini yang Fiona rasakan adalah, bahwa ia belum siap karena dia masih sangat muda, dan jujur dia belum pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya. Pergaulan yang ia miliki sebelum pindah ke Moon High School sangatlah positif, karena ia seperti siswa bayangan di sekolahnya, dimana ia tidak mempunyai banyak teman dan ia tidak mengenal dunia seperti ini.
Seperti saat Rose bercerita bahwa ia sudah sering tidur dengan Dave, awalnya Fiona sangat terkejut, tetapi pada akhirnya Fiona semakin mengerti bahwa pergaulan orang-orang kaya di Moon High School sangat lah berbeda. bahkan dari hal membedakan kartu siswa dari tingkat kekayaan saja sudah membuat Fiona banyak berpikir bahwa ini tidak biasa.
Fiona selalu merasa bahwa dirinya adalah gadis yang baik, maka dari itu saat Leon mengajaknya untuk tidur bersama, membuat Fiona sedikit ketakutan. Takut jika pada akhirnya ia akan terbawa kedalam pergaulan bebas seperti itu. Tapi setelah ia mengenal Leon! Membuatnya menjadi memiliki rasa ingin melakukan hal baru dan mengikuti pergaulan Moon High School. Dan saat ia melihat wajah pria yang ia cintai seperti terlihat sangat kecewa, membuat hatinya semakin goyah. Selanjutnya ia berpikir bukankah tidak apa jika ia tidur dengan kekasihnya ini? Bukankah pria yang menjadi kekasihnya ini adalah seorang Leonardo? Dan dia bukan laki-laki sembarangan.
“Leon?” Ucap Fiona lirih, pria itu hanya diam. Tidak menanggapi Fiona satu kata pun, bahkan ia sama sekali tidak mengalihkan pandangan matanya.
“Aku akan menginap di rumahmu malam ini” ucap Fiona.
Leon yang mendengar ucapan Fiona langsung menghentikan mobilnya ke pinggir jalan, ia menatap Fiona tak percaya, “Apa kau bercanda?” Ucapnya tak percaya.
“Ini yang pertama kalinya bagiku Leon” ucap Fiona lirih.
“Apa kau yakin Fiona?” Ucap Leon sembari menatap mata Fiona seperti mencari kebenaran di dalam matanya, dan Fiona mengangguk.
“Baiklah, kau tidak bisa menarik ucapanmu jika aku sudah menyalakan mobilku kembali, Fiona aku tanya sekali lagi, apa kau serius?” Ucap Leon.
“Aku melakukan ini karena pria itu adalah kau, Leonardo” ucap Fiona sembari tersenyum dan menatap pria itu, Leon yang ditatap seperti itu reflek mengusap puncak kepala Fiona.
Leon pun segera melajukan mobilnya kembali, ia berhenti di sebuah minimarket dan saat Fiona akan turun, Leon dengan cepat melarangnya. Ia hanya meminta Fiona untuk menunggu di dalam mobil sebentar. Dan tak lama Leon kembali masuk kedalam mobilnya, dan membelikan Fiona satu cup ice cream strawbery.
“Terimakasih Leon” ucap Fiona, dan Leon mulai melajukan mobilnya kembali, tujuanya sekarang adalah apartemen miliknya.
Leon langsung membukakan pintu mobilnya untuk Fiona, ia menggenggam tangan Fiona dan membawanya untuk masuk kedalam gedung apartemennya, tak sedetik pun ia melepas genggaman tangan itu.
Mereka menaiki lift sampai ke lantai 12, dimana apartemen Leon berada di lantai itu. Fiona sedikit gugup saat ia sudah berada tepat di depan pintu apartemen milik kekasihnya itu, tapi rasa gugupnya itu segera ia coba hilangkan.
“Silahkan masuk, anggap seperti rumahmu” ucap Leon setelah membukakan pintunya.
Dan baru saja Fiona masuk beberapa langkah, kemudian ia mendengar suara pintu terkunci otomatis dan ia langsung berbalik dan melihat Leon yang sedang menatapnya aneh, Fiona tidak pernah melihat Leon menatapnya seperti ini sebelumnya. Fiona mundur saat Leon mulai mendekat kearahnya, tetapi tetap saja Leon berhasil mendekat.
“Aku akan meminta kembali jasku yang kau pakai ini” ucap Leon sembari membuka jas miliknya yang sedari tadi dipakai Fiona.
“Aah tentu, aku akan mengembalikannya padamu” ucap Fiona dan dengan cepat ia membuka jas itu dan memberikanya kepada Leon.
Dan terlihatlah gaun terbuka yang dipakai Fiona ke pesta, Leon mengusap kedua tangan Fiona sampai ke leher dan pipinya, Fiona merasa sangat merinding dan jantungnya berdebar kencang. Pria yang menjadi kekasihnya ini seperti seseorang yang sangat berbeda dari biasanya.
Leon mengecup bibir Fiona singkat dan langsung membawanya kedalam pelukanya, ia memeluk Fiona dengan sangat erat, lalu ia menenggelamkan wajahnya ke leher Fiona sembari berbisik “kita akan melakukanya di kamarku”
Leon, pria itu menarik tangan Fiona untuk masuk kedalam kamarnya. Dengan cepat ia mengunci pintu kamarnya dan mendorong Fiona keatas ranjang king size miliknya, Fiona sedikit ketakutan sekarang, ia sedikit berusaha untuk memundurkan dirinya.
“Leon, bagaimana jika aku hamil” ucap Fiona.
“Tidak! Aku akan menggunakan pengaman” ucap Leon.
“Kau menyimpanya? Di kamarmu? Kau sudah sering me-“
“Sssttt Fiona, aku membelinya di minimarket tadi, kau bisa bertanya lebih banyak besok, tapi untuk sekarang aku tidak bisa menahannya” ucap Leon.
Fiona terdiam, ia hanya melihat tatapan frustrasi milik Leon sekarang, pria itu seperti sedang menahan sesuatu. Dan Fiona membiarkan wajah Leon yang semakin mendekat ke wajahnya, tubuhnya seolah dikunci oleh Leon yang berada diatasnya, jantung Fiona terus berdebar kencang saat Leon mulai menciumnya kembali, dari ciuman lembut sampai berubah menjadi ciuman kasar.
Bahkan Fiona seperti kehabisan nafas saat ini, ia tidak bisa mengimbangi ciuman Leon karena memang ia tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Fiona bernafas lega saat Leon menghentikan ciumanya, tetapi sebagai gantinya ia melihat pemandangan dimana Leon membuka kemejanya dan mulai mencoba melepaskan sabuknya. Dan itu membuat Fiona meneguk ludahnya saat ia melihat Leon bertelanjang dada, dan pertama kali ia melihat postur tubuh menggoda yang kekasihnya itu miliki.
“Aku akan memulainya sekarang, Fiona” ucap Leon lirih, dan ia mulai mendekat ke tubuh Fiona.
“Akhh! s-sakit!” Ucap Fiona, keringat keluar dari dahinya, ia menahan rasa sakit saat Leon mulai memulainya.
Leon melihat wajah Fiona yang kesakitan, ia mengecup dahi Fiona. Dan Fiona yang masih kesakitan, ia sedikit melihat Leon tersenyum menyeringai kearahnya, seperti pemeran antagonis yang baru saja melakukan kejahatan di sebuah film.
Dan belum sempat Fiona melihat wajah Leon dengan jelas karena lampu di kamar ini sangat redup, pria itu justru malah menenggelamkan wajahnya ke leher Fiona dan memeluknya erat.
“Aku akan melakukanya dengan lembut” ucapnya.
“LEON!!” Teriak Fiona saat pria itu benar-benar memulainya.
Dan malam ini menjadi malam yang panjang bagi Fiona.
•••
Keesokan harinya, pukul 07.00
Leon menyandarkan tubuhnya di tembok sembari menyilangkan tangannya, ia melihat wanita di depanya yang sedang tertidur pulas tanpa sehelai benang pun. Tubuhnya hanya ditutupi selimut tebal miliknya, dan semalam adalah malam yang sangat luar biasa baginya. Karena ini juga yang pertama kali baginya, ia tidak pernah menyentuh Liana sampai sekarang. Ia hanya tidak bisa menyentuh tubuh lemah Liana, ia tidak bisa melakukanya.
Dan sekarang, ia justru telah melanggar janjinya dengan Liana, janji bahwa ia tidak akan menyentuh Fiona lebih dari pelukan biasa. Tetapi sekarang Leon mengingkari janjinya itu. Dalam hatinya ia sangat meminta maaf kepada Liana, ia sangat takut dan cemas jika Liana tau akan hal ini. Membayangkan Liana menangis saja membuat Leon tersiksa.
“Liana, maafkan aku. Aku hanya akan memanfaatkan tubuhnya” ucap Leon lirih sembari menatap Fiona yang masih tertidur.
“Dan Rey, aku sudah meniduri adikmu” ucapnya sembari tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Triny Hadon
ceritanya bagus bangett
2025-03-11
0
Rusmini Rusmini
bodohnya Fiona....
2025-01-16
0
Neneng Dwi Nurhayati
jahat bgt Leon
semoga kemakan jebakannya sendiri dan Fiona ninggalin Leon pergi jauh
2024-10-21
0