Bab 5

Di sebuah halaman rumah yang sangat mewah dan juga besar, dengan tembok tinggi yang mengelilingi rumah ini, dan para penjaga yang siap siaga untuk menjaga keamanan kediaman milik keluarga Leon, yang merupakan salah satu keluarga konglomerat dengan kekayaan fantastis.

Untuk sampai ke rumah utama saja harus menggunakan mobil karena saking luasnya, terdapat lapangan olahraga dan kolam renang serta taman yang besar di kediaman Tuan Frans yang merupakan ayah Leon.

Leon hanya sesekali mengunjungi rumah ini, ia lebih sering tinggal di apartemen mewah miliknya sendiri. Karena ia tidak suka dengan segala aturan yang keluarganya terapkan di rumah besar ini.

Seperti sekarang, yang Leon lakukan hanyalah duduk di pinggir kolam renang yang berada di halaman rumahnya. ia menatap kosong pemandangan di depanya, sudah setengah jam yang lalu pikiranya sangat kacau, ia menyadarkan dirinya berkali-kali bahwa ia tidak mungkin menyukai gadis itu. Karena yang dia lakukan hanyalah balas dendam! Tetapi kenapa saat ia melihat penampilan baru gadis itu yang membuatnya terlihat sangat cantik seolah telah menghipnotisnya?

Ia mengacak rambutnya frustrasi, kemudian ia melihat Liana dan ibunya menghampirinya dengan senyuman di wajah mereka. Bukan hal baru jika keluarga Leon dan Liana sangat lah dekat, bahkan perjodohan antara ia dan Liana sudah ada sejak mereka berusia 8 tahun.

“Hai Leon” ucap ibu Liana yang bernama seva.

“Hai tante, Liana” ucap Leon sembari tersenyum kearah mereka.

“Apa kau sakit? Kau seperti kurang sehat?” Tanya Ibu Liana.

“Tidak, aku hanya kurang beristirahat” ucap Leon.

“Kau harus selalu menjaga tubuhmu itu Leon, ingatlah bahwa kau harus menjaga Liana seumur hidupmu” ucap ibu Liana sembari tersenyum.

“Ibu!” Ucap Liana yang merasa bahwa ucapan ibunya itu sangat tidak sopan.

“Kenapa Liana? Jika bukan Leon siapa lagi yang akan menjagamu? Dia harus selalu mendorong kursi roda ini dengan senyuman di wajahnya” ucap Ibu Liana.

“Benarkan Leon?” Ucap Ibu Liana dan hanya dibalas senyum tipis oleh Leon.

“Liana tidak akan bisa punya anak, apa kau tidak keberatan?” Ucap Ibu Liana, dan berhasil membuat Liana tertegun.

“Tidak “ ucap Leon dengan ekspresi wajah yang sedikit berbeda.

“Leon, aku akan menjalani pengobatan di luar negeri untuk beberapa saat, apa kau tidak apa jika aku pergi sedikit lebih lama?” Ucap Liana.

“Tidak apa, kau hanya perlu fokus kepada kesehatanmu itu Liana” ucap Leon sembari mengusap puncak kepala Liana.

Dan lagi! Bahkan saat ia mengusap kepala Liana ia langsung teringat dengan Fiona, gadis itu sudah sangat sering muncul di dalam pikirannya belakangan ini.

•••

Acara pesta Moon High School

Leon terlihat sangat tampan dengan setelan jas berwarna serba hitam dengan jam tangan berharga fantastis yang terpasang di tanganya, mobil lamborghini yang ia kendarai pun berwarna sama dengan pakaian yang ia kenakan malam Ini.

Banyak pasang mata yang melihat kearahnya saat ia keluar dari mobil mahal itu, paras tampan dan kekayaan yang ia miliki seperti sebuah paket lengkap untuk seseorang bernama Leonardo.

Ia segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam pesta yang dilaksanakan di sebuah gedung pertemuan yang sangat besar di Moon High School. Langkah kakinya terhenti saat matanya melihat Fiona yang sedang berdiri tak jauh darinya, matanya melihat penampilan Fiona dari ujung kepala sampai ujung kakinya, ia meneguk ludahnya dan segera melonggarkan dasinya, udara di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi sangat panas sekarang.

Penampilan Fiona yang berhasil membuat Leon terpesona itu adalah karena Fiona terlihat sangat cantik malam ini, dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam yang dipadukan dengan dress pendek dengan lengan tali bermotif bunga yang memperlihatkan kecantikan tulang selangka dan kaki indahnya.

“Leon!” Ucap Fiona sembari melambaikan tanganya.

“Bukankah pesta ini sangat meriah Leon?” Ucap Fiona saat berhasil berdiri di depan Leon.

“Em, siapa yang membantumu bersiap untuk pesta malam ini?” Ucap Leon yang penasaran dengan orang yang sudah membuat Fiona berpenampilan seperti ini.

“Rose” ucap Fiona.

“Dave! Brengsek!” Ucap Leon lirih.

“Apa katamu Leon?” Ucap Fiona yang sedikit mendengar ucapan Leon.

“Tidak, kau sangat cantik malam ini” ucap Leon.

“Aishh kau ini! Aku harus terlihat cantik karena aku akan mengikuti lomba dansa itu mewakili kelasku” ucap Fiona.

“Apa! Kenapa! “ ucap Leon yang terkejut karena Fiona tidak memberitahunya sebelum ini.

“Aku lupa untuk memberitahumu Leon maafkan aku” ucap Fiona sembari berjinjit untuk mengusap rambut kepala Leon yang hanya bisa ia sentuh sedikit karena perbedaan tinggi badan yang cukup jauh.

Leon yang di perlakukan seperti itupun segera menatap wajah Fiona yang berada tak jauh darinya, perlakuan tak biasa dan untuk yang pertama kalinya ada seorang wanita selain ibunya yang berani mengusap kepalanya seperti ini. Bahkan usapan lembut itu sangat terasa nyaman baginya.

“Apa kau ingin ke apartemenku malam ini?” Ucap Leon.

“Tidak!” Ucap Fiona.

“Kenapa?” Ucap Leon tak mengerti alasan Fiona tidak mau ke apartemennya.

“Entah” balas Fiona sembari tersenyum jahil.

“Ya sudah Leon, aku harus bersiap sebentar lagi aku akan tampil” ucap Fiona dan pergi meninggalkan Leon.

Leon hanya memandang Fiona yang semakin menjauh darinya, ia bisa melihat lekuk tubuh Fiona yang sangat indah. Ingin sekali ia mengucapkan sumpah serapah kepada kekasih Dave yaitu Rose yang telah membuat Fiona berpakaian seperti itu.

Tapi tunggu! Leon segera menyadarkan dirinya, ia berpikir bahwa ini bukanlah dirinya, ia merasa untuk apa ia peduli dengan apa yang dipakai Fiona malam ini? Kenapa ia keberatan dengan pakaian terbuka yang Fiona kenakan sekarang? Bukankah semua itu tidak penting?

Sebuah lampu sorot mulai mengalihkan perhatian semua orang termasuk Leon, semua orang melihat kearah tempat pertunjukan pesta dansa, dan perlombaan ini dilakukan ditengah-tengah kerumunan orang yang mengelilingi area dansa itu. Dan semua peserta turun ke lantai dansa, terdapat 15 pasang yang mengikuti lomba ini, karena sebagian kelas tidak mau mengirimkannya.

Fiona muncul dengan seorang pria berkulit putih yang bernama Steve, teman satu kelas Fiona dan juga ketua kelasnya. Ia memegang tangan Fiona dan mereka mulai berhadapan, tangan Steve memegang pinggang Fiona dan mereka mulai berdansa setelah musik berbunyi. Semua orang bertepuk tangan dengan sangat meriah, sangat berbeda dengan Leon yang mengepalkan tanganya dengan kuat, kecemburuan sangat terlihat dari sorot matanya.

“Siapa lelaki brengsek itu Dave” ucap Leon.

“Dia? Steve. Ketua kelas Fiona” ucapnya sembari tersenyum jahil saat melihat ekspresi Leon saat ini.

“Apa kau cemburu?” Ucap Dave.

“Aku? Cih! Yang benar saja” ucap Leon.

“Benarkah? Coba kau lihat mereka, Steve akan sangat mudah untuk melihat bagian dada Fiona” ucap Dave sembari terkekeh.

Leon pun segera melihat kearah yang dimaksud Dave, dan seperti tersulut api ia segera menerobos masuk kedalam lantai dansa. Semua orang heboh karena melihat Leon yang berjalan dengan angkuh ke area dansa, dan selanjutnya..

‘BUG!!

Satu pukulan berhasil mendarat tepat di bagian wajah Steve, ia langsung terjatuh di lantai. Fiona berteriak menjerit saat tiba-tiba Leon datang dan langsung memukul Steve. Semua orang yang melihat pun tidak berani berbuat apa-apa, karena yang melakukan kekacauan adalah seorang Leon. Tidak ada yang berani mengusiknya disini, bahkan para guru dan staf mereka berpura-pura seolah tidak melihatnya.

“Leon! Sudah! Apa yang kau lakukan” ucap Fiona sembari menenangkan Leon dan mencegahnya untuk tidak memukul Steve lagi.

“Jauhkan mata brengsek itu dari kekasihku!” Ucap Leon kepada Steve dengan sorot mata penuh kemarahan.

“Leon sudah! Tenangkan dirimu ya?” Ucap Fiona sembari mengusap lengan Leon untuk menenangkan pria itu.

“Pakaiannya yang mengundang perhatianku” ucap Steve, dan berhasil membuat Leon berontak dan ingin memukul wajah Steve lagi. Dengan cepat Fiona memeluk tubuh Leon dan mengusap lembut punggung pria itu, dan Leon berhasil tenang saat Fiona memeluknya.

Leon melepaskan pelukan itu, ia membuka jas hitam nya dan memakaikanya ke tubuh Fiona, ia menutupi tubuh Fiona dengan jas miliknya, ia segera merangkul Fiona untuk pergi menjauh dari tempat itu. Fiona hanya diam sembari sesekali melihat kearah Leon yang masih saja terdiam.

Sementara Leon, ia hanya bisa terdiam setelah apa yang telah di lakukanya. Ia merasa bahwa perasaanya sangat kacau saat Dave mengatakan hal itu kepadanya, melihat Fiona dan Steve sangat dekat, ditambah lagi tatapan nakal milik Steve kepada Fiona membuat pertahanannya buyar, seolah ia tidak bisa menahan dirinya.

Ia membukakan pintu untuk Fiona, dan ia pun masuk dan duduk di kursi kemudi. Fiona yang kagum melihat mobil mahal milik Leon ini hanya bisa mengaguminya dengan diam. Ia tidak bisa mengeluarkan suaranya untuk sekarang, karena Leon pun masih diam membisu. Fiona melihat wajahnya dari samping, bahkan menurutnya pria yang menjadi kekasihnya ini sangatlah tampan walaupun ia sedang marah sekarang. Bahkan tangan berotot itu sangat terlihat seksi dimata Fiona.

“Leon” panggil Fiona lirih, dan Leon pun segera menatap Fiona untuk merespon panggilanya.

Fiona memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Leon, sedikit takut dan gugup tapi Fiona tetap melakukanya. Sementara Leon, dia hanya terdiam saat wajah Fiona semakin mendekat kearahnya. Fiona berhenti, ia menghentikan niatnya, ia tidak cukup berani untuk meneruskan kegiatan ini.

“Maaf” ucap Fiona lirih.

Dengan cepat Leon langsung menarik Fiona untuk mendekat, tanpa aba-aba ia langsung mencium bibir Fiona dengan lembut. Fiona yang terkejut hanya bisa terdiam untuk beberapa saat, dan selanjutnya ia mulai membalas ciuman itu. Dan selanjutnya ciuman itu berubah menjadi sedikit kasar.

“Apa kau ingin tidur denganku malam ini?” Ucap Leon.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!