Liana menatap tak percaya kepada dua orang yang sedang berpelukan yang berada tak jauh dari tempatnya, tatapan matanya sangat terlihat mengisyaratkan kesedihan yang mendalam. Hatinya hancur dan nafasnya terasa sangat sesak saat melihat Leon berpelukan dengan wanita yang belum lama ini mengatakan bahwa ia adalah kekasih Leon, padahal dialah yang sebenarnya kekasih pria itu.
“Leon!” Teriaknya dengan suara lantang, air matanya menetes saat itu juga.
Leon yang mendengar itu segera melepaskan pelukan Fiona, ia berada di situasi yang sangat sulit sekarang. Di kejauhan ada Liana yang sedang menatapnya kecewa, sedangkan yang berada di dekatnya sedang menatapnya bingung, seolah ingin tahu siapa wanita yang meneriaki nama kekasihnya itu.
“Fiona dengarkan aku, dia adalah temanku dan kau pulang terlebih dahulu dengan Rose, aku ada urusan denganya” ucap Leon dan pergi meninggalkan Fiona dengan rasa ingin tahu dan cemburu.
“Rose apa kau kenal dia?” Ucap Fiona bertanya tentang Liana.
“Tidak, tapi aku sering melihatnya saat pertandingan voli” ucap Rose.
“Sudahlah sebaiknya kita pergi” ucap Rose.
“Tapi leon”
“Sst percaya pada kekasihmu itu Fiona” ucap Rose dan menarik Fiona untuk pergi menjauh dari tempat itu.
Sementara Leon segera mendorong kursi roda Liana untuk menuju ke tempat yang lebih tenang dan jauh dari keramaian, ia tahu jika Liana sedang menangis meneteskan air mata sekarang.
Ia sangat tidak tega dan sangat merasa bersalah dengan perbuatannya yang entah kenapa bisa memeluk Fiona.
“Hentikan!” Ucap Liana, dan Leon pun menuruti apa yang wanita itu katakan.
“Liana ini salah paham” ucap Leon sembari memegang tangan Liana.
“Lepaskan! Kau punya kekasih lain bukan? Jawab jujur Leon!” Teriak Liana sembari menangis.
“Tidak, cuma kau kekasihku” ucap Leon.
“Aku tau! Kau pasti lelah dengan orang cacat sepertiku! Aku semakin kurus dan aku tidak secantik dia” ucap Liana.
“Bukankah dia sangat cantik Leon? Kau bersenang-senang denganya bukan?” Ucap Liana menatapnya kecewa.
Leon hanya menunduk dan tidak bisa berkata apapun sekarang, ia tidak tau apa yang harus ia katakan kepada Liana “maafkan aku” ucapnya lirih.
“Kau mengakuinya sekarang!” Ucap Liana dan tangisnya pecah, Leon segera membawanya kedalam pelukanya.
“Dia adalah adik Rey” ucap Leon, kalimat itu seketika membuat Liana menatap Leon dengan tatapan sulit diartikan.
“Jangan bilang kau-“
“Ya! Aku berpacaran denganya untuk membalaskan dendam untukmu Liana!” Ucap Leon.
“Aku sama sekali tidak menyukainya, bahkan setiap waktu saat aku bersamanya hanya ada rasa kebencian” ucap Leon.
“Apakah semua ucapanmu adalah sebuah kejujuran?” Tanya Liana.
“Aku berkata yang sebenarnya” ucap Leon.
“Aku akan membiarkannya jika itu hanya untuk balas dendam, tapi Leon! Kau tidak boleh menyentuhnya secara berlebihan! Kau hanya boleh memeluknya, tidak lebih!” Ucap Liana, dan dibalas anggukan oleh Leon.
“Dan, jangan melibatkan perasaan, kau tidak boleh mencintainya” ucap Liana sembari menggenggam tangan Leon dan mengusapnya.
“Kau hanya milikku Leon” ucap Liana.
•••
Keesokan harinya, Moon High School.
Pengumuman untuk semua siswa telah terdengar keseluruh ruang kelas, dan membuat mereka yang sedang berada di dalam kelas segera keluar menuju ke gedung pertemuan untuk mendengar tentang acara pesta ulang tahun sekolah mereka yaitu Moon High School.
Fiona berjalan seorang diri dengan percaya diri, ia seperti tidak masalah jika tidak ada yang mau berjalan denganya. Rambutnya yang sudah ia cat berwarna merah cherry itu semakin membuatnya terlihat cantik, model rambut yang awalnya hitam lurus sekarang berubah menjadi merah bergelombang.
Leon yang juga sedang menuju ke gedung pertemuan itu pun melihat Fiona dari kejauhan, ia memutuskan untuk menunggunya sembari menyenderkan tubuhnya di tembok yang berada di lorong gedung pertemuan ini. Ia tertegun saat Fiona sama sekali tidak melihat kearahnya, Leon sangat tidak percaya jika Fiona hanya melewatinya begitu saja.
“Fiona! Berhenti!” Teriak Leon, yang membuat semua orang melihat kearahnya. Sementara Fiona, ia hanya diam dan tidak menanggapi panggilan Leon kepadanya.
Leon pun tersenyum tak percaya dengan apa yang sedang dia alami sekarang, ia segera berjalan dengan cepat sampai ia sejajar dengan Fiona, “Apa kau marah padaku?” Ucap Leon.
“Tidak” ucap Fiona singkat, ia memasang wajah malas pada kekasihnya itu, bagaimana bisa dia masih menanyakan hal itu setelah apa yang terjadi kemarin.
“Kau marah” ucap Leon, “dia temanku, dia sakit kau seharusnya tidak merasa cemburu bukan?” Ucapnya sembari melihat wajah Fiona.
“Benarkah? Siapa namanya?” Ucap Fiona.
“Liana” ucap Leon.
“Baiklah, kurasa aku akan menjadi orang yang jahat jika marah karena wanita itu, kulihat dia cukup kasian” ucap Fiona.
“Baiklah jangan bahas dia sekarang” ucap Leon.
“Kau mulai terlihat lebih berani berbicara padaku” ucap Leon.
“Tentu, aku harus terus berkembang dalam hal apapun” ucap Fiona sembari tersenyum.
“Kau sangat cantik” ucap Leon, ia merutuki dirinya sendiri saat ia tidak bisa menahan ucapan yang keluar begitu saja dari mulutnya.
“Benarkah! Syukurlah” ucap Fiona tersenyum bahagia.
Dan mereka pun sampai di gedung pertemuan, tempat duduk sudah diatur berdasarkan kartu identitas yang mereka miliki. Fiona segera melangkahkan kakinya untuk menuju ke barisan tingkat tiga, tetapi dengan cepat Leon menahan Fiona dengan tanganya.
“Kau harus duduk denganku” ucap Leon dan segera menarik tangan Fiona untuk duduk di barisan depan bersama orang yang memiliki kartu berwarna hitam.
Fiona hanya bisa pasrah menuruti apa yang Leon katakan, sudah bukan rahasia lagi hubungan mereka. Bahkan tidak ada yang tidak mengenali pasangan sekolah antara Tuan muda Leon dan Fiona si murid pindahan.
“Selamat siang semuanya! Saya selaku penanggung jawab acara ulang tahun Moon high School mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah datang di gedung pertemuan ini” ucap Bu sonya.
“Untuk acara yang akan dilakukan adalah sebuah pesta dansa, kalian semua wajib menggunakan pakaian yang cocok untuk pesta malam hari” ucap Bu Sonya.
“Wah pesta dansa!” Ucap Fiona antusias. Leon yang melihat ekspresi bahagia Fiona hanya bisa tersenyum tipis melihatnya.
“Selain pesta dansa, ada lomba antar kelas yang akan dilakukan, yaitu lomba dansa pasangan! Perlu digaris bawahi bahwa khusus untuk lomba ini peraturannya adalah, pasangan dansa harus berada di kelas yang sama” ucap Bu Sonya.
“Jadi jika Leon dan Fiona mengikuti lomba ini maka itu tidak bisa ya, itu hanya contoh” ucap Bu Sonya, dan membuat semua orang tertawa.
Leon segera menggenggam tangan Fiona, raut wajahnya seperti mengisyaratkan kepada Fiona bahwa semuanya akan baik-baik saja, jangan pedulikan tawa semua orang.
“Baiklah ini sebagai perwakilan saja, kelas 2 L1 kalian ingin mengajukan siapa dan siapa?” Ucap Bu Sonya.
“Sofia dan Leon!” Teriak seseorang yang berada tak jauh dari tempat Leon berada.
“Sofia dan Leon? Leon? Kau setuju?” Ucap Bu Sonya.
Leon pun segera berdiri “Aku harus bertanya kepada kekasihku dulu, Fiona? Apa kau akan memberi izin?” Ucapnya berbicara dengan mikrofon yang diberikan oleh staf sekolah. Fiona menatap kagum kearah kekasihnya itu, menurutnya Leon bersikap sangat keren sekarang. Dia merasa semakin menyukai pria bermuka datar yang telah menjadi kekasihnya ini.
Leon mengisyaratkan Fiona untuk tidak memberikanya izin dengan menggelengkan kepalanya pertanda tak setuju, “Tidak boleh” ucap Fiona, dan berhasil mendapatkan sorakan.
“Baiklah sekian” ucap Leon, dan kembali duduk ke kursinya, dan lampu gedung pun dimatikan kembali dan hanya menyisakan cahaya di bagian panggung saja.
“Cup!”
Sebuah kecupan singkat berhasil mendarat di pipi Leon, Fiona segera menutupi wajahnya dengan tanganya. Sementara orang yang dicium hanya bisa mematung seolah waktunya telah terhenti secara tiba-tiba.
“Kenapa jantungku berdebar?” ucap Leon dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments