Yang Menghantui

BAB 05 : YANG MENGHANTUI.

Malam semakin larut ketika Anantari dan Laura menemukan sebuah pondok tua di tengah hutan. Bangunannya terlihat usang, dinding-dindingnya dipenuhi lumut dan kayu-kayunya tampak rapuh. Meski begitu, pondok itu memberi mereka sedikit harapan untuk berlindung dari kejaran bayangan yang terasa semakin mendekat.

“Kita bisa beristirahat di sini,” kata Anantari sambil membuka pintu yang berderit. “Aku tidak tahu berapa lama kita bisa bertahan di luar.”

Laura mengangguk, meskipun ekspresinya masih dipenuhi kegelisahan. “Aku hanya berharap tempat ini aman. Setelah apa yang kita alami, aku tidak bisa mempercayai apa pun.”

Begitu mereka masuk, suasana di dalam pondok terasa dingin dan sunyi. Tidak ada suara selain gemerisik angin di luar jendela yang retak. Dinding-dindingnya dihiasi oleh kain-kain tua yang telah terkoyak, sementara lantainya berderak di bawah kaki mereka. Ada perasaan tidak nyaman yang melingkupi mereka, tetapi kelelahan sudah mulai mengambil alih, dan mereka tahu bahwa mereka butuh waktu untuk menenangkan diri.

Laura duduk di sebuah bangku reyot di sudut ruangan. “Anantari, apa menurutmu kita masih bisa menemukan Naura? Setelah semua ini… apa mungkin dia masih hidup?”

Anantari terdiam sesaat, mencoba mencari jawaban yang tepat. Bayangan Naura yang menghilang begitu saja masih terus menghantuinya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan semua ini—dunia yang mereka masuki, cermin, dan bisikan aneh yang terus menghantui mereka.

“Aku tidak tahu, Laura,” jawab Anantari akhirnya. “Tapi aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Aku merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi di sini. Mungkin Naura adalah kunci untuk keluar dari tempat ini.”

Mereka terdiam sejenak, hanya ditemani oleh suara langkah-langkah angin yang menggoyang daun-daun di luar. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, Anantari mendengar sesuatu—suara langkah pelan di lantai kayu. Bukan suara mereka, melainkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang ada di dalam pondok bersama mereka.

“Laura…” bisik Anantari sambil menoleh ke arah pintu yang setengah terbuka. “Kau dengar itu?”

Laura langsung terdiam, ketakutan melintas di wajahnya. “Ada yang mengikuti kita?”

Anantari menggeleng pelan, tapi tatapannya tetap waspada. “Aku tidak tahu, tapi kita harus bersiap. Apa pun itu, dia ada di dekat sini.”

Sebelum mereka sempat bergerak, bayangan di sudut ruangan tiba-tiba bergerak. Anantari langsung menarik Laura berdiri, dan mereka berdua mundur beberapa langkah. Dari sudut yang gelap itu, sebuah sosok muncul—wujudnya tinggi dan kurus, nyaris tidak berbentuk, hanya tampak seperti bayangan yang bergerak di tengah kegelapan. Sosok itu mendekat perlahan, dan dari balik kegelapan, terdengar suara bisikan yang sama seperti sebelumnya.

“Jangan dekati cermin…”

Anantari mundur selangkah lagi, sementara Laura menatap bayangan itu dengan wajah penuh ketakutan. “Apa ini? Kenapa dia mengikut kita?”

Sosok itu tidak memberikan jawaban. Bayangannya terus bergerak, mendekat perlahan seolah mencari sesuatu dari mereka. Lalu, tanpa diduga, sosok itu berhenti tepat di depan Anantari, matanya—atau sesuatu yang mirip dengan mata—menatap langsung ke dalam dirinya. Dalam sesaat, Anantari merasa dirinya tertarik ke dalam kegelapan. Bayangan itu seolah sedang berbicara kepadanya, bukan dengan suara, tetapi dengan rasa takut yang tiba-tiba menyelubungi seluruh tubuhnya.

“Kau tidak bisa melarikan diri…” bisikan itu bergema di dalam kepalanya, lebih jelas dan lebih kuat daripada sebelumnya.

Anantari tertegun. “Apa yang kau inginkan dari kami?” tanyanya, suaranya bergetar.

Namun, bayangan itu hanya berbalik, bergerak kembali ke sudut ruangan dan menghilang seolah-olah ia tidak pernah ada. Ketenangan kembali memenuhi ruangan, tetapi Anantari tahu bahwa ketenangan itu hanya sementara. Sesuatu sedang mengejar mereka—dan apa pun itu, ia tidak akan berhenti sampai mereka menemukannya.

Laura jatuh terduduk di atas bangku, terengah-engah. “Apa itu? Apa yang barusan kita lihat?”

Anantari menggeleng, mencoba menenangkan pikirannya. “Aku tidak tahu… tapi kita harus keluar dari sini. Tempat ini bukan tempat yang aman.”

Mereka berdua keluar dari pondok dengan hati-hati, kembali ke kegelapan hutan yang kini terasa lebih dingin dan mengancam. Meski angin berhembus lembut, bayangan yang mengintai dari setiap sudut hutan semakin membuat mereka waspada. Anantari tahu bahwa mereka tidak bisa terus berlari. Mereka harus menghadapi apa yang sedang mengejar mereka, atau mereka akan terjebak selamanya di dunia ini.

Saat mereka berjalan lebih dalam ke hutan, suara bisikan itu kembali terdengar—kali ini lebih lembut, seperti suara angin yang berbisik di antara dedaunan. “Jejak… di balik bayang…”

Anantari berhenti, mendengar suara itu dengan cermat. “Jejak di balik bayang,” ulangnya perlahan. “Apa maksudnya?”

Laura menatapnya dengan bingung. “Apa yang kau bicarakan?”

“Suara itu… bisikan yang tadi. Sepertinya dia mencoba memberi kita petunjuk. Jejak di balik bayang. Mungkin ada sesuatu yang harus kita cari.”

Mereka terus berjalan, tetapi kali ini lebih berhati-hati. Di dalam hati mereka, perasaan waspada semakin kuat. Hutan itu bukan sekadar tempat yang mereka masuki, tetapi juga medan permainan dari bayangan misterius yang terus membuntuti mereka. Anantari tahu bahwa apa pun yang terjadi selanjutnya, mereka harus bersiap.

Namun, di antara semua ketidakpastian, satu hal tetap jelas—jejak Naura yang hilang mungkin menjadi kunci dari semua misteri ini. Anantari menggenggam tangannya erat-erat, bertekad untuk menemukan sahabatnya, meskipun itu berarti harus menghadapi bayangan yang terus menghantui mereka.

^^^TBC~^^^

Terpopuler

Comments

hiatus 🌻

hiatus 🌻

rapi banget buset ketikannya nih sepuh

2024-09-25

1

hiatus 🌻

hiatus 🌻

kemana aja neng?

2024-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!