Salsa merasakan suasana kantor pagi itu sangat tenang dan damai, ia merasa ada yang berbeda dari hari hari sebelumnya. Hari itu, tidak ada yang menyuruh nyuruh dirinya untuk mengerjakan pekerjaan seniornya. Semuanya seakan tenang dan mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Pagi itu menunjukkan pukul 09.00, Salsa sedang membuat laporan pengeluaran untuk satu Minggu yang lalu. Laporan tersebut nantinya akan di presentasikan oleh kepala ruangan pada pertemuan dengan CEO perusahaan.
" Akhirnya selesai juga." Salsa meregangkan otot otot nya yang kaku setelah menyelesaikan laporan 2 jam lamanya. Ini sudah waktunya makan siang dan ia menelepon Eva untuk pergi makan siang.
Eva dan Salsa kemudian makan siang di restoran perusahaan. Saat sedang menikmati makanan, mereka tidak sengaja mendengar percakapan dari rekan kerjanya bahwa nanti siang CEO akan datang ke perusahaan. Tidak sembarang orang bisa bertemu dengannya dan yang memiliki kartu benar benar beruntung.
Salsa memilih untuk fokus makan karena hatinya akan kesal jika mengingat pertemuan dengan CEO. Ia masih teringat akan kartunya yang lenyap di rampas orang.
" Eva, udah selesai belum?." tanya Salsa.
" Udah ni, kita kembali ke kantor atau keluar sebentar?." ucap Eva.
Waktu istirahat masih ada Satu jam, akhirnya keduanya memutuskan untuk pergi ke mall yang dekat dengan perusahaan.
" Kamu tahu Eva, aku hari ini sangat senang karena tidak ada yang menyuruh nyuruh seperti kemarin. Kira kira kenapa ya?." ucap Salsa penuh tanya.
" Kamu beruntung Salsa, hari ini kedatangan CEO jadi mereka semua berusaha untuk terlihat berguna. Kalau tidak mereka akan di pecat. Mereka itu orang orang bermuka dua. Nanti setelah CEO tidak di perusahaan baru terlihat wajah asli mereka." ucap Eva menjelaskan.
" Oh begitu rupanya. Ada untungnya juga ya CEO datang ke perusahaan. Bebanku jadi hilang walaupun hanya sebentar tapi aku bersyukur. Lihat sekarang kita bisa jalan jalan di mall saat istirahat kerja." ucap Salsa dengan sumringah.
Namun sedetik kemudian ia terperangah saat melihat seseorang yang sangat ia kenal.
Salsa membalikkan badannya dan berjalan cepat menuju arah berlawanan.
Eva merasa heran dan mencoba memanggil Salsa.
" Sal, ada apa?." tanya Eva saat keduanya berhenti di sebuah cafe yang ada di mall tersebut.
" Eva, aku melihat seseorang. Aku melihatnya. Itu pasti dia, aku tidak salah lihat." Salsa mencubit pipinya berharap ia sedang bermimpi. Tapi kenyataannya ia tidak bermimpi dan rasa sakit membuatnya meringis.
Eva menyentuh jidat Salsa berpikir jika Salsa sedang sakit karena ia sangat aneh.
" Eva, kita harus cepat cepat kembali ke kantor. " ucap Salsa. Kemudian keduanya langsung pergi dari mall tersebut dengan berjalan cepat. Sesekali Salsa melihat sekeliling seperti sedang menghindari seseorang.
" Salsa, lihat dirimu sekarang kamu bahkan menggunakan masker. Ada apa?." ucap Eva saat keduanya sudah berada di dalam taxi.
Salsa melepas maskernya dan mulai bernafas lega.
" Eva, aku melihat mantanku. Dia ada di mall itu makannya aku menghindar." ucap Salsa menjelaskan.
" What?. Hanya itu?. Aku pikir apa tadi. Untuk apa takut sama mantan, dia kan tidak ada urusan lagi sama kamu jadi santai saja." ucap Eva merasa konyol dengan sikap Salsa.
Salsa terdiam mendengar ucapan Eva yang ada benarnya. Tapi Salsa memutuskan untuk tidak bercerita alasan kenapa ia tidak mau bertemu dengan pria itu karena hanya akan menambah masalah nanti.
Keduanya kini telah tiba di perusahaan, mereka berdua berpisah di lantai 2 dimana Eva bekerja di lantai tersebut. Sementara Salsa menempati lantai 5.
Saat sudah memasuki ruangan, Salsa bekerja seperti biasa. Ia selalu fokus pada pekerjaan tanpa melihat kanan dan kiri. Salsa cekatan mengerjakan pekerjaan yang belum siap agar bisa cepat pulang dan beristirahat di rumah.
" Heh Salsa, antar proposal ini ke ruangan manajer. Soalnya ada yang harus di tandatangani. " ucap seorang wanita setengah dewasa kepada Salsa.
" Ini kan tugas ibuk, kenapa saya yang mengerjakan." ucap Salsa merasa heran. Pasalnya itu adalah pekerjaan dari wanita itu untuk memasuki ruangan manajer.
" Jika saja itu ruangan CEO aku akan dengan suka rela pergi ke sana, tapi hari ini aku tidak mau karena capek. Aku mau bersiap siap untuk bertemu tuan muda CEO tampan sebentar lagi. Aku pasti akan jatuh terkulai lemas jika bisa menyentuh kulitnya yang halus. " ucap wanita bernama Weni tersebut sambil berkhayal. Ia berencana menyambut CEO di pintu utama, dan berharap bisa bertemu dengannya.
Salsa menghela nafas panjang melihat tingkah wanita itu.
" Sudah kerjakan, ruangan manajer di lantai 12 kamu harus cepat." ucap wanita bernama Weni tersebut dan akhirnya ia berlalu meninggalkan Salsa.
Salsa mendengus kesal, baru saja ia merasakan kedamaian tapi sekarang ia sudah kembali di suruh suruh oleh karyawan lain.
Salsa merapikan dokumen yang akan di tandatangani tersebut dan berjalan menuju lift. Ia menekan tombol angka 12 dan Salsa berada di dalam lift sambil terdiam.
Tak berselang lama ia sudah tiba di lantai 12, Salsa langsung mencari ruangan manajer yang disebutkan oleh wanita yang menyuruhnya tadi.
Salsa akhirnya berhasil menemukan ruangan manajer. Kemudian ia memasuki ruangan tersebut dan bertemu dengan manajer perusahaan. Perutnya yang buncit membuat Salsa sedikit takut. Paras dari manajer tersebut sedikit menakutkan.
" Anak baru ya?." ucap pria yang terlihat berusia 45 tahun itu.
" Iya Pak saya di suruh Bu Weni untuk memberikan dokumen ini kepada bapak untuk di tandatangani." ucap Salsa menjelaskan.
" Saya tidak bisa menjumpai CEO untuk meminta tanda tangan darinya. Saya ada keperluan mendadak dan saya harus pergi. Kamu ke ruangan CEO sekarang juga dan minta tanda tangan serta stempel dari beliau." ucap manajer tersebut. Tapi tatapan matanya tidak enak untuk di lihat. Ia menatap Salsa dari atas sampai bawah.
Salsa yang panik segera mengiyakan perkataan manajer tersebut dan ia segera keluar dari ruangan tersebut.
" Aku sangat takut." ucap Salsa dalam hati saat berada di dalam lift.
Kini ia sudah berada di lantai 15 dimana ruangan CEO berada. Salsa tercengang dengan keindahan lantai tersebut. Ada kolam renang serta meja billiard di dalam sana.
" Indah sekali." ucap Salsa takjub.
Kemudian Salsa memfokuskan diri untuk menemui CEO agar pekerjaannya segera selesai.
Di lantai tersebut hanya ada satu ruangan dan sudah bisa di tebak itu adalah ruangan CEO.
Salsa memberanikan diri untuk mengetuk ruangan tersebut, ia merasa gugup sekarang karena ia akan bertemu dengan CEO perusahaan yang katanya sangat tampan dan menawan.
Salsa menarik nafas panjang kemudian ia mengetuk sekali lagi. Salsa kemudian mengingat tadi pak manajer memberikannya sebuah kartu akses yang dapat membuka ruangan CEO. Salsa langsung menempelkan kartu tersebut di gagang pintu dan akhirnya berhasil. Tak berselang lama pintu terbuka dan Salsa berjalan masuk ke dalam ruangan CEO.
Ruangan tersebut sangat indah dan wangi serta rapi.
Salsa melihat CEO yang sedang duduk di kursinya, ia menghadap ke belakang sambil melihat pemandangan dari luar. Salsa hanya melihat ujung kepala dari CEO tersebut. Tak menunggu lama, Salsa memberanikan diri untuk berbicara.
" Permisi pak, saya datang kemari di suruh oleh pak manajer untuk memberikan dokumen kepada bapak karena harus ditandatangani dan di stempel. " ucap Salsa.
Salsa semakin takut saat tidak mendapatkan jawaban dari CEO tersebut.
" Pak." ucap Salsa lagi.
" Apa kamu menyerahkan tubuhmu kepada manajer itu sehingga kamu bisa memasuki ruangan ini?." Ucap pria tersebut dengan suara Bariton.
Deg
Jantung Salsa berdetak kencang seakan menahan amarah saat CEO tersebut berkata seperti itu kepadanya. Tangannya mulai mengepal dan Salsa adalah tipe orang yang memiliki kesabaran setipis tisu.
" Pak, saya tidak menyerahkan tubuh saya karena saya tidak semurah yang anda katakan. Saya kemari karena di suruh dan saya tidak berkeinginan untuk menyerahkan kehormatan saya hanya karena ingin bertemu dengan anda. Saya bekerja di bagian administrasi dan itu berada jauh dari bapak, saya hanya ditugaskan tidak lebih dari itu." ucap Salsa mencoba membela diri karena tidak terima di perlakukan seperti itu. Meskipun atasan sekalipun Salsa akan melawan jika harga dirinya mulai di rendahkan.
" Oh ya?." ucap pria tersebut sambil berbalik arah menatap Salsa.
Salsa tercengang dan tak bisa berkedip serta bergerak saat mengetahui siapa yang sekarang berada di hadapannya.
Badannya terlihat kaku dan seakan akan Salsa ingin menghilang saat itu juga dari tempat tersebut.
" Bagaimana aku bisa percaya padamu.? Katakan! " ucap pria itu lagi dengan tatapan yang tajam ke arah Salsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments