Belakangan ini salsa sudah bekerja dengan baik, Salsa melakukan semua pekerjaan dengan cepat karena kepintarannya. Ia juga mengerjakan pekerjaan yang di suruh oleh seniornya yang sudah bekerja selama bertahun tahun di perusahaan itu.
Salsa merasa senang dapat membantu semua orang, tapi semakin hari semakin banyak yang meminta bantuannya sehingga pekerjaannya sendiri tidak sempat lagi untuk di selesaikan.
Pagi itu ada seorang wanita yang berjalan ke arah mejanya sambil membawa setumpuk dokumen di tangannya.
" Salsa, selesaikan dokumen ini ya nanti kirim filenya ke email ku." ucap seorang wanita dewasa yang berpenampilan feminim kepada Salsa. Wanita tersebut kemudian pergi sambil meneguk cappucino di tangannya tanpa memperdulikan jawaban dari Salsa.
" Maaf kak, tapi pekerjaan saya juga sangat banyak dan menumpuk. Sepertinya saya tidak dapat membantu kali ini." ucap Salsa menolak dengan suara pelan dan sopan. Kali ini Salsa mulai bersikap tegas dengan menolak perintah dari seniornya.
Langkah wanita itu terhenti saat mendengar ucapan Salsa. Kemudian ia membalikkan badannya menghadap Salsa dan mulai berjalan mendekat. Matanya terus memandang ke arah Salsa tanpa berkedip sedikitpun.
" Apa yang kamu katakan barusan?. Apa kamu menolak seniormu yang ingin meminta tolong?. Apa kamu sudah hebat sekarang." ucap wanita yang bernama Feni tersebut.
" Bukan begitu kak, tapi sepertinya tidak sempat untuk mengerjakan pekerjaan ini, apalagi pekerjaan Salsa juga sangat banyak karena akhir-akhir ini sering membantu kakak senior yang lain." ucap Salsa mencoba menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
" Dengar ya, kamu cuma anak baru di sini jadi jangan membantah kalau tidak mau di pecat. Yang lain juga bisa mengerjakan apa yang saya suruh dan tidak mengeluh seperti kamu. " Wanita tersebut melipat kedua tangannya di dada saat berbicara dengan Salsa.
Saat ini semua mata mulai tertuju kepada mereka berdua. Eva yang melintas seketika berhenti saat melihat Salsa.
" Bukan begitu kak, tapi..." ucapan Salsa terpotong saat wanita bernama Feni tersebut mengangkat tangannya menandakan agar Salsa diam.
" Kerjakan saja jika kamu tidak mau kena masalah." ucap Feni kemudian ia berlalu pergi meninggalkan salsa yang masih berdiri.
Salsa kemudian menghela nafas berat dan usahanya untuk menolak akhirnya gagal.
" Salsa, kamu tidak apa apa kan?." ucap Eva yang baru saja menghampiri Salsa.
" Aku baik baik saja Eva, seperti yang kamu lihat." ucap Salsa dengan ekspresi lesu.
Eva dan Salsa bekerja di bidang yang berbeda, Salsa bekerja di bagian administrasi dan Eva bekerja di bagian pemasaran. Jadi mereka berdua tidak bisa bersama saat bekerja.
Waktu istirahat tiba dan mereka berdua memutuskan untuk makan siang.
Di restoran perusahaan, Salsa menceritakan semua kejadian yang menimpanya akhir akhir ini kepada Eva. Salsa menyadari jika ia terlalu baik hingga semua orang memanfaatkannya.
Eva yang mendengar hal tersebut merasa kasihan kepada sahabatnya.
" Salsa, jika ada yang menyuruh mu dengan semena-mena katakan padaku ya, aku akan membantumu untuk melawan mereka." ucap Eva sambil menepuk pundak Salsa.
Salsa menatap ke arah sahabatnya yang selalu setia melindunginya itu, namun Salsa tahu jika mereka hanyalah anak baru yang tidak bisa berbuat apa-apa di perusahaan ini.
" Sudahlah Eva, aku yakin ini hanya sementara dan kita bisa menjadi karyawan normal seperti biasa. Hanya saja kita harus melewati hal hal menyebalkan seperti ini sebelum hal menyenangkan kita dapatkan." ucap Salsa sambil menyeruput teh dinginnya.
Eva hanya mengangguk berharap orang orang yang memperlakukan Salsa tidak baik akan segera berhenti.
Kemudian di sela sela makan siang, salsa dan Eva mendengar pembicaraan karyawan di sampingnya.
" Kamu tahu tidak CEO perusahaan akan tiba besok. Tapi sayang aku tidak punya kartu akses untuk bertemu dengannya." ucap seorang wanita kepada teman temannya.
" Aku punya, nanti biar aku ambil gambarnya diam diam supaya kalian bisa melihatnya ya. Makannya belajar yang benar biar bisa dapat kesempatan seperti aku." ucap wanita di sampingnya.
" Janji ya kamu harus ambil foto CEO Tampan itu." ucap wanita yang pertama berbicara.
Salsa dan Eva hanya terdiam saling pandang. Keduanya tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan CEO.
" Sudahlah keberuntungan kita mungkin bukan sekarang." ucap Eva mencoba menyemangati Salsa yang terlihat murung.
" Aku tidak terlalu memperdulikan pertemuan dengan CEO perusahaan, tapi aku sedih karena hasil perjuangan ku akhirnya di ambil orang lain." ucap Salsa yang mengingat kartu aksesnya yang di ambil paksa oleh Selfi.
" Sudah jangan di pikirkan, ayo makan. Sebentar lagi waktu istirahat berakhir." ucap Eva mencoba mengalihkan perhatian Salsa yang mulai bersedih.
Keduanya kemudian melanjutkan makan siang.
.
.
Waktu sudah sore, Salsa masih belum selesai dengan pekerjaannya. Tadi ia menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Feni padanya. Meskipun lelah, Salsa tetap melanjutkan pekerjaannya sampai selesai.
Eva yang sudah menunggu di parkiran mencoba menelpon Salsa.
" Halo Sal, aku nunggu kamu di parkiran ya." ucap Salsa. Hari ini mereka ada janji akan pergi ke mall karena Eva mau membelikan sesuatu kepada pacarnya sebagai hadiah ulang tahun. Eva meminta Salsa untuk pergi menemaninya.
" Ev, kayaknya aku ga selesai ni sampai jam 7, maaf ya aku ga bisa ikut. Pekerjaan masih banyak banget ni kalau gak siap aku kena marah sama kepala ruangan." ucap Salsa menolak karena pekerjaannya belum selesai.
Eva menghela nafas dan akhirnya ia mengiyakan perkataan Salsa.
" Ya udah gak apa apa, aku pergi sama Bian aja. Semangat ya Salsa nanti kalau ada apa apa telepon aku ya. Bye." ucap Eva dan memutuskan sambungan telepon. Eva merasa kasihan kepada Salsa karena ia selalu di tindas oleh kakak senior beberapa hari ini.
Salsa kembali memfokuskan pandangan ke arah komputer, ia sesekali mengucek matanya yang mulai panas karena sudah lelah. Tepat pada pukul 07.30, Salsa selesai dengan pekerjaannya.
Ia membuang nafas lega karena sudah menyelesaikan pekerjaan.
Salsa kemudian bangkit setelah selesai merapikan meja kerjanya. Ia berniat untuk pulang.
Hanya dia yang tersisa di ruangan, yang lain sudah pulang semua. Kecuali di bagian lain masih ada beberapa yang tinggal di kantor.
Ia menaiki lift dan turun ke lantai 1. Salsa keluar dari lift dan berjalan cepat menuju pintu keluar.
Saat sudah keluar, ia tidak menyadari ada yang lewat di hadapannya barusan karena sudah terburu-buru untuk pulang.
Salsa merogoh kunci motor di dalam tasnya dan tidak menemukan kunci tersebut di sana.
Salsa kemudian memegang kepalanya karena mengingat kunci tersebut berada di laci meja kerjanya. Terpaksa Salsa kembali ke lantai 5 untuk mengambilnya.
" Kenapa ceroboh sekali sih. Mana udah sepi gak ada orang. Untung aku orangnya pemberani dan gak takut." gumam Salsa saat di dalam lift.
Sesampainya di lantai 5, ia mengeluarkan kartu aksesnya dan masuk ke dalam ruangan. Ia dengan cepat mengambil kunci motor yang ada di laci. Setelah mendapatkannya, ia keluar dari ruangan tersebut.
Tanpa Salsa sadari, ia sedang di perhatikan oleh seorang pria sedari tadi.
" Ternyata masih sama, ceroboh." ucap pria tersebut sambil menyunggingkan senyum di bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments