BAB 4

DIA SENDIRI YANG MEMILIHMU

beberapa jam tak sadarkan diri Araa membuka mata mengedipkannya beberapa kali. sungguh badannya sakit semua ulah dua wanita itu, betapa gila dan psikopatnya mereka bagaimana bisa ada manusia sekejam itu.

"Awwwwww! Sakit sekali" rintihannya berusaha bangun dan bersandar di headboard tempat tidur. beberapa bagian tubuhnya memang memberikan rasa nyeri yang luar biasa.

Bi Ema masuk membawa nampan berisi makanan dan sekotak obat. melihat nona mudanya sudah bangun dia mendekat ke Arah ranjang dan meletakan bawaanya di atas nakas tempat tidur.

"Nona, Syukurlah anda sudah bangun. Bibi bawakan makanan dan obat, dihabiskan ya biar bibi bantu" ucap Ema tulus mengusap punggung tangan Araa dan mengambil nampan itu agar membantu nona mudanya menyantap makanannya.

"hmmmm" jawab Araa singkat menatap wanita yang usianya sudah tidak mudah lagi. ada perasaan haru pada wanita ini, entah kenapa dia merasakan sosok ibu padanya.

Bi Ema menyuapi Araa berulang kali sampai makanan itu tinggal setengah. dia senang karena nona mudanya ini tidak pernah menolak bantuannya sehingga itu seperti kebahagiaan tersendiri untuknya.

"Bi, kenapa mereka bisa setega itu. salahku apa? aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi dan kesalahan apa yang kulakukan" ucap Araa kini matanya sudah berembun dan jatuhlah bulir-bulir air bening membasahi pipinya yang indah.

"tidak usah dipikirkan nona. sebentar lagi anda akan bebas dan mereka tidak bisa menyentuhmu lagi" balas Ema dengan senyuman tulusnya

"maksudnya bebas. apanya yang bebas Bi?" tanya Araa heran sambil menatap sosok wanita di depannya serius.

"hmm nanti anda akan tahu. tuan besar memanggil anda untuk turun ke bawah nona, ada hal yang ingin disampaikan kepada anda" balas Bi ema

Araa bingung kenapa lelaki tua itu memanggilnya. ada urusan apa, tidak biasanya. atau mungkin dia iba kepadaku karena kekejaman sosok mak lampir dua itu sore tadi. tapi kan selama ini pria itu selalu tutup mata dan telinga atas kejadian yang terjadi kepadanya. entahlah dia akan tahu jika sudah berbicara dengan ayahnya nanti. dan jam berapa ini, dia melihat jam dinding terlihat sudah pukul sembilan malam. ternyata dia sudah pingsan dan tertidur begitu lama bahkan dia tidak masuk bekerja sore tadi. alasan apa yang harus dia berikan pada bosnya dan juga sahabatnya itu. pasti ponselnya sudah penuh dengan notifikasi dari Dona.

"Baiklah, dimana ponselku Bi?" tanya Araa dia ingin mengecek beberapa pesan disana. Bi Ema mengambilkan tas nona mudanya yang sudah dia simpan di dalam nakas dan menyerahkannya.

Araa melihat notifikasi pesan bos dan temannya. dia terlihat mengirim beberapa pesan disana.

'Araa apakah kamu tidak masuk kerja? ' Bos

'Maaf Pak saya sakit dan beristirahat tadi tidak sempat izin karena ponselku sempat hilang tapi sudah ditemukan dan baru mengirim pesan sekarang. sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan saya pak' Araa mengirim pesan.

'Araa apa yang terjadi. kenapa tidak mengangkat telfon ku, apakah dua mak Lampir itu berulah lagi?. kamu yang sabar ya katakan jika memerlukan sesuatu aku mengkhawatirkan mu' pesan Dona beberapa kali menanyakan kondisi sahabatnya.

'aku baik-baik saja maaf baru membalas pesanmu. aku tidak masuk kerja hari ini, kepalaku pusing sore tadi dan ketiduran Don' balasnya

"Nona mari saya antarkan anda kebawa. tuan besar sudah menunggu sedari tadi" ucap Bi Ema

"baiklah. aku ke kamar mandi dulu tunggu sebentar Bi" balas Araa berlalu ke kamar mandi membasuh wajahnya yang sedikit sembab karena menangis tadi.

setelahnya dia turun ke Lantai satu untuk menemui sang Ayah. sesampainya bisa dilihat pria paru baya itu sedang menyesap sebatang rokok, didepannya juga duduk dua sosok yang menyiksanya beberapa jam lalu. mereka berdua melirik tajam ke arahnya tapi tatapan itu ia acuhkan dan tak mau ambil pusing. bisa-bisa dia gila karena meladeni dua manusia tak waras itu.

"duduklah ada yang ingin ayah bicarakan padamu Araa" ucap Bima menoleh menatap putri bungsunya sejenak

Araa langsung duduk di sofa terpisah dari dua wanita di sampingnya. dia menatap wajah serius itu lama, pikirannya tak karuan. sepertinya akan ada sesuatu yang serius melihat dari sorot mata ayahnya.

"Ayah ingin meminta satu hal padamu dan ayah rasa seharusnya tidak ada penolakan mengingat kau adalah putriku dan seorang anak wajib berbakti pada orang tuanya bukan Araa?" ucap Bima menatap Araa serius

"Apa yang bisa kuberikan?" tanya Araa dadanya kini sudah berdetak tak karuan. perasaan apa ini, apa yang ayahnya inginkan.

takut itu yang mendominasinya sekarang.

"menikahlah dengan Tuan Aston. jadi istrinya kau harus turuti semua kemauan dan perintahnya tanpa terkecuali. puaskan dia, dengan begitu kau sudah membayar baktimu sebagai putriku" ucap Bima serius kepada Araa, ucapan itu begitu lembut tetapi penuh penekanan.

Bagai petir menyambar di malam hari. Air matanya lolos begitu saja seiring mendengar perkataan pria paru baya didepannya yang selalu dia anggap sosok ayah walau dalam hidupnya pria ini selalu acuh tak acuh tentang sesuatu yang berkaitan dengannya. bahkan dia juga seolah menutup mata dari bentuk penyiksaan, hinaan dan cacian yang diterimanya di rumah ini.

lalu sekarang apa ini?. kenapa pria ini begitu kejam padanya, memberikan dirinya pada lelaki yang akan menolong perusahaannya. apakah selama ini dia di anggap anak hanya untuk seperti ini saja. di besarkan dan kemudian harus membayar semua itu?. apakah itu artinya dia berhutang selama ini pada ayahnya sendiri. perhitungan itu yang terjadi.

"M-maksud Ayah lelaki yang akan menolong perusahaanmu?. K-kenapa aku?. bukankah kak Catlin yang akan menikah dengannya" ucap Araa dengan suara bergetar dia sudah tidak bisa lagi menahan isak tangisnya.

"Aku baru saja kuliah ayah bahkan kuliahku belum sampai pertengahan semester, umurku masih sangat muda. bagaimana bisa aku menikah" ucapnya lagi.

"aku bahkan tidak mengenalnya. apakah ayah mencoba menjualku. ini bukan keinginan ku aku tidak mau" Ucapnya tegass namun tak dapat dipungkiri suara bergetarnya menandakan seberapa cemas kecewa dan sakit hati pada sosok di depannya ini.

Catlin dan Meri yang mendengar itu memandang tak suka pada Araa, kesempatan sekali seumur hidup ini kenapa wanita bodoh ini menolaknya. andai saja itu Catlin pasti mereka akan menerimanya dengan senang hati. atau bisa saja dia sedang berakting polos agar terlihat dia tidak menginginkan padahal mereka sudah menyiksanya karena berfikir dialah yang sudah menggoda Aston. begitulah isi pikiran keduanya.

"dasar anak tidak tahu diri. Pa! lihat anak yang sudah kau besarkan ini apa yang dia balas pada kita disaat-saat susah kita sekarang! Seharusnya Catlin satu-satunya putrimu karena putriku bahkan sudah berkorban lebih dulu tanpa dipaksa dan menentangmu seperti yang dilakukannya" cibir Meri menatap sinis Araa

"seharusnya memang begitu Bu. dia memang tidak tahu diri dan tak tau berterima kasih padahal dirinya sekarang berkat siapa" timpal Catlin.

Mendengar cibiran itu Araa tidak perduli yang dia inginkan dan dengar hanyalah sosok Ayah yang dia anggap dan didepannya sekarang

********

di Kediaman Zesnard.

Aston dan sang asisten berada di ruang kerja pria itu.

"Tuan. apa perlu memberitahu tuan besar dan nyonya perihal pernikahan anda" tanya Jack

"sampaikan jika sudah waktunya. sekarang pastikan jangan sampai mereka tahu Jack, aku menginginkan budak bukan istri sungguhan. nanti saja setelah dia jadi budakku" jawab Aston

"jika kamu bertemu dengannya buatlah perjanjian kontrak dan tegaskan hal-hal penting ketika jadi budakku. aku percaya padamu Jack. sekarang kamu boleh beristirahat" tanpa menunggu jawaban Jack dia berlalu meninggalkan ruang kerja menuju kamarnya diikuti Jack di belakang.

'jangan melanggar aturan yang anda buat sendiri nanti tuan' batin Jack menatap punggung Aston. dia mengira Aston sudah melupakan wanita itu dan memilih sendiri nona Araa untuk dijadikan istri sungguhan.

di seberang sana.

"dia sendiri yang memilihmu. Araa mengertilah dan bantu ayah kali ini" balas Bima balik menatap sang putri.

mendengar hal itu membuatnya heran dan sedih. tak ingin bicara lagi dia langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya meninggalkan tiga orang yang sedang duduk. dia harus menetralkan pikiran dan tubuhnya saat ini, sungguh kacau sekali rasanya.

bersambung..................

Terpopuler

Comments

Nuriati Mulian Ani26

Nuriati Mulian Ani26

ini gimna ? kok hanya sampai disini

2024-12-19

1

Astrid Nandistya Hayoto

Astrid Nandistya Hayoto

Jadi Ada wanita lain di hati Aston.. awas kau Aston, jangan bucin ya

2025-01-05

1

Indra Wahyu Rianti

Indra Wahyu Rianti

alur awalnya mirip tuan saga.
mgkn dalemnya beda.
lanjut...penasaran.

2025-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB1
2 BAB2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 Pengumuman.
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 Bab 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115 ENDING....
116 Bonus chapter.
Episodes

Updated 116 Episodes

1
BAB1
2
BAB2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
Pengumuman.
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
Bab 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115 ENDING....
116
Bonus chapter.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!