Part 7

Zhafira yang masih takut pun,kini harus terkejut dengan kehadiran eric di ambang pintu.

"Ka-kamu sedang apa di sini?" Dengan nafas naik turun, merasakan dadanya berdebar karena merasa takut.

"Kamu kenapa?" Bukannya menjawab, eric malah balik bertanya.

Sebelum zhafira menjawab, dia terlebih dulu masuk dan duduk di tepi ranjang.dia menghela nafas, mengingat dimana saat di jalan tadi bertemu dengan seorang yang tidak dia kenal.

"Tadi... aku bertemu dengan seorang penjahat.Mereka berpakaian serba hitam.Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu?" ujar zhafira, menjelaskan.

Eric terdiam,tangannya terkepal. seakan dia mengetahui siapa yang di maksud oleh zhafira.

"Apa mereka melukai mu?" Eric menatap zhafira, penuh selidik.

Zhafira menggeleng pelan. "Tidak! Aku langsung bersembunyi, karena takut. Apalagi, aku sedang berjalan sendirian."

Eric merubah raut wajahnya kembali datar, setelah mendengar ucapan zhafira.

"Apa kamu sudah makan?" Zhafira mengalihkan pembicaraan.

"Sudah! Tadi ada seorang wanita yang mengantarkannya ke sini!"

Zhafira tersenyum getir, bahkan eric tidak, menyebut ibunya dengan sebutan ibu mertua.rasa takut pada dirinya seketika hilang,saat mengetahui fakta bahwa suaminya ini memang tidak menganggap pernikahannya ini.

Zhafira pun memilih pergi dari hadapan eric, dia ingin membersihkan diri dulu,sebelum tidur.

Sementara eric hanya melihat punggung zhafira,yang menjauhkan dengan tatapan sulit di artikan.

***

Seminggu setelah pernikahannya,hubungan eric dan zhafira masih sama seperti biasanya.bahakan zhafira merasa jika eric, begitu tertutup tentang kehidupannya.

Zhafira tidak terlalu memperdulikan semua itu.baginya sekarang, berharap semoga hubungannya dengan eric akan lebih baik.

Hari ini zhafira, seperti biasa sedang bersiap,akan bekerja.dia kini sedang menyisir rambut panjangnya.

"Apa saya boleh,meminjam ponsel mu?" Eric menghampiri zhafira, yang bercermin.

Gerakan tangan zhafira terhenti, saat mendengar keinginan eric.zhafira tahu jika, eric adalah seorang gelandangan, tapi mengapa dia seperti biasa dengan benda pipih itu.

Zhafira menyimpan rasa penasarannya, dia pun memberikan ponselnya kepada eric.

Eric menatap layar ponsel,dengan wajah datar dan sorot mata dingin.entah apa yang sedang dia lihat,pada layar ponsel itu.

Begitu pun dengan zhafira,dapat dia lihat jika eric seperti sedang marah.

Zhafira menyadari sesuatu,yang ada di layar ponsel.dia pun Segera mengambil kembali ponselnya dari tangan eric.

"Ma-maaf! Aku lupa menghapusnya!" Dengan gugup, zhafira segera menggantikan wallpaper dia dan dirlan,yang belum dia ganti.

Zhafira pun merutuki kecerobohannya, untung saja eric yang melihatnya. kalau Kinan tahu, mungkin akan marah besar.

Eric menatap zhafira yang sedang mengotak atik ponselnya, dengan tatapan sulit di artikan.

Setelah selesai mengganti wallpaper nya, zhafira memberikan kembali ponsel miliknya kepada eric.

Eric pun segera menjauh dari zhafira,untuk melakukan panggilan.zhafira menatap heran eric, yang lihai menggunakan ponsel miliknya.

Hatinya semakin bertanya-tanya, siapakah sebenarnya eric? karena tidak mungkin, seorang gelandangan bisa menggunakan barang canggih seperti itu.

Lagi-lagi zhafira menyimpan rasa penasarannya pada eric,dia berharap di lain waktu bisa membicarakan tentang hal ini dengan eric.itu pun, jika eric mau terbuka kepadanya.

"Terima kasih!" Eric memberikan kembali ponsel zhafira.

"Oh, iya!" Zhafira yang sedang melamun pun tersentak, dia pun mengambil ponselnya dari tangan eric.

"Ada hubungan apa kamu dengan dia?" Eric menatap tajam,zhafira yang hendak berdiri dari duduknya.

Zhafira terdiam, dia bingung harus menjelaskan dari mana,tentang hubungannya dengan dirlan.

Zhafira mengira,jika eric tidak memperdulikan tentang semua itu.ah iya, zhafira lupa, kalau eric sekarang suaminya.

"Soal itu...akan aku ceritakan,tapi nanti tidak sekarang. karena aku sudah terlambat pergi bekerja." Zhafira mencari sedikit alasan,karena merasa belum siap untuk menceritakan semuanya.

Eric mengangguk pelan, sebenarnya dia hanya ingin tahu tentang hal di keluarga ini, yang terlihat penuh sandiwara.

Zhafira pun pamit pergi pada eric,meski kini tanpa mencium punggung tangan suaminya.zhafira takut,jika eric akan marah lagi kepadanya.

"Hari ini,saya akan mencari kerja!" ucap eric tiba-tiba.

Zhafira yang akan membukakan pintu pun, kembali membalikkan badan, menatap eric dengan ekspresi seakan tidak percaya.

"Kerja!" seru zhafira.

Eric mengangguk pelan. "Iya,saya akan mencari pekerjaan."

Zhafira tersenyum,mendengar rencana eric yang akan mencari perkerjaan.lagi-lagi perkiraan zhafira salah, dia menyangka jika eric seorang pemalas dan hanya suka berleha-leha, ternyata sebaliknya.

"Aku senang,ternyata kamu tidak seperti apa yang semua orang pikirkan." Zhafira menatap eric penuh rasa haru.

Eric mengalihkan pandangannya,melihat tatapan zhafira membuat hatinya merasakan hal aneh yang belum dia rasakan sebelumnya.

Demi menghindari tatapan zhafira, eric pergi melewatinya begitu saja dan keluar dari kamar.

Zhafira yang melihat eric yang keluar, segera menyusulnya cepat.

Di ruang makan, semua orang sudah menunggu zhafira dan eric, seperti biasa kinan dan retno menatap sinis ke arahnya.

"Apa kamu tidak lihat,ini jam berapa?" seru retno ketus.

"Tahu tuh...semakin lama fira semakin seenaknya, bu! Dia kira kita enggak bosan apa, nungguin dia ! Mana aku sudah lapar!" gerutu kinan kesal.

Zhafira tak menggubris,perkataan retno dan kinan kepadanya.dia langsung melakukan apa, yang sudah menjadi kebiasaan di keluarga ini.

"Nak, biar ibu saja!" Dewi menghampiri zhafira yang akan melayani retno.

Zhafira tersenyum. "Tidak apa-apa bu! Sebaiknya ibu juga segera sarapan, ya?"

Dewi hanya menghela nafas, dia sebenarnya kasihan pada zhafira yang selama ini di perlakuan seperti seorang pelayan.

Dia berharap suatu saat nanti,zhafira bisa pergi jauh dari rumah itu.

Retno memutar bola matanya malas, melihat dewi yang selalu perhatian pada zhafira.

"Alah... sudah... sudah! Aku sudah lapar!"

"Iya,dasar lebay!" timpal kinan kesal.

Dewi menghela nafas melihat sikap ibu dan anak itu.entah sampai kapan dia harus menghadapi sikap mereka,yang semakin hari semakin menjadi.

Heru tersenyum puas, melihat dewi dan zhafira di perlakukan seperti itu.baginya semua itu, seperti hiburan yang sangat menyenangkan hatinya.

"Kakek! aku punya kabar bahagia." ucap kinan manja,di sela makannya.

Heru tersenyum menatap lembut kinan. "Kabar apa itu, sayang?"

Kinan melirik sekilas pada zhafira yang sedang memakan sarapannya.

"Suami ku, akan membelikan ku sebuah mobil, kek!" ujar Kinan antusias.

Heru yang mendengar kabar itu pun tersenyum lebar. "Benarkah? Kakek ikut senang. Memang tidak salah kamu memilih suami seperti dirlan."

Heru sekilas melirik ke arah, zhafira dan eric yang tampak acuh mendengar perbincangan mereka.

"Lihat lah, fira. Sungguh sayang nasib mu, jika kamu pandai menjaga diri, mungkin namun tidak akan bernasib seperti ini." Heru tersenyum mengejek, seakan puas telah memojokkan zhafira.

"Benar, untung ada si gembel yang mau menikahi fira. ya, walaupun tidak berguna." Retno menimpali perkataan Heru, dengan mencela eric.

Zhafira memegang erat sendok yang dia pegang.menyalurkan amarahnya, saat mendengar semua orang yang berada di sana,sedang memojokkannya.

Semua ini bukanlah keinginannya, melainkan rencana mereka yang selalu ingin mengambil apa yang dimiliki zhafira.

Tak tahan dengan semua perkataan orang-orang yang berada di sana.zhafira segera pergi, tak lagi mengucapkan salam.

Dewi dan eric, sama-sama terkejut saat melihat zhafira pergi dari sana.

"Fira!"teriak dewi memanggil zhafira.

Heru menatap tajam dewi. " Jangan kejar dia! Biarkan anak itu pergi!"ujarnya tidak ingin di bantah.

"Kenapa ayah selalu memperlakukan fira seperti itu? Apa salahnya, yah? Tidak kah, ada sedikit rasa kasihan mu pada fira.Apakah kalian tidak puas, sudah menghancurkan mimpinya!" Dengan nafas yang memburu, dewi meluapkan kekecewaannya pada heru.

Sebelum heru menjawab,semua melihat eric yang bangkit dari duduknya dan pergi keluar menyusul zhafira.

"Dasar gembel!" Maki retno,sinis.

Dewi yang sudah kehilangan selera makannya pun pergi dari sana menuju kamarnya.dia lelah, melihat anaknya yang selalu di perlakukan seperti itu oleh heru.

Terpopuler

Comments

George Lovink

George Lovink

Sepertinya cerita ini menarik....tapi yang nulisnya nggak konsisten...nama orang itu huruf besar...ngerti !! HURUF KAPITAL !! dan kalau nulis jangan kadang besar kadang kecil...konsisten dong,penulis kok melupakan hal itu...jangan seenaknya

2025-03-11

0

Wensy Gusno

Wensy Gusno

Ceritanya menarik thor

2025-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!