Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan

..."Jangan menjadikan wanitamu sebagai barang, karena bagaimanapun ia adalah orang satu-satunya yang selalu menemanimu tanpa mempermasalahkan kurangmu yang mungkin tidak diketahui orang lain."...

...~~~...

"Apa yang Mas katakan tidak salah? Arumi harus melakukan semua itu?" tanya Arumi masih belum menyangka dengan apa yang suaminya katakan barusan itu.

"Ya itu bener. Kamu harus lakukan semua yang aku perintahkan! Ingat jangan minta bantuan sama Bibi atau siapapun itu!" Alaska dengan tegas memperingati istrinya.

"Tapi Mas, aku mana bisa bersihin semua itu sendiran, apalagi rumah ini sangat besar," ujar Arumi yang dipikir emang benar adanya.

"Aku enggak mau tahu, kamu harus lakukan perintah dariku! Itu tergantung kamu nanti, mau kerjakan atau menerima hukuman dariku," ucap Alaska dengan tatapan yang begitu tajam dan terkesan dingin.

"Huf! Baik Mas, aku kerjakan semuanya, tapi Mas jangan salahkan aku jika aku enggak mampu membereskan semuanya," kata Arumi dengan penuh kekesalan.

"Terserah kamu saja. Keputusan aku tetep sama, kamu harus melakukan semuanya sampai aku pulang semua sudah beres, kalau tidak kamu siap-siap menerima hukuman dariku!" ujar Alaska tanpa memberikan toleransi sedikitpun.

"Mas tega sama istri sendiri!" ketus Arumi karena saking kesalnya.

"Sudahlah jangan mengeluh, membuang waktuku saja. Aku harus segera ke kantor, kamu jaga rumah!" tegas Alaska dengan tidak memperdulikan ucapan dari istrinya.

"Iya Mas. Hati-hati di jalan," ucap Arumi yang kini hanya pasrah merima apa yang suaminya perintahkan.

"Bagus, kamu memang harus jadi penurut agar tidak melawan." Alaska hanya tersenyum sekilas melihat wajah istrinya itu yang nampaknya sangat kesal.

Detik kemudian, Alaska melangkahkan kakinya menuju mobil yang sudah disiapkan oleh supir. Namun, baru saja beberapa langkah, Arumi memanggilnya dari belakang.

"Mas tunggu!" teriak Arumi dengan sedikit berlari menghampiri Alaska.

"Ya, ada apalagi si? Aku tidak bisa berlama-lama dan harus segera ke kantor," ucap Alaska yang kini kesal dengan adanya Arumi.

"Maaf Mas, Arumi cuma mau salim," kata Arumi sembari mengulurkan tangan kanannya.

"Hah apa? Aku gak sudi menyentuh tenganmu itu!" ketus Alaska menolak uluran tangan dari Arumi.

"Mas kalau mau kerja itu harusnya istri cium tangan suaminya dulu. Masa Mas mau pergi gitu saja?" kata Arumi terkesan lembut seakan tidak memperdulikan kata dari Alaska.

"Dasar tukang modus! Ni," ucap Alaska yang terpaksa mengulurkan tangannya untuk dicium oleh istrinya.

Melihat itu, lantas saja Arumi segera menyambut tangan suaminya dengan senyuman. Sapuan halus menyentuh punggung tangan Alaska, membuatnya sedikit berdebar. Entahlah itu apa, tapi yang pasti ia tidak menginginkannya Arumi. Namun, ucapan dengan tindakannya seakan saling bertentangan.

"Mas sudah. Sekarang boleh kerja, tapi cium dulu kening aku kayak biasa," ucap Arumi terseyum dengan mengisyaratkan sesuatu yang membuat Alaska tertegun.

"Enggak sudi aku cium kamu! Bagus-bagus aku menurutimu, ini malah ngelunjak," ujar Alaska menyakiti hati istrinya.

Wajah Arumi ditekuk, ia sangat kecewa dengan jawaban dari Alaska. Sungguh seburuk itukah tanggapan Alaska akan dirinya itu? Arumi dibuat tidak percaya dengan apa yang kini ia alami.

"Ya udah, aku kerja dulu." Alaska begitu saja masuk ke dalam mobil tanpa mengucap salam. Hal itu membuat Arumi cukup kecewa.

"Wa'alaikumsalam. Mas, kamu kini berbeda. Melupakan semua yang aku ajarkan, padahal kamu dalam seminggu kemarin sangat aku idam-idamkan sebagai seorang suami yang bertanggung jawab. Sekarang kamu malah sangat berbeda dengan harapanku," gumam Arumi setelah melihat mobil suaminya pergi begitu saja melewati gerbang besar rumah mewahnya.

Sesaat kemudian, Arumi masuk ke dalam rumah yang besar dan mewah itu. Langkahnya mengayun begitu saja ke arah meja makan dan membereskan sisa sarapan paginya tadi bersama suaminya, lantas ia membawa piring kotor untuk dibersihkan.

Di dapur terlihat Bibi Retno sedang membersihkan piring-piring, Arumi pun menghampirinya dengan membawa piring juga gelas kotor.

"Sini Bi biar aku saja yang kerjakan," ucap Arumi mengambil alih pekerjaan pembantunya itu.

"Tidak usah Non, Non Arumi diam saja di rumah. Istirahatlah, kemarin Non seharian bersihin kamar pasti capek. Ini biar Bibi saja yang bersihin," tolak Bibi Retno yang kini juga mengambil alih kembali pekerjannya.

"Enggak bisa Bi, ini perkerjaanku sekarang. Nanti kalau aku istirahat, Mas Alaska bakalan marah dan beri hukuman sama aku," ucap Arumi tanpa sadar mengatakan hal itu kepada Bibi Retno.

"Sudah Non tidak apa biar ini Bibi saja, lagian sedikit lagi selesai kok. Den Alaska tidak ada di rumah. Jadi, Non Arumi bisa istirahat. Jangan khawatir perkerjaannya Bibi yang beresin semuanya," kata Bibi Retno sembari membersihkan piring kotor itu di wastafel.

"Tidak bisa Bi, ini pekerjaan aku. Aku enggak bisa membiarkan Bibi yang melakukan tugasku. Sampai Mas Alaska tahu semua ini, maka ia akan marah besar sama aku," sahut Arumi yang membuat Bibir Retno tidak bisa apa-apa lagi.

"Ya sudah tidak apa, Bibi yang kerjakan ini saja. Non kerjakan yang lain," ujar Bibi Retno memberikan peringanan.

"Iya Bi, Arumi ke dalam dulu ya?" ucap Arumi yang tidak bisa membantah lagi jika itu maunya Bibi Retno.

Bibi Retno hanya mengangguk dan tersenyum manis kepada Arumi.

...****************...

Pukul Lima Sore.

Terlihat seorang wanita cantik yang baru menyelesaikan tugas yang diperintahkan oleh suaminya itu. Dari mulai, mencuci, mengepel lantai, menyapu, menyiram tanaman, dan membersihkan barang-barang yang ada di rumah membuatnya sangat kelelahan, itu pun hanya mendapatkan jeda sedikit hanya sewaktu adzan saja untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Tidak ada hentinya Arumi berkerja, sampai membuatnya kelelahan. Bahkan sekarang ini, ia sedeng berada di dapur bersama Bibi Retno yang baru saja selasai memasak. Kini keduanya tengah menghidangkan makanan ke atas meja.

Ting! Tong!

Suara bel ditekan oleh seseorang dari luar. Membuat Arumi buru-buru menghampiri pintu depan, karena ia sudah tahu kalau itu adalah suaminya.

Dibukanya pintu itu, terlihatlah seorang laki-laki tampan dengan membawa lelah setelah bekerja dari pagi sampai sore hari. Tatapan laki-laki itu tertuju kepada Arumi yang kini tengah terseyum, menyambutnya dengan wajah pucat karena kelelahan.

"Mas sudah pulang? Sini masuk biar aku bawakan tasnya," ucap Arumi dengan lembut menyambut Alaska. Tangannya kini mengambil alih tas yang ada di genggaman tangan Alaska.

"Mas salim dulu," kata Arumi kembali yang membuat Alaska menurut karena ia juga engan untuk berdebat lagi.

Sesaat Arumi mencium panggung tangan Alaska, baru saja ia menciumnya dan ingin mendongak. Tiba-tiba saja kepalanya pusing seakan semua yang dilihatnya berputar. Tubuhnya lemas dan tidak kuasa menyeimbangkan beban tubuhnya, seketika membuat Arumi kehilangan kendali akan dirinya sendiri.

Brukk!

Benar saja tubuh Arumi terjatuh begitu saja ke lantai dan membuat perhatian Alaska teralihkan kepada istrinya itu.

"Arumi!" teriak Alaska cukup kaget.

Episodes
1 Chapter 1 : Satu Persyaratan
2 Chapter 2 : Meresmikan
3 Chapter 3 : Kabar Buruk
4 Chapter 4 : Mendadak Menikah
5 Chapter 5 : Ternyata Cantik
6 Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7 Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8 Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9 Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10 Chapter 10 : Membiasakan Diri
11 Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12 Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13 Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14 Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15 Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16 Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17 Chapter 17 : Salah Tingkah
18 Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19 Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20 Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21 Chapter 21 : Tetap Kejam
22 Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23 Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24 Chapter 24 : Menagih Janji
25 Chapter 25 : Cukup Berat
26 Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27 Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28 Chapter 28 : Kembali Sekamar
29 Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30 Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31 Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32 Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33 Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34 Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35 Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36 Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37 Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38 Chapter 38 : Menemui Suami
39 Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40 Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41 Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42 Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43 Chapter 43 : Kemarahan Safa
44 Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45 Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46 Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47 Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48 Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49 Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50 Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51 Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52 Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53 Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54 Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55 Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56 Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57 Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58 Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59 Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60 Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61 Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62 Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63 Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64 Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65 Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66 Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67 Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68 Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69 Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70 Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71 Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72 Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73 Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74 Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75 Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76 Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77 Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78 Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79 Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80 Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81 Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82 Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83 Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84 Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85 Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86 Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87 Chapter 87 : Kembali Bertemu
88 Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89 Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90 Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91 Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92 Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93 Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94 Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95 Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96 Chapter 96 : Kejadian Kocak
97 Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98 Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99 Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100 Chapter 100 : Menjalankan Misi
101 Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102 Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103 Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104 Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105 Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106 Chapter 106 : Mulai Main-Main
107 Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108 Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109 Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110 Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111 Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112 Chapter 112 : I Love You, My Wife
113 Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114 Chapter 114 : Tertangkap Basah
115 Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116 Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117 Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118 Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119 Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120 Chapter 120 : Menambah Masalah
121 Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122 Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123 Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124 Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125 Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126 Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127 Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128 Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129 Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130 Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131 Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132 Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133 Chapter 133 : Berkerja Sama
134 Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135 Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136 Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137 Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138 Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139 Chapter 139 : Turungkap Sudah
140 Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141 Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142 Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143 Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144 Chapter 144 : Menikah Ulang
145 Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146 Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147 Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148 Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149 Chapter 149 : Kabar Bahagia
150 Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151 Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152 Chapter 152 : Semakin Perhatian
153 Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154 Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155 Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156 Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Chapter 1 : Satu Persyaratan
2
Chapter 2 : Meresmikan
3
Chapter 3 : Kabar Buruk
4
Chapter 4 : Mendadak Menikah
5
Chapter 5 : Ternyata Cantik
6
Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7
Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8
Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9
Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10
Chapter 10 : Membiasakan Diri
11
Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12
Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13
Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14
Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15
Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16
Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17
Chapter 17 : Salah Tingkah
18
Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19
Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20
Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21
Chapter 21 : Tetap Kejam
22
Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23
Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24
Chapter 24 : Menagih Janji
25
Chapter 25 : Cukup Berat
26
Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27
Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28
Chapter 28 : Kembali Sekamar
29
Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30
Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31
Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32
Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33
Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34
Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35
Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36
Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37
Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38
Chapter 38 : Menemui Suami
39
Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40
Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41
Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42
Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43
Chapter 43 : Kemarahan Safa
44
Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45
Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46
Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47
Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48
Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49
Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50
Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51
Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52
Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53
Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54
Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55
Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56
Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57
Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58
Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59
Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60
Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61
Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62
Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63
Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64
Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65
Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66
Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67
Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68
Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69
Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70
Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71
Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72
Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73
Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74
Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75
Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76
Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77
Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78
Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79
Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80
Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81
Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82
Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83
Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84
Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85
Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86
Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87
Chapter 87 : Kembali Bertemu
88
Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89
Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90
Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91
Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92
Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93
Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94
Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95
Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96
Chapter 96 : Kejadian Kocak
97
Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98
Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99
Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100
Chapter 100 : Menjalankan Misi
101
Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102
Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103
Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104
Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105
Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106
Chapter 106 : Mulai Main-Main
107
Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108
Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109
Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110
Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111
Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112
Chapter 112 : I Love You, My Wife
113
Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114
Chapter 114 : Tertangkap Basah
115
Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116
Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117
Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118
Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119
Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120
Chapter 120 : Menambah Masalah
121
Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122
Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123
Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124
Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125
Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126
Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127
Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128
Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129
Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130
Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131
Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132
Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133
Chapter 133 : Berkerja Sama
134
Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135
Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136
Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137
Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138
Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139
Chapter 139 : Turungkap Sudah
140
Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141
Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142
Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143
Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144
Chapter 144 : Menikah Ulang
145
Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146
Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147
Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148
Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149
Chapter 149 : Kabar Bahagia
150
Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151
Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152
Chapter 152 : Semakin Perhatian
153
Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154
Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155
Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156
Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!