Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru

..."Mempercayai itu mudah, tetapi membuat percaya itu susah. Jika sudah mendapatkan kepercayaan itu, janganlah disia-siakan. Belum tentu kepercayaan itu datang kembali untuk yang kedua kalinya."...

...~~~...

Deg!

Seketika ruangan yang tadinya damai menjadi tegang. Apalagi Arumi yang tiba-tiba saja kaget dengan penuturan dari suaminya. Entah kenapa, ia juga belum siap untuk pindah lagi karena sudah merasa nyaman bersama mama mertuanya. Namun, apalah daya dia yang hanya seorang istri yang harus turut kepada suaminya.

"Apa tidak terlalu cepat Alaska? Arumi kan baru sembuh. Gimana kalau dia kenapa-napa nanti? Papa tidak ingin ya mengambil resiko besar seperti itu, apalagi kamu tahu sendiri luka di tubuh istrimu baru sembuh," turut Papa Farhan kurang terima dengan keputusan Alaska yang secara tiba-tiba itu.

"Sudah Papa jangan khawatir, Alaska pasti menjaga Arumi dengan baik. Lagian rumah itu harus segera Alaska tunjukin ke Arumi kan? Ia sudah menjadi pemiliknya. Alaska mau bangun keluarga sendiri Pa!" ucap Alaska yang masih kekeh dengan keputusannya.

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu itu Alaska? Bagaimana dengan Arumi? Apa kamu sudah membicarakan ini dengannya?" tanya Papa Farhan karena ia tidak mau putranya salah mengambil langkah.

"Sudah Pa, Alaska sudah memikirkan semuanya dari jauh hari. Alaska ingin membuat kejutan untuk Arumi, tapi Alaska belum mengatakan hal ini kepadanya," tutur Alaska dengan santai.

Papa Farahan seketika menatap Arumi dalam. "Apa kamu setuju dengan keputusan Alaska?" tanyanya serius.

Arumi hanya diam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Namun, seketika Arumi pun mengangguk setuju. Setelah dipikir-pikir, ia harus mengikuti kata suaminya. Mau bagaimanapun juga sekarang sudah kewajibannya mentaati suami.

"Ya udah Papa izinkan jika memang tidak membahayakan keadaan Arumi," ucap Papa Farah seketika setelah mendapatkan jawaban dari menantunya.

"Baik Pa, ayo kita berangkat sekarang. Alaska sudah menyuruh pelayan tadi membawakan koper kita ke mobil," lanjut Alaska sangat antusias.

"Yes akhirnya aku bisa lepas dari drama ini. Kita tunggu bagaimana reaksi istriku nanti setalah tahu semuanya," batin Alaska diiringi dengan sunggingan di bibirnya.

"Mama juga mau ikut Alaska," ucap Mama Rina tiba-tiba.

Alaska menatap Mana Rina, lalu mengangguk sebagai jawaban.

Tidak lama dari itu, kini semuanya sudah siap, lalu Meraka berempat pun mulai menaiki mobil. Seketika mobil mewah itu pun melanju dengan kecepatan sedang. Rumahnya tidak terlalu jauh hanya menempuh setengah jam Meraka sudah sampai di rumah baru yang sengaja Alaska berikan kepada Arumi sebagai mahar pernikahannya.

"Bismillahirrahmanirrahim," ucap Arumi pelan saat turun dari mobil dengan perasan yang campur aduk antara seneng dan sedih menyatu.

Terlihat bangunan rumah mewah satu tingkat dengan desain elegan dan mewah, sehingga enak untuk dipandang. Ditambah halaman yang cukup luas, serta tanaman yang tertata rapih membuat rumah dan halaman itu bersih. Ditambah lagi dengan mobil pajero sepor mewah berada di garasi.

"Kujutan sayang. Ini rumah untuk kamu, Mas melunasi mahar yang mas katakan. Tolong diterima ya istriku," ucap Alaska pada saat keduanya sudah berada di depan rumah yang sudah terbuka.

"Ini beneran untukku Mas? Ini rumah kita?" tanya Arumi dengan wajah yang berbinar-binar, menatap sekeliling rumah termasuk di dalamnya.

"Iya sayang, ini untukmu." Alaska tersenyum soraya mengusap lembut kepala Arumi yang tertutup hijab.

"Sebanyak ini Mas? Arumi tidak menyangka Mas memberikan mahar pernikahan kita sebanyak ini," turut Arumi yang masih belum menyangkanya.

"Iya Arumi, ini semua adalah mahar yang Alaska berikan sewaktu akad. Baru kali ini Alaska memperlihatkannya kepadamu," ucap Mama Rina mendekati menantunya.

"Jadi, ini beneran Ma?" Arumi terus meyakinkan dirinya bahwa ini sungguhan.

"Iya bahkan ada satu lagi yang Alaska belum tunjukin kepadamu," lanjut Mama Rina soraya melirik Alaska.

"Iya sayang, ayo ikut Mas." Alaska menarik tangan Arumi untuk ikut bersamanya, meninggalkan Papa Farhan dan Mama Rina begitu saja, sedangkan Arumi hanya pasrah ditarik begitu saja oleh suaminya.

"Mas tunggu, jangan cepet-cepet dong! Malu tahu dilihat Mama sama Papa," lirih Arumi pelan yang hanya dihiraukan oleh Alaska.

Sesampainya di dalam kamar, Alaska memberikan permata yang sudah menjadi hak milik Arumi.

"Ini untukmu sayang." Alaska menyerahkan kotak berisi permata itu kepada Arumi.

"Mas ini apa?" tanya Arumi heran.

"Buka saja nanti juga kamu akan tahu," tutur Alaska.

"Masyaallah Mas, apalagi ini? Mas ini terlalu banyak. Arumi tidak bisa menerimanya," ucap Arumi yang dibuat terkejut dengan isi dari kotak itu yang ternyata permata indah dan tentu saja harganya sangat mahal.

"Sudah simpan saja sayang, itu sudah menjadi hak milikmu. Semua ini mahar dariku," ucap Alaska dengan senyum yang tidak pernah pudar dari bibirnya.

Arumi dengan telatan menerima semua pemberian dari suaminya yang katanya sebagai mahar pernikahan.

****

Sepuluh menit kemudian, Papa Farah dan Mama Rina pamit untuk pulang karena masih banyak urusan lainnya.

"Jaga dirimu juga istrimu! Papa akan pulang sekarang," kata Papa Farah kepada Alaska.

"Iya Pa, itu sudah pasti," jawab Alaska yang masih bersikap ramah.

"Arumi jaga diri kamu juga ya? Papa harap Alaska tidak berbuat macam-macam. Jika nanti dia melakukan kekerasan, jangan segan-segan bilang sama Papa ya?" ucap Papa Farhan yang kali ini kepada Arumi.

"Iya Pa, Papa sama Mama hati-hati ya. Terimakasih banyak sudah mau ikut menemani Arumi," kata Arumi dengan wajah berseri.

"Iya sayang, Mama titip Arumi ya Alaska? Jaga dia baik-baik! Arumi kamu juga harus jaga kesehatan, Mama tidak mau kamu sakit lagi. Oh ya, Mama juga akan sering berkunjung ke sini untuk melihat anak juga menantu Mama," ucap Mama Rina yang ikut berpesan.

"Iya Ma pasti Mas Alaska menjaga Arumi. Mama hati-hati ya? Jangan lupa sering berkunjung nanti," sahut Arumi sembari berpelukan dengan Mama Rina.

"Mama sama Papa pamit ya? Assalamualaikum," ucap Mama Rina yang kemudian berlalu meninggalkan keduanya.

"Wa'alaikumsalam," jawab Arumi berbeda dengan Alaska yang kini mulai datar.

Susana hening setelah kedua orang tua Alaska pulang. Arumi pun masuk ke dalam rumah bersama Alaska. Namun, kini ada yang berbeda dari Alaska yang membuat Arumi menjadi heran. Apalagi tangan suaminya yang tadi berada di pinggangnya kini sudah terlepas.

"Menjauhlah! Aku sudah muak melihat mukamu selama seminggu ini," tegas Alaska dengan nada cukup keras sehingga membuat seisi rumah menggelegar oleh suaranya.

Duuaarr!

Bagaikan disambar petir di siang bolong. Suara Alaska sangat begitu menakutkan, bahkan tubuh Arumi seakan tertusuk belati tajam yang membuat pertahanannya runtuh. Tangannya bergetar, tubuhnya pun sudah tidak kuasa menahan keseimbangannya, kedua matanya mulai berembun menahan air mata yang akan segera mendarat ke pipi mulusnya.

Episodes
1 Chapter 1 : Satu Persyaratan
2 Chapter 2 : Meresmikan
3 Chapter 3 : Kabar Buruk
4 Chapter 4 : Mendadak Menikah
5 Chapter 5 : Ternyata Cantik
6 Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7 Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8 Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9 Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10 Chapter 10 : Membiasakan Diri
11 Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12 Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13 Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14 Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15 Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16 Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17 Chapter 17 : Salah Tingkah
18 Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19 Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20 Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21 Chapter 21 : Tetap Kejam
22 Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23 Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24 Chapter 24 : Menagih Janji
25 Chapter 25 : Cukup Berat
26 Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27 Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28 Chapter 28 : Kembali Sekamar
29 Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30 Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31 Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32 Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33 Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34 Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35 Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36 Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37 Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38 Chapter 38 : Menemui Suami
39 Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40 Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41 Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42 Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43 Chapter 43 : Kemarahan Safa
44 Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45 Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46 Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47 Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48 Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49 Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50 Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51 Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52 Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53 Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54 Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55 Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56 Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57 Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58 Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59 Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60 Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61 Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62 Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63 Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64 Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65 Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66 Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67 Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68 Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69 Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70 Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71 Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72 Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73 Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74 Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75 Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76 Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77 Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78 Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79 Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80 Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81 Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82 Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83 Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84 Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85 Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86 Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87 Chapter 87 : Kembali Bertemu
88 Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89 Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90 Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91 Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92 Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93 Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94 Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95 Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96 Chapter 96 : Kejadian Kocak
97 Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98 Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99 Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100 Chapter 100 : Menjalankan Misi
101 Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102 Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103 Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104 Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105 Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106 Chapter 106 : Mulai Main-Main
107 Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108 Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109 Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110 Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111 Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112 Chapter 112 : I Love You, My Wife
113 Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114 Chapter 114 : Tertangkap Basah
115 Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116 Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117 Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118 Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119 Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120 Chapter 120 : Menambah Masalah
121 Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122 Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123 Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124 Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125 Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126 Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127 Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128 Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129 Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130 Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131 Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132 Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133 Chapter 133 : Berkerja Sama
134 Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135 Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136 Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137 Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138 Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139 Chapter 139 : Turungkap Sudah
140 Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141 Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142 Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143 Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144 Chapter 144 : Menikah Ulang
145 Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146 Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147 Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148 Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149 Chapter 149 : Kabar Bahagia
150 Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151 Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152 Chapter 152 : Semakin Perhatian
153 Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154 Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155 Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156 Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Chapter 1 : Satu Persyaratan
2
Chapter 2 : Meresmikan
3
Chapter 3 : Kabar Buruk
4
Chapter 4 : Mendadak Menikah
5
Chapter 5 : Ternyata Cantik
6
Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7
Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8
Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9
Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10
Chapter 10 : Membiasakan Diri
11
Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12
Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13
Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14
Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15
Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16
Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17
Chapter 17 : Salah Tingkah
18
Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19
Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20
Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21
Chapter 21 : Tetap Kejam
22
Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23
Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24
Chapter 24 : Menagih Janji
25
Chapter 25 : Cukup Berat
26
Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27
Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28
Chapter 28 : Kembali Sekamar
29
Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30
Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31
Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32
Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33
Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34
Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35
Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36
Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37
Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38
Chapter 38 : Menemui Suami
39
Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40
Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41
Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42
Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43
Chapter 43 : Kemarahan Safa
44
Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45
Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46
Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47
Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48
Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49
Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50
Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51
Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52
Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53
Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54
Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55
Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56
Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57
Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58
Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59
Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60
Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61
Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62
Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63
Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64
Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65
Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66
Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67
Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68
Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69
Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70
Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71
Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72
Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73
Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74
Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75
Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76
Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77
Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78
Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79
Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80
Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81
Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82
Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83
Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84
Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85
Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86
Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87
Chapter 87 : Kembali Bertemu
88
Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89
Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90
Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91
Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92
Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93
Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94
Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95
Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96
Chapter 96 : Kejadian Kocak
97
Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98
Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99
Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100
Chapter 100 : Menjalankan Misi
101
Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102
Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103
Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104
Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105
Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106
Chapter 106 : Mulai Main-Main
107
Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108
Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109
Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110
Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111
Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112
Chapter 112 : I Love You, My Wife
113
Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114
Chapter 114 : Tertangkap Basah
115
Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116
Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117
Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118
Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119
Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120
Chapter 120 : Menambah Masalah
121
Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122
Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123
Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124
Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125
Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126
Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127
Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128
Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129
Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130
Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131
Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132
Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133
Chapter 133 : Berkerja Sama
134
Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135
Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136
Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137
Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138
Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139
Chapter 139 : Turungkap Sudah
140
Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141
Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142
Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143
Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144
Chapter 144 : Menikah Ulang
145
Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146
Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147
Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148
Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149
Chapter 149 : Kabar Bahagia
150
Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151
Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152
Chapter 152 : Semakin Perhatian
153
Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154
Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155
Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156
Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!