Chapter 4 : Mendadak Menikah

..."Ijab kabul adalah saksi hubungan yang sesungguhnya, ikrarnya serius, pembuktiannya bukan main-main. Bahkan di dalamnya, bukan lagi soal siapa yang lebih sempurna, tetapi siapkanlah menjadi sempurna."...

...~~~...

"Tapi Farhan, anakku masih belum sadarkan diri, ia dalam keadaan koma. Bagaimana mungkin kita menikahkannya tanpa sepengetahuan Arumi?" keluh Abi Harun sesekali menatap putrinya.

"Tidak perlu khawatir soal itu Harun, saya sudah atur semuanya. Putraku dan putrimu akan segera menikah sekarang juga di sini, di depan putrimu. Sebentar lagi penghulu akan datang kemari, siapakan dirimu Harun dan juga kamu Alaska!" tutur Papa Farhan yang membuat kedua bola mata Alaska membulat sempurna.

"Apa ini, Pa? Sekarang di sini?" tanya Alaska yang tidak menyangka akan menikah di rumah sakit dengan wanita yang masih berbaring lemas tidak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit, terlebih lagi dengan keadaan koma.

"Iya Alaska, kamu akan menikah sekarang! Jangan banyak bertanya lagi, Papa sudah mengaturnya," jawab Papa Farhan dengan seulas senyum di bibirnya.

"Tapi Pa, gimana kalau wanita itu enggak bangun-bangun? Tar aku jadi duda dadakan dong," bisik Alaska supaya tidak terdengar oleh Abi Harun dan Ummi Salamah.

"Heh sembarangan saja kamu ni! Gak bakalan lah Papa sudah memanggil dokter terbaik untuk merawatnya. Kamu jangan menghindar lagi Alaska! Papa gak mau tahu pokonya hari ini kamu harus menikah!" tegas Papa Farhan dan sedikit menjauh dari Abi Harun serta istrinya, karena Alaska tiba-tiba saja bicara tidak sopan seperti tadi.

"Huff! Baiklah Pa, Alaska siap-siap dulu." Dengan berat, Alaska menerima keputusan Papa Farhan untuk menikahi gadis yang masih koma itu.

Detik kemudian, Papa Farhan kembali mendekati Abi Harun. Nampaknya Abi Harun masih bing-bang dengan keputusan Papa Farhan yang terlalu mendadak itu.

"Farhan, apa ini tidak akan berdampak buruk kedepannya jika Arumi telah sadar dari komanya?" tanya Abi Harun, singgung ia sangat khawatir dengan keadaan putrinya apalagi belum mengenal Alaska lebih dekat.

"Tidak perlu khawatir, aku sudah menangani semuanya. Percayalah semua akan baik-baik saja, tenanglah Alaska akan sigap menjaganya 24 jam," ujar Papa Farhan membuat Alaska tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Baiklah kalau begitu, aku setuju untuk menikahkan Arumi dengan putramu itu. Tadi juga aku sempat bicarakan ini kepada istriku," balas Abi Harun yang kini kelihatan cukup tenang.

Dalam waktu lima belas menit, penghulu sudah datang dan masuk ke dalam ruang rawat Arumi. Dilihat Abi Harun, Alaska serta yang lainnya telah siap dengan pakaian rapih duduk di kursi yang sengaja disediakan dekat Arumi.

Alaska nampak tampan dan gagah dengan mengenakan jas hitam serta peci yang sengaja dipake karena desakan oleh papanya. Ia menyiapkan diri untuk duduk di depan Abi Harun yang sebentar lagi akan menjadi ayah mertuanya.

"Apakah kamu sudah siap Nak Alaska?" tanya penghulu yang kini mulai melaksanakan tugasnya.

"Saya sudah siap, Pak!" ucap Alaska. Entah kenapa ia sangat gugup walupun ini bukanlah kemauannya, tapi Alaska juga tidak bisa menghindar dari situasi ini.

Kemudian penghulu itu bergantian bertanya kepada Abi Harun yang langsung dijawab iya olehnya. Seketika suasana menjadi tegang, ketika penghulu mulai meminta Abi Harun untuk menjabat tangan Alaska.

"Ikuti arahan saya tadi ya, tetep bersikap santai dan tenang. Kita mulai ijab kabulnya sekarang!" ujar Pak Penghulu mengingatkan.

Dengan wajah tegap, Abi Harun mulai melantunkan kata ijab kabul dengan khidmat. "Saya nikahkan dan kawinkan ananda Alaska Dirgantara dengan putri saya, Arumi Nadya Karima bin Abdul Harun dengan mas kawin permata seberat 10 gram, serta satu unit rumah mewah, dan satu mobil pajero sport dibayar tulai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi Nadya Karima binti Abdul Harun dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Alaska dengan sekali tarian nafas.

"SAH!" Serempak yang menjadi saksi. Kini keduanya telah resmi menjadi suami istri, dengan mempelai wanita yang masih terbaring koma di atas tempat tidur.

Setelah membaca doa selepas akad, Abi Harun tersenyum dan melihat putrinya sekilas, lalu kembali menatap Alaska serta yang lainnya.

"Alhamdulillah Farhan, anak-anak kita sekarang sudah menjadi sepasang suami istri. Tapi sebelum itu Abi mau minta sesuatu darimu, Alaska." Kedua mata Abi Harun menatap serius menantunya.

"Apa yang Bapak minta dari saya?" tanya Alaska yang masih kaku berbicara dengan Abi Harun yang notabennya seorang pemilik pesantren sekalian ustaz paham agama.

"Abi minta sama kamu, jika nanti putri Abi berbuat kesalahan jangan dikasari apalagi dibentak. Nasehati lah dia dengan lembut, dan jangan buat dia bersedih. Jagalah dia semampu yang Nak Alaska bisa. Dan jika suatu saat nanti, kamu sudah tidak menginginkan Arumi tolong kembalikan dia kepada Abi dengan cara baik, karena kami juga menyerahkan Arumi dengan cara baik-baik. Mulai sekarang Arumi sudah menjadi tanggung jawabmu!" ucap Abi Harun sembari memberikannya wajéngan kepada menantunya supaya tidak salah dalam melangkah kedepannya. Di lubuk hatinya yang paling dalam, Abi Harun ingin yang terbaik untuk putrinya.

"Iya baik Pa, Alaska usahakan itu. Arumi akan baik-baik saja, Alaska akan menjaganya dan membuatnya bahagia disetiap detiknya," jawab Alaska sembari tersenyum manis.

"Ya, saya akan membahagiakan putrimu, dengan memberikan luka setiap harinya, sehingga ia lupa bagaimana caranya bahagia," gumam Alaska di dalam hatinya. Jauh berbeda dengan apa yang ia ucapkan tadi.

"Baik kalau begitu, Abi titip Arumi sama kamu. Jaga dia dan tolong bersabarlah untuk sementara waktu, karena Arumi masih dalam keadaan koma," kata Abi Harun kini cukup lega.

"Iya Pak, saya akan menjaganya sampai istriku siuman," ucap Alaska sekilas melirik wanita yang kini sudah menjadi istrinya, walaupun matanya terpejam dan entah kapan Arumi bangun dari komanya.

Abi Harun tersenyum lalu berkata, "Satu lagi Alaska! Kamu jangan panggil Bapak lagi kepada saya, karena sekarang kamu telah menjadi menantu saya, panggil saja saya Abi seperti Arumi."

"Baik Pak ... eh Abi. Kalau begitu Alaska izin melihat istriku dulu ya Abi?" tanyanya seketika membuat semua orang tersenyum.

"Lihatlah itu Harun, putraku bahkan sudah tidak sabaran melihat istrinya. Kelihatannya Alaska sangat mencintai putrimu," celetuk Papa Farhan yang langsung membuat Alaska melotot, ia sebal dengan sikap papanya yang selalu memojokkan dirinya.

Menurutnya wajar kan melihat istri sendiri? Lagian Alaska juga tidak pernah melihat wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Tadi saja hanya sekilas dan dengan keadaan muka pucat, itu juga dari jarak jauh.

Abi Harun tersenyum, ia harap yang dibicarakan oleh Papa Farhan itu benar adanya. Meskipun begitu, ia sangat yakin kalau Alaska tidak pernah mengenal Arumi sebelumnya.

"Iya gak apa-apa, Farhan. Lagian Alaska sudah berhak atas Arumi, mau dia lihat kapan saja juga tidak apa," ujar Abi Harun diiringi dengan seulas senyum.

"Berarti boleh kan Abi?" tanya Alaska sekali lagi memastikan. Lantas Abi Harun mengguk memberikan persetujuan.

Melihat itu, Alaska langsung saja mendekati Arumi, wanita yang beberapa menit lalu sudah ia nikahi dan secara tidak langsung telah resmi menjadi miliknya.

Episodes
1 Chapter 1 : Satu Persyaratan
2 Chapter 2 : Meresmikan
3 Chapter 3 : Kabar Buruk
4 Chapter 4 : Mendadak Menikah
5 Chapter 5 : Ternyata Cantik
6 Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7 Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8 Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9 Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10 Chapter 10 : Membiasakan Diri
11 Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12 Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13 Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14 Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15 Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16 Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17 Chapter 17 : Salah Tingkah
18 Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19 Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20 Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21 Chapter 21 : Tetap Kejam
22 Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23 Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24 Chapter 24 : Menagih Janji
25 Chapter 25 : Cukup Berat
26 Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27 Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28 Chapter 28 : Kembali Sekamar
29 Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30 Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31 Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32 Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33 Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34 Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35 Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36 Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37 Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38 Chapter 38 : Menemui Suami
39 Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40 Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41 Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42 Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43 Chapter 43 : Kemarahan Safa
44 Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45 Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46 Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47 Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48 Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49 Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50 Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51 Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52 Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53 Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54 Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55 Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56 Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57 Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58 Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59 Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60 Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61 Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62 Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63 Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64 Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65 Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66 Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67 Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68 Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69 Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70 Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71 Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72 Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73 Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74 Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75 Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76 Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77 Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78 Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79 Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80 Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81 Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82 Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83 Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84 Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85 Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86 Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87 Chapter 87 : Kembali Bertemu
88 Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89 Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90 Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91 Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92 Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93 Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94 Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95 Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96 Chapter 96 : Kejadian Kocak
97 Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98 Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99 Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100 Chapter 100 : Menjalankan Misi
101 Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102 Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103 Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104 Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105 Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106 Chapter 106 : Mulai Main-Main
107 Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108 Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109 Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110 Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111 Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112 Chapter 112 : I Love You, My Wife
113 Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114 Chapter 114 : Tertangkap Basah
115 Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116 Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117 Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118 Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119 Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120 Chapter 120 : Menambah Masalah
121 Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122 Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123 Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124 Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125 Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126 Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127 Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128 Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129 Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130 Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131 Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132 Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133 Chapter 133 : Berkerja Sama
134 Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135 Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136 Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137 Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138 Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139 Chapter 139 : Turungkap Sudah
140 Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141 Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142 Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143 Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144 Chapter 144 : Menikah Ulang
145 Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146 Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147 Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148 Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149 Chapter 149 : Kabar Bahagia
150 Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151 Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152 Chapter 152 : Semakin Perhatian
153 Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154 Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155 Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156 Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Chapter 1 : Satu Persyaratan
2
Chapter 2 : Meresmikan
3
Chapter 3 : Kabar Buruk
4
Chapter 4 : Mendadak Menikah
5
Chapter 5 : Ternyata Cantik
6
Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7
Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8
Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9
Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10
Chapter 10 : Membiasakan Diri
11
Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12
Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13
Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14
Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15
Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16
Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17
Chapter 17 : Salah Tingkah
18
Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19
Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20
Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21
Chapter 21 : Tetap Kejam
22
Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23
Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24
Chapter 24 : Menagih Janji
25
Chapter 25 : Cukup Berat
26
Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27
Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28
Chapter 28 : Kembali Sekamar
29
Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30
Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31
Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32
Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33
Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34
Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35
Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36
Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37
Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38
Chapter 38 : Menemui Suami
39
Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40
Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41
Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42
Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43
Chapter 43 : Kemarahan Safa
44
Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45
Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46
Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47
Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48
Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49
Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50
Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51
Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52
Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53
Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54
Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55
Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56
Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57
Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58
Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59
Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60
Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61
Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62
Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63
Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64
Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65
Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66
Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67
Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68
Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69
Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70
Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71
Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72
Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73
Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74
Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75
Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76
Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77
Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78
Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79
Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80
Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81
Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82
Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83
Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84
Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85
Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86
Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87
Chapter 87 : Kembali Bertemu
88
Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89
Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90
Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91
Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92
Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93
Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94
Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95
Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96
Chapter 96 : Kejadian Kocak
97
Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98
Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99
Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100
Chapter 100 : Menjalankan Misi
101
Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102
Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103
Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104
Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105
Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106
Chapter 106 : Mulai Main-Main
107
Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108
Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109
Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110
Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111
Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112
Chapter 112 : I Love You, My Wife
113
Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114
Chapter 114 : Tertangkap Basah
115
Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116
Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117
Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118
Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119
Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120
Chapter 120 : Menambah Masalah
121
Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122
Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123
Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124
Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125
Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126
Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127
Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128
Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129
Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130
Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131
Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132
Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133
Chapter 133 : Berkerja Sama
134
Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135
Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136
Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137
Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138
Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139
Chapter 139 : Turungkap Sudah
140
Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141
Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142
Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143
Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144
Chapter 144 : Menikah Ulang
145
Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146
Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147
Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148
Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149
Chapter 149 : Kabar Bahagia
150
Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151
Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152
Chapter 152 : Semakin Perhatian
153
Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154
Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155
Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156
Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!