Chapter 3 : Kabar Buruk

..."Entah seperti apa takdir membawaku, tapi yang pasti, kehadiranmu mampu mengubah cara pandangku terhadapmu."...

...~Arumi Nadya Karima~...

"Haha, kamu ni bisa aja Harun. Sungguh putraku juga sudah tidak sabaran untuk meminang putrimu," ujar Papa Farhan dan langsung mendapat tatapan tajam dari Alaska.

Abi Harun tersenyum, lalu menatap Alaska. "Jadi, ini putramu? Sekarang dia sudah tumbuh dewasa dan tampan seperti dirimu dulu," ucapnya dengan terus menatap wajah Alaska.

"Iya Harun, ini adalah anakku yang dulu saat dia masih kecil pernah dibawa ke sini hanya diam saja di luar, sekarang Alaska sudah tumbuh besar. Tentu saja ini adalah calon menantumu," jawab Papa Farhan sesekali melirik Alaska yang terus saja menatap sinis dirinya.

Seketika Abi Harun tersenyum mendengar penuturan Papa Farhan tentang putranya itu. Lalu, ia pun menatap Alaska kembali, "Apa kamu sudah siap untuk menikah, Nak?" tanya Abi Harun dengan wajah serius.

Alaska melirik sekilas Papa Farhan yang mengangguk memberikan isyarat kepadanya. Dengan nafas berat Alaska menjawabnya, "Iya saya sudah siap!"

"Apa kamu sudah yakin sama putri Abi? Dan menerima semua konsekuensi kedepannya nanti?" tanya Abi Harun kembali membuat Alaska semakin gusar.

"Mau gimanapun nanti, saya terima semuanya karena saya sendiri sudah memilih dia sebagai istri," ucap Alaska. Entah darimana ia bisa mengucapkan kata sopan seperti itu.

Terlihat Papa Farhan sangat kaget dengan jawaban dari Alaska, ia tidak menyuruhnya untuk berbicara seperti itu. Akan tetapi, Alaska cukup pintar menangani semuanya, menjalankan tugasnya dengan bagus.

"Baik kalau begitu, Abi nanti bicarakan ini sama putri Abi yang sedang kuliah Mesir," kata Abi Harun santai dengan sesekali memperhatikan Alaska. Ia lihat bahwa pemuda ini orang yang cukup baik menurutnya.

"Bagaimana kalau kita tentukan tanggal pernikahannya dulu Harun?" tanya Papa Farhan sangat antusias.

"Iya, tapi aku coba bicarakan dulu sama Arumi. Bagaimanapun juga putramu perlu melihat putriku terlebih dahulu untuk menyakinkan," ujar Abi Harun yang ingin tetep mengabari putrinya, walupun sedang tidak ada di rumah.

Triiinng! Tring!

Suara ponsel berbunyi dari saku gamis Ummi Salamah, lalu ia pun mengeluarkannya dan mencoba melihat nama dari ponselnya.

"Abi ini Arumi telpon," ucap Ummi Salamah kegirangan.

"Oh ya? Angkat saja Ummi, kebetulan Abi ingin bicara sama dia," sahut Abi Harun memberikan perizinan.

Kemudian Ummi Salamah mengangkat telpon itu, seketika juga terdengar suara dari sebrang sana. "Hallo Assalamualaikum, maaf Bu dengan keluarga pemilik ponsel ini?" tanyanya di seberang sana.

Kedua alisnya bertaut, nampaknya Ummi Salamah tidak mengenali suara itu. Ia sangat tau betul kalau itu bukanlah putrinya.

"Wa'alaikumsalam, iya saya Umminya Arumi, maaf anda siapa ya? Kenapa bisa ponsel Arumi ada bersamamu? Ke mana putri saya?" tanyanya cukup cemas.

"Maaf Bu sebelumnya, anak ibu mengalami kecelakaan. Pesawatnya jatuh ke jurang, siarannya juga sedang berlangsung di televisi. Banyak sekali korban jiwa, untungnya putri Ibu selamat dan sedang tidak sadarkan diri. Pasien sekarang ada di Rumah Sakit Medika --- Jakarta. Diharapkan Ibu sekeluarga segera kemari!" jelas pemuda di sebrang sana.

"Astaghfirullahaladzim, Arumi! Tidak ini tidak mungkin terjadi pada putriku!" isak Ummi Salamah dengan berderai air mata, tidak kuasa membendungnya lagi.

"Hallo, Apa Ibu baik-baik saja?" tanyanya di sebrang sana, harap-harap cemas dengan keluarga korban.

Tutt! Tuutt!

Seketika sambungan terputus dan pembicaraan meraka pun usai, karena tidak kunjung mendapatkan jawaban. Dan nampaknya baterei ponsel Arumi di sana habis mati total, sehingga pemuda itu tidak bisa berkata lagi.

"Ada apa Ummi, kenapa nangis? Ada apa sama Arumi?" tanya Abi Harun khawatir, tiba-tiba saja Ummi Salamah menangis setelah menjawab panggilan dari putrinya.

"Abi, Arumi hiks! Dia mengalami kecelakan, jatuh dari pesawat yang diterbanginya hiks!" kata Ummi Salamah sembari memeluk suaminya.

Abi Harun, Papa Farhan serta Alaska kaget mengejar itu. Seketika saja mereka berucap, "Astaghfirullahaladzim!"

"Ummi yang sabar ya, sekarang Arumi ada di mana?" tanya Abi Harun terlihat kecemasan dari wajahnya.

"Arumi hiks, dia ada di Rumah Sakit Medika --- Jakarta hiks! Kata pemuda tadi hiks, Arumi tidak sadarkan diri hiks, lalu meminta kami segera ke sana hiks, Abi!" ujar Ummi Salamah tidak kuasa menahan tangisnya.

"Udah Ummi jangan nangis lagi ya? Ayo kita semua ke sana!" ucap Abi Harun langsung diangguki oleh istrinya serta Papa Farhan juga Alaska yang ikut menemani.

...**********...

Tidak membutuhkan waktu lama, hanya menempuh satu jam saja karena Alaska menjalankannya cukup cepat beda dengan tadi yang sengaja diperlambat.

Mereka berempat sudah sampai di Rumah Sakit Medika, seketika mereka masuk ke dalam dengan tergesa-gesa terutama Abi Harun dan Ummi Salamah, sedangkan Papa Farhan langsung sigap menanyakan tempat Arumi dirawat. Beda dengan Alaska yang santai saja karena ia emang tidak sekhawatir itu pada Arumi, kenal saja belum apalagi melihat.

Pada saat meraka sampai di ruang rawat Arumi, kedua orang tuanya langsung masuk begitu saja, lantas diikuti Papa Farhan juga Alaska.

"Arumi, bangun Nak! Ummi kangen kamu," lirih Ummi Salamah sembari memeluk tubuh lemas Arumi yang banyak terpasang alat-alat medis. Melihat keadaannya saja sangat iba.

"Udah Ummi, Arumi pasti sadar kan dia anak yang kuat," ujar Abi Harun menenangkan istrinya walaupun ia juga sangat khawatir.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu ruangan Arumi diketuk oleh sesorang dan itu ternyata dokter yang merawat putrinya.

"Permisi Ibu, Bapak. Kalian semua ini keluarga dari pasien ya?" tanya dokter dengan cukup ramah.

"Iya Dok, kami ini orang tua Arumi." Abi Harun dan Ummi Salamah kompak menjawab.

"Baik, ada yang saya ingin bicarakan kepada kalian semua," ucap dokter yang kini mulai serius berbeda dengan tadi.

"Apa itu Dok? Anak saya baik-baik saja kan?" tanya Ummi Salamah waswas.

"Tolong tenang Bu! Jadi begini, anak Ibu mengalami banyak luka-luka ditubuhnya yang mungkin butuh waktu lama untuk sembuh, karena insiden pesawat jatuh itu membuat pasien hampir kehilangan nyawanya, dan alhamdulillah anak Ibu tertolong. Namun, anak ibu mengalami koma untuk sementara waktu dan saya tidak bisa menentukan anak Ibu kapan sadar dari komanya, hanya Tuhan yang tahu. Banyaklah berdoa untuk kesembuhan pasien," jelas doker panjang lebar supaya keluarga mengerti.

"Innalilahi! Arumi koma? Abi hiks! Putri kita, bagaimana ini Bi? Ummi enggak mau kehilangan Arumi." Ummi Salamah tersungkur lemah di samping suaminya.

"Baik Dok terimakasih untuk semuanya, saya ingin putri saya sembuh. Usahakan yang terbaik ya Dok," ucap Abi Harun penuh harap.

"Baik, akan kami usahakan Pa. Tolong bersabar, karena ini butuh waktu bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan," ujar Dokter bersikap konsisten.

"Tidak apa-apa Dok, yang penting anak saya sembuh," lanjut Abi Harun sesekali menenangkan Ummi Salamah yang masih cemas.

"Kalau begitu, saya permisi. Ada pekerjaan lain yang ingin saya kerjakan," ucap dokter yang berlalu meninggalkan ruangan Arumi setelah mendapatkan perizinan dari pihak keluarga.

"Yang sabar Harun, putrimu pasti baik-baik saja, aku akan tangani semuanya," ucap Papa Farhan sembari sesekali melihat Arumi yang nantinya akan menjadi menantu di keluarganya.

"Dan untuk pernikahan anak kita, putraku akan melakukannya sekarang juga!" lanjutnya yang membuat Abi Harun serta Ummi Salamah terperanjat kaget, mendengar penuturan Papa Farhan yang secara tiba-tiba.

Terpopuler

Comments

Yulia Wati

Yulia Wati

baru mampir kak

2024-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Satu Persyaratan
2 Chapter 2 : Meresmikan
3 Chapter 3 : Kabar Buruk
4 Chapter 4 : Mendadak Menikah
5 Chapter 5 : Ternyata Cantik
6 Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7 Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8 Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9 Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10 Chapter 10 : Membiasakan Diri
11 Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12 Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13 Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14 Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15 Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16 Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17 Chapter 17 : Salah Tingkah
18 Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19 Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20 Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21 Chapter 21 : Tetap Kejam
22 Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23 Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24 Chapter 24 : Menagih Janji
25 Chapter 25 : Cukup Berat
26 Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27 Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28 Chapter 28 : Kembali Sekamar
29 Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30 Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31 Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32 Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33 Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34 Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35 Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36 Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37 Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38 Chapter 38 : Menemui Suami
39 Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40 Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41 Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42 Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43 Chapter 43 : Kemarahan Safa
44 Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45 Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46 Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47 Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48 Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49 Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50 Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51 Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52 Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53 Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54 Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55 Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56 Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57 Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58 Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59 Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60 Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61 Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62 Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63 Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64 Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65 Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66 Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67 Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68 Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69 Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70 Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71 Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72 Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73 Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74 Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75 Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76 Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77 Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78 Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79 Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80 Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81 Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82 Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83 Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84 Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85 Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86 Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87 Chapter 87 : Kembali Bertemu
88 Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89 Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90 Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91 Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92 Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93 Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94 Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95 Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96 Chapter 96 : Kejadian Kocak
97 Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98 Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99 Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100 Chapter 100 : Menjalankan Misi
101 Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102 Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103 Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104 Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105 Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106 Chapter 106 : Mulai Main-Main
107 Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108 Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109 Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110 Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111 Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112 Chapter 112 : I Love You, My Wife
113 Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114 Chapter 114 : Tertangkap Basah
115 Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116 Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117 Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118 Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119 Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120 Chapter 120 : Menambah Masalah
121 Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122 Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123 Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124 Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125 Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126 Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127 Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128 Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129 Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130 Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131 Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132 Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133 Chapter 133 : Berkerja Sama
134 Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135 Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136 Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137 Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138 Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139 Chapter 139 : Turungkap Sudah
140 Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141 Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142 Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143 Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144 Chapter 144 : Menikah Ulang
145 Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146 Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147 Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148 Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149 Chapter 149 : Kabar Bahagia
150 Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151 Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152 Chapter 152 : Semakin Perhatian
153 Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154 Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155 Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156 Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Chapter 1 : Satu Persyaratan
2
Chapter 2 : Meresmikan
3
Chapter 3 : Kabar Buruk
4
Chapter 4 : Mendadak Menikah
5
Chapter 5 : Ternyata Cantik
6
Chapter 6 : Setelah Tiga Bulan
7
Chapter 7 : Tersadar Menjadi Seorang Istri
8
Chapter 8 : Ternyata Telah Dijodohkan
9
Chapter 9 : Lembar Baru Dengan Status Baru
10
Chapter 10 : Membiasakan Diri
11
Chapter 11 : Mulai Merasa Nyaman
12
Chapter 12 : Izin Membawanya Pindah
13
Chapter 13 : Rumah Baru Suasana Baru
14
Chapter 14 : Ternyata Hanya Sandiwara
15
Chapter 15 : Hanya Sebagai Penebus Syarat
16
Chapter 16 : Dibuat Kelelahan Seharian
17
Chapter 17 : Salah Tingkah
18
Chapter 18 : Perdebatan Di Pagi Hari
19
Chapter 19 : Tiba-tiba Pingsan
20
Chapter 20 : Terlalu Berlebihan
21
Chapter 21 : Tetap Kejam
22
Chapter 22 : Kedatangan Papa Farhan
23
Chapter 23 : Bagaimana Bisa Tahu?
24
Chapter 24 : Menagih Janji
25
Chapter 25 : Cukup Berat
26
Chapter 26 : Tidak Berperasaan
27
Chapter 27 : Menuduh Tanpa Bukti
28
Chapter 28 : Kembali Sekamar
29
Chapter 29 : Tidak Mau Mengaku
30
Chapter 30 : Terpaksa Mengobati Luka
31
Chapter 31 : Kejutan Berakhir Keterkejutan
32
Chapter 32 : Kedatangan Wanita Asing
33
Chapter 33 : Istri Yang Paling Berhak
34
Chapter 34 : Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta
35
Chapter 35 : Sebuah Tantangan
36
Chapter 36 : Tiga Puluh Hari Mengejar Cinta
37
Chapter 37 : Mulai Menjalankan Misi
38
Chapter 38 : Menemui Suami
39
Chapter 39 : Terkesan Tidak Tertarik
40
Chapter 40 : Rasa Yang Tidak Disadari
41
Chapter 41 : Degup Jantung Yang Tidak Karuan
42
Chapter 42 : Mungkinkah Jatuh Cinta?
43
Chapter 43 : Kemarahan Safa
44
Chapter 44 : Melakukan Hal Yang Benar
45
Chapter 45 : Ini Yang Dinamakan Cinta
46
Chapter 46 : Kaget Sekaligus Senang
47
Chapter 47 : Tidak Bisa Fokus
48
Chapter 48 : Mulai Merindukannya
49
Chapter 49 : Matamu Tidak Bisa Berbohong
50
Chapter 50 : Tidak Diizinkan Keluar
51
Chapter 51 : Menjadi Yang Pertama
52
Chapter 52 : Berujung Hujan-hujanan
53
Chapter 53 : Larut Dalam Cinta
54
Chapter 54 : Momen Sangat Dinantikan
55
Chapter 55 : Hadirnya Orang Di Masa Lalu
56
Chapter 56 : Kepulangan Yang Tak Di Sangka
57
Chapter 57 : Pertanyaan Yang Belum Terjawab
58
Chapter 58 : Kenyataan Yang Menyakitkan
59
Chapter 59 : Hati Yang Hancur
60
Chapter 60 : Kenyataan Yang Sulit Untuk Diterima
61
Chapter 61 : Dikucilkan Dari Keluarga Sendiri
62
Chapter 62 : Diprovokasi Sang Suami
63
Chapter 63 : Kilas Masa Lalu
64
Chapter 64 : Masa Lalu Yang Tinggal Duka
65
Chapter 65 : Kisah itu Sudah Usai
66
Chapter 66 : Cinta Itu Benar Hadir
67
Chapter 67 : Pertengkaran Hebat
68
Chapter 68 : Kehilangan Yang Menyakitkan
69
Chapter 69 : Menceritakan Kronologi Kejadian
70
Chapter 70 : Kedatangan Yang Meggegerkan
71
Chapter 71 : Dibuat Penasaran
72
Chapter 72 : Tidak Bisa Ditemukan
73
Chapter 73 : Merasakan Koneksi Batin
74
Chapter 74 : Berulang Kali Menyebut Namanya
75
Chapter 75 : Tidak Bisa Jauh
76
Chapter 76 : Terbongkarnya Kebenaran
77
Chapter 77 : Melarang Untuk Kembali
78
Chapter 78 : Tidak Kuasa Menahan Rindu
79
Chapter 79 : Semakin Mengaguminya
80
Chapter 80 : Salah Mengira Membuat Malu
81
Chapter 81 : Obsesi Wanita, Memiliki Trauma
82
Chapter 82 : Berada Di Tempat Yang Tepat
83
Chapter 83 : Mengetahui Semua Kebenaran
84
Chapter 84 : Sejauh Ini, Cinta Kita Tetap Sama
85
Chapter 85 : Keputusan Yang Tepat
86
Chapter 86 : Merasakan Kehadirannya
87
Chapter 87 : Kembali Bertemu
88
Chapter 88 : Pasrah Dengan Keadaan
89
Chapter 89 : Waktunya Berjuang
90
Chapter 90 : Kesempatan Kedua
91
Chapter 91 : Sikap Yang Berubah
92
Chapter 92 : Dibalik Sikap Juteknya
93
Chapter 93 : Menjauh Untuk Bersama
94
Chapter 94 : Pengalihan Jabatan
95
Chapter 95 : Menjalani Hidup Sederhana
96
Chapter 96 : Kejadian Kocak
97
Chapter 97 : Membuat Pelajaran
98
Chapter 98 : Bukan Membalas Dendam
99
Chapter 99 : Belajar Mengaji Besama Istri
100
Chapter 100 : Menjalankan Misi
101
Chapter 101 : Pembelaan Abi Harun
102
Chapter 102 : Ternyata Tidak Pulang
103
Chapter 103 : Tidak Bisa Dipercaya
104
Chapter 104 : Tidak Mau Kalah
105
Chapter 105 : Mengikuti Permainannya
106
Chapter 106 : Mulai Main-Main
107
Chapter 107 : Tidak Sesuai Dengan Harapan
108
Chapter 108 : Selamat Untuk Sementara
109
Chapter 109 : Kecurigaan Akan Perubahannya
110
Chapter 110 : Menanyakan Soal Sikapnya
111
Chapter 111 : Feeling Seorang Ibu
112
Chapter 112 : I Love You, My Wife
113
Chapter 113 : Kebahagiaan Tiada Tara
114
Chapter 114 : Tertangkap Basah
115
Chapter 115 : Beredarnya Foto Mesra
116
Chapter 116 : Desas Desus Para Santri
117
Chapter 117 : Fitnah Untuk Anak Kyai
118
Chapter 118 : Menghubungi Ibrahim
119
Chapter 119 : Ingin Menyelesaikan Masalah
120
Chapter 120 : Menambah Masalah
121
Chapter 121 : Menunggu Keputusan
122
Chapter 122 : Hari Yang Menegangkan
123
Chapter 123 : Pernikahan Di Ujung Tanduk
124
Chapter 124 : Kembali Hilangnya Kepercayaan
125
Chapter 125 : Ingin Menebus Kesalahan
126
Chapter 126 : Mencari Rumah Tujuan
127
Chapter 127 : Mengurunkan Niat
128
Chapter 128 : Di Balik Keputusan Arumi
129
Chapter 129 : Sebuah Keterkejutan
130
Chapter 130 : Sisi Yang Berbeda
131
Chapter 131 : Tamu Tak Diketahui
132
Chapter 132 : Ketika Lawan Menjadi Teman
133
Chapter 133 : Berkerja Sama
134
Chapter 34 : Oh Ternyata ....
135
Chapter 135 : Awal Yang Bagus Untuk Safa
136
Chapter 136 : Dekat, Tapi Tak Mengenal
137
Chapter 137 : Awal Dari Kehancuran
138
Chapter 138 : Kekecewaan Papa Farhan
139
Chapter 139 : Turungkap Sudah
140
Chapter 140 : Kebenaran Yang Terungkap
141
Chapter 141 : Tidak Bisa Berkutik Lagi
142
Chapter 142 : Penyesalan Itu Harus
143
Chapter 143 : Memilih Untuk Berdamai
144
Chapter 144 : Menikah Ulang
145
Chapter 145 : Kebahagiaan Yang Dinanti
146
Chapter 146 : Semuanya Akan Menjadi Pahala
147
Chapter 147 : Umrah Bersama Istri
148
Chapter 148 : Impian Yang Terwujud
149
Chapter 149 : Kabar Bahagia
150
Chapter 150 : Mulai Bucinnya Alaska
151
Chapter 151 : Pernikahan Ibrahim Dan Safa
152
Chapter 152 : Semakin Perhatian
153
Chapter 153 : Semua Mendapatkan Jodohnya
154
Chapter 154 : Lahirnya Buah Cinta
155
Chapter 155 : Melihat Tumbuh Anak { END }
156
Promosi Novel Baru : Love Delayed Mas Santri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!