Kematian Pengantin

Aku sudah lulus. Seragamku putih abu-abu sudah penuh coretan dari teman-temanku. Masa kelulusan ini membuat kami senang sekaligus sedih. Siapa yang mau berpisah dengan masa indahnya SMA. Siapa yang mau berpisah dengan para sahabat yang begitu rekat.

Pulang sekolah ini ada hal yang ingin kupamerkan kepada Bapak dan Ibu di rumah. Bukan nilaiku yang berada di peringkat kedua, tapi lebih dari itu. Aku membawa surat dari sekolah. Itulah yang akan kutunjukkan pada orang tuaku.

Sampai di depan rumah aku bertemu Mbak Fitri, tetangga dekatku.

"Mbak... Mbak Fit aku lulus Mbak!!" Begitu bangganya kukatakan pada Mbak Fitri.

"Iya iya, itu nanti saja sekarang ayo masuk dulu" Mbak Fitri buru-buru membawaku masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang. Bukankah itu mencurigakan.

"Ono opo to Mbak?" Tanyaku penasaran.

"Wes to ikut saja" Jawabnya.

Aku bertemu Ibuku. Dia sudah siap dengan pakaianku yang bagus. Itu pakaian yang biasa kupakai ke pesta.

"Ada apa ini Buk?" Tanyaku.

"Pakai dulu, ada tamu ingin bertemu denganmu" Jawab Ibu singkat.

Aku berhadapan dengannya, tua bangka yang akan menikahiku. Itu yang dikatakan Ibu bahwa aku akan dinikahi oleh pria kaya demi menolong martabat keluarga. Ternyata pria kaya itu adalah tua bangka dihadapanku ini. Dia sudah memiliki tiga istri di rumahnya dan masih ingin menikahi gadis yang baru saja lulus SMA sepertiku? Cih, dasar tidak tahu diri.

"Saya tidak mau terlalu lama, dua minggu lagi saya kira pas. Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir tidak usah membuat persiapan yang macam-macam, semua akan kami siapkan sendiri. Cukup penghulu saja yang ditembusi" Begitu kata tua bangka itu.

Dalam dua minggu aku akan menikah dengannya, lebih tepatnya dipaksa menikah. Setelah tamu satu mobil itu pulang aku mengunci diriku di kamar. Aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa masa depanku menjadi seperti ini. Kenapa aku harus menikah dengan tua bangka atas nama kehormatan keluarga. Kehormatan yang mana yang harus aku bela. Kenapa harus aku yang tak tahu apa-apa menjadi yang paling bertanggung jawab. Ada apa sebenarnya.

Surat resmi dari sekolah masih ada di dalam tasku. Itu adalah surat undangan dari Kampus di Yogyakarta. Aku mendapat beasiswa Bidikmisi jurusan kebidanan. Bukankah itu suatu yang membanggakan. Kenapa langkahku justru dihentikan oleh pernikahan tak lazim ini.

Aku menumpahkan marahku dalam kamar kecil itu. Mataku sampai membengkak karena semalaman hanya menangisi nasib. Kepalaku pusing. Keningku hangat. Tapi aku tidak sakit. Aku tahu bagaimana aku harus lepas dari perjodohan gila ini. Aku mencari obat-obat di kulkas, tinggal sirup, obat tablet tak ada. Aku ingat masih ada obat demam di lemariku. Kukumpulkan semua obat yang ada di rumah ini. Aku tidak sakit, obat-obatan ini adalah untuk mengakhiri semuanya. Ya, aku akan bunuh diri. Dengan begitu aku tidak akan menikah dengan pria tua itu.

Aku keluar dari kamar untuk mengambil minum. Tak sengaja lewat depan kamar Bapak, Ibuku menangis. Sama kerasnya dengan tangisku semalam. Aku berhenti di sana beberapa saat.

"Azimah.....nasibmu Nduk..." Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Ibuku. Bapakku hanya memeluk Ibuku. Mereka berdua menangis.

Aku memberanikan diri masuk ke dalam kamar yang tidak dikunci itu. Bapak Ibuku kaget dengan kedatanganku. Aku berlutut di depan mereka.

"Bapak....Ibu...." Kataku bergetar.

Mereka menyuruhku mendekat lalu mendekapku dalam peluk mereka. Inilah alasan pernikahan kami. Mereka menjelaskan dengan terperinci.

Leluhurku adalah tuan tanah yang kaya raya. Hampir seluruh pelosok desa mengenal kakek buyutku. Tanahnya tersebar di hampir seluruh desa di kecamatan kami. Kami hidup makmur. Tapi itu dulu saat aku masih dala kandungan. Setelah aku lahir, adik bungsu kakekku membuat ulah. Ia berurusan dengan mafia narkoba di kota. Entah darimana dia mengenal gerombolan pengedar narkoba itu. Adik bungsu kakek diporotin hingga yanah kakek buyut satu persatu dijual demi memenuhi kebutuhan adik bingsu kakek yang sudah kecanduan. Bukan hanya doal kebutuhan. Gerombolan itu mengancam akan laolporpolis jika tidak dituruti keinginannya.

Setelah harta kakek buyut menipis mafia itu menghilang entah kemana bahkan polisi pun tidak bisa menemukannya. Terdengar rumor bahwa mereka bisa mengubah identitasnya dengan mudah.

Selesai dengan urusan mafia, kakek buyut sakit-sakitan. Ia butuh banyak biaya pengobatan. Habislah semua harta kakek buyut. Sepeninggal beliau kakekku banyak hutang karena adik bungsunya tak henti-hentinya meminta uang. Anehnya dengan narkoba yang bersarang di tubuhnya ia tidak juga mati. Kakekku menanggung semua kebutuhannya sampai keduanya meninggal. Tinggallah Bapakku yang meneruskan hutang Kakekku. Dan hutang itu adalah kepada tua bangka yang akan menikahiku. Saat itu ia masih muda dan gagah. Sekarang ia sudah tua dan memiliki tiga istri. Namun karena keluargaku tidak mampu membayar hutang, ia membebaskan hutang kami dengan sistem barter. Menukarku dengan hutang itu.

Aku harus bagaimana, apakah aku akan membiarkan hidupku ditangan tua bangka itu? Atau kubiarkan saja orang tuaku menanggung hutang yang tak kunjung terbayar itu. Aku hidup namun mati. Aku adalah mayat hidup. Aku adalah boneka. Aku adalah benda yang bisa diperjual belikan bahkan ditukar.

***

Hari perayaan kematianku tiba. Jika mayat lain dibungkus kain kafan, aku dibungkus kebaya putih bertaburan payet kristal. Jika mayat lain wajahnya pucat, wajahku justru memerah karena gincu dan blash on. Sebentar lagi aku akan dibawa menuju kematian. Orang-orang akan mengantarkanku sambil menangis. Aku akan menuju kehancuranku secara perlahan.

"Jangan kuatir, aku dulu sama Mas Jono juga beda belasan tahun tapi akhirnya kita saling mencintai. Tenang saja lambat laun kalian pasti saling cinta" Kata seorang tetangga, tetapi aku yakin itu hanya untuk menghiburku. Setelah keluar dari kamar, ia tentu akan bergosip tentangku.

Semua orag sibuk di dapur. Tak ada satupun yang di kamarku. Tampaknya mereka tidak tega melihat pengantin yang seperti mayat hidup ini. Baguslah. Aku memang ingin sendiri. Tak ingin kudengarkan celoteh apapun dari siapapun karena itu tak berpengaruh apa-apa.

"Mbak Zi, cantik sekali" Adikku yang masih SD, Yasmin, mendekatiku.

Dia satu-satunya orang yang berbahagia. Yang ia tahu pengantin adalah ratu dala sehari. Ia akan menjadi pusat perhatian karena kecantikannya. Dialah yang tercantik. Yasmin masih sangat polos. Dia tidak tahu bagaimana sebenarnya pernikahan ini bisa terjadi. Aku memeluk adikku erat. Sebentar lagi kami akan terpisah. Aku pasti merindukannya.

Tok..tok...tok.. jendelaku diketuk oleh seseorang. Dari suara ketukannya ia seperti terburu-buru. Kubuka jendela kamarku. Aku terkejut dengan apa yabg kulihat di jendela.

"Firman!" Aku terkejut.

Firman adalah teman dekatku di SMA. Kami saling menyukai tetapi tidak berani mengungkapkan satu sama lain. Tapi kami tahu. Sama-sama tahu.

"Ayo kita pergi" Ajak Firman

Apakah itu ide yang bagus? Aku melongo dengan ajakannya. Apa aku sedang bermimpi.

"Cepat Zi jangan buang waktu. Anak-anak nunggu di luar. Kita sudah siap mobil, ayok cepat" Firma mengulurkan tangannya.

Aku masih tidak mengerti. Apa yang harus kulakukan. Aku harus lari dengan Firman? Jika kulakukan aku akan bahagia karena kutahu Firman banyak akal. Ia pasti menjamin keselamatanku. Ah apa aku ikut saja ya?

"Mbak Zi" Yasmin adikku ketakutan dengan kehadiran Firman.

"Dek, kamu keluar sebentar ya, jangan bilang siapa-siapa. Janji?" Bujukku.

Yasmin mengangguk lalu keluar pelan-pelan. Aku kembali pada Firman yang masih menunggu di jendela.

"Fir, kamu pulang gih. Aku sudah putuskan akan melanjutkan ini" Kataku. Batinku bergetar hebat saat mengucapkan ini. Aku sungguh ingin lari dengannya. Tapi bagaimana dengan orang tuaku? Bisa-bisa mereka kena serangan jantung. Mereka akan dicemooh banyak orang. Aku bingung.

"Kamu sudah gila?? Kamu mau nikah sama pria tua yang lebih pantas jadi kakekmu? Ayo jangan kelamaan bisa ketahuan. Anak-anak sudah nunggu di luar cepetan" Bujuk Firman.

Aku benar-benar takut. Ketahuilah Firman aku ingin pergi denganmu. Tapi aku khawatir akibatnya akan fatal.

"Firman kamu tenang dulu, biar aku nikah sama tua bangka itu, aku akan cari cara biar dia ceraikan aku. Setelah itu aku akan kuliah di Jogja sesuai rencana kita. Kamu sabar ya" Kataku. Aku bohong. Aku belum punya rencana apa-apa setelah nikah.

"Sekarang, atau tidak sama sekali" Firman tampak kecewa dengan keputusanku tadi.

Pertanyaan itu benar-benar serius. Bagaimana aku menjawabnya? Firman plis mengertilah. Apa kamu tak ada ide lain selain kabur? Kemana akal cerdikmu itu. Aku mengumpat dalam hati.

"Aku....pilih lanjutkan ini, karena...."

" Oke, fix kamu cuma pura-pura sedih dengan perjodohanmu yang tak wajar itu kan? Yang benar adalah kamu kegirangan dapat pria kaya itu. Biar kamu kaya mendadak, biar kamu hidup mewah"

Selesai berbicara demikian Firman pergi begitu saja. Membiarkan jendela tetap terbuka. Aku tak mampu mencegahnya. Dia tak memberiku kesempatan untuk menjelaskan dengan baik apa yang sebelumnya terjadi.

Rombongan pengantin pria sudah tiba. Beberapa mobil kini berjajar di depan rumah. Semuanya mobil mewah. Para tetangga berbondong-bondong melihat iring - iringan pengantin. Seserahan yang tampak mencolok dan modern turut menjadi daya tarik tetangga yang suka gosip. Mereka pasti berdecak kagum dengan seserahan itu. Pasti mahal, begitu mungkin komentar mereka.

Kami memang tergolong miskin, tapi untuk acara pernikahan kami akan mengupayakan semeriah mungkin. Dekorasi pengantin kami sewa dengan harga yang cukup menguras kantong. Kami berharap akan ada kembalian dari suamiku yang kaya raya itu. Hidangan juga kami hadirkan dari catering. Sedikit ngoyo memang tapi biarlah. Demi menjaga kehormatan keluarga kami, sekuat tenaga kami lakukan.

Pengantin pria telah siap di depan meja untuk akad nikah. Akupun diminta keluar didampingi oleh salah satu famili. Sampai di pintu, seorang perempuan yang mungkin seusia Ibuku datang menjemputkan. Dia cantik, riasannya tertata, tetapi usia tidak bisa dibohongi dengan riasan itu. Hijabnya yang senada dengan baju yang dikenakan, membuatnya berbeda dengan hadirin yang lain.

"Saya Halimah, istri tertua Romo Djani" Katanya memperkenalkan diri.

Oh, jadi itu istri yang paling tua. Meski sudah tua dia tampak terawat. Aku melihat sekeliling. Mana istri yang lainnya, apakah mereka turut serta?

"Mari..." Ajak perempuan yang mengaku bernama Halimah itu.

Akad nikah dimulai.

"Sodara Djani Bahuwirya, kunikahkan dan kukawinkan engkau dengan Azimah Ruhaniya binti Abdullah dengan mas kawin satu unit mobil, satu villa, dan emas seberat 12 gram, tunai"

Setelah itu aku tidak begitu mendengarkan. Aku melamun. Pikiranku jauh ke awang-awang. Aku ingin mati saja rasanya. Tak pernah kubayangkan nasibku akan seperti ini. Kulirik Ibuku, di menangis dalam diam. Wajahnya sendu. Bapakku pun demikian. Wajahnya tak seceria biasanya. Aku yakin merekapun terpaksa menyetujui permintaan suamiku yang sudah bau tanah itu.

Berita ini pasti sudah menyebar sampai ke seluruh desa bahkan mungkin se kabupaten sudah mendengar bahwa ada pria tua menikahi gadis belia. Teman-temanku pasti sudah mendengar. Mereka pasti sedang membicarakanku. Mereka pasti berpikir aku cewek matre yang mau nikah dengan laki-laki tua asalkan kaya raya. Lalu Firman, bagaimana kabarnya. Marahkah? Sedihkah? Atau benci?

***

Terpopuler

Comments

Wanda Harahap

Wanda Harahap

😭😭😭😭

2021-07-28

0

YonhiarCY (Hiatus)

YonhiarCY (Hiatus)

masih menyimak kaka, semangat terus😇

2021-01-26

0

𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊

𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊

kayaknya emang kudu baca dulu deh biar gak belepotan
q dua kali g lulus 🤧🤧🤧
beneran amatiran akoh

2020-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kematian Pengantin
3 Perjalanan
4 Istana Putih
5 Aturan Yang Mencekik
6 Obrolan Malam
7 Kedua Pelayanku
8 Tuan Bayu
9 Cemburunya Sang Istri
10 Varun Azmir Khan
11 Oleh-oleh Kalimantan
12 Drama Toko Bunga
13 Masa Lalu Yang Pahit
14 The Beauty Of Jenny
15 Pertemuan di Batu Layar
16 Mehmed
17 Rahasia Mehmed
18 Varun Yang Gila
19 Tragedi Subuh
20 Kehamilan Lestari
21 Bubur Kacang Hijau
22 Hukuman Mehmed
23 Kehamilan Lestari #2
24 Mendidik Mehmed
25 Melati
26 Pelukan Hangat Itu
27 Perpisahan di Narmada
28 Pembuktian
29 Keluarga Ali Khan
30 Darah Panas Varun
31 Ke Tiga Belas
32 Istri Pertama
33 Istri Kedua
34 Istri Ketiga
35 Istri Keempat
36 Istri Kelima
37 Istri Ke Enam
38 Istri Ketujuh
39 Istri Kedelapan
40 Istri Kesembilan
41 Istri Kesepuluh
42 Istri Kesebelas
43 Istri Keduabelas
44 Dan Kau Yang Ketigabelas
45 Rucuh Tape Pandan
46 Kegagalan
47 Azam Qodir
48 Tersangka
49 Penyusup
50 Black Cohost
51 Pria Paling Tak Bahagia
52 Hari yang Aneh
53 Yes, Bali
54 Peristiwa di Bali
55 Pesta Berbeque
56 Paralayang
57 Persiapan
58 Dawuh Ibu
59 Pergantian Tahun
60 Kepulangan
61 Kutukan???
62 Ayana
63 Tentang Ayana
64 Keputusan
65 Langit-langit Rumah Sakit
66 Tugas Penting
67 Raden Susilo
68 Berita dari Jepara
69 Weton
70 Surat dari Jepara
71 Gagal
72 Bangun Nikah
73 Surat di Atas Pusara
74 Percakapan Tersembunyi
75 Dia Kembali
76 Diambang Kehancuran
77 Tamu Sedaerah
78 Dua Pria
79 Ibrahim
80 Kebenaran Baru
81 Amplop Cokelat
82 Catatan Kriminal
83 Hanya Boneka
84 Pertemuan Mataram
85 Gudang Kosong
86 Misi Penyelamatan
87 Permintaan Fadhiya
88 Kiriman Tuhan
89 Permintaan Varun
90 Permintaan Varun #2
91 Wejangan Ibu
92 Suatu Malam yang Dingin
93 Kulepaskan
94 Suatu Perpisahan
95 Berpamitan
96 Savitri Satyawan
97 Kembali
98 Bayu dan Kedua Rekannya
99 Gelap
100 Permainan Bayu
101 Marni Yang Cerdas
102 Pengakuan
103 Pasukan Mbakyu
104 Baku Hantam
105 Kobaran Api
106 Enam Jiwa Saru Malam
107 Penyelidikan
108 Persidangan
109 Persidangan #2
110 Persidangan #3
111 Warisan
112 Allahu Akbar
113 Final Episode
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Prolog
2
Kematian Pengantin
3
Perjalanan
4
Istana Putih
5
Aturan Yang Mencekik
6
Obrolan Malam
7
Kedua Pelayanku
8
Tuan Bayu
9
Cemburunya Sang Istri
10
Varun Azmir Khan
11
Oleh-oleh Kalimantan
12
Drama Toko Bunga
13
Masa Lalu Yang Pahit
14
The Beauty Of Jenny
15
Pertemuan di Batu Layar
16
Mehmed
17
Rahasia Mehmed
18
Varun Yang Gila
19
Tragedi Subuh
20
Kehamilan Lestari
21
Bubur Kacang Hijau
22
Hukuman Mehmed
23
Kehamilan Lestari #2
24
Mendidik Mehmed
25
Melati
26
Pelukan Hangat Itu
27
Perpisahan di Narmada
28
Pembuktian
29
Keluarga Ali Khan
30
Darah Panas Varun
31
Ke Tiga Belas
32
Istri Pertama
33
Istri Kedua
34
Istri Ketiga
35
Istri Keempat
36
Istri Kelima
37
Istri Ke Enam
38
Istri Ketujuh
39
Istri Kedelapan
40
Istri Kesembilan
41
Istri Kesepuluh
42
Istri Kesebelas
43
Istri Keduabelas
44
Dan Kau Yang Ketigabelas
45
Rucuh Tape Pandan
46
Kegagalan
47
Azam Qodir
48
Tersangka
49
Penyusup
50
Black Cohost
51
Pria Paling Tak Bahagia
52
Hari yang Aneh
53
Yes, Bali
54
Peristiwa di Bali
55
Pesta Berbeque
56
Paralayang
57
Persiapan
58
Dawuh Ibu
59
Pergantian Tahun
60
Kepulangan
61
Kutukan???
62
Ayana
63
Tentang Ayana
64
Keputusan
65
Langit-langit Rumah Sakit
66
Tugas Penting
67
Raden Susilo
68
Berita dari Jepara
69
Weton
70
Surat dari Jepara
71
Gagal
72
Bangun Nikah
73
Surat di Atas Pusara
74
Percakapan Tersembunyi
75
Dia Kembali
76
Diambang Kehancuran
77
Tamu Sedaerah
78
Dua Pria
79
Ibrahim
80
Kebenaran Baru
81
Amplop Cokelat
82
Catatan Kriminal
83
Hanya Boneka
84
Pertemuan Mataram
85
Gudang Kosong
86
Misi Penyelamatan
87
Permintaan Fadhiya
88
Kiriman Tuhan
89
Permintaan Varun
90
Permintaan Varun #2
91
Wejangan Ibu
92
Suatu Malam yang Dingin
93
Kulepaskan
94
Suatu Perpisahan
95
Berpamitan
96
Savitri Satyawan
97
Kembali
98
Bayu dan Kedua Rekannya
99
Gelap
100
Permainan Bayu
101
Marni Yang Cerdas
102
Pengakuan
103
Pasukan Mbakyu
104
Baku Hantam
105
Kobaran Api
106
Enam Jiwa Saru Malam
107
Penyelidikan
108
Persidangan
109
Persidangan #2
110
Persidangan #3
111
Warisan
112
Allahu Akbar
113
Final Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!