***
"Ini sudah dua tahun sejak kamu menikah dengan Raja Richard, mengapa kamu belum mengandung seorang anak?."
Seminggu sejak raja berkunjung ke istanaku. Mantan selir Raja terdahulu, Lady Rouble Gustalo datang berkunjung, bersama dengan teman-teman bangsawan nya. Kali ini dia datang membawa topik yang cukup memukul kepalaku dengan sangat keras.
"...."
Tersenyum.
"Soal itu saya masih berusaha Yang Mulia."
"Jangan hanya berusaha saja." Kemudian ketika dia memiringkan kepalanya sambil menatapku, dia berbicara dengan suara yang cukup keras. "Apa Ratu Maybell itu mandul?."
"Huc- ap- apa? Tidak, saya tidak mandul Yang Mulia." Dengan gugup aku melihat sekitar, suasananya menjadi suram.
"Ini tidak benar, jika Ratu kita yang sekarang mandul maka... Bukankah kita perlu mencari yang baru?."
"...."
Tersenyum.
Aku hanya bisa tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa kepada mereka. Sambil berpura-pura bahwa perkataan mereka adalah lelucon, aku mencoba menganti arah percakapan kearah yang lain, dengan begitu perlahan topik yang sangat sensitif itu tidak lagi menjadi topik utama.
Awalnya aku pikir itu adalah akhir dari ceritanya, tetapi, sejak berakhirnya pertemuan Ratu dan lady Rouble, gosip yang mengatakan bahwa aku mandul menjadi topik hangat di kalangan bangsawan.
"Itu tidak benar."
Sekali lagi, aku mengunakan senyuman ku yang tabah untuk menyangkal semua pertanyaan dan juga sindiran dari rakyatku yang bertanya.
"Hhump...."
Setelah hari-hari penuh tekanan berlalu, pada malam hari, aku duduk di luar, di tepi jembatan yang ada sungai kecil yang tak jauh dari kamar tidurku. Disana Aku duduk di atas batu sambil merendam kedua kakiku di dalam air yang dingin.
Gemetar.
"Huhh...."
Pertemuan bangsawan hari ini sangat melelahkan, sang raja yang absen dari pertemuan hari ini membuatku seolah berdiri di tepi jurang maut. Para bangsawan yang rakus terus menerus memojokkan serta mengolok-olok ku dari berbagai arah, membuatku merasa tertekan tanpa bisa berkata-kata.
Bahkan, keluarga yang dulunya menjadi tempatku berlindung kini membalikan punggung mereka dengan kejam, ketika bangsawan-bangsawan lain menghinaku dengan kejam. Rasanya seolah aku di tinggalkan sendiri di dunia ini.
"Yang Mulia, anda akan kedinginan."
"...."
Dari belakang ku, sir Andras Oskandor Ivor, datang membawa mantel hangat yang terbuat dari bulu rubah putih. Dengan berhati-hati, ia meletakan mantel hangat itu di pundakku.
"Terima kasih."
Sir Andras adalah kesatria penjaga sekaligus sahabat masa kecilku. Kami berdua telah melewati banyak waktu bersama dimasa lalu. Sebagaimana aku di persiapkan menjadi ratu, begitu pula dia di persiapkan sebagai kesatria pendamping Ratu yang setia. Bisa dikatakan, lebih dari setengah umurku telah ku habiskan dengan dia.
"Sepertinya tangan anda masih bergetar Yang Mulia."
Aku Tersenyum.
"Ini hanya getar biasa, tidak ada masalah sedikitpun."
".... Yang Mulia."
"Ya?."
"Jika...."
"Jika?."
Sir Andras diam.
"Hum?."
"Tidak ... Udara semakin dingin, anda harus segera masuk ke dalam Yang Mulia," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Baiklah," perlahan aku menggenggam tangannya dan berjalan bersama menuju kamarku yang sepi. Sesampainya di kamar, sir Andras hanya melihatku dalam diam, membuatku bertanya-tanya apa yang sedang dia pikirkan.
"Apa ada yang ingin anda sampaikan."
".... Tidak ada Yang Mulia, tidurlah dengan nyenyak," sir Andras terdiam sejenak, kemudian. " ... Maybell."
"Huum."
Tersenyum.
"Baiklah, sampai jumpa besok Andras."
"Tunggu Aku-."
Menutup Pintu.
...
Keesokan harinya, aku memiliki jadwal untuk makan bersama dengan raja, di meja makan yang besar itu, kami berdua duduk sambil berbicara mengenai masalah kerajaan dan beberapa pertemuan yang akan datang dengan para petinggi.
"Setelah ini aku ingin kamu bertemu dengan Count Bolgar, minta dia untuk menyiapkan dua ribu pasukannya untuk mengawasi perbatasan. Akhir-akhir ini aku mendengar adanya pemberontak yang mencoba kabur menuju Kerajaan Luir."
"Aku mengerti."
"Bagus, aku tunggu berita baik dari mu."
Setelah itu, percakapan berhenti dan kami makan kembali dalam diam. Tak lama setelahnya.
"Apa itu, apa ada yang ingin kamu katakan." Sang raja nampaknya memperhatikan kecemasan yang tidak terlalu ku tunjukan. Mungkin, inilah saatnya aku bertanya prihal itu.
"Itu..," aku meletakan alat makan yang ku pegang dengan rapi di sebelah piring, lalu melihat suami di depanku. "Kamu pasti sudah mendengarnya dari orang lain, ini prihal keturunan, orang-orang berfikir bahwa aku-."
"Mandul."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
hadehh, raja nya tega bgt
2024-09-25
0