Episode 4 Teror

"Lo le, kamu kok sudah pulang? Jangan-jangan kamu colut," Bu Aminah yang saat itu sedang membolak balik jemuran gabah merasa agak heran karena anak tunggalnya pulang beberapa jam lebih awal dari biasanya.

"Di sekolah ada kejadian horor, Mak," sahut Supri setelah meletakkan tas dan pantatnya di lantai teras depan rumah.

"Kejadian horor gimana le maksudnya?" tanya wanita paruh baya itu penasaran.

"Ada yang kesurupan, Mak," balas si gembul apa adanya.

"Lah, ada yang kesurupan? Tenane (beneran) le?" karena kaget Bu Aminah sampai menghentikan aktifitasnya.

"Iyo Maaak, beneraaan. Yang kesurupan tadi Sri sama Dina," terang bocah bertubuh gemuk itu.

"Kok bisa? Padahal sebelumnya di sekolahmu tidak pernah ada yang kesurupan to le?" cecar wanita paruh baya tersebut.

"Yo gak tau Mak, kok tanya aku," ucap Supri.

"La kesurupannya kayak gimana le?" imbuh Bu Aminah ingin tahu.

"Nangis-nangis sama ngomong sakit sakit gitu, Mak," jelas si gembul.

"Tapi anehnya pas aku mau pulang tadi mbak baju birunya ada di sekolahan lo, Mak," tambah bocah bertumbuh gemuk itu.

Mendengar perkataan anaknya yang terakhir membuat Bu Aminah ikutan duduk di teras.

"Kok bisa muncul di sekolahanmu to le?" tanya wanita paruh baya tersebut tambah penasaran.

"Yo aku gak tau juga, Mak. Mendingan Emak tanya sendiri saja ke mbaknya. Kan sama-sama perempuan. Siapa tau mbaknya mau curhat ke Emak," mbanyolnya Supri mulai keluar.

"Yang bisa lihat dia kan kamu to le. Kalau Emak sih yo emoh kalau dilihati hantu," kata Bu Aminah jujur sambil bergidik.

"Jangan ngomong gitu, Mak. Nanti kalau mbak nya ada di sini trus dengar, nanti malam Emak bisa didatengi beneran lo," si gembul malah nakut-nakuti.

"Kamu kalau ngomong jangan sembarangan to le. Sudah tau Emakmu ini penakut malah kamu tambah-tambahi," sungut wanita paruh baya itu.

"Tapi mbak nya itu cantik lo, Mak. Kira-kira ada masalah apa yo, kok meninggalnya mengenaskan seperti itu. Gak tega aku lihat jasadnya kemarin," ucap bocah bertubuh gemuk itu apa adanya.

"Emak juga kasihan le. Kok ada yo manusia yang kejamnya seperti itu. Seperti mbakar sampah saja."

Di saat Bu Aminah dan Supri sedang ngobrol di teras rumah, muncullah sosok Pak Bedjo dengan menaiki sepeda motornya.

"Kamu kok sudah pulang to le?!" seru pria paruh baya tersebut setelah mematikan mesin motornya.

"Supri colut, Pak!" si gembul sengaja menggoda bapaknya.

"Kamu kalau sampek berani colut tak suruh ikut mbahmu saja le," kata Pak Bedjo sambil berjalan menghampiri istri dan anaknya, lalu ikutan duduk di lantai teras.

"Jam segini kok sudah di rumah kenapa? Gurumu ada rapat?" sekali lagi pria paruh itu bertanya.

"Bu Aminah tolong jelaskan pada suami anda kenapa saya pulang lebih awal. Saya sedang malas untuk mengulang ceritanya," sekalipun geregetan dengan omongan anaknya, tapi Bu Aminah menurut juga.

Mendengar cerita istrinya, Pak Bedjo juga lumayan kaget.

"Menurut Supri, yang ngrasuki Sri dan Dina itu mbak baju biru, Pak," si gembul berspekulasi.

"Kok hantunya bisa di sekolahanmu to le," Pak Bedjo juga merasa heran.

"Mungkin mbak nya lagi pingin jalan-jalan atau punya cita-cita jadi guru tapi gak kesampaian, Pak," balas bocah bertubuh gemuk itu asal-asalan.

Tengah malamnya...

Di malam yang sepi, sedikit berkabut dan hanya terdengar suara binatang malam, tampaklah sosok perempuan berambut panjang lurus sepinggang, sedang melangkah pelan di jalanan Desa Suka Makmur.

Perempuan itu menangis pilu menyayat hati hingga suaranya terdengar jauh karena terbawa angin. Beberapa warga yang sudah tertidur lelap menjadi terbangun karena suara tangisan tersebut.

Pak Bedjo, Bu Aminah dan Supri yang juga terbangun karena mendengar suara tangisan, bangkit dari kasurnya lalu keluar kamar.

"Bapak sama Emak juga dengar suara tangisan to? Tak kira cuma aku tok," kata si gembul masih setengah ngantuk sambil mengucek-ngucek kedua matanya.

"Coba kita cek di luar," ucap Pak Bedjo yang tak lama kemudian mereka bertiga melangkah ke luar rumah.

Begitu sampai di luar rumah, ternyata sudah ada beberapa warga yang sedang berdiri di jalanan depan rumah masing-masing saking penasarannya dengan suara tangisan itu.

Sampai sekarang suara tangisan tersebut terus terdengar namun entah darimana asalnya.

Beberapa pria pun akhirnya sepakat untuk keliling kampung dan mengecek keadaan, sementara para ibu dan anak disuruh kembali ke dalam rumah.

"Jangan-jangan ini tangisan arwah dari jasad yang ditemukan di hutan kemarin," tebak Pak Amir.

"Sepertinya juga begitu, Pak. Wong kita sudah keliling kampung dari tadi tapi sumber suaranya tidak tahu darimana asalnya," sahut Pak Komar.

"Kalau begitu kita balik pulang saja, Bapak-Bapak. Dicari sampai besok pagi pun gak bakalan ketemu karena ini bukan tangisan manusia. Sudah biarkan saja, yang penting kita banyak ibadah dan berdoa supaya desa kita tenang lagi," usul Pak Danu si kepala dusun yang kemudian disetujui yang lain.

Sekitar jam 3 dini hari suara tangisan perempuan itu baru menghilang.

Jam 04. 40 pagi...

"Kepalaku pusing Maak gara-gara kurang tidur. Hantunya gak tau sopan santun blas. Sudah tahu malam-malam waktunya orang tidur kok ya nangis berjam-jam. Apa gak capek gitu lo," omel Supri sambil duduk malas di kursi yang ada di dapur sekaligus ruang makan. Bocah bertubuh gemuk itu terlihat menguap hingga beberapa kali.

"La mau gimana lagi to le, namanya juga hantu," ucap Bu Aminah sambil menggoreng lele untuk sarapan.

"Kalau masih ngantuk begini mau sekolah rasane kok yo males," keluh bocah bertubuh gemuk itu.

"Males gak males tetep harus sekolah le. Sekolah itu penting lo," sela Pak Bedjo yang baru bangun tidur.

"Capek-capek sekolah ujung-ujungnya juga nggarap sawah, Pak," kata Supri ada benarnya juga karena sawah milik bapaknya lumayan luas.

"Uwes gak usah alesan, ndang mandi sana," perintah pria paruh baya itu yang tak lama kemudian dituruti anaknya dengan males-malesan.

*

"Kamu kemarin juga denger, Jak?" tanya Supri dalam perjalanan menuju ke sekolah.

"Bukan cuma aku, Pri. Tapi semua anggota keluargaku juga denger," jawab Jaka apa adanya.

"Bisa-bisanya itu demit ganggu jam tidur malamnya warga kampung," lanjut si gembul.

"Mungkin arwahnya tidak tenang Pri karena dibunuh dengan cara keji seperti itu," tebak Jaka.

"Tapi mbok ya jangan se ekstrim gitu maksudku, ganggu orang tidur saja," Supri masih menggerutu.

"Namanya juga demit, Pri. Ya semaunya sendiri," kata anaknya Pak Rahmat.

"Kira-kira di sekolahan nanti ada kejadian aneh lagi gak ya?" ucap si gembul was-was.

"Mudah-mudahan saja gak, Pri."

Begitu masuk ruang kelas, sepasang mata Supri sudah melihat penampakan mbak baju biru yang sedang berdiri di pojokan, sampai-sampai dia terlonjak kaget.

Busyet, la kok malah sudah ada di kelas. Mateeng mateeng... rutuk Supri dalam hati.

Terpopuler

Comments

ipung#04

ipung#04

ora sido medeni, malah ngakak tengah wengi😂

2025-03-29

1

ipung#04

ipung#04

angkatan taon piro iki thor, ngerti colut mbereng😂

2025-03-29

1

Ning Hari Mulyana

Ning Hari Mulyana

Nah loh... apa'an tuh !! 🧐🧐

2024-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pengalaman Mistis Pertama Supri
2 Episode 2 Gempar
3 Episode 3 Kesurupan
4 Episode 4 Teror
5 Episode 5 Identitas Korban Mulai Terkuak
6 Episode 6 Mencari Koper
7 Episode 7 Polisi Kalah Cepat
8 Episode 8 Shock
9 Episode 9 Duka Keluarga Bu Patmi
10 Episode 10 Tersesat
11 Episode 11 Pencarian Berlanjut
12 Episode 12 Pindah ke Alam Lain
13 Episode 13 Was-Was
14 Episode 14 Siapakah Pacar Murni?
15 Episode 15 Jaka Sakit
16 Episode 16 Pilihan
17 Episode 17 Pelaku Pertama Tertangkap
18 Episode 18 Di Luar Kendali
19 Episode 19 Mulai Ada Titik Terang
20 Episode 20 Anak Durhaka
21 Episode 21 Serangan Gendruwo
22 Pengumuman
23 Episode 22 Serangan Dua Arah
24 Episode 23 Kiriman Banaspati
25 Episode 24 Supri Menghilang Lagi
26 Episode 25 Berusaha Kabur
27 Episode 26 Berhasil Kabur
28 Episode 27 Mencari Supri
29 Episode 28 Bertemu Pertapa Misterius
30 Episode 29 Menemukan Supri
31 Episode 30 Supri Menjadi Sosok Yang Berbeda
32 Episode 31 Keterangan Parman Yang Mengejutkan
33 Episode 32 Kolaborasi Dukun
34 Episode 33 Arwah Murni Ditawan
35 Episode 34 Persiapan Sebelum Berangkat Ke Kota S
36 Episode 35 Berusaha Menutupi Celah
37 Episode 36 Mitro Emosi
38 Episode 37 Rahasia Keji Mitro
39 Pengumuman
40 Episode 38 Pelajaran Untuk Pak Ribut
41 Episode 39 Serangan Ular
42 Episode 40 Mitro CS Kalah Telak
43 Episode 41 Putri Yang Ditumbalkan
44 Episode 42 Pertempuran Menegangkan
45 Episode 43 Wono Suto Musnah
46 Episode 44 Menyelesaikan Misi
47 Episode 45 Merasa Lega
48 Episode 46 Kembali Ke Setelan Pabrik
49 Episode 47 Pulang Ke Kota N
50 Episode 48 Suasana Rumah Kembali Hidup
51 Episode 49 Kedatangan Tamu Tak Terduga
52 Episode 50 Kembali Ke Sekolah
53 Episode 51 Nyai Kantil Menemui Burhan
54 Episode 52 Penyelidikan Kasus Pesugihan
55 Episode 53 Nyai Kantil Bertindak
56 Episode 54 Ketakutan ART Mayang
57 Episode 55 Ganjaran
58 Episode 56 Target Pertama
59 Episode 57 Murni Pamitan (1)
60 Episode 58 Murni Pamitan (2)
61 Episode 59 Pertemuan dan Perpisahan Yang Menyedihkan
62 Episode 60 Kematian Marno
63 Episode 61 Nyai Kantil Merajalela
64 Episode 62 Persiapan Ke Kota M
65 Episode 63 Bu Ria Meremehkan Jaka
66 Episode 64 Panik
67 Episode 65 Menemui Jaka
68 Episode 66 Menyembuhkan Erda
69 Episode 67 Bala Bantuan
70 Episode 68 Pertempuran Sengit
71 Episode 69 Pencarian Berlanjut
72 Episode 70 Tipu Daya Nyai Kantil
73 Episode 71 Kematian Adrian
74 Episode 72 Korban Terus Bertambah
75 Episode 73 Usaha Sukmo
76 Episode 74 Menemukan Pelaku
77 Episode 75 Deana Menjadi Tameng
78 Episode 76 Menyusun Rencana
79 Episode 77 Memancing Kerusuhan
80 Episode 78 Nyai Kantil Musnah
81 Episode 79 Masa Tegang Sudah Berakhir
82 Episode 80 Akhir Cerita
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Episode 1 Pengalaman Mistis Pertama Supri
2
Episode 2 Gempar
3
Episode 3 Kesurupan
4
Episode 4 Teror
5
Episode 5 Identitas Korban Mulai Terkuak
6
Episode 6 Mencari Koper
7
Episode 7 Polisi Kalah Cepat
8
Episode 8 Shock
9
Episode 9 Duka Keluarga Bu Patmi
10
Episode 10 Tersesat
11
Episode 11 Pencarian Berlanjut
12
Episode 12 Pindah ke Alam Lain
13
Episode 13 Was-Was
14
Episode 14 Siapakah Pacar Murni?
15
Episode 15 Jaka Sakit
16
Episode 16 Pilihan
17
Episode 17 Pelaku Pertama Tertangkap
18
Episode 18 Di Luar Kendali
19
Episode 19 Mulai Ada Titik Terang
20
Episode 20 Anak Durhaka
21
Episode 21 Serangan Gendruwo
22
Pengumuman
23
Episode 22 Serangan Dua Arah
24
Episode 23 Kiriman Banaspati
25
Episode 24 Supri Menghilang Lagi
26
Episode 25 Berusaha Kabur
27
Episode 26 Berhasil Kabur
28
Episode 27 Mencari Supri
29
Episode 28 Bertemu Pertapa Misterius
30
Episode 29 Menemukan Supri
31
Episode 30 Supri Menjadi Sosok Yang Berbeda
32
Episode 31 Keterangan Parman Yang Mengejutkan
33
Episode 32 Kolaborasi Dukun
34
Episode 33 Arwah Murni Ditawan
35
Episode 34 Persiapan Sebelum Berangkat Ke Kota S
36
Episode 35 Berusaha Menutupi Celah
37
Episode 36 Mitro Emosi
38
Episode 37 Rahasia Keji Mitro
39
Pengumuman
40
Episode 38 Pelajaran Untuk Pak Ribut
41
Episode 39 Serangan Ular
42
Episode 40 Mitro CS Kalah Telak
43
Episode 41 Putri Yang Ditumbalkan
44
Episode 42 Pertempuran Menegangkan
45
Episode 43 Wono Suto Musnah
46
Episode 44 Menyelesaikan Misi
47
Episode 45 Merasa Lega
48
Episode 46 Kembali Ke Setelan Pabrik
49
Episode 47 Pulang Ke Kota N
50
Episode 48 Suasana Rumah Kembali Hidup
51
Episode 49 Kedatangan Tamu Tak Terduga
52
Episode 50 Kembali Ke Sekolah
53
Episode 51 Nyai Kantil Menemui Burhan
54
Episode 52 Penyelidikan Kasus Pesugihan
55
Episode 53 Nyai Kantil Bertindak
56
Episode 54 Ketakutan ART Mayang
57
Episode 55 Ganjaran
58
Episode 56 Target Pertama
59
Episode 57 Murni Pamitan (1)
60
Episode 58 Murni Pamitan (2)
61
Episode 59 Pertemuan dan Perpisahan Yang Menyedihkan
62
Episode 60 Kematian Marno
63
Episode 61 Nyai Kantil Merajalela
64
Episode 62 Persiapan Ke Kota M
65
Episode 63 Bu Ria Meremehkan Jaka
66
Episode 64 Panik
67
Episode 65 Menemui Jaka
68
Episode 66 Menyembuhkan Erda
69
Episode 67 Bala Bantuan
70
Episode 68 Pertempuran Sengit
71
Episode 69 Pencarian Berlanjut
72
Episode 70 Tipu Daya Nyai Kantil
73
Episode 71 Kematian Adrian
74
Episode 72 Korban Terus Bertambah
75
Episode 73 Usaha Sukmo
76
Episode 74 Menemukan Pelaku
77
Episode 75 Deana Menjadi Tameng
78
Episode 76 Menyusun Rencana
79
Episode 77 Memancing Kerusuhan
80
Episode 78 Nyai Kantil Musnah
81
Episode 79 Masa Tegang Sudah Berakhir
82
Episode 80 Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!