16. Diceraikan.

"Tuan?"

Ruangan itu tampak sunyi. Entah Althar berada di sebelah mana. Najma belom melihat batang hidungnya saat ini. Panggilannya pun tak disahut olehnya. Tidak mungkin juga Althar yang keras seperti tembok itu akan menyahut panggilannya.

Sampailah ia di ujung ruangan itu. Terlihat Althar yang sedang duduk menatap gelas mungil itu.

"Tuan. Apa yang Anda lakukan? Anda minum?" Najma merasa syok dengan Tuan Althar yang beneran ingin mabuk.

"Apa yang kau lakukan disini? Siapa yang menyuruhmu masuk? Bukankah aku tidak memanggilmu kemari?" Tanya Althar dengan sengit dan hanya sedikit menatapnya.

"Maaf Tuan aku lancang. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih atas kebaikan Anda. Bukankah Anda yang mengundang dokter dari Singapura itu?"

Althar hanya terdiam. Ia bahkan memilih untuk menuangkan minuman itu lagi ke cangkir mungilnya.

"Jangan minum ini Tuan. Aku mohon, ini sungguh tidak baik untuk kesehatan Anda." Najma sudah mencegah tangan suaminya yang sudah memegang gelas kecil itu lagi.

Kenapa dia selalu berbicara lembut padaku. Bukankah seharusnya dia membenciku atas pernikahan ini.

"Atas dasar apa kau berani menceramahi ku?"

"Bukankah aku istrimu? Ini sudah kewajiban istri untuk mengingatkan Anda ke hal yang lebih baik lagi kan? Jangan minum ini Tuan. Jika dipikir saja apa manfaat minum ini untuk Anda? Bukankah hanya memabukkan dan membuat Anda pusing kepala?"

"Tahu apa kau tentang minuman? Sekarang pergilah. Aku hanya ingin sendiri, jadi jangan menggangguku."

"Aku tidak mau pergi Tuan."

Najma adalah tipikal wanita yang perhatian dan tak enakan hati. Segala keputusan yang ia ambil untuk menikahi Tuan Althar adalah kemauannya, ia sudah siap bertanggungjawab dan menerima segala konsekuensinya. Termasuk menjadi istri yang baik untuk melayani Tuan Althar selama di pernikahan ini adalah kewajibannya. Ia juga sudah memikirkan hal ini dengan matang sebelumnya, jadi ia harus membayar dan menebus atas banyaknya uang yang telah ia berikan.

"Tuan. Apa aku melakukan kesalahan? Aku mohon maafkan aku jika aku melakukan kesalahan. Tapi jangan mabuk seperti ini. Aku tidak menghubungi Anda karena aku fokus mengurus ibu dirumah sakit. Apa Anda juga marah akan ini? Aku sungguh minta maaf."

Aku sungguh tidak mengerti akan dirinya. Kenapa dia selalu bersikap lemah lembut seperti ini. Aku tidak boleh terbawa suasana, aku harus segera mengakhiri semua ini. Sebelum adikku mengetahui semuanya.

"Apa kau tidak dengar aku menyuruhmu keluar?!"

"Aku tidak akan keluar sebelum Tuan memaafkanku. Sepertinya aku telah melakukan kesalahan."

"Dengarkan baik-baik. Aku hanya ingin sendiri. Jadi mulai sekarang aku menceraikanmu! Tidak ada lagi hubungan diantara kita! Ohh iya, tidak boleh ada satu pun orang yang tahu akan ini kecuali kita bertiga. Jangan sampai orang-orang tahu kalau kita pernah berhubungan. Pergilah dari rumahku besok. Sekarang istirahat dan pergilah dari hadapanku."

Cerai? Dia tadi bilang menceriakan ku?

Sedikit ragu atas pendengarannya sendiri Najma. Ia merasa tidak yakin dengan semua perkataan Althar tadi.

"Tuan bilang apa tadi?"

"Aku tidak ingin berbicara 2 kali! Apa kau tidak mendengar semua perkataan yang aku bicarakan? Pergilah!"

"Baiklah, maaf. Aku akan pergi sekarang Tuan."

Najma pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

Tuan Althar menceraikan ku? Dia berbicara perceraian tadi?

Najma masih tertegun. Ia bahkan berjalan lemas ke kamarnya. Ia masih bingung dengan keadaan dirinya sendiri karena entah kenapa ia justru merasa sedih bukannya senang.

Haha. Kenapa aku merasa sedih? Seharusnya aku merasa senang bukan?

Apa Tuan Althar hanya sedang mabuk dan tidak sadar ya tadi? Dia sedang minum kan? Dia menceraikan ku atau tidak? Lalu kenapa aku merasa bingung seperti ini, bukankah aku seharusnya senang karena nanti aku akan bebas darinya?

Najma terbaring lemas diatas ranjang. Ia juga sangat kecapean hari ini harus bolak-balik kerumah sakit. Perkataan Tuan Althar tadi sungguh terngiang-ngiang di kepalanya. Bahkan Althar menyuruhnya pergi dari rumah ini besok. Karena hari sudah larut malam Najma memutuskan untuk tidur dirumah ini dan pergi besok pagi. Pagi sekali sampai orang rumah tidak tahu.

*

*

Althar sudah terbangun dari tidurnya. Ia bahkan tidur dirungan kerja dan ketiduran dikursi kerjanya itu.

"Aishhh. Kepalaku berat sekali!"

Althar memilih untuk langsung mandi dan berendam di bathtub.

Sementara Darren sudah datang dan menunggunya sejak tadi diruang tengah. Tak lama Althar pun turun menemuinya.

"Kau belom berangkat?"

"10 menit lagi Tuan Muda."

Darren langsung berdiri dari duduknya mencoba mendekati Althar. Ia ingin menanyakan sesuatu hal yang penting padanya.

"Maaf Tuan. Nona menanyakan tentang perceraian kepada saya, benarkan itu? Anda menceraikannya?" Darren langsung menunjukkan pesan itu pada Althar. Ia sungguh tak menyangka jika pagi ini ia akan mendapatkan pesan seperti ini. Jujur ia kaget setelah membaca pesan itu tadi.

"Pak Darren. Mohon maaf sebelumnya. Apakah Tuan Althar beneran menceraikan ku semalam? Aku tidak tahu dia mabuk atau tidak. Tapi dia beneran berkata seperti itu semalam. Ia bahkan terlihat sangat serius. Apakah aku melakukan kesalahan?"

Althar menatap pesan panjang itu. Raut wajahnya masih tetap sama sedingin kutub utara seperti biasanya.

"Apa dia sudah pergi?" Malah bertanya balik. Ia bahkan langsung kearah meja makan untuk mengambil air putih.

Melihat itu membuat Darren tahu bahwa ini beneran terjadi, ia sangat hafal akan kepribadian Tuan majikannya itu.

Kenapa tiba-tiba Tuan mencarikan Nona? Apa dia melakukan kesalahan?

"Apa karena Nyonya kembali makannya Anda menceraikannya Tuan? Anda yakin itu Tuan? Apa Nona melakukan kesalahan? Apa Anda mabuk?"

"Aku beneran menceraikannya Darren. Dia ternyata kekasih Abrar. Aku tidak mungkin menyakiti adikku jika ia tahu kalau dia itu istriku, makannya aku menceraikannya."

"Apa???" Darren tidak habis pikir. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi sekarang.

"Bagaimana bisa Tuan?"

"Aku tahu tentang ini kemarin. Abrar galau karena putus cinta. Bahkan ia terlihat sedih sekali. Saat aku tahu nama kekasihnya itu Najma aku masih biasa saja. Bahkan aku mengira itu hanya kebetulan saja karena namanya sama. Tapi setelah aku mendengar kisahnya yang katanya ibunya sakit, ia sudah lama tidak masuk kuliah dan dimana dia berkuliah sampai pada akhirnya aku menemukan foto mereka di leptop. Ini yang membuatku mengakhiri semua ini. Biarlah aku menceraikannya, supaya dia bisa lanjut kuliah dan bertemu dengan Abrar kembali. Aku rasa dia juga masih punya cukup uang untuk melanjutkan hidupnya. Beruntung aku menikahinya dan tidak memaafkannya kemarin, aku juga lega melepaskannya dengan keadaan dia wanita yang bersih kan? Aku tidak bisa membayangkan jika dia wanita kotor bekas ku lalu aku berikan pada adikku."

"Ya ampun Tuan Muda. Kenapa seperti ini?"

"Kau tidak ingin berangkat? Ini sudah jam berapa? Nanti kau telat kebandara?"

"Baiklah Tuan muda. Saya harus pamit sekarang"

"Pergilah.."

Kenapa dunia terasa sempit sekali. Aku sungguh tak menyangka akan ini. Aku sangat menyayangkan Tuan Althar, ia hanya ingin memiliki anak tapi kenapa harus berbelit seperti ini. Kenapa Nona Najma juga harus kekasihnya Tuan Muda? Selera kakak adik bahkan sama.

Darren hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menuju bandara.

Terpopuler

Comments

Breagita rolissa

Breagita rolissa

Lanjut thor, kasian ma Althar. Mungkin juga Najma sebenarnya sudah memiliki perasaan padanya, tapi masih kalah dengan rasa bencinya kepada lelaki itu./Angry//Shame/

2024-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!