15. Ingin mabuk!

"Dok. Ibuku pasti sembuh kan? Bagaimana ini dok? Kenapa ibuku harus koma begini?"

"Kami sudah melakukan yang terbaik Najma. Tapi kamu tenang saja. Seseorang telah memanggilkan dokter khusus dari Singapura untuk ibumu. Entah siapa itu saya juga tidak tahu. Bahkan ia sudah menghabiskan biaya 2 miliar untuk mengundang dokter itu kemari agar dapat menangani ibu kamu secara langsung. Dia sangat ahli dalam bidang ini Najma. Kamu jangan putus asa dan teruslah berdoa untuk ibu kamu. Semoga saja ibu kamu diberi kesembuhan setelah ini."

" 2 miliar??? Banyak sekali? Siapa dia?" Tak terbayang seberapa banyaknya uang itu dipikiran Najma. Tapi sekelas Althar uang itu hanyalah uang receh yang biasa ia beli untuk 1 jam tangannya saja.

Ini pasti Tuan Althar? Jika bukan dia siapa lagi?

Tak perduli dari siapa uang itu. Yang penting sekarang adalah kesembuhan ibunya, ia kira setelah operasi berlangsung semuanya akan berjalan dengan baik setelahnya, namun kenyatannya Ibunya harus mengalami koma dan butuh perawatan yang begitu intensif sekarang.

Ternyata dia begitu baik. Aku berjanji jika ibuku sampai sembuh dan sehat lagi, aku akan sangat berterimakasih pada Tuan Althar. Akan aku lakukan apapun untuknya.

*

*

"Darren. Belikan aku 2 botol bir!"

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Tiba-tiba saja Althar memanggilnya untuk datang kerumah dan menyuruhnya untuk membeli sesuatu yang amat sangat tidak ia percaya.

"Apa Tuan? Anda sudah lama tidak mengonsumsinya. Anda yakin itu?" Darren sudah begitu lama mengabdi pada Althar. Ia sangat tahu sikap dan kepribadian Althar selama ini. Mendengar majikannya yang meminta minuman itu membuatnya tidak yakin.

"Kau tidak mendengar perkataanku?!!"

"Tentu saja Tuan. Hanya saja Anda sudah menjaga selama 8 tahun lamanya untuk tidak mengonsumsi itu lagi. Apakah itu semua akan berakhir hari ini? Sedangkan Anda bukankah baru akan memulainya?"

"Percuma saja Darren! Setelah 9 tahun pernikahan dan selama 8 tahun pula aku menjaganya namun apa yang aku dapatkan? Percuma saja aku telah menjaga diriku selama ini! Mana yang aku dapatkan sekarang? Bahkan hidupku hancur berantakan! Kenapa juga aku harus menikahinya!"

Apa maksud Tuan Althar? Kenapa dia tiba-tiba seperti ini? Dia menyesal menikahi siapa? Nona Najma atau Nyonya Fatara? Apa Nona telah melakukan kesalahan? Bukankah ia baru mengurusi urusan rumah sakit ibunya?

"Baik. Saya akan segera membawakan 2 botol bir untuk Anda Tuan."

Darren keluar dari kamar itu. Ia bergegas akan membeli apa yang diperintahkan Althar padanya, namun sebelum itu ia menelpon Najma untuk menanyakan sikap Tuan Althar hari ini yang tak seperti biasanya. Apakah Najma melakukan kesalahan atau tidak? Begitulah yang akan dia pertanyakan pada Nona mudanya itu.

"Halo Nona?"

"Iya Pak Darren. Ada apa?"

"Apa Nona melakukan kesalahan hari ini? Kenapa Tuan Althar tiba-tiba terlihat kesal dan ingin mabuk? Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya menyuruhku untuk membeli bir Nona!"

Bir???

"A-a-aku tidak merasa melakukan kesalahan apapun hari ini Pak Darren? Bahkan aku rasa aku tidak berkomunikasi dengannya hari ini? Lalu kesalahan apa yang telah aku lakukan?" Dikabari seperti itu membuat Najma bingung. Ia memang belom berkomunikasi apapun pada Althar hari ini.

"Iya sudah Nona, jika seperti itu."

Tut!

Panggilan Darren pun mati begitu saja. Ini membuat Najma semakin bingung.

Tuan Althar marah kenapa? Kenapa dia ingin mabuk? Apa karena aku tidak menghubunginya hari ini? Ya ampun jika benar dia menyebalkan sekali! Bukankah dia tahu aku ini sedang dirumah sakit?

Tapi tumben sekali dia tidak mengirim ku pesan?

Najma memilih langsung menelponnya saja. Namun tidak ada jawaban darinya. Baru saja Althar membuatnya tenang dengan kabar dokter dari Singapura itu tapi sekarang ia sudah membuatnya resah begitu saja.

Aku rasa aku harus menemui Tuan Althar sekarang. Dia ini kenapa si? Kenapa tidak mengangkat telponku. Aku juga harus mempertanyakan apakah ia yang membayar dokter itu atau bukan?

*

*

"Ini Tuan." Darren sudah meletakkan 2 botol bir yang diinginkan majikannya itu. Walaupun dengan berat hati ia tetap menyedikan cangkir gelas mungil itu untuknya.

"Akan aku temani Tuan." Darren pun duduk. Entah apa yang membuat Tuan Althar seperti ini. Ia terlihat begitu tak bersemangat alias bersedih diruang kerjannya.

"Tidak usah. Kau pulang saja istirahat. Aku sedang ingin sendiri. Bukankah besok kau harus menjemput Tara."

"Aku hanya takut Anda meminumnya berlebihan. Biar aku temani saja Tuan."

"Pergilah Darren. Aku sedang ingin sendiri." Walaupun berkata rendah namun nada suaranya terdengar menegaskan kepada Darren untuk menyuruhnya pergi.

"Baiklah Tuan. Kabari aku jika Anda membutuhkan sesuatu."

Darren pun segera pergi dari ruangan itu. Tepat sekali saat ia keluar kamar ia mendapati Najma yang baru saja pulang dari rumah sakit.

"No-Nona? Anda pulang?"

"Husss. Tuan Althar kenapa Pak Darren? Kenapa dia tidak mau mengangkat telponku?" Terlihat sekali kegelisahan diwajah Najma. Althar begitu cuek padanya hari ini, bahkan ia tidak mengirim pesan sama sekali padanya dan ini yang membuatnya memilih pulang.

"Saya juga tidak tahu Nona. Ia sedang tidak ingin diganggu. Sebaiknya Nona jangan mengganggunya"

"Memang kesalahan apa yang telah aku lakukan? Aku rasa aku tidak melakukan apapun hari ini? Apa dia marah kepadaku?"

"Tidak tahu Nona. Sebaiknya aku pulang saja. Kenapa Anda meninggalkan rumah sakit? Bukankah ibu Anda sedang menjalani penanganan intensif."

"Aku merasa tidak tenang jika Tuan Althar seperti ini. Aku juga sudah menitipkan ibuku pada temanku disana. Oh iya Pak Darren, apakah Tuan Althar yang mengundang dokter dari Singapura itu?"

"Tentu saja Nona, siapa lagi?"

Iya si, kan hanya Tuan Althar yang tahu ibuku dirawat disana. Lagian siapa lagi yang akan memberiku 2 miliar secara cuma-cuma jika bukan orang kaya ini. Maksudnya Tuan Althar.

"Kalau begitu saya pulang Nona. Apa Anda akan kembali lagi kerumah sakit? Biar aku yang antar. Ini sudah malam, tidak baik jika Nona bolak-balik sendirian kesana."

"Tidak usah Pak Darren. Ini memang sudah malam. Pak Darren pulang saja. Aku akan kembali kerumah sakit besok pagi."

"Baiklah Nona..."

Darren pun segera pergi meninggalkan Najma.

Tanpa mereka sadari sendiri tadi ada yang sedang mengintai mereka dari kejauhan, alias memata-matai mereka untuk mencari tahu kejanggalan yang dirasakannya pada mereka bertiga. Siapa lagi jika bukan Mbak Mia ketua pelayan dirumah ini yang masih berani kesana kemari dimalam hari. Lagi pula ia melakukan hal ini karena rasa cemburunya atas kedekatan Darren dengan Najma. Terlebih saat melihat keduanya mengobrol tadi, walaupun ia tidak mendengar apa yang mereka berdua katakan namun kedekatan Najma dan Darren tadi berhasil membuatnya cemburu, bahkan membuatnya kesal.

Aku sudah bertahun-tahun disini. Sedikitpun aku tidak pernah mengobrol panjang bahkan berbicara sedekat itu dengan Pak Darren. Ini tidak bisa dibiarin! Awas saja kau Najma. Kau orang baru disini! Tapi jangan berharap kau dapat merebut Pak Darren dariku!

Sementara Najma memilih masuk untuk menemui suaminya. Walaupun ia tahu suaminya tidak ingin diganggu ia juga tidak peduli, ia hanya ingin menemuinya dan berbicara denganya.

Najma sendiri juga bisa keluar masuk rumah ini semaunya, karena Althar memberinya kunci rumah duplikat atau bisa dibilang kunci cadangan.

Terpopuler

Comments

Breagita rolissa

Breagita rolissa

Ayo lanjut author... /Shame/

2024-12-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!