Darren sibuk membawa beberapa berkas keruangan itu. Sepertinya banyak data yang harus ia review sebelum pindah haluan ketangan Tuan Althar. Sekertaris juga tampak membantunya sambil membawakan laptopnya.
"Kau bisa tolong fotocopy ini? Setelah itu pindahkan data-data ini juga"
"Baik Pak"
Althar berada diruangan sebelah, hanya terhalang dinding kaca yang kokoh untuk memisahkan kedua ruangan itu. Tentu sangat terlihat Althar sedang apa dan ia sekarang sibuk memainkan laptopnya disana.
"Darren."
Bahkan panggilan itu langsung terdengar nyaring di telinga Darren saat Althar memanggilnya.
"Iya Tuan"
"Darren kau jemput Najma kesini. Sebelum jam makan siang."
Namja?
"Baik Tuannn..."
"Tapi belikan syal dulu di jalan. Suruh dia pakai saat kesini"
"Syal?"
"Iya syal. Apa kau tidak tahu syal?"
"Tentu saja tahu Tuan. Apa Nona sakit? Sepertinya cuacanya juga begitu panas hari ini"
"Sudah belikan saja Darren, kenapa kau banyak pertanyaan sekali? Tinggalkan saja berkas itu. Biar aku yang mengurus."
"Nahhh. Kalau begini kan saya jadi enak Tuan. Hehe.."
Althar tahu Darren sangat sibuk hari ini, terlebih mereka baru melaksanakan meeting dan ada banyak hal yang harus mereka revisi. Jadi ia menyuruhnya untuk menaruh berkasnya saja dimejanya.
Darren pun segera pergi meninggalkan kantor itu untuk menjemput Najma.
Kenapa tiba-tiba Tuan Althar menyuruhku untuk menjemput Najma ke kantor. Apa dia merindukannya? Sungguh jika benar, Najma benar-benar hebat.
Darren hampir lupa untuk membeli syal. Bahkan butik ternama sudah kelewat begitu saja, akhirnya ia memutuskan untuk putar balik karena tidak terlalu jauh juga dari jalan itu. Setelah itu ia baru melanjutkan kembali untuk menjemput Najma kerumah.
Setelah sampai didepan rumah Darren langsung masuk kedalam begitu saja dan segera menuju ke lantai atas.
"Pak Darren. Anda pulang? Apa Anda membutuhkan sesuatu?" Ujar Mbak Mia yang sedikit kaget saat berpapasan di tangga. Kenapa ia tidak menggunakan lift saja tadi, namun memang ia sendiri suka berjalan di anak tangga untuk berolahraga juga. Mbak Mia pun begitu senang walau hanya berpapasan dengan Darren. Ia juga melihat Syal yang ada ditangan Darren itu.
"Tidak ada. Saya pulang hanya akan menjemput Nona. Maksudku Najma."
Untuk apa Pak Darren menjemput Najma? Aneh sekali! Jangan bilang syal itu juga untuk Najma.
Mbak Mia melanjutkan turun tangga dengan menebak-nebak. Ia ingin melihat keduanya saat turun tangga nanti.
Thok Thok Thok!
"Siapa?" Karena takut orang lain Najma bertanya dari dalam, sebenarnya ia sendiri juga sedang menunggu kehadiran Darren tadi. Namun tidak ada jawaban dari luar. Najma pun membuka pintu dengan hati-hati dan memilih mengumpat dibalik pintu.
"Pak Darren."
"Iya, ayo Nona.."
"Syalnya??"
"Astaga aku hampir lupa..."
Darren pun segera memberikan syal itu, melihatnya yang mengumpat dibalik pintu juga membuatnya terheran.
Ada apa dengannya? Kenapa mengumpat dibalik pintu? Kenapa mereka terasa aneh sekali!
Tak ingin bertanya-tanya lagi, setelah Najma keluar dari kamarnya dan menggunakan syal itupun keduanya langsung saja berangkat ke kantor.
Sudah aku peringatkan bocah itu agar tidak mendekati pak Darrenku! Ternyata dia malah memakai syal darinya? Ada hubungan apa mereka sebenarnya? Ini tidak boleh dibiarin!
Walupun Mbak Mia pura-pura tidak melihat mereka tadi justru malah sebaliknya, ia begitu mengamati keduanya dan bahkan melihat Najma memakai syal yang ada ditangan Darren tadi dan membuatnya begitu kesal.
*
*
"Makasih syalnya Pak Darren. Saya lupa bilang terimakasih tadi.." Ujar Najma memecahkan keheningan didalam perjalanan itu. Hari ini terasa panas sekali, tapi Najma malah memakai syal sungguh membuat Darren terheran sebenarnya.
"Itu dari suami Anda Nona. Berterimakasihlah padanya nanti."
"Tatap saja Anda yang membawakannya."
Suasana perjalanan tentunya seperti itu-itu aja. Tidak ada yang menarik. Namun setelah beberapa meteran keluar dari jalan tol dan memasuki jalan biasa Najma melihat begitu banyak pedagang keliling. Karena jalanan macet membuat Darren mengambil jalan pintas lain.
"Pak Darren. Apa aku boleh beli makanan itu. Aku ingin sekali. Please..."
"Beli Apa Nona?"
"Beli itu tadi kelewatan."
"Jangan makan makanan sembarangan Nona. Nanti kalau Nona kenapa-napa bagaimana?" Bukan ingin melarangnya Darren, namun Darren juga ingin berjaga-jaga dan menjaga Nona mudanya itu. Jikalau pun ia kenapa-kenapa nantinya ia juga yang akan disalahkan.
"Please Pak Darren. Aku ingin sekali itu..." Sambil memegangi perutnya. Entah kenapa ia merasa lapar dan ingin sekali beli kue rangin yang ada di pinggir jalan itu.
Apa jangan-jangan Nona sudah hamil? Tidak mungkin! Ini baru 7 hari pernikahan mereka. Tapi kalau ini adalah tanda-tanda rasa ngidamnya bagaimana? Nanti aku menyiksa anak Tuan Althar, aku tidak ingin melakukan itu hanya karena melarangnya menginginkan makanan itu.
Darren pun mengalah dan menemaninya turun dari mobil itu. Sungguh baru keluar dari mobil itu saja semerbak kue rangin sudah membuat jiwa Najma meronta-ronta. Ia begitu senang seperti menemukan emas saja sekarang.
"Pak Aku mau beli 1 porsi."
"Oke kakak. Silahkan duduk dulu." Pedagang itu terlihat mendekatkan kursi kosongnya pada Najma.
"Terimakasih."
"Pak Darren. Apa Anda sudah pernah makan makanan ini?"
Darren masih tetap berdiri sambil menjaga Nona mudanya yang duduk. Ia hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Najma.
"Kalau begitu akan aku belikan 1 porsi."
"Tidak usah Nona. Terimakasih"
"Tapi Anda harus mencicipinya. Ini sangat enak. Anda harus coba."
Darren pasrah melihat Najma yang membeli 1 porsi lagi. Jujur semerbak kue itu juga menyengat enak di hidungnya. Namun entah apa rasanya Darren juga belom tahu.
"Ini untukku. Dan ini untuk Pak Darren. Anda harus mencicipinya. Ini sangat enak. Percayalah.." Najma sudah menaruhnya di jok depan disamping Darren menyetir.
"Ah iya Terimakasih Nona.."
"Tapi apakah aku boleh makan sekarang Pak Darren? Aku ingin sekali memakannya?"
"Makan saja Nona, kenapa harus meminta izin? Anda tidak perlu sungkan untuk melakukan apapun.."
"Ah.. Baiklah terimakasih. Maaf Pak Darren aku makan dulu kuenya"
"Iya Nona.."
Dia ini bawel sekali. Pantas Tuan Althar selalu gemas padanya.
Mungkin suasana dimobil itu Darren menganggap Najma majikannya, namun tidak dengan Najma yang sebaliknya, ia mengangap Darren seperti atasannya sendiri yang seperti biasanya sebelum ia menikah dengan Tuan Althar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Breagita rolissa
Penasaran kalau Najma hamil sikap Althar kek gimana? /Grin//Chuckle/
2024-09-29
0