10. Mood senang

"Mia siapkan aku 2 roti panggang."

2? Biasanya juga 1. Apa Tuan Althar sedang lapar?

"Baik Tuan"

Apapun perkataannya turuti saja. Ini akan membuat mereka aman bekerja dirumah itu.

Bahkan lelaki yang terbilang hampir sempurna itu memilih duduk di ruang makan menunggu koki yang sedang menyiapkan roti panggang.

Tidak seperti biasanya. Ia biasanya langsung naik ke lantai atas dan memilih menunggu roti panggangnya itu di lantai atas. Tapi sekarang ia malah memilih duduk disitu dan berakhir bikin susu. Ia juga sekaligus meneguk 1 gelas susu itu habis dibawah. Althar bahkan membuat lagi susu satu gelas penuh.

Dia bikin susu lagi? Apa dia juga kehausan?

"Ini rotinya Tuan. Anda mau makan disini? Atau saya bawakan ke lantai atas?"

"Saya akan makan di lantai atas. Biar saya bawa sendiri"

"Anda tidak menyuruh Najma untuk membawakannya Tuan?"

"Dia sedang menyiapkan peralatan kantorku. Saya juga harus kekantor lebih pagi. Kenapa sejak tadi kau juga melihati makananku? Apa saya tidak boleh makan 2 sekaligus? Saya sadang lapar!"

Althar tahu Mbak Mia sedang terheran-heran dengan dirinya dan menebak-nebak makan itu, makannya ia memilih bertanya dengan ketus padanya tadi.

"Ti-Tidak Tuan. Justru saya sangat takut Anda keberatan membawa makan itu. Jika Anda menghabiskan semua itu justru kita juga merasa sangat senang terutama Pak Koki. Ya kan Pak?"

Pak Koki langsung mengaggukan kepalanya setuju dengan ucapan Mbak Mia.

Althar langsung memilih meninggalkan mereka ke lantai atas.

2 gelas susu? 2 buah roti panggang sekaligus? Apa ia sanggup menghabiskan semua itu? Sungguh tidak seperti Tuan Althar biasanya.

Hari ini Althar harus berangkat ke kantor lebih pagi. Melihat Najma yang masih tidur membuatnya berbohong kepada para pelayan bahwa Najma sedang mengerjakan tugas kantornya di kamar dan tidak boleh diganggu. Tadi ia berbohong Najma sedang menyiapkan peralatan kantornya dan sekarang ia berbohong seperti itu. Suka-suka kau saja Althar. Bahkan

Mereka percaya begitu saja, karena Najma juga anak perkuliahan sangat mungkin ia bisa mengerjakan tugas perkantoran dari Tuan Althar.

1 gelas susu dan 1 lagi roti panggang miliknya pun memang bukan untuk dirinya, melainkan untuk Najma. Ia sudah menaruh susu dan roti itu disamping meja ranjang dimana Najma tertidur. Jika bukan karena melayaninya yang brutal semalam pasti ia sudah menyiramnya dengan air karena jam segini masih tidur.

Sebenarnya rada aneh si menurut mereka. Namun tidak mungkin mereka mengira-ngira yang tidak-tidak kepada Tuan Althar. Terlebih Althar dan Najma bak langit dan bumi, tentu saja tidak mungkin, jadi mereka lebih memilih percaya saja akan semua perkataan Althar.

"Aku berangkat. Jangan lupa makan dan minum susunya. Jangan keluar kamar jika kau belom mandi. Kau tampak berantakan!" Althar mengirim pesan itu kepada Najma ditengah perjalannya.

10 menit. 20 menit dan 30 menit berlalu. Namun tidak ada balasan dari sang istri.

Kenapa dia belom membalas juga? Apa dia belom bangun? Susu dan rotinya pasti dingin.

Bahkan sudah 1 menit ia sampai diparkiran kantornya ia masih sibuk dengan ponselnya.

"Tuan kita sudah sampai. Apa Anda tidak mau turun?"

"Kenapa dia belum membalas pesanku? Apa dia belum juga bangun?" Bahkan ia tidak mendengar apa yang dikatakan Darren padanya.

Ia masih terus saja mengetik.

"Kenapa kau tidak membalas pesanku? Kau sengaja melakukan ini? Jangan mebuatku kesal Najma!"

"Darren kenapa kau terus berhenti? Apa macet?"

Macet? Astaga! ia tidak mendengar perkataanku?

"Macet Tuan. Tidak bisa jalan lagi. Nanti nabrak lobby"

Mendengar jawaban itu membuat Althar menatap sekeliling. Apa yang membuatnya macet? Dan ternyata ia sudah sampai di lingkungan kantornya.

"Kita sudah sampai? Kenapa kau tidak bilang-bilang."

Astaga Anda yang terlalu fokus dengan ponsel Anda Tuan.

Althar pun bergegas turun dari mobil.

Darren hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengikutinya masuk kedalam. Ia juga akan melaksanakan meeting penting pagi ini.

"Kita langsung meeting saja Darren. Kau sudah mengonfirmasikannya ke manager?" Menunggu balasan dari istrinya membuatnya kesal sendiri jadi ia memutuskan untuk langsung meeting.

"Sudah Tuan. Mereka sudah menunggu diruang meeting"

Althar dan Darren pun segera masuk ke ruangan meeting. Ia langsung memulai apa yang harus mereka perbincangan hari ini.

"Bekerja di perusahaan ini yang saya harapkan dari kalian adalah kegigihan dan kejujuran dalam bekerja. Serta jangan semena-mena dengan karyawan lain terutama ke bawahan hanya karena kau merasa atasan atupun senior! Perusahaan kita tidak akan menjadi apa-apa jika bukan karena kerja keras dari bawahan seperti mereka. Kalian paham itu?"

"Paham Tuan?" Mereka pun serempak mengatakan itu.

"Saya mengangkat kalian seperti ini juga karena kerja keras dari kalian selama ini. Mungkin kali ini saya mempercayakan kalian. Saya harap kalian juga tidak akan mengecewakan saya. Kalian sudah tahu apa akibatnya jika berani menggelapkan uang perusahaan kan?"

Mereka semua mengangguk.

"Tidak ada ampun untuk kalian jika berani melakukan itu! Jika kalian butuh uang bilang saja. Jangan seperti orang-orang terdahulu main seenaknya mengambil uang perusahaan! Jika gaji kalian kurang kita juga bisa menegosiasikannya. Apa kalian paham!"

"Paham Tuan." Semua orang tentu saja mengiyakan semua itu.

Namun ada beberapa orang yang hatinya sedang berdebar-debar diruangan ini menantikan presentasi mereka.

Bagaimana tidak? Omset penjualan kali ini menurun drastis dari minggu lalu. Terlebih para atasan terdahulu habis berulah dan dipecat semua karena mengelapkan uang perusahaan. Sementara mereka baru saja memulai semua ini dan belom memuaskan hasil. Melainkan menurunkan omset besar minggu ini.

"Dan kamu silahkan presentasikan apa yang harus kamu presentasikan"

"Ba-Baik Tuan..."

Drttt Drttt!

Pesan terlihat masuk juga ke ponselnya. Dan ternyata istrinya telah membalas pesan itu lalu membuatnya antusias untuk membukanya. Althar langsung duduk begitu saja saat salah satu staff karyawannya akan melakukan presentasi. Melihat semua itu membuat Darren memasang penuh telinganya.

"Terimakasih untuk susu dan rotinya Tuan. Maaf juga saya baru membalas pesan Anda. Saya habis membersihkan diri saya dan ini bagaimana? Tidak bisa hilang Tuan?"

Najma langsung mengirimkan foto lehernya yang memerah dan bahkan hampir ungu karena ulahnya itu semalam.

Dia begitu segar. Manis sekali.

Foto itu malah terlihat memanjakan matanya dan bahkan membuatnya senang sekarang. Ia bahkan masih ingat saat ia menyesap dan mengecap itu dengan sempurna. Najma dibuatnya mendesah hebat. Tentu saja Althar semakin tersenyum akan itu.

"Saya sudah menggosok-gosoknya dengan sabun, tapi tidak mau hilang! Kalau orang-orang lihat bagaimana? Pengin nangis..."

"Kenapa pengin nangis? Bukankah itu bagus?Tinggal ditutupi saja dengan kain. Menurutku itu juga bagus di lehermu" Astaga Althar sempat-sempatnya kau malah menggodanya, sedangkan Najma sedang serius dan gelisah tak terkira.

Aihhh! Orang ini benar-benar tidak mengerti apa yang aku katakan!

"Kalau Mbak Mia sampai liat ini dan bertanya kepadaku aku harus jawab apa Tuan? Apa Anda tidak mengerti itu?!!"

Dihh, kenapa dia galak sekali! Apa dia sedang menggodaku?

"Bilang saja di gigit serangga."

Seenaknya kau bilang di gigit serangga Tuan? Jelas-jelas ini di gigit drakula seperti kau!

Najma tidak membalas pesan itu lagi, ia terlihat kesal juga setelah membaca pesan Althar.

Althar masih tersenyum sendiri, lalu membalas pesannya lagi walau Najma tidak membalasnya karena kesal.

"Tunggulah dikamar saja, nanti siang dijemput. Kamu ke kantor saja biar aman sekalian kita makan siang disini"

Sementara mata para karyawan sudah serempak menatapnya. Mereka ingin mengerti apa yang akan dikatakan Tuan Althar sekarang. Staf tadi juga sudah selesai melakukan presentasi dan tentunya menyatakan penjualan produk yang begitu menurun drastis.

"Bagaimana Tuan? Omset minggu ini menurun drastis. Mereka masih kesulitan untuk mengatasi pekerjaan baru mereka" Lanjut Darren memperjelas. Bagaimana Darren tidak memperjelas, ia tidak mendengarkan apa yang staff presentasikan tadi.

"Tingkatkan lagi. Saya tahu kalian bisa. Tunjukkan kehebatan kalian sampai habis bulan ini." Malah menjawab dengan santai. Ia bahkan memberi mereka semangat dan tentunya membuat semuanya lega sekarang.

Syukurlah. Hati para karyawan yang meeting itu pasti serempak mengucapkan rasa syukur walau dalam hati mereka masing-masing.

Drttt Drttt!

Ada pesan lagi. Ia bahkan tertarik lagi untuk membukanya sambil tersenyum kecil, kecil sekali. Namun terlihat jelas dia sedang mood senang hari ini.

Terpopuler

Comments

Breagita rolissa

Breagita rolissa

Mulai nih si Althar/Joyful//Chuckle/

2024-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!