9. Yang kedua kalinya

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Althar ingin mengecek keberadaan istri keduanya itu.

Laptop terlihat masih menyala diatas meja. Bahkan pintunya tidak terkunci. Dia kemana? Kenapa pintunya tidak dikunci? Pikirnya.

Setelah itu Althar langsung masuk dan mengunci pintu kamar itu.

Suasana rumah juga sudah sepi, para pelayan tentunya sudah pada pulang dan yang tinggal disini tentunya juga sudah waktunya istirahat dan tak bekerja lagi. Mereka semua di lantai paling bawah. Sementara Najma berada di lantai atas tentunya.

"Astaga dia sedang mandi? Apa yang dia lakukan. Bahkan dia tidak mengatur switch glass kacanya. Pintu pun tidak ia kunci. Dia ini benar-benar!"

Mana Najma tahu kaca kamar mandi itu bisa buram bening otomatis Tuan. Dia benar-benar tidak tahu apapun. Setahu dia mungkin model kamar mandinya memang begitu dengan kaca tembus pandang dan siapapun bisa liat dari luar dengan sempurna.

Apa gunanya kaca kamar mandi jika modelnya harus tembus pandang begini. Apa fungsinya hanya untuk menyeka air. Kenapa tidak dibikin tembok saja, rumah ini benar-benar aneh!

Sebenarnya Najma sendiri merasa terheran juga tadi, tapi mau bagaimana lagi? Ia belom mandi sejak siang dan ingin sekali membersihkan diri setelah menyelesaikan tugas kuliahnya. Ia pikir juga aman dan ini sudah malam tentunya Althar akan membiarkannya istirahat.

"Apa yang dimaksud Tuan Althar kecil? Punyaku terlalu kecil. Dia tidak puas?" Mengetesnya sendiri karena tidak percaya dengan tangannya. Astaga entah kenapa ia begitu memikirkan perkataan Tuan Althar.

"Tidak juga. Lelaki mesum itu benar-benar keterlaluan! Seenaknya dia mengataiku seperti itu!"

"Aihhh! Apa aku yang mesum sekarang? Kenapa juga aku harus memikirkan perkataannya. Ini bagus Najma. Semoga saja nafsunya kepadaku hilang!"

Haha apa kau tahu Najma? lelaki itu sedang tergelak menyenderkan dirinya dipintu. Bagaimana tidak? Sendiri tadi dengan sadar ia memperhatikanmu mandi dan melihat tingkahmu seperti itu di depan cermin. Apalagi ketika kau mengecek buah dadamu sendiri. Ini sungguh membuatnya tergelak sambil menggelengkan kepalanya.

Apa dia benar-benar mempercayai omonganku. Bahkan aku hanya ingin menggodanya saja.

Althar juga keterlaluan. Lagi-lagi ini membuatnya senang. Sebenarnya Althar bisa mengatur monitor kaca bening buram itu dari luar tapi ia justru membiarkannya dan malah menikmati pemandangan itu.

Karena merasa senang dan sudah percaya diri bahwa Althar pasti tidak akan nafsu lagi padanya menjadikannya mandi sambil berputar senang.

Bahkan mandi saja dia seperti itu? Astaga dia begitu sexy ternyata. Bisakah tidak menggodaku malam ini!

Althar kesal sendiri. Ia sudah menelan salivanya. Melihatnya mandi membuat gairahnya memuncak tiba-tiba. Bagaimana tidak? Salah sendiri ia memperhatikan setiap lekuk tubuh indahnya itu. Bahkan ia merasakan sesuatu yang sudah mengeras dibawah sana.

"Tuan???"

Brugghhkkk!

"Aww!"

Melihat Althar yang sedang memperhatikannya mandi dari luar membuatnya langsung menjatuhkan shower karena kaget.

Sejak kapan lelaki itu ada disini? Brengsek sekali dia memang begitu mesum! Bahkan dia mengintip ku mandi!

Bukan mengintip Najma. Kau saja yang tidak mengatur bening buram kaca itu. Althar pun terheran dia pikir juga kau tahu akan model switch kaca seperti ini dan ternyata tidak.

Najma buru-buru mematikan kran. Ia langsung mengambil handuk dan membalut tubuhnya yang basah dengan handuk itu. Ia juga menatap sengit Althar yang sedang tersenyum entah apa yang ada dipikirannya. Bahkan kakinya terasa berdenyut karena kejatuhan shower tadi.

Althar mendekat dengan santai. Apa dia merasa berdosa? Tentu saja tidak. Ia melihat tubuh istrinya sendiri dan ini juga kamarnya, rumahnya, tentu saja haknya mau keluar masuk ke ruang manapun. Ternyata benar juga apa kata Najma untuk menikahinya, jadi ia lebih leluasa dan tidak merasa berdosa jikapun ia bersikap lancang semaunya seperti ini.

"Kenapa Tuan ada disini? Sejak kapan?"

"Ini juga kamarku! Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Althar sudah masuk ke dalam kamar mandi. Ia langsung mengambil remote kontrol kecil kaca itu yang ada di samping pintu kamar mandi.

"Jika kau mau mandi atur bening buram kacanya dengan ini. Apa seperti itu saja kamu tidak tahu?"

Najma menggelengkan kepalanya, memang ia tidak tahu jadi ia jawab dengan jujur. Ia kira kaca-kaca seperti itu hanya ada di film-film, ternyata rumah Althar juga begitu. Ia tidak habis pikir.

Setelah Althar memencet tombol merah itu seketika kaca buram semua. Tentu saja jika Najma mandi tidak akan terlihat dari luar.

"Wahh...kacanya canggih sekali. Kenapa Anda tidak memberitahuku sebelumnya Tuan?" Sedikit kesal.

"Sebenarnya aku tidak ingin memberitahumu. Biarkan saja kamu mandi dengan kaca tembus pandang seperti tadi, jadi aku bisa leluasa melihatmu. Namun aku tidak tega. Jika orang lain yang masuk bagaimana. Bahkan kau tidak mengunci pintu kamarmu tadi!"

"Kenapa Anda mesum sekali! Bisa keluar dari sini Tuan? Aku mau mandi!"

"Kau berani mengusirku? Kau mengataiku mesum? Hah? Baiklah kalau gitu aku akan mesum sekarang.." Menatap tajam istrinya. Melihat tubuhnya yang basah membuatnya semakin tergoda saja sekarang.

Apa? Dia akan mengancamku lagi untuk pengobatan ibu? benar-benar!

"Hehe tidak Tuan. Bisa tolong keluar sebentar aku mau mandi"

"Kenapa kau baru mandi?"

"Aku habis mengerjakan tugas kuliah Tuan. Jadi Anda bisa keluar sekarang.."

Karena sibuk mengurusi pengobatan ibunya membuat Najma beberapa hari ini tidak datang ke kampus. Jadi begitu banyak tugas yang ia miliki dan harus ia selesaikan.

"Kenapa kau takut sekali? Aku tidak akan memakanmu! Aku juga belom mandi. Ayo kita mandi bareng." Althar langsung mengunci kamar mandi itu hanya dengan sidik jarinya saja sambil menyeringai kecil. Melihatnya ketakutan seperti ini membuatnya jadi gemas. Intinya walaupun Najma mengunci semua pintu dikamar ini, ia bisa membukanya hanya dengan sidik jarinya.

"Tu-Tuan tapi aku sudah selesai. Anda bisa mandi sendiri.."

"Kau bilang mau mandi tadi kan! Sekarang bilang selesai?"

"I-iya Tuan. Aku hanya bergurau. Jadi aku sudah selesai" Mencoba menghindarinya.

Dia mau ngapain si! Tuhan selamatkan aku malam ini.

"Kau tidak ingin melayani ku sekarang? Bukanlah kau yang sudah menggodaku dari luar?"

"Anda yang mengintip ku."

"Bisa-bisanya kau menyangkal apa yang aku katakan!"

Althar langsung menghadapkan tubuh istrinya itu ke cermin. Ia bahkan bertanya menggoda sambil mencium tubuh itu yang wangi.

Cup!

"Mau melayani ku atau tidak? Atau aku telpon Darren sekarang!"

"Iy-iyaa Tuan. Aku akan melayani Anda.. "

"Nah bagus..." Tersenyum senang Althar. Ia menggemaskan juga ternyata. Apalagi saat ketakutan begini.

Apa dia memanfaatkan ku sebagai pemuas nafsunya sekarang? Mau sampai kapan aku akan seperti ini dengannya!

Ingin sekali menangis namun mau bagaimana lagi. Althar bisa melakukan apa saja termasuk memberhentikan pengobatan ibunya.

"Apa yang kau lakukan di depan cermin tadi?"

Apa! dia bahkan tahu saat aku bercermin. Berarti dia mengamati ku begitu lama? Menjijikkan sekali!

Menginjak kakinya dengan kuat-kuat.

"Mesum! Dasar mesum! Lelaki mesum! Kau ini benar-benar mesum ya!

"Ahh! Iya.. Iya ampuni aku! Aduh sakit! Kakiku sakit! Kau berani menginjak ku??"

"Husss. Malah melamun!" Ternyata itu hanyalah khayalannya. Bisikan Althar yang berdesir ditelinganya langsung menyadarkannya yang sedang melamun.

"Bagaimana menurutmu? Apa perkataanku benar?"

Cup.. Cup..

Masih menciumi leher istrinya itu yang begitu wangi.

Bahkan tangan itu sudah menjalar semaunya. Sungguh ini bukan pertama kalinya, namun Najma tetap merasa jantungnya mau copot saat melayani Tuan Althar.

"Apanya Tuan?" Seketika salting sendiri, bahkan ia menanyakan apa yang seharusnya tidak ia tanyakan padanya.

"Apa benar ini kurang besar?" Sudah memegang dada itu dengan seenaknya.

"Akan ku perbesar kau tenang saja..."

Plakkk!

"Yang besar balon! Anda ini benar-benar ya Tuan! Bisa jaga ucapan Anda? kenapa Anda mesum sekali!"

Lagi-lagi itu hanya sebatas hayalannya di depan cermin. Ia bahkan sendari tadi memandangi wajah tampan Althar yang menciumi lehernya di cermin itu dengan penuh nafsu.

Sungguh menggelikan. Mana yang kenyataan mana yang tidak sekarang, jujur ia menjadi oleng sendiri saat bersama dengan Tuan Althar.

Tangan itu bahkan sudah merengkuh kuat buah dadanya dibalik handuk itu.

Yang katanya kecil kenapa kau suka sekali merengkuhnya Tuan!

"Kau merusak seleraku!" Tiba-tiba saja Althar begitu. Moodnya rusak dengan sendirinya. Perasaan Najma hanya diam saja melayaninya. Ia jadi bingung sendiri sekarang.

"Merusak bagaimana Tuan?"

"Seharusnya kau melayani ku dengan senang! Dengan senyuman! Dengan penuh godaan! Kenapa tidak ada menarik-menariknya!" Desis Althar kesal sambil melepaskan tubuh itu.

Yang bilang saya menarik siapa Tuan? Astagaaa! Jadi aku yang harus menggodamu begitu?

"Lanjutkan saja madimu! Aku akan menemui Darren!"

"Jangan Tuan! Aku ingin bersama Anda. Disini saja bersamaku. Aku mohon. Ayo kita lakukan itu...Aku mau...."

Lagi-lagi aku yang harus memohonnya astagaaa!

"Baiklah jika kau memaksa!"

Haha Anda gila? Perasaan Anda yang memaksaku begini! Dan sekarang kau menyebutnya aku yang memaksa. Terserah kau saja. Cepetan Tuan! Aku tidak ingin berlama-lama denganmu!

Ingin mencekiknya namun bagaimana lagi? Ia hanya bisa berteriak didalam hatinya sekarang.

Akhirnya Najma yang menarik tubuh Althar dengan segera. Althar sungguh terhibur akan itu. Ia merengkuh tubuh itu kembali dengan hangat dan mendudukannya dipangkuan. Karena tak sabar ia juga sudah membuang handuk itu jauh-jauh dari tubuh istrinya. Tentu saja ia sudah tak berlapis sehelai benang pun di pangkuannya.

"Cukup layani aku dengan baik. Maka hidupmu akan baik-baik saja. Kau mengerti?" Berbicara seenaknya namun tangan itu juga mulai bertingkah semaunya.

"I-iya Tuan. Ahh..Emmh!" Cubitan-cubitan manis Tuan Althar dipuncak buah itu membuatnya mendesah seketika. Ini membuat Tuan Althar semakin tersenyum senang. Ia begitu tergoda akan suara itu. Bahkan terdengar candu sekali.

Kali ini Najma memilih menutup mulutnya saja sambil memejamkan mata. Ia tidak sanggup untuk memberontak. Bahkan Tuan Althar malah makin menggodanya dengan melumat puting itu dengan manja.

"Tu-Tuan?"

"Kenapa? Tak usah ditahan! Ayo kita lakukan di sana." Althar langsung mengangkat tubuh sexy itu dan membawanya ke atas ranjang. Ia benar-benar mengajaknya bercinta lagi malam ini.

Cinta itupun terjadi lagi dengan panas untuk yang kedua kalinya. Sampai akhirnya Najma benar-benar tertidur karena lelah.

Cup..

Tuan Althar meninggalkannya dengan satu kecupan di kening, entah kenapa melihatnya nurut begini membuatnya gemas. Bahkan ia seperti moodbooster untuknya sekarang. Masalah kantor seketika lenyap dari pikirannya setelah bersamanya.

Terpopuler

Comments

Breagita rolissa

Breagita rolissa

lanjut thor, the best pokoknya ceritanya/Kiss//Chuckle/

2024-09-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!